"Nasya, kamu dimana? Kakak khawatir sama kamu."
Namiya sudah selesai makan malam dan sedari tadi terus saja mondar-mandir di depan pintu, menunggu adiknya pulang karena dari tadi siang hingga malam hari, adiknya belum kunjung pulang, sedangkan Gilbert berdiri dan menyandar di pintu sambil memperhatikan Namiya yang sekarang sedang mencoba menghubungi Nasya.
"Nasya, angkat panggilannya."
"Teleponnya juga engga aktif."
Entah sudah berapa kali Namiya menelepon Nasya dan tak diangkat. Dikirim pesan pun tak kunjung dibalas. Namiya hendak meminta bantuan pada Gilbert karena sudah putus asa adiknya tak memberi kabar namun ia tak jadi bicara pada Gilbert saat melihat adiknya sudah pulang dengan wajah lesu. Ia pun langsung menghampiri adiknya dan memeluk tubuh adiknya dengan erat, ia sangat merindukan adiknya walaupun baru beberapa jam tak bertemu.
"Kamu kemana saja? Kakak khawatir sama kamu, kenapa engg
"Malam ini aku akan tidur di kamar Adikku."Baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah, Namiya sudah angkat suara dan langsung berjalan ke arah kamar adiknya, meninggalkan Gilbert yang terkejut dengan ucapan Namiya, biasanya Namiya akan tidur di kamar Nasya jika mereka sedang bertengkar atau Namiya ada masalah. Tapi Gilbert merasa bahwa tak ada masalah di hidup Namiya saat ini."Kenapa? Apa ini ada hubungannya dengan Tuan Nicholas?"Seketika langkah kaki Namiya terhenti mendengar nama pria paruh baya itu disebut oleh Gilbert. Sepertinya Gilbert masih tak percaya akan jawabannya di dalam mobil beberapa menit lalu, ia pun terpaksa berbalik badan dan menatap Gilbert untuk menjelaskan pada pria itu."Aku tidak punya hubungan apapun dengan Tuan Nicholas.""Berapa kali aku harus mengatakannya padamu? Berhentilah berpikir layaknya detektif karena aku hanya sedang ingin bersama Adikku, apa itu salah?""Tidak, baiklah, malam ini kau tidur di kamar Nasya. S
Setelah waktunya penerbangan pesawat mereka tiba, Namiya pun hendak masuk ke dalam pesawat dan menyusul Nasya yang sudah masuk lebih dulu. Namun baru naik satu undakan tangga, tangannya sudah ditarik untuk turun oleh seseorang dengan kasar, Namiya hendak memarahi orang yang tak sopan itu namun saat melihat wajah orang itu, ia hanya bisa diam membisu, tak percaya jika pria yang sedari tadi ia pikirkan ada di sini dan di depannya bersama dengan puluhan pengawal berseragam serba hitam yang membawa pistol, seketika tubuh Namiya merinding ketakutan melihat bagaimana mata setajam elang itu menatap penuh amarah padanya dan seakan siap membunuhnya.Para staff bandara seperti pilot dan pramugari terkejut melihat para pria berpakaian hitam dengan pengawal mereka berhasil menembus keamanan bandara walaupun membawa pistol. Para penumpang pesawat pun berteriak histeris saat melihat kejadian ini, beberapa yang belum masuk pesawat hendak melarikan diri untuk menyelamatkan diri namun tidak bi
