“Anak Mama yang cantik pintar sekali minum susunya. Lapar ya, Nak?” Aubree mengelus pipi bulat Audie. Senyuman di wajah Aubree terlukis begitu hangat melihat Audie yang menyusu begtitu lahap. Kini usia Audie telah memasuki dua bulan. Tubuh Audie gemuk dan sehat. Setiap hari Aubree begitu menikmati masa-masa dirinya menjadi seorang ibu.Jujur, pernah terbesit dalam benak Aubree akan ketakutannya memiliki seorang anak. Dia takut dirinya tak bisa menjaga anaknya dengan baik. Pun dia takut salah memberikan gizi untuk anaknya. Namun, ternyata apa Aubree mampu menjadi ibu yang sigap untuk Audie. Setiap malam Aubree tidur larut hanya demi Audie. Bahkan Aubree pun meminta dokter anak terbaik untuk memantau dengan baik tumbuh kembang putri kesayangannya.Di Jepang, Aubree hanya hidup sendiri bersama dengan beberapa pelayan. Rumah yang dia pilih pun bukanlah rumah yang terlalu mewah. Rumah yang bisa dikatakan sederhana tapi memiliki taman yang luas. Aubree memang ingin memiliki rumah yang seju
Aubree membayar barang-barang belanjaannya ke kasir. Seperti biasa Aubree kerap berbelanja kebutuhan rumahnya sendiri. Jika dulu Aubree sama sekali tak pernah membelanjakan kebutuhan rumah kali ini sangat berbeda. Aubree telah meninggalkan kehidupan lamanya. Sekarang Aubree hanyalah seorang ibu yang menginginkan yang terbaik untuk putrinya.Saat Aubree sudah selesai membayar, dia melangkah keluar supermarket. Beruntung hujan telah reda. Kalau hanya gerimis, Aubree akan berjalan menerobos. Dia lupa membawa payung. Pun tadi Aubree memarkirkan mobilnya cukup jauh. Mau tak mau Aubree harus berjalan kaki menuju parkiran mobil lebih dulu. Andai tadi dia tahu akan turuh hujan, maka Aubree akan bersiap lebih awal menyiapkan payung.Aubree sedikit menundukan kepalanya seraya merapatkan coat di tubuhnya. Lantas Aubree buru-buru menuju parkiran. Namun tiba-tiba …“Aubree.” Suara berat familiar begitu dia kenali memanggil namanya dengan jelas. Refleks, Aubree mengalihkan sedikit pandangannya pada
Suara tangis bayi membuat Aubree yang tertidur pulas langsung terbangun. Aubree mengerjap mata beberapa kali. Saat Aubree sudah membuka mata, dia segera menepuk-nepuk pelan bokong Audie. Putri kecilnya itu menangis di tengah malam. Namun, alih-alih tidur kembali malah Audie menangis semakin keras. Aubree segera bangun sambil menggendong bayi mungilnya. Pun Aubree menyusui Audie. Dan sayangnya Audie tetap tidak menghentikan tangisnya. Audie menangis semakin keras. Membuat Aubree kebingungan. Tak biasanya Audie rewel seperti ini.“Sayang … kau kenapa, Nak?” Aubree cemas. Wanita itu memeriksa bokong putri kecilnya namun bersih tak ada tanda kalau putrinya buang air kecil.“Nyonya? Apa Anda butuh bantuan?” Pengasuh segera datang kala mendengar tangis Aubree.“Tidak usah. Biar aku sendiri saja,” jawab Aubree pelan.“Baik, Nyonya.” Sang pengasuh pamit undur diri dari hadapan Aubree.Aubree menimang pelan tubuh Audie. Namun tangis Audie semakin keras. Refleks, Aubree berjalan- jalan di dala
