Home / Rumah Tangga / Nathan & Aubree / Bab 6. You're Really My man, Nathan

Share

Bab 6. You're Really My man, Nathan

last update Last Updated: 2024-03-22 11:33:50

Sebuah restoran Thailand di Manhattan telah menjadi tempat di mana Aubree makan malam bersama dengan Nathan. Ya, sepulang dari toko perhiasan Aubree mengajak Nathan untuk makan malam di salah satu restoran Thailand yang cukup terkenal di Manhattan. Tentu Nathan terpaksa menuruti Aubree karena Nathan tak mau pusing berdebat dengan gadis aneh itu.

“Nathan, buka mulutmu.” Aubree mengarahkan sendok yang berisikan Tom Yam udang pada Nathan.

“Kau saja.” Nathan menyingkirkan sendok Aubree. Pria itu enggan menerima suapan dari Aubree. Padahal Nathan ingin sekali pulang setelah mengantar Aubree ke toko perhiasan. Namun, lagi dan lagi Nathan terjebak dengan gadis aneh ini. 

“Nathan, ayo buka mulutmu.” Aubree kembali mendesak Nathan agar pria itu mau membuka mulutnya. Memaksa adalah salah satu sifat Aubree. Well, gadis itu memang terkenal sangat keras kepala dan harus mendapatkan apa yang dia inginkan. Dalam hidup, Aubree tak pernah tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Nathan mengembuskan napas jengah. Gadis aneh di sampingnya ini seharian telah berhasil membuat kepalanya nyaris pecah. Detik selanjutnya, Nathan membuka mulutnya dan menerima suapan dari Aubree. Tampak Aubree tersenyum melihat Nathan menerima suapanya dengan terburu-buru.

“Pelan-pelan, Nathan. Nanti kau tersedak,” ucap Aubree dengan anggun, dibalik wajahnya yang angkuh.

Nathan tak mengindahkan ucapan Aubree. Pria itu memilih melanjutkan makan malamnya sendiri. Dia tidak mau berlama-lama bersama dengan gadis aneh itu.

“Nathan, setelah kita menikah nanti kita akan tinggal di mana?” tanya Aubree seraya menatap Nathan.

“Tidak tahu,” jawab Nathan acuh.

Kening Aubree mengerut. Bibirnya memprotes. “Kenapa tidak tahu, Nathan? Pernikahan kita sudah tinggal di depan mata.”

Nathan mengumpat. Dia mengalihkan pandangannya menatap Aubree. “Di apartemenku. Kita akan tinggal di apartemenku. Cepat habiskan makananmu. Setelah ini kita harus pulang. Jangan banyak bicara.”

Aubree tampak kesal karena Nathan memintanya buru-buru menghabiskan makanannya. Padahal dia masih ingin berlama-lama dengan Nathan. Namun gadis itu memilih untuk menikmati makananya sembari terus menatap Nathan. Sepanjang makan malam berlangsung Aubree tak henti-hentinya menatap Nathan. Sedangkan Nathan malah memilih mengalihkan pandangannya tak mau melihat Aubree.

Tak berselang lama, ketika Nathan dan Aubree telah menyelesaikan makan malam mereka—Nathan langsung meminta pelayan mengantarkan bill mereka.

Dan ketika sang pelayan mengantarkan bill makanan mereka, Nathan segera mengeluarkan black card miliknya. Namun gerak Nathan terhenti kala Aubree menahan tangannya. Ya, gadis itu pun mengeluarkan black card-nya untuk membayar tagihan makanan.

“Biar aku saja yang membayar, Nathan.” Aubree berucap dengan nada anggun.

“Simpan kartumu. Kau ingin merendahkanku?” tukas Nathan dingin seraya menatap tajam Aubree. Pria itu segera memberikan black card miliknya pada pelayan untuk pembayaran bill.

“Aku hanya berniat untuk mentraktirmu saja. Lagi pula tadi aku yang mengajakmu makan di sini kan?” ujar Aubree masih dengan nada yang anggun. Gadis itu sedikit merapikan rambutnya. Memang apa salahnya membayarkan seorang pria? Terlebih pria yang sangat dicintai, dan diinginkannya. Bagi Aubree itu adalah hal normal. Uang bukanlah masalah bagi seorang Aubree Randall.

