Nathan mengisap rokok kuat dan mengembuskan asapnya ke udara. Pria itu berdiri di balkon kamar hotel seraya menatap langit malam. Hujan telah reda. Namun meski hujan sudah reda langit masih terlihat mendung. Bulan dan bintang tertutupi oleh awan gelap. Pun angin berembus cukup kencang. Nampaknya hujan menunjukan akan kembali turun.Nathan menyesap wine yang ada di tangannya. Pandangannya lurus ke depan dan pikiran yang menerawang. Perlahan senyuman di wajah Nathan terlukis mengingat kejadian tadi—kejadian di mana dirinya kembali menyentuh Aubree. Tak pernah Nathan sangka akan ada lagi moment indah ini. Sungguh, Nathan bersyukur Aubree masih ada di dunia ini. Setidaknya Nathan sekarang memiliki alasan untuk tetap hidup.Dulu, disaat Nathan pikir Aubree telah tiada, berkali-kali Nathan berharap kalau dirinya pun tak lagi ada di dunia ini. Kehilangan Aubree adalah hal yang terberat bahkan titik terendah dalam hidupnya—yang bahkan membuat Nathan tak mampu menjalani hidupnya lagi. Namun, k
“Nathan, tadi benar, kan kalau putri kita tidak rewel?” Suara Aubree terdengar begitu cemas dan khawatir seraya menatap Nathan yang tengah melajukan mobil. Ya, kini Aubree dan Nathan tengah berada di dalam mobil. Mereka harus kembali ke rumah karena sudah satu harian mereka meninggalkan Audie. Dan tepatnya sekitar sepuluh menit lalu, Nathan baru saja menghubungi pengasuh Audie. Beruntung pengasuh itu mengatakan Audie sejak tadi malam tidak rewel. Stock ASI Aubree cukup banyak di kulkas. Jadi kalau Audie lapar, pengasuh tinggal memberikan ASI.“Iya, Aubree tenanglah. Putri kita tidak rewel. Audie tahu kita butuh waktu berdua.” Nathan mengelus pipi Aubree menenangkan istrinya itu. “Jangan khawatir. Putri kita baik-baik saja, Sayang.”Aubree mengembuskan napas panjang mendengar ucapan Nathan. Paling tidak hati Aubree kini mulai menjadi sedikit tenang. Sungguh, ini pertama kalinya Aubree meninggalkan Audie satu malam. Jelas saja itu membuat Aubree cemas. Pasalnya putri kecilnya itu masih
“Audie sangat cantik.” Nathan tersenyum melihat Audie yang tertidur pulas di gendongannya. Audie sudah tak lagi rewel. Nathan berhasil membuat Audie tidur pulas. Tatapan Nathan sejak tadi menatap hangat dan lembut putri kecilnya itu. Rambutnya pirang persis seperti Aubree. Hidung mancung mungil. Bibir merah muda mungil dan ranum. Pipi bulat layaknya tomat. Dikala putrinya itu membuka mata; maka yang Nathan lihat adalah keindahan manik mata hijau layaknya batu zambrud.“Wajah Audie sangat mirip sepertimu saat kau bayi. Dulu aku pernah dikirimkan Joseph fotomu masa kecilmu. Mirip sekali seperti Audie. Hanya saja Audie versi bayi perempuan yang cantik,” ujar Aubree seraya mengelus pipi bulat Audie. Senyuman di wajah Nathan kembali terlukis mendengar apa yang diucapkan oleh Aubree. Pria itu mencium seluruh wajah Audie. Aroma parfume bayi milik putri kecilnya itu sangat Nathan sukai. Ya, menjadi seorang ayah adalah hal terindah dalam hidup Nathan. Tak pernah Nathan sangka akan mendapatka
