Share

Salah Paham

"Mi, Abi pamit, ya." Abizar mencium tangan ustadzah Mutia. Pagi ini ia berangkat ke Tangerang, untuk membagikan undangan pernikahannya.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut bawa mobilnya." Ustadzah Mutia memberi wejangan lagi pada anak laki-laki kesayangannya itu.

"Insya Allah, Mi. Assalamualaikum ..." pamit Abizar mencium takzim tangan ibu terkasihnya.

Kuda besi beroda empat itu meluncur dengan kecepatan sedang, alunan suara Syeikh Misary Rasyid menemani perjalanannya, ia ditemani ustadz Yusuf.

Rumah-rumah, pohon, pertokoan dan persawahan dengan cepat tertinggal di belakang mobil, berkejaran seakan berlomba lari, padahal semua benda itu berdiam pada tempatnya.

"Gimana rasanya, Tadz, bentar lagi nikah," tanya ustadz Yusuf mengusir sunyi.

"Hhmm ... ya gitu Tadz, banyak cobaannya, capek juga, kurang istirahat. Tapi ya, Alhamdulillah ... seneng, menika

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status