“Aku tidak suka ditraktir,” tukas Nathan dingin, dan datar.

“Memangnya kenapa tidak suka kalau aku traktir?” tanya Aubree seraya menatap Nathan. Gadis itu sedikit mendongakan kepalanya.

Percakapan itu terhenti sejenak kala sang pelayan mengembalikan black card milik Nathan. Pun Nathan segera menyimpan black card-nya ke dalam dompet. Kemudian pria itu berkata tegas, “Tidak pantas seorang wanita mentraktir seorang pria. Apa pun alasannya.”

Senyuman di wajah Aubree terlukis begitu indah mendengar ucapan Nathan. Dan ketika Nathan sudah lebih dulu bangkit berdiri; Aubree segera menyusul sembari memeluk lengan Nathan seraya berujar, “You're really my man, Nathan.”

Nathan menggelengkan kepalanya pelan. Dia tak mengindahkan ucapan Aubree. Detik selanjutnya, Nathan melangkah keluar dari restoran bersama dengan Aubree yang masih memeluk lengannya. Mereka melangkah menuju halaman parkir.

Namun saat Aubree tangah memeluk lengan Nathan; tiba-tiba heels Aubree tersangkut dengan jalanan yang sedikit tak rata. Aubree hampir jatuh. Refleks, Nathan dengan sigap menangkap tubuh Aubree yang hampir jatuh itu.

“Hati-hati, Aubree. Gunakan matamu dengan baik ketika berjalan,” tukas Nathan dengan nada penuh peringatan.

Aubree tersenyum. Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya sembari berbisik, “Selama ada kau di sisiku maka aku yakin aku tidak akan terjatuh, Nathan.”

“Kita pulang sekarang. Berlama-lama di sini otakmu semakin tidak waras.” Nathan membuka pintu mobilnya, lalu dia mendorong tubuh Aubree masuk ke dalam mobil. Pun Nathan segera masuk ke dalam mobil. Tak mau berlama-lama, Nathan mulai melajukan mobilnya meninggalkan restoran itu.

Sepanjang perjalanan keheningan menyelimuti dalam mobil. Malam yang semakin larut. Beruntung pencahayaan jalanan di Kota Manhattan sangatlah baik. Hingga membantu mobil yang dilajukan Nathan.

Tanpa sengaja, Nathan melirik ke samping melihat ke samping—embusan napas kasar Nathan terdengar melihat Aubree yang tengah tertidur pulas. Nathan berdecak. Dia ingin membangunkan, tapi ini masih baru setengah jalan. Lebih baik seperti ini. Aubree tertidur, dan dirinya tak mendengar suara berisik gadis aneh itu. Nathan kembali fokus melajukan mobilnya. Pria itu menginjak pedal gas menambah laju mobilnya.

Hingga tak lama kemudian, mobil Nathan mulai memasuki gerbang mansion Keluarga Randall. Terlihat para penjaga membungkukan badannya kala melihat mobil Nathan memasuki mansion.

Saat mobil Nathan terparkir, pria itu mengalihkan pandanganya menatap Aubree. Ya, gadis aneh itu masih belum juga bangun. Padahal tadi Nathan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup kencang tapi tetap tak membangunkan gadis itu.

“Aubree … bangunlah. Kau sudah sampai di rumahmu.” Nathan menepuk bahu Aubree membangunkan gadis itu. Namun, sayangnya Aubree tak kunjung bangun meski Nathan sudah mencoba membangunkannya.

“Aubree … bangun.” Nathan kembali berusaha membangunkan gadis itu tapi hasilnya adalah nihil. Aubree tetap tak kunjung membuka mata.

Nathan berdecak seraya mengumpat kasar. Dia tak mungkin meminta penjaga menggendong Aubree. Gadis ini saja memakai pakaian seperti nyaris telanjang. Dengan raut wajah terpaksa, Nathan membuka seat belt Aubree. Lalu dia hendak menggendong Aubree. Namun, gerak Nathan terhenti melihat belahan dada Aubree yang terekspos begitu jelas. Ukuran menantang membuat Nathan mengumpati menampilan Aubree. Embusan napas Nathan berat. Melihat dada bulat Aubree yang menggoda. Segera Nathan mengalihkan wajahnya. Pria itu tidak mau melihat Aubree.

