Share

Bab 48

Kemudian lelaki itu melihat nasi goreng teri medan yang kelihatan sangat menggugah selera itu. "Mana piring nasimu?" tanya Rayyan seraya mengelap wajahnya yang sedikit basah oleh peluh.

"O–oh, akuu ... pu–punyaku nanti masih di dapur, Mas," kilah Tari sedikit mengulas senyuman. Ia masih merasa awkward di karenakan perlakuan suaminya barusan. Hal itu sangat berpengaruh ke jantungnya, sehingga organ vital tubuhnya itu mesti senam dulu di pagi hari ini.

"Bawa ke sini. Saya mau makan sama kamu." Rayyan mendudukkan bokongnya ke atas sofa dan meraih gelas jus tomat, lalu meneguknya perlahan. Kemudian pria itu menoleh ke arah sang wanita yang masih terpaku di tempatnya berdiri. Ia pun memicingkan mata.

"Ah! I–iya, Mas. Aku ambil dulu makananku." Seakan baru tersadarkan, tatapan intimidasi dari Rayyan itu menarik Lestari dari ketermanguannya.

"Huuuft ...." Rayyan menghela napas lelah. Ia berusaha mengendalikan emosi, sebab tak mau merusak mood-nya di pagi hari ini.

Ya, hatinya merasa se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status