Setelah Asep pergi, Zeira melangkah masuk ke dalam rumah, ia menemui siti dan memintanya untuk memberikan obat kepada Asep.
"Bi, tolong berikan obat ini kepada pak Asep, seperti beliau sedang tidak enak badan" ucap Zeira sambil menyodorkan kotak obat kepada pelayan Siti.
"Baik Nyonya" sahut Siti dengan hormat. Ia keluar dari pintu khusus pelayan menuju rumah yang ada di belakang mansion megah itu. Siti melangkah menuju kamar 09, tangannya terhenti saat ingin mengetuk pintu, Indra pendengarannya tidak sengaja mendengar suara tawa seorang pria dari dalam kamar itu.
"Baik bos, aku sudah melakukan seperti yang kita rencanakan. Percayalah tidak akan ada yang mengetahuinya" suara dari dalam kamar
"Dia bicara dengan siapa ? Rencana apa yang sudah ia lakukan ?" Bisik dalam hati Siti.
Tok....tok...tok.... Siti mengetuk pintu kamar Asep.
Tidak lama pintu terbuka, Asep menjulurkan kepalanya dari balik pintu "ada apa buk Siti ?" Tanya Asep dengan nada y
Saat ini Zeira dan Vivi sedang berada disebuah toko pusat perbelanjaan. Usia kandungan Vivi yang sudah memasuki 4 bulan, membuat semua pakaiannya tidak bisa dipakai lagi, karena berat badannya yang naik drastis.Setelah selesai berbelanja pakaian, mereka menuju toko perhiasan. Zeira membeli beberapa perhiasan untuk ia pakai saat acara peresmian kafe milik Carles. Sedangkan Vivi hanya membeli satu kalung dengan liontin berwarna putih.Sebelum kembali ke kediaman Nicolas, mereka sempat makan siang di sebuah kafe yang ada di dalam Mall itu."Ra, kira-kira berapa hari ya, kita di Bandung ?" Tanya Vivi sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya."Kata mas Reyhan 2 atau 3 hari" sahut Zeira"Ra, kok perasaan aku tiba-tiba enggak enak ya ?" Ucap Vivi sambil menyudahi makanannya."Apa kamu merasa sakit perut ?" Tanya Zeira. Ia berpikir kalau Vivi merasa sakit di bagian perutnya, karena wanita hamil memang kerap tidak enak badan atau se
Cuaca yang indah menyambut keluarga Nicolas di pagi hari. Saat ini kedua pasangan suami istri itu sedang menikmati sarapan pagi. Setelah sarapan mereka langsung berangkat ke Bandung dengan menaiki pesawat pribadi milik keluarga Nicolas.Sebelum berangkat, Reyhan sudah mempercayakannya mansion megah itu kepada Bara dan Siti, karena kedua pelayan ini yang paling Reyhan percayai dan yang paling lama bekerja dengannya.Tepat pukul 9 mereka sudah tiba di Bandung. Saat mereka tiba di hotel, Carles sudah menunggu di lobi. Pria tampan itu bangkit dari kursi melangkah menghampiri mereka."Apa kabar Bro" sapa Carles sambil berjabat tangan dengan Reyhan lalu memeluknya. Mereka sudah hampir dua tahun tidak bertemu, wajar saja jika mereka saling rindu, yang namanya sahabat pasti merindukan sahabatnya. Bukankah begitu ? Ya begitulah hehehe, biar enggak terlalu tegang."Baik Bro" sahut Reyhan sambil melepaskan pelukannya."Apa kabar adikku" sapa Carles kepada Roy
Semua para tamu undangan telah pergi, saat ini hanya tinggal mereka yang ada di kafe itu. Reyhan membujuk Carles untuk jujur kepadanya tentang hubungannya dengan Mita, tetapi sahabatnya itu tidak mau membuka mulut, ia selalu menantang jika di tuduh memiliki hubungan atau kenal dengan Mita.Dengan harapan yang kecewa mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Zeira dan Reyhan masuk ke dalam kamarnya. Andrian bersama seorang pelayan yang mereka bawa dari kediaman Nicolas husus menjaga Andrian masuk ke kamar tepat di sebelah kamar mereka. Sedangkan Roy dan Vivi pergi mencari angin segar di pusat kota dan Carles masih tinggal di kafe bersama para calon karyawannya."Sayang terima kasih ya ?" Ucap Vivi kepada Roy sambil bergelayut manja di lengan suaminya itu."Terima kasih untuk apa sayang ?" Tanya Roy. Ia sedikit bingung dengan ucapan terima kasih dari Istrinya itu. Sebab ia tidak memberikan ataupun tidak melakukan sesuatu yang indah saat ini."Terima kasih u
