Share

Chapter 79

Author: Black Eagle
last update Last Updated: 2022-04-11 22:58:13

Dia menuliskan sesuatu di sebuah kertas kecil. Begini yang dia tuliskan, “Besok hari Kamis, ingat audisimu. Kau akan sangat indah bersama biola coklat mu. Omong-omong dansamu dengan Raisi itu payah .”

Dia menuruni tangga dengan lincah di malam hari dan masuk ke kamar Andira, setelah itu dia taruh kertas kecil itu di atas meja dekat lemari. Sudah menaruh, dia langsung berjalan pergi dan menaiki tangga dengan kaki yang juga lincah.

Sementara itu, Raisi dan Andira larut dalam tarian mereka. Hingga Sarah pulang dan mengagetkan mereka. Dengan cepat Raisi mematikan musiknya dan menyuruh Andira untuk bersembunyi.

“Tapi dimana?”

“Di sana saja, ayo!” Dia menarik tangannya dan masuk ke dalam semak bunga. Suara semak itu terdengar hingga ke telinga Sarah yang berlalu. Sarah yang sudah lelah dan sedikit mabuk langsung masuk saja ke dalam rumah.

Raisi terlihat tersenyum menyeringai setelah melihat ibunya berlalu pergi. Mereka

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 80

    ------------------------Bagaimana aku bisa katakan padamu? Aku mencintai yang baru. Hatiku tergerak untuk mencintainya. Tenang aku tidak melupakan mu wahai kekasihku yang selalu bermain dalam benakku. Kau memberiku nyawa dan jiwamu. Aku memberimu segalanya dan sekarang tak ada yang tersisa. Bantulah aku untuk pergi dan biarkan aku mencintainya. Kau tetap cintaku namun dia membuatku jatuh cinta lagi.Ingat ini kekasihku, kekasihku yang terindah. Aku tidak pernah melupakanmu, justru aku sangat mencintaimu. Namun aku rasa aku menderita dengan perasaan hampa ini. Aku mencintai gadis selain dirimu, memang berat dan menyakitkan, namun kekasihku, aku melihat matamu padanya, indah sekali. Aku melihatmu dalam kedua kelopak mata indahnya.Aku Martin Dailuna. Untuk kekasihnya di surga.----------------------------Dia menciumi tulisan yang berada di kertas itu dan menaruhnya di atas makam Mia. Dia hanya singgah sebentar, karena hari ini adalah hari aud

    Last Updated : 2022-04-11
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 81

    "Tuan, bukankah itu, Nyonya?" Dia menujuk ke arah pasangan yang sedang bersama, mereka terlihat duduk di resto terbuka dengan mudah untuk terlihat. Mendengarkan apa yang dikatakan Andira, Martin langsung meminggirkan mobilnya. Pemandangan itu membuat Andira merasa sedikit lupa dengan kegagalannya untuk melaju ke fase berikutnya. Kata juri, dia gagal karena musik yang dia mainkan sudah sangat klise dan tidak spesial karena sudah di cover oleh banyak orang pemusik.Martin memandang fokus ke arah yang ditunjuk oleh Andira."Lutfi?" Alisnya mengernyit dan matanya sedikit menyipit hingga kedua kelopak mata itu lalu membulat. Dia memandang masuk ke arah dua pasangan yang saling berbincang, tertawa dan makan bersama.Di dalam sana, tak ada dinding yang menutupi sehingga orang luar dengan muda melihat para pe

    Last Updated : 2022-04-13
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 82

    Mobil Martin mengikut di belakang, bersama Andira di sampingnya. "Tuan yakin ingin mengikutinya?" "Kau bilang aku harus mencari alasan lain untuk bercerai, kali ini aku bisa mendapatkannya." Dia menekankan laju mobilnya saat mobil yang diikutinya juga memelankan lajunya. Mobil itu masuk ke dalam hutan, kali ini membuat Martin semakin penasaran apa yang dilakukan istrinya di dalam sana. Bersama adik ipar Martin. Karena tak ingin ketahuan Martin mencari ide agar mobil yang diikutinya tidak curiga jika diikuti. "Kenapa berhenti?" Andira bertanya. "Kita turun di sini." "Turun?" "Kau ingin tetap di sini? Jika ingin tetap di sini tidak apa-apa. Aku akan ke sana sendiri." Andira merenung sejenak, dia berfikir ikut atau tidak? "Aku akan ikut."