“Tuan Justin, wanita yang saya tunjukan tempo hari adalah Nyonya Aubree, Tuan. Nyonya Aubree masih hidup. Beliau sekarang menetap tinggal di Osaka bersama dengan putrinya.”Raut wajah Justin berubah mendengar apa yang diucapkan oleh Peter. Sepasang iris mata cokelat Justin menatap lekat Peter dengan makna tersirat mendesak asistennya itu menjelaskan secara detail. Otak Justin tiba-tiba saja blank. Rasanya Justin yakin kalau apa yang dia dengar ini adalah salah. Akan tetapi ucapan Peter sangat jelas. Pendengaran Justin masih sangat bagus. Pria itu tidak mungkin sampai salah mendengar.“Jangan main-main dengan ucapanmu, Peter! Cepat katakan padaku siapa wanita yang mirip dengan Aubree itu!” seru Justin meninggikan suaranya. Emosi Justin memuncak dan tersulut. Pria itu memiliki keyakinan kalau ucapan Peter berasa dari sumber yang salah. Bagaimana bisa Aubree masih hidup. Bahkan sampai memiliki putri. Itu hal yang mustahil!Peter mengembuskan napas pelan. Sebelumnya Peter sudah menduga ka
“Nyonya Aubree, hari ini saya ingin ke supermarket Nyonya. Apa ada yang ingin Anda titip?”Suara sang pelayan bertanya pada Aubree yang tengah sibuk membaca majalah. Refleks, Aubree pun mengalihkan pandangannya menatap pelayan itu“Kau ingin pergi ke supermarket? Apa bahan-bahan makanan sudah habis?” ulang Aubree memastikan. Seingatnya saat dirinya berbelanja banyak bersama dengan Nathan.“Bahan-bahan makanan masih banyak, Nyonya. Tapi ada bumbu yang habis dan harus saya beli,” jawab sang pelayan dengan sopan.“Ah, begitu.” Aubree mengangguk-anggukan kepalanya paham. Aubree baru ingat kalau dia tak membelanjakan bumbu-bumbu dapur. Saat di supermarket bersama dengan Nathan; Aubree hanya membeli bahan-bahan makanan mentah serta cemilan dan juga buah. Aubree lupa membelanjakan bumbu-bumbu dapur. Padahal itu penting.“Apa ada yang Anda ingin titip, Nyonya? Mungkin buah atau snack?” tanya pelayan itu lagi memastikan sebelum pelayan itu berangkat ke supermarket.Aubree terdiam beberapa deti
“Nathan, lusa aku akan mengundang Joseph makan malam di rumah. Aku akan memasak. Kau dilarang untuk marah ataupun bertengkar dengan Joseph. Aku sudah meminta izin lebih dulu padamu, Nathan.”Aubree melangkah mendekat pada Nathan yang tengah duduk di sofa seraya berkutat pada iPad di tangannya. Aubree baru saja kembali ke kamar karena tadi sebelumnya Aubree menemani Audie jalan-jalan di taman sebentar. Detik selanjutnya dikala Aubree telah tiba di depan Nathan; dia langsung duduk tepat di samping sang suami yang masih sibuk pada iPad-nya.“Untuk apa kau mengundang adikku itu?” Nathan menghentikan pekerjaannya. Raut wajah pria itu terlihat tak suka kala Aubree menyebut nama ‘Joseph’, tak dipungkiri emosi dalam diri Nathan seakan meledak setiap kali bertemu dengan adiknya. Bahkan Nathan pun masih enggan untuk berbicara. Bukan membenci tapi Nathan hanya ingin mengendalikan dirinya. Nathan takut lepas kendali dan menghajar adiknya. Hal itu yang membuat Nathan memilih menjauh dari Joseph un
Para pelayan mondar-mandir di dapur mengantarkan bahan-bahan makanan mentah—yang diminta Aubree untuk dikelola menjadi makanan lezat. Pagi ini Aubree sudah sibuk di dapur dibantu oleh beberapa pelayan. Tentu yang memasak adalah Aubree. Para pelayan hanya membantu mengambilkan bahan-bahan dan membantu menata makanan.Khusus hari ini, Aubree memasak banyak makanan. Alasannya karena hari ini Aubree akan kedatangan tamu yaitu Joseph—adik iparnya. Aubree memang sengaja mengundang Joseph untuk makan siang bersama. Tujuan Aubree mengajak Joseph untuk makan siang bersama karena dia ingin hubungan Nathan dan Joseph membaik.Selama tinggal di Jepang, Aubree memang memiliki hobby baru yaitu memasak. Mungkin karena Aubree tak memiliki aktivitas di kantor. Itu kenapa Aubree memiliki hobby baru.“Nyonya Aubree, apa hari ini Anda akan membuat pasta?” tanya sang pelayan sopan pada Aubree.“Tidak, aku tidak akan membuat pasta. Aku akan membuat sushi, ramen, mashed potato, dan sirloin steak,” jawab Aub