Kini Nathan turun dari mobil seraya menggendong tubuh Aubree gaya bridal—memasuki rumah. Tepat di saat Nathan masuk ke dalam rumah; Delina—ibu Aubree berada di ambang pintu.

“Nathan?” tegur Delina yang sedikit terkejut melihat Nathan menggendong Aubree.

“Aubree tertidur. Aku sudah membangunkanya tapi dia tidak juga bangun,” jawab Nathan menjelaskan.

Delina tersenyum hangat. “Baiklah, kamar Aubree ada di lantai empat sebelah kanan, Nathan. Terima kasih sudah menggendong Aubree.”

“Aku permisi.” Nathan sedikit menundukan kepalanya menghormati Delina. Lalu pria itu melangkah menuju kamar Aubree. Pun Delina terus melukiskan senyumannya kala melihat Nathan menggendong Aubree.

Saat Nathan tiba di depan kamar Aubree, dia segera masuk ke dalam kamar Aubree. Aroma rose mulai tercium di indra penciuman Nathan kala pria itu memasuki kamar Aubree. Nathan mulai melangkah menuju ranjang—lalu dia membaringkan tubuh Aubree ke atas ranjang. Tampak Aubree masih tertidur begitu pulas. Bahkan ketika Nathan sudah memindahkan tubuhnya, Aubree masih tetap tak kunjung membuka mata.

Napas Nathan semakin memberat melihat pakaian Aubree yang benar-benar terbuka. Pria itu segera menyelimuti tubuh Aubree. Entah fashion apa yang diikuti oleh gadis aneh itu tapi penampilan Aubree sama seperti dengan nyaris telanjang.

Detik selanjutnya, Nathan hendak melangkah pergi. Namun gerak Nathan terhenti kala tiba-tiba Aubree melingkarkan tangannya memeluk lehernya. Nathan tergelak terkejut. Meski memejamkan mata tapi gadis itu masih bisa memeluknya.

“Nathan … aku mencintaimu.” Aubree meracau mengigau dengan mata yang masih tertutup.

Nathan berdecak. Gadis aneh itu bahkan bisa-bisanya mengucapkan cinta saat tertidur. Nathan segera melepaskan tangan Aubree yang melingkar di lehernya. Awalnya Nathan kesulitan karena Aubree memeluk lehernya begitu erat. Namun, perlahan Nathan bisa melepaskan tangan Aubree yang melingkar di lehernya itu.  

“Tidurlah, aku harap besok otakmu sudah jauh lebih waras dari hari ini.” Nathan bergumam pelan. Kemudian, pria itu bangkit berdiri dan melangkah pergi dari kamar Aubree.

Related chapters

  • Nathan & Aubree   Bab 7. I'll Make Sure to Serve You the Best I Can

    Aubree tersenyum sumiringah bahagia kala membayangkan tentang kemarin. Ya, kemarin dia menghabiskan waktu satu harian bersama dengan Nathan. Mulai dari memilih cincin. Lalu makan malam bersama. Dan terakhir ketika dirinya ketiduran di mobil; Nathan membopongnya, serta memindahkan ke kamarnya. Aubree sudah mendengar dari pelayan kalau Nathanlah yang memindahkannya ke kamar. Sungguh, membayangkan tentang Nathan yang membopongnya membuat hari Aubree menjadi berwarna. Gadis itu terus tersenyum bahagia.“Sayang, kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu?” Delina—ibu Aubree melangkah mendekat pada Aubree yang sedari tadi tak henti tersenyum.“Mom?” Aubree mengalihkan pandangannya kala melihat ibunya kini sudah duduk di sampingnya.“Apa yang membuatmu bahagia seperti ini, hm? Sudah lama rasanya Mommy tidak melihatmu sebahagia ini.” Delina membawa tangannya membelai rambut panjang Aubree. Dia memang sudah lama sekali tidak melihat putrinya tampak sebahagia ini. Sejak kepergian Hoshea—suami

    Last Updated : 2024-03-22
  • Nathan & Aubree   Bab 8. You Can’t Move Forward if You’re Still Hanging on.

