Tut ...tut ... nada tersambung.@Ummi Syifa[Halo, Assalamu’alaikum]@Tante Mayang[Wa’alaikumsalam, Mbak}@Ummi Syifa[Ada apa, May, kok kamu menghubungi, Mbak? Ada masalah apa Mayang, semua baik-baik saja kan?]@Tante Mayang[Begini Mbak, tadi Iqbal telepon ke aku, katanya Abbas dan Bu Romlah datang lagi ke rumah, dan benar saja apa yang kita takutkan ternyata benar, Mbak][Abbas mengakui kalau dia memang mengincar Ida, Mbak, dan katanya lagi mereka akan menyusul kita ke Surabaya, dan ini aku mencoba menghubungi Ida tidak bisa, Mbak]@Ummi Syifa[Apa maksud kamu, Mayang?]@Tante Mayang[Ida dan Niken sedang pergi ke pasar, dan ponsel Ida di tinggal di rumah karena baterainya habis, dan Mayang sudah mencoba menghubungi Niken, nyambung tetapi nggak diangkat, Mbak, aku bingung]@Ummi Syifa[Kok bisa, Mayang, jadi bagaimana ini, nggak mungkin Mbak sama Mbok Siti ke sana, karena kita belum menemukan rumah orang itu]@Tante Mayang[Aku sudah suruh orang mencari Ida dan Niken, aku takut Mb
“Iya, Bu ini rumahnya, dulu rumah ini sangat indah menjadi pujian semua warga tetapi setelah kejadian tiga tahun lalu, semuanya jadi begini, sebenarnya ada para pekerja yang masih setia dengan Juragan tetapi Juragan tidak bisa lagi memperkerjakan lagi karena tidak bisa memberinya gaji lagi.“Namun, mereka masih saja datang sesekali ke rumah ini hanya sekedar untuk menyapa maupun membersihkan rumah ini.” “Juragan tidak ingin berniat menjual sedikit pun rumah itu karena banyak kenangan masa lalu tentang putri mereka,” jelas Bu Rina mengenai rumah itu.“Ayuk Bu, kita ke dalam,” ajak Bu Rina.Akhirnya mereka masuk ke dalam dan mendekati rumah itu. “Tok! Tok!”“Assalamu’alaikum!” tidak ada sahutan dari dalam.“Coba sekali lagi Bu, mungkin tidak dengar, soalnya saya harus bisa bertemu hari ini juga,” ucap Ummi Syifa nampak khawatir dan gelisah.“Assalamu’alaikum, Juragan!” “Wa-wa’alaikumsalam!” terdengar suara bariton dan langkah kaki menuju pintu itu.Pintu pun terbuka dengan pelan, ter
“Bohong!” teriaknya lagi dengan histeris dengan mata yang berkaca-kaca.“Siapa bilang dia keluar negeri?”“Dia itu tidak pernah keluar negeri untuk kuliah, dia hanya pernah bekerja sebagai TKI di Taiwan selama tiga tahun, kebetulan waktu itu ada teman bapaknya yang pernah mengetahui tentang Abbas.”“Setelah dia mengumpulkan uang dari hasil kerjanya di sana, dia melanjutkan kuliahnya di Jogja selama lima tahun.”“Mereka itu keluarga penipu ulung, semua yang kalian dengar tentang mereka adalah hanya kepalsuan saja!”“Mungkin sekarang dia lebih kaya karena dia sudah mengambil semua harta warisan kami, mereka itu tidak tahu diri, dikasih jantung malah minta hati!” hardiknya kesal.“Sabar toh Bu, istigfar jangan terlalu diporsil, ingat kesehatan Ibu!” “Biarkan saja, buat apa Ibu hidup, Ibu sudah kehilangan Saskia , Ibu tidak mau hidup lagi! Dia yang sudah membuat Saskia meninggal!” teriaknya kembali.“Dasar pembohong besar!” Ummi Syifa dengan geram.“Iya, Ibu benar dia pembohong besar, te
[Ya Allah, Pak, wajahnya mirip banget seperti anak kita Saskia?][Tolong jaga dia Bu Syifa jauhkan dia dari mereka!][Selain untuk mengambil menantu Ibu, mereka pasti ingin mengambil harta warisan kalian!]@Ida[Ibu, yang tenang ya, apa pun yang Ibu katakan saya akan lakukan, tidak akan terjadi apa-apa selama saya masih bersama keluarga yang menyayangi saya]@Bu Lina[Sayang, bolehkan Ibu bertemu langsung denganmu, saya mohon, tolong!][Saya janji tidak akan berbuat apa-apa, saya hanya ingin melihat wajah anak saya]“Boleh ya Bu Syifa, saya mohon kami hanya ingin melihat jelas kemiripan yang ada pada diri menantu Ibu,” ucapnya memohon sembari menitikkan air mata.Ummi Syifa menjadi tidak tega melihat Bu Lina yang masih belum bisa melupakan anak semata wayangnya, terlebih lagi karena kedatangannya dia juga mengingatkan kembali dengan putrinya itu.“Jika Ibu memang ingin menemui menantu saya, baiklah ikut kami ke Surabya nanti, bagaimana Than, nggak apa-apa kan?” tanya Ummi Syifa di da
