Share

60. Keputusan terbaik

Sepanjang makan siang, aku terus memikirkan ucapan Mas Adit yang menyarankan agar aku berbicara lagi dengan Kale untuk membahas masalah di antara kami. Aku setuju dengan pendapat itu, karena hingga detik ini aku memang masih belum bisa bersikap biasa di depan Kale. Tapi untuk berbicara ulang dengannya pun rasanya berat sekali. Karena dalam pembahasan di antara kami, ada perasaan ku yang ikut terbawa.

"Permisi, bisa saya bertemu dengan Mbak Alena."

Sontak semua kepala di dalam ruangan kami, langsung menoleh kepada si pemilik suara manis dan lembut itu. Aku mengerjap, teringat dengan kesan pertama saat aku mendengar suara Lili. Karena suaranya, aku berpikir bahwa Lili adalah sosok yang ramah, ternyata pada akhirnya dia jadi ular juga.

Dan sekarang, wanita yang menjadi penyebab aku secara terpaksa terdorong untuk menyatakan perasaanku, sedang berdiri di ambang pintu sambil tersenyum kikuk karena dipandangi oleh semua orang yang ada disini.

"Loh, Neng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status