    BrakkkNathan membanting kasar pintu mobilnya. Pria itu turun dari mobil—dan melangkah masuk ke dalam apartemen pribadinya yang ada di Kawasan Park Avenue. Tampak raut wajah Nathan memendung kekesalan. Hari-harinya begitu sial setiap kali bertemu dengan Aubree. Keanehan, kegilaan, semua hal yang menyakut gadis itu membuat kepalanya nyaris pecah. Seperti tadi kala Aubree datang ke kantornya; gadis itu membuat masakan seperti membuat racun. Bagaimana bisa ada masakan dengan rasa seperti itu? Sungguh, apa sebenarnya kelebihan yang dimiliki gadis itu? Hanya lahir dari keluarga kaya sama saja tidak memiliki kelebihan apa pun!Dan hari ini Nathan memutuskan tidak pulang ke mansion kedua orang tuanya. Bukan tanpa alasan tapi Nathan tidak mau ayah atau ibunya menanyakan perkembangan hubungannya dengan Aubree. Lebih tepatnya Nathan enggan mendengar nama itu lagi. Hari ini dia sudah muak bertemu dengan Aubree yang menunjukan segala kegilaan gadis itu. Dia tidak mau sampai harus kembali mendenga

    Last Updated : 2024-03-22
  • Nathan & Aubree   Bab 9. Are You Jealous?

    Nathan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah kota Manhattan. Aura wajah dingin, dan terselimuti ketegasan terlihat di wajah tampan pria itu. Pandangan lurus ke depan fokus pada hamparan jalanan yang luas. Ya, hari ini Nathan terpaksa menggantikan kakaknya meeting dengan beberapa rekan bisnis keluarganya. Tak ada pilihan lain, dia pun tak bisa untuk mangkir dari meeting penting ini. Saat mobil sport yang dilajukan Nathan mulai memasuki lobby The Mark Hotel. Pria itu turun dari mobil seraya memberikan kunci mobil di tanganya pada petugas valet. Tampak para staff hotel menyapa Nathan dengan ramah. Pun Nathan mengangguk singkat merespon para sapaan para staff hotel. Detik selanjutnya, Nathan menuju ruang pertemuan di mana rekan bisnis keluarganya sudah menunggu dirinya.“Selamat pagi, Tuan Nathan.” Ruben—rekan bisnis Nathan menyapa kala Nathan memasuki ruang meeting. Pria itu langsung mengulurkan tangannya, menjabat Nathan. “Pagi, Tuan Ruben.” Nathan menyambut jabatan tan

    Last Updated : 2024-03-22
  • Nathan & Aubree   Bab 10. Always Falling in Love with Him

    “Apa kau cemburu, hm?”Nada sensual, dan seksi itu berada tepat di depan bibir Nathan. Napas Aubree menerpa kulit pria itu. Namun, sayangnya Nathan tak tergoda. Pertanyaan Aubree membuat aura wajah Nathan tampak menyeramkan. Sepasang iris mata cokelat Nathan terhunus begitu tajam pada iris mata hijau Aubree.“Hentikan kekonyolanmu, Aubree Randall! Aku tidak mungkin cemburu! Kau saja yang tidak waras memakai pakaian tidak sesuai tempat di mana kau datangi! Kau sedang bekerja bertemu dengan rekan bisnismu bukan ingin menjual tubuhmu!”Nathan berbicara dengan begitu sarkas. Ya, penampilan Aubree bisa dikatakan nyaris telanjang. Punggung gadis itu terekspos. Belahan dada pun terekspos. Satu lagi, panjangnya dress yang dipakai Aubree sangat minim. Entah gaya busana apa yang dipakai Aubree. Menghadiri meeting seperti ingin ke pesta di klub malam.Aubree mengangkat bahunya tak acuh. Jika banyak orang akan tersinggung mendengar ucapan Nathan, lain halnya dengan Aubree. Di mata Aubree perkataa

    Last Updated : 2024-03-22
  • Nathan & Aubree   Bab 11. Who is Scarlett?