"Kami sudah berhasil mengeluarkan peluru dari kaki Pasien, kondisinya sudah tak kritis lagi, namun karena kehilangan banyak darah, Pasien mengalami keguguran, saat ini kita hanya perlu Pasien sadar dan mungkin Pasien akan berjalan dengan pincang selama beberapa hari karena bekas luka akibat peluru itu."Dokter tersebut memberikan info mengenai Namiya yang sudah ditangani dan dioperasi selama berjam-jam di UGD dan sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa karena kondisinya yang sudah membaik.Baik Nasya dan Gilbert, keduanya sama-sama menghela nafas lega dan langsung mengucap syukur karena Namiya selamat. Keduanya senang karena Namiya tidak meninggalkan mereka. Dokter pun meninggalkan kedua orang tersebut untuk kembali memeriksa pasien lain. Gilbert pun hendak masuk ke dalam ruang rawat Namiya, namun Nasya malau menghalangi jalannya dengan berdiri di depan pintu dan mendorong tubuhnya untuk menjauh dari ruang rawat Namiya."Kau tak boleh masuk ke dalam, Kakakku dalam k
Kejadian seminggu lalu dimana Gilbert ditemukan dalam kondisi tubuh terluka akibat luka sayatan pisau dan berlumuran darah telah dianggap sebagai percobaan bunuh diri. Semua bukti bahwa Namiya dan Nasya ada di tempat saat kejadian terjadi sudah hilang sehingga polisis menutu kasus ini terlebih karena pengakuan Gilbert sendiri yang mengatakan bahwa dia bunuh diri karena depresi atas kehidupannya yang banyak masalah. Untungnya Gilbert tak berkata jujur dan membantu Tuan Nicholas menyelamatkan Namiya atas kasus ini dan kasus Namiya yang tertembak di Bandara pun, Namiya sudah mengirim surat pencabutan atas kasus tersebut yang artinya Namiya tak mau melanjutkan kasus tersebut dan memilih memaafkan.Kini, Gilbert sedang berbaring di atas brankar sambil memakan suapan bubur dari suster yang merawatnya, kondisinya sudah membaik dan ia bisa diselamatkan dari maut walaupun mendapat banyak luka sayatan. Ia bertekad bahwa ia harus sembuh dengan cepat agar ia bisa segera menemui Namiya dan
Seorang wanita cantik dengan balutan jaket tebal dan selimut yang menutupi kakinya sedang membaca koran tentang pria yang ia cintai, kondisi Gilbert selama di rumah sakit menjadi berita terkini selama seminggu di koran dan internet karena status pria itu yang menjadi pengusaha terkaya tahun ini di Indonesia.Hari ini hujan yang turun dengan sangat deras hingga suasana terasa dingin tak bisa mendinginkan hati Namiya yang sudah menghangat saat melihat berita perceraian Gilbert dengan Niola. Hal itu membuktikan jika Gilbert memang benar-benar serius menjalin hubungan dengannya walaupun sebenarnya ia kasihan juga pada Niola karena bagaimana pun ia adalah wanita dan pastinya ia tahu apa yang dirasakan oleh Niola. Namun tetap saja rasa kasihannya tak melebihi rasa senangnya hingga ia tersenyum lebar dan langsung menuruni tempat tidur, berlari keluar dari kamar dengan menggenggam koran di tangannya dan masuk ke kamar adiknya dengan berteriak memanggil adiknya karena saking senangnya
Sudah seminggu sejak keluar dari rumah sakit dan Gilbert mempersiapkan pernikahannya dengan Namiya, ia begitu bersemangat dan antusias untuk merancang segala hal tentang pernikahan ini mulai dari dekorasi yang merupakan idenya sendiri, menu makanan yang merupakan gabungan makanan kesukaannya dan Namiya, begitu pun dengan minumannya. Kedua baju pengantin untuk dirinya dan Namiya yang ia desain sendiri sesuai kesukaannya dan Namiya.Tak satu hal pun yang lepas dari Gilbert soal pernikahannya, berbeda saat ia menikah dengan Niola dulu, diajak ukur baju pengantin saja ia menolak dengan alasan sibuk sehingga hanya mengirim ukuran bajunya saja, padahal saat itu ia sedang asyik minum di sebuah bar.Hari ini setelah semua persiapan pernikahan, undangan telah disebar, dan perayaannya bertepatan dengan hari ini, Gilbert sudah siap berdiri di atas altar pernikahan, menunggu Namiya datang bersama keluarganya karena ia sudah memberitahu Tuan Nicholas kalau ia benar-benar serius ingin