“Nathan hentikan!”Aubree berteriak keras kala Nathan menghajar Joseph tanpa ampun. Ya, Aubree melepas topeng kepura-puraannya yang seolah tak mengenali Nathan. Dalam situasi seperti ini, Aubree pun dilanda kepanikan serta kecemasan yang hebat. Ditambah Nathan membabi-buta memukuli Joseph. Pun Joseph tak tinggal diam. Joseph yang tadinya tidak membalas, ahkhirnya mulai membalas Nathan. Kedua pria itu berkelahi sengit. Saling memukul. Keduanya sulit dikalahkan karena mereka memiliki tenaga yang sama. Tinggi badan mereka pun sama. Tubuh yang sama-sama gagah. Itu yang membuat perkelahian mereka tak bisa dihentikan. “Nathan, berhentiii!! Kau bisa membunuh adikmu sendiri!”Aubree berteriak semakin keras begitu menggelegar dan sukses menghentikan perkelahian itu. Napas Aubree memburu. Emosinya meluap dan tidak lagi bisa menahan dirinya. Baik Nathan dan Joseph sama-sama melangkah mundur. Wajah kedua pria itu babak belur. Terutama Joseph yang luka wajahnya jauh lebih parah. Bukan Joseph tak
“Nyonya Aubree, putri Anda demam tinggi.”Suara pelayan berseru panik dan cemas sontak membuat Aubree terkejut. Aubree langsung mengambil alih Audie. Tangis putri kecilnya itu semakin keras. Membuat Aubree semakin panik. Joseph yang ada di sana pun segera menghubungi dokter. Sedangkan Nathan? Pria itu masih membeku diam di tempat. Otak Nathan blank seketika, ditambah tangis bayi semakin keras itu membuat kaki Nathan seperti jelly yang tak bisa berdiri tegak. Hingga ketika dokter sudah datang Aubree segera masuk ke dalam rumah bersama dengan Joseph. Pun Nathan mengikuti meski langkah kaki Nathan begitu berat. Otak Nathan seolah tak lagi berfungsi. Napas Nathan memberat bahkan sesak. Detik itu juga ingatan Nathan tergali satu tahun lalu di mana dokter mengatakan Aubree sedang mengandung. Membayangkan itu membuat Nathan tak bisa lagi mengeluarkan sebuah kata.‘Apa mungkin dia putriku?’ batin Nathan resah. Saat dokter tengah memeriksa Audie, tak ada satu pun percakapan terjalin. Josep
“Maafkan aku, Aubree. Berikan aku satu kali kesempatan untuk memperbaiki semuanya.”Aubree terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Nathan. Hatinya nyaris melemah tapi mati-matian Aubree berusaha menguatkan dirinya. Dia tak ingin menjadi wanita lemah seperti dulu. Sudah cukup dirinya memiliki obsesi pada Nathan yang membuat kewarasan di otaknya hilang. Tidak. Aubree tak akan lagi membiarkan dirinya menjadi wanita bodoh. Mencintai pria yang tak menginginkan kita adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini.“Nathan.” Aubree menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. “Tidak perlu ada yang diperbaiki. Kita sudah ada di tempat yang semestinya. Aku dan Audie sudah bahagia, Nathan. Aku mohon jangan lagi mengusik itu. Kau bisa mencari kebahagiaanmu sendiri.”“Aubree, apa kau tidak lihat? Putri kita masih sangat kecil. Putri kita membutuhkan keluarga yang utuh. Demi Tuhan aku mengakui kesalahanku, Aubree. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku menyadari wanita yang sejak dulu aku
Malam kian larut. Aubree baru saja berhasil menidurkan Audie yang sejak tadi tidak henti menangis. Tak biasanya Audie begitu rewel. Bahkan Aubree pun sempat kesulitan menidurkan Aubree. Jika biasanya Audie akan tenang jika sudah meminum susu, kali ini berbeda; Audie selalu menangis bahkan setelah selesai minum susu pun, putri kecilnya akan tetap rewel. Seharian ini Audie tidak bisa dibaringkan di ranjang. Aubree harus menggendong Audie agar putrinya itu tidak terus menangis. Ya, baru kali ini Aubree sedikit kewalahan. Pun tadi dikala Audie digendong pengasuh, putrinya itu malah menangis semaki keras.Aubree yang masih belum bisa tidur, memilih melangkah menuju balkon kamar. Wanita itu ingin menikmati cuaca malam yang cerah itu. Pertemuannya tadi pagi dengan Nathan membuat hati Aubree sesak. Tak pernah dia sangka, Nathan sampai mencari tahu keberadaan rumahnya. Sungguh, Aubree tak mengerti akan takdir yang kembali mempertemukannya dengan Nathan.Di balkon, Aubree menarik napas dalam-da