    Aubree mengulas senyuman anggun nan menawan di wajah cantiknya—kala mobil Nathan meninggalkan mansionnya. Ya, setelah Nathan mengantarnya pulang; pria itu langsung menuju ke perusahaannya. Sebenarnya hari ini Aubree masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan di kantor. Namun Nathan mengantarkannya pulang dengan alasan pakaiannya seperti orang yang telanjang. Well, Aubree tahu kalau Nathan cemburu jika banyak pria yang menatapnya. Hanya saja Nathan masih terlalu gengsi untuk mengatakan langsung padanya. Tak masalah, bagi Aubree mengatakan atau tidak sama saja. Nathan akan tetap menjadi miliknya.Kini Aubree melangkan kakinya memasuki mansion miliknya. Namun, tiba-tiba langkah Aubree terhenti kala melihat sosok wanita muda dengan pakaian formal kantor membungkukan kepalanya pada dirinya. Ya, itu adalah Elida—asisten pribadi Aubree.“Noan Aubree,” sapa Elida dengan sopan pada Aubree.“Ada apa kau ke sini? Bagaimana perusahaan?” tanya Aubree dingin dengan sorot mata tegas pada sosok asi

    Last Updated : 2024-03-23
  • Nathan & Aubree   Bab 12. I Know You Care about Me

    “Apa kau yang meminta ayahku untuk aku menggantikannya di meeting dengan Gera Wales?”Suara Nathan bertanya dengan begitu dingin. Aura kekesalan di wajahnya begitu terlihat. Ya, kini Nathan dan Aubree tengah berada di dalam mobil. Hari ini Nathan diminta oleh Arthur—ayahnya untuk menggantikan meeting. Dan kehadiran Aubree datang ke kantornya membuat kecurigaan Nathan. Dia yakin kalau Aubree yang meminta ayahnya agar dirinya menghadiri meeting ini.“Jika kau sudah tahu maka tidak perlu lagi dibahas. Kau tahu kalau aku selalu ingin didekatmu.” Aubree menatap dingin serta tersirat memendung kekesalan pada Nathan—yang tengah melajukan mobil. Aura rasa kesal akibat cemburu begitu terlihat di wajah Aubree. “Lebih baik kita membahas pembicaraan kita. Tadi kau menghindar dariku, Nathan. Pembicaraan kita belum selesai.”Nathan mengumpat dalam hati. Dugaannya benar. Dia yakin kalau memang ini adalah akal-akalan Aubree. Gadis itu pasti meminta Arthur—ayahnya untuk menggantikan meeting. Andai sa

    Last Updated : 2024-03-23
  • Nathan & Aubree   Bab 13. You’re Mine, Nathan

    “Aw—” Aubree meringis kala Nathan mengoleskan salep ke pergelangan kakinya yang kram. Ya, kini Aubree berada di sebuah ruangan di perusahaan tempat dia dan Nathan memiliki meeting penting. Awalnya, Nathan ingin membawa Aubree ke rumah sakit namun Aubree menolak karena ini hanyalah luka ringan bukan luka berat.“Nathan pelan-pelan. Kau ingin mematahkan kakiku, ya?” Bibir Aubree mencebik sebal. Nathan mengoleskan salep seperti ingin mematahkan pergelangan kakinya.“Diamlah … jangan berisik,” tukas Nathan dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Pria itu terus mengoleskan salep ke pergelangan kaki Aubree. Lebih tepatnya Nathan tak memedulikan rintihan Aubree yang meringis kesakitan.“Tuan Nathan … Nona Aubree …” Gera Wales—rekan bisnis Nathan dan Aubree menghampiri Nathan dan Aubree. Sebelumnya Gera telah mendapatkan laporan dari sekretarisnya tentang kejadian di lift. Itu kenapa Gera meminta sekretarisnya mengantarkan Nathan dan Aubree ke ruangan kosong.Nathan dan Aubree mengalihkan pa