Saat Gilbert keluar dari gedung pernikahan itu, ia langsung disambut dengan pelukan Namiya yang begitu erat pada tubuhnya. Namiya kembali menangis karena ia kecewa dan sedih satu-satunya harapan ia menemukan orang tuanya telah meninggal dunia, seakan semesta setuju bahwa ia akan selamanya hidup tanpa mengenal orang tuanya."Kenapa Gilbert?""Kenapa Ero harus mati saat dia ingin berbuat kebaikan sekali saja di hidupku dengan mengatakan siapa orang tuaku?""Kenapa Tuhan sekejam ini padaku?"Ingin rasanya Gilbert berteriak untuk menjawab pertanyaan Namiya bahwa Tuhan tak kejam pada wanita itu, malah Tuhan menyayangi Namiya hingga tak mau Namiya mendapat masalah karena ayahnya.Namun Gilbert tak mungkin berkata seperti itu yang pasti akan memancing ribuan pertanyaan dari Namiya karena ia tahu masalah orang tua wanita itu. Gilbert belum siap untuk memberitahu Namiya tentang Ferdinand Pradipta. Ia membalas pelukan Namiya dan berusaha menenangkannya dengan kat
Hari ini Namiya bangun kesiangan namun tetap ia yang lebih cepat bangun dari Gilbert. Karena sekarang statusnya sudah berubah menjadi seorang istri, ia pun mulai menjalankan perannya sebagai istri dengan baik, ia berusaha melakukan apapun yang ia bisa untuk melayani suaminya dengan baik.Setelah ia selesai mandi, ia pun langsung menyalakan air hangat untuk suaminya mandi karena sepuluh menit lagi Gilbert akan bangun, pria itu punya rutinitas bangun tepat waktu, tidak kurang dan tidak lebih. Secepat mungkin pun Namiya mempersiapkan diri, memakai baju terbaik dan berdandan lalu menyisir rambutnya.Namun sayangnya suaminya sudah lebih dulu bangun saat ia sedang menyiapkan pakaian dan barang-barang kerja Gilbert. Gilbert tersenyum manis saat melihat Namiya sedang menjalankan tugasnya menjadi istri yaitu melayani kebutuhannya, Namiya juga membalas senyuman suaminya. Setelah aktivitasnya selesai, ia pun hendak keluar kamar dan mau melihat sarapan yang dibuat oleh pembantu namu
Jika melihat seorang pria yang sedang duduk di bangku kebesaran dalam ruangan CEO, pasti kalian akan berdecak kagum dengan ketampanan wajah pria muda berumur dua puluh lima tahun itu, pria dengan gelar kesempurnaan karena hidupnya tanpa celah. Dia terlihat begitu sibuk memeriksa laporan keuangan di akhir bulan untuk menjadi penutup laporan keuangan bulan ini bahkan ia belum pulang walau sudah malam hari.Nama pria itu adalah Aswin Mahendra, para wanita mengaguminya namun Aswin hanya punya satu wanita di hatinya adalah Lidia Trisia, tunangannya yang beberapa hari lagi akan menikah dengannya di sebuah gedung hotel dengan perayaan mewah, seribu undangan akan datang di pernikahannya dan dekorasi pesta yang layaknya pernikahan seorang pangeran dan puteri.Baru saja ia mengingat dengan tunangannya itu, lalu sebuah tangan memeluknya dari belakang, ia menoleh ke arah wajah pemilik tangan itu dan benar dugaannya bahwa tunangannya yang memeluknya. Mereka telah menjalin hubungan ha