“Tamu yang datang adalah Tuan Justin Afford bersama dengan istrinya. Beliau memaksa ingin bertemu dengan, Tuan dan Nyonya.”Tubuh Aubree membeku mendengar ucapan sang pelayan. Andai Aubree tak memeluk lengan Nathan sudah pasti tubuhnya jatuh akibat keterkejutannya. Debaran jantung Aubree berpacu dengan keras. Benak Aubree terus memikirkan ucapan sang pelayan—yang mengatakan Justin dan Athena ingin menemuinya. Aubree tak menyangka kalau Justin dan Athena akan tahu secepat ini. Padahal niat Aubree ingin memberitahu seluruh keluarga kalau nanti dirinya pulang ke New York. Namun, belum juga Aubree pulang ke New York ternyata Justin sudah lebih dulu tahu tentangnya.“Aku dan istriku akan keluar. Minta kakakku untuk tunggu sebentar,” ucap Nathan dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi, Tuan, Nyonya,” sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Nathan dan Aubree.“Nathan? Bagaimana ini? Kak Justin dan Athena tahu dari mana tentang ak
Rockefeller Centre, Rockefeller Plaza, New York, USA.“Daddy … Mommy …” Audie, Nick, Niguel melambaikan tangan mereka ke arah Nathan dan Aubree yang tengah duduk menunggu mereka yang tengah bermain ice skating. Tampak senyuman di wajah Nathan dan Aubree begitu hangat melihat anak-anak mereka yang riang gembira kala bermain ice skating.Ya, Nathan membawa istri dan anaknya ke Rockefeller Centre. Tak tanggung-tanggung, Nathan sampai menyewa tempat ini satu hari hanya khusus menjadi tempat bermain ketiga anaknya. Biasanya weekend tempat ini akan ramai, Nathan tak mau ambil resiko sampai terjadi sesuatu pada ketiga anaknya. “Sayang, hati-hati bermain ice skating-nya.” Aubree berseru mengingatkan ketiga anak-anaknya. Meskipun sudah ada empat penjaga yang siaga menjaga Audie, Nick, dan Niguel tetap saja Aubree mencemaskan anak-anaknya.“Sayang, kau tenang saja, Audie, Nick, dan Niguel sudah hebat bermain ice skating. Lihatlah putri kita bahkan sampai menari. Lagi pula ada penjaga yang men
Pertengkaran Aubree dan Nathan berakhir manis dengan cara yang kerap mereka lakukan. Cara di mana memperkuat hubungan dua insan yang saling mencintai itu. Well, ini memang bukan pertama kali Nathan menjadi pria yang pencemburu. Bisa dikatakan semakin lama usia pernikahan Aubree dan Nathan, maka semakin menjadi kecemburuan Nathan. Seperti contoh, ada pria yang tidak sengaja melihat Aubree saja, Nathan sudah memberikan tatapan permusuhan pada pria tersebut. Andai kala itu Aubree tak buru-buru membawa Nathan pergi, sudah pasti Nathan akan mengajak ribut pria yang menatap dirinya.Jujur, Aubree pun terkadang jengah akan sifat berlebihan sang suami. Tapi anggaplah impian Aubree dulu telah terkabul. Aubree tak mungkin lupa dikala dirinya ingin sekali mendapatkan perhatian dari Nathan. Buah kesabaran Aubree memang manis. Terbukti Nathan sekarang bukan hanya memberikan perhatian penuh, tapi juga sangat overprotective.Ya, Aubree tak mengira rumah tangganya dengan Nathan sudah lebih dari empat