    Last Updated : 2024-03-23
  • Nathan & Aubree   Bab 14. She Has No Freedom

    “Selamat pagi, Nona Aubree.” Seorang pelayan menyapa Aubree yang baru saja keluar dari kamar.“Pagi,” jawab Aubree dingin, dan raut wajah tanpa ekspresi.“Nona Aubree … Nyonya Delina sudah menunggu Anda sarapan,” ujar sang pelayan memberitahu dengan sopan pada Aubree.Aubree menganggukan kepalanya. Aubree tak mengatakan sepatah kata pun. Dia langsung melenggangkan kakinya memasuki ruang makan. Tampak pagi ini Aubree begitu cantik dan cerah dengan balutan dress berwarna kuning dengan motif bunga kecil.“Morning, Mom.” Aubree menyapa ibunya seraya memberikan kecupan di pipi ibunya itu.“Morning, Sayang,” jawab Delina hangat.Saat Aubree duduk di kursi meja makan, para pelayan langsung menghidangkan makanan kesukaan Aubree. Tentunya itu adalah menu makanan sehat. Aubree tak sembarangan dalam memilih makanan. Aubree memiliki jadwal khusus kapan dirinya bisa makan bebas. Bisa terhitung dalam satu minggu hanya satu atau dua kali Aubree bisa makan bebas. Itu pun tetap dalam batas tertentu. M

    Last Updated : 2024-03-23

Latest chapter

  • Nathan & Aubree   Bab 138. Ending Scene (TAMAT)

    Rockefeller Centre, Rockefeller Plaza, New York, USA.“Daddy … Mommy …” Audie, Nick, Niguel melambaikan tangan mereka ke arah Nathan dan Aubree yang tengah duduk menunggu mereka yang tengah bermain ice skating. Tampak senyuman di wajah Nathan dan Aubree begitu hangat melihat anak-anak mereka yang riang gembira kala bermain ice skating.Ya, Nathan membawa istri dan anaknya ke Rockefeller Centre. Tak tanggung-tanggung, Nathan sampai menyewa tempat ini satu hari hanya khusus menjadi tempat bermain ketiga anaknya. Biasanya weekend tempat ini akan ramai, Nathan tak mau ambil resiko sampai terjadi sesuatu pada ketiga anaknya. “Sayang, hati-hati bermain ice skating-nya.” Aubree berseru mengingatkan ketiga anak-anaknya. Meskipun sudah ada empat penjaga yang siaga menjaga Audie, Nick, dan Niguel tetap saja Aubree mencemaskan anak-anaknya.“Sayang, kau tenang saja, Audie, Nick, dan Niguel sudah hebat bermain ice skating. Lihatlah putri kita bahkan sampai menari. Lagi pula ada penjaga yang men

  • Nathan & Aubree   Bab 137. Extra Part III

    Pertengkaran Aubree dan Nathan berakhir manis dengan cara yang kerap mereka lakukan. Cara di mana memperkuat hubungan dua insan yang saling mencintai itu. Well, ini memang bukan pertama kali Nathan menjadi pria yang pencemburu. Bisa dikatakan semakin lama usia pernikahan Aubree dan Nathan, maka semakin menjadi kecemburuan Nathan. Seperti contoh, ada pria yang tidak sengaja melihat Aubree saja, Nathan sudah memberikan tatapan permusuhan pada pria tersebut. Andai kala itu Aubree tak buru-buru membawa Nathan pergi, sudah pasti Nathan akan mengajak ribut pria yang menatap dirinya.Jujur, Aubree pun terkadang jengah akan sifat berlebihan sang suami. Tapi anggaplah impian Aubree dulu telah terkabul. Aubree tak mungkin lupa dikala dirinya ingin sekali mendapatkan perhatian dari Nathan. Buah kesabaran Aubree memang manis. Terbukti Nathan sekarang bukan hanya memberikan perhatian penuh, tapi juga sangat overprotective.Ya, Aubree tak mengira rumah tangganya dengan Nathan sudah lebih dari empat