Aldrick & RheaSatu kesalahan dalam hidup ku Yaitu mencintai muLebih dari ku mencintai diri ku sendiriRhea sedang mencuci baju kakak kembar nya itu dengan telaten meskipun di mansion besar dan mewah milik ayah nya ini banyak pembantu namun tetap saja aldrick selalu menyuruh nya baik itu mencuci baju, menyetrika, menjemur, masak, dan lain-lain kalau bara dan amira (ayah ibu rhea dan aldrick) sedang tidak ada di rumah."Ting Tong Ting Tong", suara bel rumah dan tumben aldrick kakak nya tak berteriak memanggil nya untuk membuka pintu mansion namun rhea lebih memilih melanjutkan cucian nya mungkin aldrick sedang dalam mood baik.Rhea sudah selesai mencuci pakaian aldrick dan langsung berjalan ke kamar nya, ia harus belajar agar juara 1 umum yang d
JUDUL: BULAN RAMADHAN BERSAMA NAMIRASeorang anak kecil cantik berusia delapan tahun sedang duduk di meja belajarnya sambil menulis daftar keinginannya untuk Ramdhan tahun ini, setiap kata yang tergores di kertasnya menimbulkan senyum kegembiraan karena membayangkan keinginannya menjadi kenyataan."Selesai, aku langsung kasih ke mama biar ibu enggak lupa beli deh."Namira, nama gadis cantik itu setelahnya ia turun dari kursinya dan berlari ke arah ibunya yang sedang berada di dapur, memasak untuk makan malam mereka. Namira semakin cepat berlari hingga ia tak melihat jalan lagi, dan akhirnya terjatuh di lantai."Ibu, sakit!"Andin, sang ibu terkejut mendengar teriakan dan rintihan kesakitan, saat berbalik badan ia melihat putrinya sudah terduduk di lantai sambil menangis. Andin pun langsung mencuci tangannya dan menghampiri Namira."Namira, kamu kenapa sayang? Kok bisa jatuh?""Ta ... tadi Namira berlari ingin memberi ini ke ibu tapi Namira m
JUDUL: DUNIAKU DAN IBUSeorang wanita cantik membawa tempat makan berisi makanan kesukaan putri kecilnya sambil berjalan memasuki rumah sakit dengan senyum manis di bibirnya namun di hatinya ia takut dan khawatir akan kondisi sang putri yang makin memburuk setiap harinya. Sheina menatap dokter dan suster yang berlarian membawa alat-alat medis dengan wajah khawatir dan takut ke arah ruang rawat VIP putri kecilnya."Kiana.......Sheina menjatuhkan rantang yang ia bawa lalu berlari ke arah ruangan putrinya, air mata menetes di kedua pipinya. Ini yang Sheina takutkan selama dua tahun ini, ia takut tuhan akan mengambil Kiana, putrinya dari kehidupannya. Sheina membuka pintu ruang rawat putrinya dengan air mata yang telah mengalir deras di kedua pipinya saat melihat alat-alat medis menempel di tubuh mungil putrinya."Kiana sayang hiks mama di sini hiks kamu harus bertahan demi mama sayang," ucap Sheina memeluk putrinya namun hanya sebentar karena suster me
Harapan Sahabat PenulisPerkenalkan namaku adalah Maharani Dwi Putri, ibuku memberiku nama itu agar aku menjadi seorang putri yang akan selalu bersinar.Aku hanya gadis biasa dengan impian setinggi langit, bagaimana tidak? Aku memiliki impian bisa menerbitkan karya tulisku yang berupa Novel agar bisa diterbitkan oleh penerbit mayor.Sebenarnya impianku itu biasa saja bagi orang lain, namun bagiku itu adalah keajaiban yang akan sulit kuraih, melihat kemampuan menulisku yang masih rendah berbeda dengan penulis hebat di luar sana, seperti Tere Liye, Boy Chandra, atau penulis favoritku Pit Sansi."Rani!!!"Suara teriakan sahabatku, membuat aku tersadar dari lamunanku lalu menoleh pada sahabatku, Nara. Aku memasang wajah bersalah karena sudah tak mendengar ocehan sahabatku dari tadi."Kau pasti tidak mendengar apa yang kuceritakan dari tadi bukan?"