Aubree duduk di sofa seraya membaca majalah yang baru saja diantar oleh pelayan. Baru saja Nathan berangkat ke kantor. Sedangkan Audie, Nick, dan Niguel tengah berada di rumah ibunya. Bisa dikatakan Audie, Nick, dan Niguel memang kerap menginap di rumah kakek dan nenek mereka. Well, tentu saja Aubree dan Nathan tak melarang. Mereka pun senang karena anak-anak mereka sangat dekat dengan keluarga.Ngomong-ngomong, Aubree sudah sangat jarang datang ke kantor. Aubree sekarang hanya memeriksa pekerjaan dari rumah saja. Aubree menyerahkan pada asistennya untuk memimpin perusahaan. Ya, sejak di mana Aubree melahirkan Nick dan Niguel, Nathan memang kerap meminta Aubree fokus mendidik anak-anak mereka. Nathan tidak melarang Aubree untuk bekerja, hanya saja Nathan ingin Aubree memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak.“Nyonya Aubree.” Pelayan melangkah menghampiri Aubree yang tengah bersantai.“Hm? Ada apa?” Aubree mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan.“Nyonya, maaf mengga
Tiga tahun berlalu … Alunan musik piano indah dan merdu memenuhi panggung megah. Tampak sosok gadis kecil yang sangat cantik tengah bermain piano. Tubuhnya mungil dengan pipi tembam. Rambut pirang indahnya dikuncir kuda. Dari kejauhan saja bisa dilihat gadis kecil itu memiliki paras yang luas biasa cantik. Keahliannya pun mengipnotis seluruh tamu undangan di sana.Nathalie. Audie. R. Afford—gadis kecil yang berusia 4 tahun itu tengah bermain piano di panggung megah ditonton oleh ribuan tamu undangan. Semua orang di sana begitu kagum pada sosok gadis kecil yang sangat cantik itu. Alunan musik piano sangat lembut dan terdengar indah.“Go, Sweetheart.” Aubree bertepuk tangan bangga melihat putri kecilnya berada di panggung megah. Mata Aubree sampai berkaca-kaca penuh haru. Impiannya dulu menjadi seorang pianis diwujudkan oleh putri kecilnya. Di usia yang masih kecil, Audie mampu berada di panggung megah untuk pentas bersama dengan para pianis senior.Di tempat megah pementasan para pian
Beberapa bulan kemudian …Kandungan Aubree memasuki minggu ketiga puluh. Kehamilan kedua Aubree ini sukses membuat berat badan Aubree bertambah hingga lebih dari 20 kg. Lengan, paha, betis, pipi, semua membengkak. Aubree sampai-sampai jengkel melihat ke cermin, tak ada satu pun yang kurus pada tubuhnya selain kelingkingnya.Ya, wajar saja kalau kehamilan kedua ini berat badan Aubree naik drastis lebih dari kehamilan pertama, pasalnya kali ini Aubree mengandung bayi kembar. Keinginan Delina—ibunya telah terjuwud. Sudah sejak di mana Aubree mengandung, Delina sudah memiliki pengharapan Aubree mengandung bayi kembar. Akan tetapi kehamilan kedua Aubree ini bukanlah kembar tiga atau empat yang Delina inginkan. Kehamilan kedua Aubree ini kembar dua namun tentu Aubree sangatlah bersyukur. Hanya saja, hingga detik ini memang Aubree dan Nathan memutuskan untuk tidak menanyakan pada dokter jenis kelamin bayi kembar mereka. Pasalnya, baik Aubree dan Nathan ingin menjadikan hal ni kejutan untuk
Para pelayan mondar-mandir menyajikan makanan ke atas meja makan. Tak hanya makanan saja, tapi juga minuman tengah pelayan siapkan. Mulai dari apple juice, orange juice, hingga minuman beralkohol. Hari ini adalah hari di mana Nathan dan Aubree akan kedatangan tamu seluruh keluarga mereka. Rencananya hari ini mereka semua akan makan siang bersama. Tentu ini adalah rencana Bianca. Bianca ingin merayakan kehamilan kedua Aubree. Itu kenapa seluruh keluarga wajib hadir.“Nyonya Aubree, apa Anda ingin ada menu ayam untuk makan siang nanti?” tanya sang pelayan pada Auberr yang tengah menggendong Audie.“Hm, boleh. Siapkan saja. Jangan hanya daging. Oh, ya, siapkan seafood juga,” jawab Aubree hangat dengan senyuman di wajahnya.“Baik, Nyonya.” Pelayan itu kembali menyiapkan bahan-bahan makanan.Suara tangis Audie terdengar. Refleks, Aubree langsung menimang-nimang putri kecilnya yang tiba-tiba menangis. Namun, sayangnya tangis Audie tak kunjung reda. Padahal Aubree baru saja menyusui putri ke