Ting-nong ting-nong. Suara dering ponsel Reyhan membangunkan Zeira dari tidur panjangnya. Dengan malas ia membuka mata, lalu menurunkan kedua kakinya dari ranjang, melangkah menghampiri meja untuk meraih ponsel milik suaminya itu.Ia kembali ke ranjang dan membangunkan Reyhan. Setelah memberikan ponselnya, ia kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur."Sayang, jangan tidur lagi dong" ucap Reyhan setelah memutuskan sambungan teleponnya"Aku masih ngantuk mas, ini masih malam" sahut Zeira."Ini bukan malam lagi sayang, tapi sudah jam 9" sahut ReyhanMata Zeira terbuka sempurna, ia meraih ponsel miliknya dari atas meja kecil yang ada di dekat tempat tidur. Matanya semakin membuat saat melihat 5 panggilan tidak terjawab dan 3 pesan dari Vivi."Aduh.....aku lupa untuk menghidupkan nada ponselku tadi malam. Vivi sudah menghubungiku sebanyak 5 kali dan mengirimkan tiga pesan, terus sekarang mereka sudah menunggu di kafe Carles " geru
Kedua wanita yang bersahabat sejak kecil itu sedang sibuk memilih pakaian, Zeira membantu Vivi untuk memilih pakaian yang pas untuk sahabat sekaligus adik iparnya itu. Patung yang berdiri di belakang Zeira tiba-tiba terjatuh, dengan sigap Vivi menarik tangan sahabatnya itu agar terhindar dari patung."Terima kasih Vi, walaupun patungan itu ringan ! Jika terjatuh menimpa kepala, pasti akan terasa sakit" ucap Zeira kepada Vivi sambil mengelus dada"Iya Ra, untung saja aku melihatnya. Oh iya, yang ini cocok enggak untuk aku ?" Tanya Vivi sambil menyesuaikan sebuah gaun berwarna hitam di tubuhnya."Cocok, tapi aku kurang suka dengan warnanya" keluh Zeira"Terus warna apa yang bagus menurut kamu Ra ?" Vivi kembali memilih gaun yang tergantung di hadapannya"Warna merah pasti bagus" sahut Zeira"Tapi aku enggak suka warna merah, kamu kan tahu kalau dari dulu aku gak suka warna yang cerah""Iya sih. Ya sudah, ambil warna yang kamu suka
"ada apa dengan pak bos ?" Tanya salah satu karyawan kepada temannya."Aku juga enggak tahu" sahut yang satu"Tadi saat meeting pak bos baik-baik saja, tidak tegang seperti itu" ucap sekretaris yang ikut mendampingi Reyhan saat meeting"Jangan terlalu kepo dengan urusan orang lain" cibir security"Bukan kepo pak ! Cuma pak bos tidak biasanya seperti itu" sahut sekretaris.............Dalam perjalanan ke rumah sakit, Reyhan berkali-kali menghubungi Zeira, tetapi tidak dapat di hubungi, begitu juga dengan nomor Bara dan Vivi, tetapi tidak ada satupun yang tersambung. Reyhan semakin cemas, ia meminta sopir untuk menambah kecepatan mobilnya. Suasana jalan ibukota siang ini lumayan macet karena waktu jam istirahat, butuh waktu 45 menit untuk ia sampai di sana.Saat mobil yang ia tumpangi tiba di parkiran, dengan sigap Reyhan membuka pintu mobilnya sendiri dan berlari masuk ke dalam rumah sakit."Istri saya di kamar nomor be
Saat tiba di rumah sakit, Roy tidak sanggup untuk menahan cairan bening yang sudah memenuhi kelopak matanya dari tadi. Ia hanya bisa melihat istrinya dari balik kaca. Kondisi Vivi masih kritis sehingga Dokter belum mengizinkannya untuk ditemui."Bertahanlah demi aku" ucap Roy dari balik kaca sambil meneteskan butiran bening dari mata yang membasahi kedua pipinya."Sabar Roy, ini semua karena kesalahanku, jika aku lebih berhati-hati saat menyebrang jalan ! Semua ini tidak akan terjadi" ucap Zeira. Wanita satu anak itu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa sahabatnya itu."Jangan berkata seperti itu, ini semua sudah takdir dari Tuhan" jawab Roy dengan tulus"Maafkan aku" Zeira memohon di hadapan Roy"Hei....apa yang kakak lakukan !" Roy menuntun Zeira bangkit dari hadapannya "jangan menyalakan dirimu, aku sudah katakan kalau ini adalah takdir dari yang kuasa" lanjutnya"Roy....." Ucap Zeira sambil memeluk era
Saat tiba di rumah sakit, Zeira meminta Roy untuk kembali ke kediaman Nicolas. Pria tampan itu sudah terlihat acak-acakan karena satu hari satu malam tidak istirahat. Karena Zeira memaksa, akhirnya Roy menurut, ia kembali ke kediaman Nicolas dengan mengendarai mobil sendiri. Ia meminta Bara dan pengawal itu untuk tetap di rumah sakit menemani Zeira dan ViviAir matanya menetes saat melihat keponakannya Andrian sedang di gendong Siti di teras mansion megah itu "selamat siang keponakan om yang ganteng" sapa Roy sambil mencubit gemas hidung mancung Andrian"Selamat siang om" sahut Siti dengan menirukan suara anak kecil."Apa tuan butuh bantuan untuk menyiapkan air hangat ?" Lanjut Siti bertanya"Tidak usah bi, biar aku saja. Bibi jaga Andrian saja" Roy melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.Sementara di rumah sakit, Zeira merasa resah, perasaannya tiba-tiba tidak enak "mungkin ini efek karena aku tidak tidur satu malam ini" ucapnya kepada diriny
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h