    Last Updated : 2022-04-13
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 83

    Sementara itu, di dalam mobil itu. Sarah dan Lutfi kembali dan lagi bercinta. Mereka selalu mendapatkan tempat dan kenikmatan untuk birahi mereka. Kepuasan nampak pada wajah milik Sarah dan Lutfi, mulut yang terbuka dan suara yang mendesis nikmat. Siapa saja akan tahu apa yang dilakukan oleh orang yang berada di dalam mobil itu.Tangan yang terlihat di kaca mobil, dan kaki yang terangkat, Martin melihat semuanya, Andira menolak melihatnya, dia membelakangi apa yang disaksikan Martin. Dan hanya duduk bersandar di batang pohon. Kacamata Martin melihat semuanya, matanya membulat sempurna.Karena geram dan sangat marah Martin ingin sekali menghancurkan wajah Lutfi. Dia beranjak untuk mendatangi mobil itu, namun Andira menahannya dengan menarik lengan Martin."Anda mungkin marah atau merasa tersakiti. Tapi sebaiknya jangan mendatangi mereka. Tuan Martin, kita pergi saja dariTatapan Andira tulus. Sulit bagi Martin untuk menolaknya. Ma

    Last Updated : 2022-04-13
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 84

    Ibrahim dan Hatice terkejut dengan kedatangan Martin secara tiba-tiba, mereka langsung memberi jarak satu sama lain karena telah tertangkap basah. Martin sendiri terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dengan apa yang saat ini dia saksikan, membuatnya mengurungkan niatnya untuk mengatakan segalanya. Lutfi, Hatice, Ibrahim dan Sarah mereka sama saja, ternyata sama-sama main curang.Martin yang masih terkejut, dia menghela nafas lalu berbalik tak berbicara apa-apa, dia ingin pergi saja dari sana. Namun Hatice mengejar dari belakang dan menahan tangan Martin."Kau melakukan hal yang sama. Tolong jangan katakan apapun pada Lutfi."Martin berbalik, dia menatap ke arah Hatice namun tidak mengatakan apa-apa."Kak. Tolong jangan katakan hal ini pada siapapun.""Bagaimana caraku mengatakan rahasia adikku sendiri. Kau tahu aku selalu di pihak mu walau kau sendiri, tak selalu berpihak padaku," ucapnya dan

    Last Updated : 2022-04-14
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 85

    Dia keluar dari area rumah sakit, dan untungnya dia melihat gadis kesayangannya itu sedang berada di pinggir jalan yang berada dekat dengan rumah sakit. Saat itu Andira sedang berdiri di samping penjual eskrim keliling, rupanya dia sedang membeli eskrim. Martin tersenyum tipis melihatnya dan berjalan pelan ke arah penjual eskrim itu."Aku juga ingin satu," katanya saat tiba di samping gerobak penjual eskrim. Andira mendapatkan miliknya sementara Martin harus menunggu miliknya juga."Aku sudah capek-capek antri, Tuan Martin datang langsung dapat," ucapnya dengan kesal sambil menjilat eskrim miliknya.Martin hanya tersenyum dan meraih eskrim yang diberikan penjual untuknya. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan mereka berjalan berdampingan sembari memakan eskrim yang ada di tangan mereka."Apa yang Tuan lakukan di sini?" Andira bertanya, dia masih asik menjilat ujung eskrim."Memberitahu Hati semuanya."

    Last Updated : 2022-04-14
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 86

    Mata Andira membulat dan bibirnya terbuka, tetesan krim jatuh ke bajunya karena terpapar cahaya."Kau harus segera mengabiskan eskrim mu, atau akan seperti hatiku.""Ha?""Meleleh."Mendengarnya, rasa kaget Andira diganti dengan kekehan tawa ya g renyah. Sekali lagi Martin dapat membuat Andira tertawa."Sudahlah, ayo kita pulang. Lagi pula kau harus menyiapkan makanan bukan? Anak-anak akan pulang. Sarah akan pulang dan Raisi akan pulang." Dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Andira selepas mereka menghabiskan eksrim yang mereka nikmati sejak tadi.Andira tersenyum, dan meraih uluran tangan Martin, dia berdiri dan mereka melepas tangan, namun tetap berjalan beriringan. Selalu menyenangkan berjalan beriringan dengan orang yang kau cintai. Martin menikmati momen itu, hanya berjalan beriringan saja membuatnya menyukai setiap langkahnya.Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju rumah besar Dail

    Last Updated : 2022-04-14
  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 87