Nathan menatap Aubree yang kini telah tertidur pulas di sofa. Wanita itu tampak kelelahan menunggu Audie terlelap. Pasalnya setiap kali Nathan meletakan Audie di ranjang, bayi kecil itu akan terus menangis. Sekitar baru sepuluh menit lalu Nathan berhasil membaringkan tubuh Audie di ranjang. Putri kecilnya itu benar-benar sedang manja dan tak mau jauh darinya. Dan hal itu yang membuat Aubree kelelahan. Lihat saja Aubree sekarang tidur di sofa kamar menunggu sampai Nathan berhasil menidurkan Audie di ranjang bayi.Waktu menunjukan pukul tiga pagi. Pun Nathan sudah sangat mengantuk. Namun, Nathan tak mungkin pulang dalam kondisi yang mengantuk seperti ini. Dia juga khawatir kalau Audie masih rewel dan mencarinya. Lepas dari itu semua Nathan juga tidak tega dengan Aubree yang terlihat kelelahan mengurus Audie. Bahkan tadi Nathan pun mendengar kalau Audie tidak mau di gendong oleh pengasuh jika sedang rewel. Hal itu yang membuat Nathan tak mungkin pulang. Dia kasihan pada Aubree yang mengu
Rockefeller Centre, Rockefeller Plaza, New York, USA.“Daddy … Mommy …” Audie, Nick, Niguel melambaikan tangan mereka ke arah Nathan dan Aubree yang tengah duduk menunggu mereka yang tengah bermain ice skating. Tampak senyuman di wajah Nathan dan Aubree begitu hangat melihat anak-anak mereka yang riang gembira kala bermain ice skating.Ya, Nathan membawa istri dan anaknya ke Rockefeller Centre. Tak tanggung-tanggung, Nathan sampai menyewa tempat ini satu hari hanya khusus menjadi tempat bermain ketiga anaknya. Biasanya weekend tempat ini akan ramai, Nathan tak mau ambil resiko sampai terjadi sesuatu pada ketiga anaknya. “Sayang, hati-hati bermain ice skating-nya.” Aubree berseru mengingatkan ketiga anak-anaknya. Meskipun sudah ada empat penjaga yang siaga menjaga Audie, Nick, dan Niguel tetap saja Aubree mencemaskan anak-anaknya.“Sayang, kau tenang saja, Audie, Nick, dan Niguel sudah hebat bermain ice skating. Lihatlah putri kita bahkan sampai menari. Lagi pula ada penjaga yang men
Pertengkaran Aubree dan Nathan berakhir manis dengan cara yang kerap mereka lakukan. Cara di mana memperkuat hubungan dua insan yang saling mencintai itu. Well, ini memang bukan pertama kali Nathan menjadi pria yang pencemburu. Bisa dikatakan semakin lama usia pernikahan Aubree dan Nathan, maka semakin menjadi kecemburuan Nathan. Seperti contoh, ada pria yang tidak sengaja melihat Aubree saja, Nathan sudah memberikan tatapan permusuhan pada pria tersebut. Andai kala itu Aubree tak buru-buru membawa Nathan pergi, sudah pasti Nathan akan mengajak ribut pria yang menatap dirinya.Jujur, Aubree pun terkadang jengah akan sifat berlebihan sang suami. Tapi anggaplah impian Aubree dulu telah terkabul. Aubree tak mungkin lupa dikala dirinya ingin sekali mendapatkan perhatian dari Nathan. Buah kesabaran Aubree memang manis. Terbukti Nathan sekarang bukan hanya memberikan perhatian penuh, tapi juga sangat overprotective.Ya, Aubree tak mengira rumah tangganya dengan Nathan sudah lebih dari empat