“Apakah Abbas ataupun Bu Romlah tidak menanyakan kabar Fatih sampai sekarang, Pak?” tanya Ummi Syifa kepada Juragan Aryo dengan penasaran.“Alhamdulillah tidak, Bu, lebih baik mereka lupa kalau si Abbas sudah memiliki anak! Saya nggak rela dunia akhirat kalau sampai Fatih diambil dari kami!”“Ibu dan anak itu pergi begitu saja dari sini setelah kematian Saskia, tanpa memberitahukan kami, mereka tinggalkan rumah ini saja mungkin saat kami masih terlelap tidur,” jelas Juragan Aryo sembari mengepalkan tangannya.“Iya, Pak, Ibu juga sependapat dengan kamu, Pak, kita akan memperjuangkan Fatih enak saja dia tinggalkan begitu saja anaknya dan sekarang ingin mengambil dari kami, jangan mimpi kamu Abbas!” Bu Lina sangat geram jika menyangkut tentang Abbas.“Berarti kita tinggal mencari rumah sakit jiwa yang Bu Romlah pernah di rawat di sana hanya untuk sebagai bukti,” jelas Ummi Syifa tegas.“Sebentar, Bu, ada yang ingin saya perlihatkan ke Ibu, saya ambil dulu!” Bu Lina bergegas pergi ke kam
“Berlari kecil menghampiri Juragan Aryo dan mencium tangannya.Seketika Ummi Syifa menatapnya dengan lembut dan mengurai senyuman. Dia tahu pasti ini Fatih anak Saskia.Tubuh yang gemuk berisi untuk seusianya membuatnya sangat menggemaskan. Berkulit putih dengan wajah oval dan alis yang tebal teratur membuat anak itu terlihat tampan walaupun terdapat banyak cemong di wajah imut nya.“Wa ’alaikumsalam, Fatih dari mana saja kok baru pulang, dan ini kenapa bajunya kotor, memang Fatih habis main apa, Sayang?” tanya Juragan Aryo sembari membersihkan banyak kotoran yang menempel di bajunya.“Maaf Juragan, tadi Den Fatih menolong anak kucing yang ke cebur di got, jadi ya begini!” ucap Bang Urip salah satu warga yang menemukan Fatih sedang menolong anak kucing itu.“Oh gitu, terima kasih Bang Urip, sudah mengantarkan cucu saya pulang ke rumah,” ucap Juragan Aryo tersenyum.“Sama-sama, Juragan , kalau begitu saya pamit pulang dulu, Assalamu’alaikum!”“Wa’alaikumsalam!”“Pah, maafin Fatih ya su
“Jika pemikiran kamu seperti itu, berarti dia ingin melenyapkan kembali barang bukti, begitu?” tanya Tante Mayang bingung.“Bisa jadi bisa nggak, Tan!”“Mungkin juga karena Bu Romlah merasa kalau Ida akan menuntut balas, sehingga secara perlahan-lahan ingin membalas dendam lagi sama Ida.”“Apalagi kalau kedua orang tua Saskia akan datang kemari, dan kedua orang itu menyusul kesini, sehingga mereka beranggapan kalau keluarga Saskia akan menuntut balas melalui Ida.”“Kita mengenal mereka baru seminggu dan kebetulan mereka membeli rumah dari Pak Bandi tetangga kita dulu.”“Oh ya sebentar, Tante!” Ida lalu mencari nomor ponsel yang ingin dia telepon.“Kamu mau menelepon siapa, Da? Jangan buat panik dong?” tanya Tante Mayang gusar.“Tunggu Tante, Ida mau menghubungi Dewi anaknya Pak Bandi siapa tahu ada petunjuk dari dia!”Tante Mayang terlihat bingung dengan apa yang dilakukan menantu keponakannya itu.Ida segera menghubungi Dewi tetangga yang dulu sekaligus teman pengajiannya sewaktu mas
@Ida[Bagaimana Say, apakah kamu kenal dengan orang yang ada di foto itu?]@Dewi[Sudah, Say, dan benar ini orangnya. Wanita muda ini namanya Fina ... ya nama lengkapnya Salsabila Dafina dan itu teman beserta ibunya yang datang bersama Fina saat menandatangani penyerahan dokumen rumah ku itu, Cuma aku lupa siapa namanya, tetapi yang jelas Fina yang sudah membeli rumah papah itu, kalau kamu mau masih ada kok bukti kuitansi bermeterai atas tanda tangan dia][Memang kenapa, Say ada masalah dengan tetangga baru itu?]@Ida[Oh nggak ada apa-apa, makasih banyak loh, nanti kita ngobrol lagi. Aku tutup dulu ya Say, anakku sudah bangun, nanti kita sambung lagi, Assalamu’alaikum!]@Dewi[Wa’alaikumsalam]Ida lalu menutupnya dengan cepat dan pergi ke kamar Baby Salsa dengan terburu-buru.Saat membuka pintu kamar, Ida hampir dibuatnya terkejut melihat Tante Mayang berdiri menatap Baby Salsa dengan tajam.Namun, saat dia sadar kalau Ida yang datang tiba-tiba wajahnya kembali berubah tersenyum kem