    Di ruangan kerja itu, Martin dengan tatapan mengintimidasi dia menatap Ibrahim yang duduk di sebrang meja. Dia menatap pria itu dengan penuh rasa heran dan bingung i gun memulainya dari mana. Dua memejamkan matanya beberapa detik, menghela nafas dan mulai membuka mulut."Sejak kapan kau berhubungan dengan adikku?" Tatapannya serius namun tak begitu tajam."Apa itu bagian dari pekerjaan?" Ibrahim bertanya balik dengan suara berani, dan tatapan yang juga berani menatap sang atasan. Mendengar jawaban dan tatapan berani itu membuat Martin mengernyit dan sedikit menganga tipis. Dia yang tadinya mencondongkan tubuhnya kini perlahan menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi."Ini masalah pribadi adikku dan aku.""Kalau begitu tolong jangan sangkut pautka

    Last Updated : 2022-04-14

Latest chapter

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 322

    Ya dia tahu siapa yang membawa Andira, dan anehnya sesuatu menjadi lebih muda baginya, tak ada pengawal sementara Martin memegangi senjata api di tangannya walau dia terlihat terluka di kepala, dan beberapa darah yang mengalir di tangannya, ya sebelum Ibrahim berhasil dijatuhkan oleh Martin, Ibrahim berhasil menyerang Martin dengan irisan balok yang membuatnya terluka. Di sisi yang lain, Martin membuka satu-persatu pintu ruangan yang ada di labirin, sampai akhirnya dia tidak menemukan pintu apa pun, hanya dinding kasar di sekelilingnya, dan yang membuatnya merasa bingung adalah di mana semua orang? Martin tak menemukan siapa pun, tapi dia bisa melihat tanda ayang dia tahu bahwa yang melakukannya pasti Nigel, untuk menjebak Martin, walau Martin paham akan jebakan itu, dia tetap mengikuti pola petunjuk yang dia tidak tahu akan membawa dia ke mana, hanya saja tak ada pilihan lain. "Martin." Langkah kaki Martin terhenti, dia mendengar sesuatu, di belakang, di depan, di samping, lalu s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 321

    Rasa lemas menjalar di sekujur tubuh Martin, dia tidak menyangka bahwa Nigel akan sejauh ini, gadis yang selalu bersamanya yang Martin pikir Litzia telah menjadi gadis yang penting bagi Nigel ternyata saat mencoba membalas dendam dan ambisi gadis itu tidak lain hanyalah sekedar hiburan bagi Nigel. Mata Martin redup, dia kebingungan bagaimana harus merespon apalagi rasa panas dikarenakan cahaya lampu yang langsung mengarah kepadanya membuatnya merasa terganggu. Dia meremukkan rambut-rambut nya yang kusut, dan saat mencoba untuk fokus, dia menemukan sesuatu berada di tangan Litzia, gadis itu menggenggam sesuatu, Martin yang merasa apa yang digenggam Litzia penting langsung meraih tangan gadis itu dan membuka telapaknya, di sana terletak kertas yang mungkin berisikan informasi. Tulisan yang Martin tahu bukanlah milik Litzia melainkan milik Nigel, ya jelas kertas dengan tinta yang ditulis Martin dan berisikan, "Putramu dan Andira selanjutnya, oh ya astaga kau tidak akan menemukan putra

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Bibir Martin terbuka, dia merasa heran siapa yang mungkin yang telah membukakan pintu untuknya, dan kenapa pintu ini bisa terbuka sendiri. Sia menelan saliva berkali-kali tapi dia tidak bisa diam, ya dia tidak seharusnya seperti ini, dia mengepalkan tangan dengan kemarahan yang luar biasa, pada Nigel, Ibrahim dan sedikit rasa kecewa dan kebencian terhadap Andira, atau dia sedang berusaha untuk membenci gadis itu. Tapi sebelum semua itu harus diselesaikan olehnya, dia berusaha untuk menemukan putranya terlebih dahulu, di mana Raisi, dan kenapa semuanya terlihat kacau, kenapa Tidka ada penjaga dan pintu ruangannya sendiri, sel yang dia miliki sendiri yang seharusnya menjadi tempat dia tertahan kini terbuka. Tapi semua itu tidak penting, Martin dia mencoba untuk melangkah pergi, tetapi dia tidak dengan tangan kosong, di dalam saku-saku celananya dia menyimpan pecahan beling yang dia hancurkan sebelumnya dan akan menjadikannya sebagai pertahanan atau cara untuk melawan. Sayangnya dia