  • Nathan & Aubree   Bab 136. Extra Part II

    Aubree duduk di sofa seraya membaca majalah yang baru saja diantar oleh pelayan. Baru saja Nathan berangkat ke kantor. Sedangkan Audie, Nick, dan Niguel tengah berada di rumah ibunya. Bisa dikatakan Audie, Nick, dan Niguel memang kerap menginap di rumah kakek dan nenek mereka. Well, tentu saja Aubree dan Nathan tak melarang. Mereka pun senang karena anak-anak mereka sangat dekat dengan keluarga.Ngomong-ngomong, Aubree sudah sangat jarang datang ke kantor. Aubree sekarang hanya memeriksa pekerjaan dari rumah saja. Aubree menyerahkan pada asistennya untuk memimpin perusahaan. Ya, sejak di mana Aubree melahirkan Nick dan Niguel, Nathan memang kerap meminta Aubree fokus mendidik anak-anak mereka. Nathan tidak melarang Aubree untuk bekerja, hanya saja Nathan ingin Aubree memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak.“Nyonya Aubree.” Pelayan melangkah menghampiri Aubree yang tengah bersantai.“Hm? Ada apa?” Aubree mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan.“Nyonya, maaf mengga

  • Nathan & Aubree   Bab 135. Extra Part

    Tiga tahun berlalu … Alunan musik piano indah dan merdu memenuhi panggung megah. Tampak sosok gadis kecil yang sangat cantik tengah bermain piano. Tubuhnya mungil dengan pipi tembam. Rambut pirang indahnya dikuncir kuda. Dari kejauhan saja bisa dilihat gadis kecil itu memiliki paras yang luas biasa cantik. Keahliannya pun mengipnotis seluruh tamu undangan di sana.Nathalie. Audie. R. Afford—gadis kecil yang berusia 4 tahun itu tengah bermain piano di panggung megah ditonton oleh ribuan tamu undangan. Semua orang di sana begitu kagum pada sosok gadis kecil yang sangat cantik itu. Alunan musik piano sangat lembut dan terdengar indah.“Go, Sweetheart.” Aubree bertepuk tangan bangga melihat putri kecilnya berada di panggung megah. Mata Aubree sampai berkaca-kaca penuh haru. Impiannya dulu menjadi seorang pianis diwujudkan oleh putri kecilnya. Di usia yang masih kecil, Audie mampu berada di panggung megah untuk pentas bersama dengan para pianis senior.Di tempat megah pementasan para pian

  • Nathan & Aubree   Bab 134. Perfect Ending

    Beberapa bulan kemudian …Kandungan Aubree memasuki minggu ketiga puluh. Kehamilan kedua Aubree ini sukses membuat berat badan Aubree bertambah hingga lebih dari 20 kg. Lengan, paha, betis, pipi, semua membengkak. Aubree sampai-sampai jengkel melihat ke cermin, tak ada satu pun yang kurus pada tubuhnya selain kelingkingnya.Ya, wajar saja kalau kehamilan kedua ini berat badan Aubree naik drastis lebih dari kehamilan pertama, pasalnya kali ini Aubree mengandung bayi kembar. Keinginan Delina—ibunya telah terjuwud. Sudah sejak di mana Aubree mengandung, Delina sudah memiliki pengharapan Aubree mengandung bayi kembar. Akan tetapi kehamilan kedua Aubree ini bukanlah kembar tiga atau empat yang Delina inginkan. Kehamilan kedua Aubree ini kembar dua namun tentu Aubree sangatlah bersyukur. Hanya saja, hingga detik ini memang Aubree dan Nathan memutuskan untuk tidak menanyakan pada dokter jenis kelamin bayi kembar mereka. Pasalnya, baik Aubree dan Nathan ingin menjadikan hal ni kejutan untuk

  • Nathan & Aubree   Bab 133. A Family Gathering

    Para pelayan mondar-mandir menyajikan makanan ke atas meja makan. Tak hanya makanan saja, tapi juga minuman tengah pelayan siapkan. Mulai dari apple juice, orange juice, hingga minuman beralkohol. Hari ini adalah hari di mana Nathan dan Aubree akan kedatangan tamu seluruh keluarga mereka. Rencananya hari ini mereka semua akan makan siang bersama. Tentu ini adalah rencana Bianca. Bianca ingin merayakan kehamilan kedua Aubree. Itu kenapa seluruh keluarga wajib hadir.“Nyonya Aubree, apa Anda ingin ada menu ayam untuk makan siang nanti?” tanya sang pelayan pada Auberr yang tengah menggendong Audie.“Hm, boleh. Siapkan saja. Jangan hanya daging. Oh, ya, siapkan seafood juga,” jawab Aubree hangat dengan senyuman di wajahnya.“Baik, Nyonya.” Pelayan itu kembali menyiapkan bahan-bahan makanan.Suara tangis Audie terdengar. Refleks, Aubree langsung menimang-nimang putri kecilnya yang tiba-tiba menangis. Namun, sayangnya tangis Audie tak kunjung reda. Padahal Aubree baru saja menyusui putri ke