JUDUL: PENIPUAN YANG MEMBERI MOTIVASISeorang gadis cantik yang memakai baju seragam putih abu-abu, duduk di bangku yang terbuat dari kayu di depan rumahnya.Suara isak tangis dan air mata yang mengalir di kedua pipinya, menandakan kesedihan yang dirasakan gadis yang bernama lengkap Ayu Ratnasari."Mama, semuanya gara-gara Ayu yang tergiur dengan harga laptop tersebut, seharusnya Ayu mendengarkan mama hiks hiks."Ayu menatap mamanya yang berada di sampingnya sambil memeluknya, dalam hati ia merutuki kebodohannya karena keinginannya membeli laptop."Sudahlah kak, anggap saja uang itu menjadi uang sial atas kerja kerasmu, sudah jangan bersedih lagi," ucap ibu Ayu, berusaha menenangkan putrinya yang bersedih.Sebenarnya ibu Ayu, juga sangat menyayangkan uang senilai hampir dua juta rupiah, lenyap karena tergiur akan harga murah laptop.Ayu bukan terlahir dari keluarga kaya atau miskin, ia terlahir dari keluarga sederhana. Di umurnya yang
Namiya menyambut kepulangan Gilbert sehabis kerja dengan pelukan hangat dan senyum manis di bibirnya, ia sedang butuh pelukan saat ini untuk menenangkan dirinya dari rasa khawatir dan takut dalam dirinya. Gilbert pun membalas pelukan istrinya lalu mengecup kening Namiya dengan lembut."Aku merindukanmu, Gilbert.""Tumben sekali kau merindukan aku secepat ini, kita baru berpisah tidak lebih dari sehari. Apa ada sesuatu yang terjadi.""Tidak ada yang terjadi. Apa tidak boleh seorang istri merindukan suaminya?""Boleh, ayo kita ke kamar."Namiya pun mengangguk dan keduanya pun berjalan menaiki tangga untuk je kamar. Gilbert tak masalah dengan sikap manja istrinya karena ia senang menanggapi sikap manja Namiya. Namun baru dua langkah menaiki tangga, suara panggilan dari seseorang di belakang membuat mereka berhenti melangkah dan berbalik badan."Nyonya, Tuan. Tunggu dulu.""Ada apa, Bi?"Namiya bertanya lebih dulu karena bingung melihat pe
Seorang wanita cantik sedang sibuk membuka setiap lembar dari buku usang yang sudah tua, buku yang ia bawa sebagai warisan terakhir panti asuhannya, satu-satunya barang yang tersisa dari panti walau kondisinya sudah hancur sebagian dan ada beberapa lembar yang robek akibat bencana alam waktu itu. Hanya ia yang tahu bahwa buku berisi informasi mengenai seluruh anak panti telah berada di tangannya, buku ini ditemukan tim sar berada di dekatnya ketika kejadian sehingga buku ini ikut dibawa bersamanya karena mungkin bisa membantu anak-anak panti yang selamat dan tak punya tempat tinggal lagi atau siapa pun di dunia ini untuk menopang hidup. Setelah bertahun-tahun lamanya, Namiya membuka buku ini untuk pertama kalinya, dulu ia tak pernah membuka buku ini karena ia tak mau mengetahui tentang identitas orang tua yang sudah membuangnya namun kejadian di pernikahannya membuat hati kecilnya meronta ingin tahu siapa ayah dan mamanya, ia tahu bahwa preman itu tahu siapa orang tuanya dan penguru
Hari ini Namiya bangun kesiangan namun tetap ia yang lebih cepat bangun dari Gilbert. Karena sekarang statusnya sudah berubah menjadi seorang istri, ia pun mulai menjalankan perannya sebagai istri dengan baik, ia berusaha melakukan apapun yang ia bisa untuk melayani suaminya dengan baik.Setelah ia selesai mandi, ia pun langsung menyalakan air hangat untuk suaminya mandi karena sepuluh menit lagi Gilbert akan bangun, pria itu punya rutinitas bangun tepat waktu, tidak kurang dan tidak lebih. Secepat mungkin pun Namiya mempersiapkan diri, memakai baju terbaik dan berdandan lalu menyisir rambutnya.Namun sayangnya suaminya sudah lebih dulu bangun saat ia sedang menyiapkan pakaian dan barang-barang kerja Gilbert. Gilbert tersenyum manis saat melihat Namiya sedang menjalankan tugasnya menjadi istri yaitu melayani kebutuhannya, Namiya juga membalas senyuman suaminya. Setelah aktivitasnya selesai, ia pun hendak keluar kamar dan mau melihat sarapan yang dibuat oleh pembantu namu