Berita tentang kehamilan Aubree telah tersebar luas. Media pun sampai memberitakan kehamilan Aubree. Kabar tentang kehamilan Aubree memang menggemparkan publik. Pasalnya terakhir publik tahu Aubree telah tiada. Namun, tentu Nathan segera membereskan berita-berita tentang kematian Aubree. Nathan meminta asistennya untuk memberikan keterangan bahwa apa yang terjadi di antara dirinya dan Aubree karena kesalahnnya. Nathan meminta publik untuk tidak lagi mengungkit apa yang telah menjadi masa lalu.Jujur, Aubree merasa tidak enak karena media hehoh akan tentang kematian palsunya. Bahkan Aubree sampai menonktifkan sosial medianya. Sebelumnya, Aubree memang pernah mengaktifkan sosial medianya ketika pertama kali kembali ke New York. Pasalnya, Aubree memposting moment-moment indah dengan suami dan anaknya selama berlibur di Spanyol. Tapi tak lagi sekarang. Berita tentang kematian palsunya cukup heboh membuat Aubree beristirahat dari sosial media. Bukan tanpa alasan tapi Aubree takut membaca k
Tanpa terasa sudah dua minggu Nathan dan Aubree berada di Spanyol. Madrid dan Barcelona adalah dua kota di Spanyol yang dikunjungi oleh Nathan dan Aubree. Ya, bulan madu mereka sangat indah ditambah di tengah-tengah mereka ada Audie—putri kecil mereka yang sangat cantik dan menggemaskan. Audie benar-benar memiliki wajah perpaduan antara Nathan dan Aubree. Bayi perempuan kecil mungil itu sangatlah lucu. Ditambah Audie sangat pencemburu kalau melihat Nathan dan Aubree berciuman.Selama di Spanyol, Nathan selalu membawa Aubree menuju tempat-tempat yang indah dan romantis. Nathan benar-benar ingin membahagiakan Aubree dan Audie. Lebih dari satu tahun Nathan menikahi Aubree belum pernah Nathan membawa Aubree ke tempat yang indah. Terakhir kali Nathan membawa Aubree hanya liburan dalam kota—dan moment itu juga yang membuat Nathan dan Aubree mendapatkan badai masalah di rumah tangga mereka.Namun, semua masalah yang dulunya menyisakan luka dalam untuk Aubree mulai terkikis seiring berjalanny
Aubree tak menyangka Nathan sekarang sangat berbeda dengan Nathan yang dulu. Sifat Nathan yang dulu cenderung tak peduli. Kalaupun melarang Aubree maka tak akan sampai semurka sekarang. Sungguh, Aubree tak menyangka kalau Nathan sudah marah sangatlah menyeramkan. Padahal Adam adalah mantan kekasih Aubree sudah lama. Tapi Aubree tak mengerti kenapa bisa Nathan semurka itu.Tadi malam, tak lagi bisa terhitung berapa kali Aubree melakukan pergulatan panas dengan Nathan. Bahkan, Nathan baru membiarkan Aubree tidur pada pukul empat pagi. Andai saja, Aubree tak terkulai lemah sudah pasti Nathan akan tetap menyentuhnya lagi dan lagi.Meski Aubree sempat kesal akan sifat cemburu Nathan, tapi Aubree tetap bersyukur karena Nathan sekarang begitu mencintainya. Walau harus Aubree akui sifat Nathan sangat berlebihan. Seperti contoh ada pria yang mentap Aubree saja, Nathan langsung marah tidak jelas. Dan sekarang setelah pertengkaran manis tadi malam, Aubree akan pergi jalan-jalan dengan suami d