Aubree duduk di sofa seraya membaca majalah yang baru saja diantar oleh pelayan. Baru saja Nathan berangkat ke kantor. Sedangkan Audie, Nick, dan Niguel tengah berada di rumah ibunya. Bisa dikatakan Audie, Nick, dan Niguel memang kerap menginap di rumah kakek dan nenek mereka. Well, tentu saja Aubree dan Nathan tak melarang. Mereka pun senang karena anak-anak mereka sangat dekat dengan keluarga.Ngomong-ngomong, Aubree sudah sangat jarang datang ke kantor. Aubree sekarang hanya memeriksa pekerjaan dari rumah saja. Aubree menyerahkan pada asistennya untuk memimpin perusahaan. Ya, sejak di mana Aubree melahirkan Nick dan Niguel, Nathan memang kerap meminta Aubree fokus mendidik anak-anak mereka. Nathan tidak melarang Aubree untuk bekerja, hanya saja Nathan ingin Aubree memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak.“Nyonya Aubree.” Pelayan melangkah menghampiri Aubree yang tengah bersantai.“Hm? Ada apa?” Aubree mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan.“Nyonya, maaf mengga
Tiga tahun berlalu … Alunan musik piano indah dan merdu memenuhi panggung megah. Tampak sosok gadis kecil yang sangat cantik tengah bermain piano. Tubuhnya mungil dengan pipi tembam. Rambut pirang indahnya dikuncir kuda. Dari kejauhan saja bisa dilihat gadis kecil itu memiliki paras yang luas biasa cantik. Keahliannya pun mengipnotis seluruh tamu undangan di sana.Nathalie. Audie. R. Afford—gadis kecil yang berusia 4 tahun itu tengah bermain piano di panggung megah ditonton oleh ribuan tamu undangan. Semua orang di sana begitu kagum pada sosok gadis kecil yang sangat cantik itu. Alunan musik piano sangat lembut dan terdengar indah.“Go, Sweetheart.” Aubree bertepuk tangan bangga melihat putri kecilnya berada di panggung megah. Mata Aubree sampai berkaca-kaca penuh haru. Impiannya dulu menjadi seorang pianis diwujudkan oleh putri kecilnya. Di usia yang masih kecil, Audie mampu berada di panggung megah untuk pentas bersama dengan para pianis senior.Di tempat megah pementasan para pian
Beberapa bulan kemudian …Kandungan Aubree memasuki minggu ketiga puluh. Kehamilan kedua Aubree ini sukses membuat berat badan Aubree bertambah hingga lebih dari 20 kg. Lengan, paha, betis, pipi, semua membengkak. Aubree sampai-sampai jengkel melihat ke cermin, tak ada satu pun yang kurus pada tubuhnya selain kelingkingnya.Ya, wajar saja kalau kehamilan kedua ini berat badan Aubree naik drastis lebih dari kehamilan pertama, pasalnya kali ini Aubree mengandung bayi kembar. Keinginan Delina—ibunya telah terjuwud. Sudah sejak di mana Aubree mengandung, Delina sudah memiliki pengharapan Aubree mengandung bayi kembar. Akan tetapi kehamilan kedua Aubree ini bukanlah kembar tiga atau empat yang Delina inginkan. Kehamilan kedua Aubree ini kembar dua namun tentu Aubree sangatlah bersyukur. Hanya saja, hingga detik ini memang Aubree dan Nathan memutuskan untuk tidak menanyakan pada dokter jenis kelamin bayi kembar mereka. Pasalnya, baik Aubree dan Nathan ingin menjadikan hal ni kejutan untuk
Para pelayan mondar-mandir menyajikan makanan ke atas meja makan. Tak hanya makanan saja, tapi juga minuman tengah pelayan siapkan. Mulai dari apple juice, orange juice, hingga minuman beralkohol. Hari ini adalah hari di mana Nathan dan Aubree akan kedatangan tamu seluruh keluarga mereka. Rencananya hari ini mereka semua akan makan siang bersama. Tentu ini adalah rencana Bianca. Bianca ingin merayakan kehamilan kedua Aubree. Itu kenapa seluruh keluarga wajib hadir.“Nyonya Aubree, apa Anda ingin ada menu ayam untuk makan siang nanti?” tanya sang pelayan pada Auberr yang tengah menggendong Audie.“Hm, boleh. Siapkan saja. Jangan hanya daging. Oh, ya, siapkan seafood juga,” jawab Aubree hangat dengan senyuman di wajahnya.“Baik, Nyonya.” Pelayan itu kembali menyiapkan bahan-bahan makanan.Suara tangis Audie terdengar. Refleks, Aubree langsung menimang-nimang putri kecilnya yang tiba-tiba menangis. Namun, sayangnya tangis Audie tak kunjung reda. Padahal Aubree baru saja menyusui putri ke