  • Nathan & Aubree   Bab 132. Falling For You

    Berita tentang kehamilan Aubree telah tersebar luas. Media pun sampai memberitakan kehamilan Aubree. Kabar tentang kehamilan Aubree memang menggemparkan publik. Pasalnya terakhir publik tahu Aubree telah tiada. Namun, tentu Nathan segera membereskan berita-berita tentang kematian Aubree. Nathan meminta asistennya untuk memberikan keterangan bahwa apa yang terjadi di antara dirinya dan Aubree karena kesalahnnya. Nathan meminta publik untuk tidak lagi mengungkit apa yang telah menjadi masa lalu.Jujur, Aubree merasa tidak enak karena media hehoh akan tentang kematian palsunya. Bahkan Aubree sampai menonktifkan sosial medianya. Sebelumnya, Aubree memang pernah mengaktifkan sosial medianya ketika pertama kali kembali ke New York. Pasalnya, Aubree memposting moment-moment indah dengan suami dan anaknya selama berlibur di Spanyol. Tapi tak lagi sekarang. Berita tentang kematian palsunya cukup heboh membuat Aubree beristirahat dari sosial media. Bukan tanpa alasan tapi Aubree takut membaca k

  • Nathan & Aubree   Bab 131. Pregnant?

    Tanpa terasa sudah dua minggu Nathan dan Aubree berada di Spanyol. Madrid dan Barcelona adalah dua kota di Spanyol yang dikunjungi oleh Nathan dan Aubree. Ya, bulan madu mereka sangat indah ditambah di tengah-tengah mereka ada Audie—putri kecil mereka yang sangat cantik dan menggemaskan. Audie benar-benar memiliki wajah perpaduan antara Nathan dan Aubree. Bayi perempuan kecil mungil itu sangatlah lucu. Ditambah Audie sangat pencemburu kalau melihat Nathan dan Aubree berciuman.Selama di Spanyol, Nathan selalu membawa Aubree menuju tempat-tempat yang indah dan romantis. Nathan benar-benar ingin membahagiakan Aubree dan Audie. Lebih dari satu tahun Nathan menikahi Aubree belum pernah Nathan membawa Aubree ke tempat yang indah. Terakhir kali Nathan membawa Aubree hanya liburan dalam kota—dan moment itu juga yang membuat Nathan dan Aubree mendapatkan badai masalah di rumah tangga mereka.Namun, semua masalah yang dulunya menyisakan luka dalam untuk Aubree mulai terkikis seiring berjalanny

  • Nathan & Aubree   Bab 130. The Most Beautiful Gift

    Aubree tak menyangka Nathan sekarang sangat berbeda dengan Nathan yang dulu. Sifat Nathan yang dulu cenderung tak peduli. Kalaupun melarang Aubree maka tak akan sampai semurka sekarang. Sungguh, Aubree tak menyangka kalau Nathan sudah marah sangatlah menyeramkan. Padahal Adam adalah mantan kekasih Aubree sudah lama. Tapi Aubree tak mengerti kenapa bisa Nathan semurka itu.Tadi malam, tak lagi bisa terhitung berapa kali Aubree melakukan pergulatan panas dengan Nathan. Bahkan, Nathan baru membiarkan Aubree tidur pada pukul empat pagi. Andai saja, Aubree tak terkulai lemah sudah pasti Nathan akan tetap menyentuhnya lagi dan lagi.Meski Aubree sempat kesal akan sifat cemburu Nathan, tapi Aubree tetap bersyukur karena Nathan sekarang begitu mencintainya. Walau harus Aubree akui sifat Nathan sangat berlebihan. Seperti contoh ada pria yang mentap Aubree saja, Nathan langsung marah tidak jelas. Dan sekarang setelah pertengkaran manis tadi malam, Aubree akan pergi jalan-jalan dengan suami d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status