Berita tentang kehamilan Aubree telah tersebar luas. Media pun sampai memberitakan kehamilan Aubree. Kabar tentang kehamilan Aubree memang menggemparkan publik. Pasalnya terakhir publik tahu Aubree telah tiada. Namun, tentu Nathan segera membereskan berita-berita tentang kematian Aubree. Nathan meminta asistennya untuk memberikan keterangan bahwa apa yang terjadi di antara dirinya dan Aubree karena kesalahnnya. Nathan meminta publik untuk tidak lagi mengungkit apa yang telah menjadi masa lalu.Jujur, Aubree merasa tidak enak karena media hehoh akan tentang kematian palsunya. Bahkan Aubree sampai menonktifkan sosial medianya. Sebelumnya, Aubree memang pernah mengaktifkan sosial medianya ketika pertama kali kembali ke New York. Pasalnya, Aubree memposting moment-moment indah dengan suami dan anaknya selama berlibur di Spanyol. Tapi tak lagi sekarang. Berita tentang kematian palsunya cukup heboh membuat Aubree beristirahat dari sosial media. Bukan tanpa alasan tapi Aubree takut membaca k
Tanpa terasa sudah dua minggu Nathan dan Aubree berada di Spanyol. Madrid dan Barcelona adalah dua kota di Spanyol yang dikunjungi oleh Nathan dan Aubree. Ya, bulan madu mereka sangat indah ditambah di tengah-tengah mereka ada Audie—putri kecil mereka yang sangat cantik dan menggemaskan. Audie benar-benar memiliki wajah perpaduan antara Nathan dan Aubree. Bayi perempuan kecil mungil itu sangatlah lucu. Ditambah Audie sangat pencemburu kalau melihat Nathan dan Aubree berciuman.Selama di Spanyol, Nathan selalu membawa Aubree menuju tempat-tempat yang indah dan romantis. Nathan benar-benar ingin membahagiakan Aubree dan Audie. Lebih dari satu tahun Nathan menikahi Aubree belum pernah Nathan membawa Aubree ke tempat yang indah. Terakhir kali Nathan membawa Aubree hanya liburan dalam kota—dan moment itu juga yang membuat Nathan dan Aubree mendapatkan badai masalah di rumah tangga mereka.Namun, semua masalah yang dulunya menyisakan luka dalam untuk Aubree mulai terkikis seiring berjalanny
Aubree tak menyangka Nathan sekarang sangat berbeda dengan Nathan yang dulu. Sifat Nathan yang dulu cenderung tak peduli. Kalaupun melarang Aubree maka tak akan sampai semurka sekarang. Sungguh, Aubree tak menyangka kalau Nathan sudah marah sangatlah menyeramkan. Padahal Adam adalah mantan kekasih Aubree sudah lama. Tapi Aubree tak mengerti kenapa bisa Nathan semurka itu.Tadi malam, tak lagi bisa terhitung berapa kali Aubree melakukan pergulatan panas dengan Nathan. Bahkan, Nathan baru membiarkan Aubree tidur pada pukul empat pagi. Andai saja, Aubree tak terkulai lemah sudah pasti Nathan akan tetap menyentuhnya lagi dan lagi.Meski Aubree sempat kesal akan sifat cemburu Nathan, tapi Aubree tetap bersyukur karena Nathan sekarang begitu mencintainya. Walau harus Aubree akui sifat Nathan sangat berlebihan. Seperti contoh ada pria yang mentap Aubree saja, Nathan langsung marah tidak jelas. Dan sekarang setelah pertengkaran manis tadi malam, Aubree akan pergi jalan-jalan dengan suami d