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Litzia mencoba menyelematkan siapa pun yang bisa dia selamatkan setelah dia berhasil membantu Raisi, yang entah apakah Raisi berhasil keluar dari labirin rumit yang telah dibangun oleh Nigel selama ini atau usaha mereka hanya akan menjadi boomerang. Dia memastikan bahwa Ibrahim mengetahui rencana Nigel untuk menghabisi mereka semua di tempat itu, sehingga mungkin dalam sesaat dia ingin menyelamatkan semuanya, termasuk Andira, tetapi sebelum itu, dia harus memastikan bahwa Martin tiada di tangannya. Di sisi yang lain Litzia, dia membuka pintu demi pintu, labirin yang begitu membingungkan, dia tidak bisa menemukan di mana kamar Martin, atau di mana sel Martin disembunyikan, langkah demi langkah dia berusaha untuk dapatkan hingga akhirnya dia menemukan satu ruangan yang tak terjaga, cukup jauh dan firasatnya berkata, mungkin itu adalah Martin. Langkahnya menuju sel itu cepat, dan menemukan seseorang yang bersandar tanpa semangat hidup duduk di lantai. Litzia hanya dapat melihat pria i

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 319

    Beberapa Saat Sebelumnya "Pergilah, kau tidak punya waktu, kau harus meninggalkan tempat ini atau Nigel akan menghabisi mu di hadapan ayahmu. Dia akan mempermainkan Malian berdua sebelum akhirnya mengakhiri semuanya." Dia mencoba membuka gelangan borgol di tangan Raisi sementara Raisi yang terlihat dengan wajah berantakan, darah di sisi wajahnya, dan rambut yang terlihat tak terawat itu memandang bingung. "Bagaimana kau mendapatkan kunci itu ... Astaga kau membahayakan dirimu sendiri Litzia." Raisi menghentakkan tangannya seolah menolak bantuan Litzia tapi gadis ini mencoba untuk tetap membantu Raisi. "Kau tidak tahu bahwa Nigel adalah monster dan dia akan menghabisi kalian, kau, Martin, Andira, semuanya, bahkan Ibrahim tangan kanannya sendiri akan mati di sini jika tidak pergi." "Andira?" Raisi menelan saliva, dia gemetar. "Ya." "Tidak." Raisi yang kedua tangannya sudah terbebas dari borgol itu menggelengkan kepala, "Aku tidak mau meninggalkan Andira. Bawa aku padanya dan akan

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 318

    Semua tampak jelas, Martin melihat segalanya dalam kesunyian yang tak terhentikan, dia merasa bahwa hidupnya akan selalu seperti ini, menderita. Dia mendapatkan apa yang dia inginkan, Andira, tapi dengan biaya sebesar apa? Dan kini, di mana gadis itu? Di mana putranya? Dan demi keinginan yang ia hasratkan semuanya berakhir kacau, dia terjebak di dalam neraka yang abadi. Nigel menghentakkan kepala Martin dan membiarkan dia tergelatak di dalam sana, kini adalah rencana selanjutnya tapi kapan dia akan melakukan rencana selanjutnya? Oh ya dia akan mempermainkan Martin lebih lama, lebih parah, San jauh lebih menyakitkan sebelum pada akhirnya mengakhiri hidup Martin Dailuna. Di sisi yang lain, Ibrahim tak sanggup menahan amarah dendam yang ingin segera mengakhiri hidup Martin, menghancurkan dinasti Dailuna selamanya. Tetapi semua itu berada di tangan Nigel yang memiliki lebih banyak anak buah. "Apa lagi yang kau tunggu?" Ibrahim bertanya, dia tak sanggup menahan diri untuk segera mengakh

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 317

    "Kau sudah mendapatkan, dia kan?" tanya Ibrahim yang sekarang berada di hadapan Nigel. "Cepatlah akhiri ini, Nigel. Kau pasti akan segera mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan?" Ibrahim yang saat ini duduk di hadapan meja Nigel dan Nigel tampak berpikir tetapi tidak senang dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ibrahim. "Jangan terlalu tergesa-gesa, Ibrahim. Aku tahu kau sangat ingin membunuhnya sama seperti aku ingin sekali melenyapkan dia. Tapi kita tunggu, ya tunggu." Ibrahim tidak senang dengan aoa yang dikatakan Nigel, dia berdiri dan menghentakkan kursi, "Menunggu? Astaga aku sudah sangat lama menunggu dan menantikan momen ini, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Apa yang sebenarnya kau rencanakan!" Nigel tersenyum dan ikut berdiri, "Aku sudah katakan padamu. Kau cukup menjaga Andira dan biarkan dia merasa nyaman di sini, karena sebentar lagi dia akan berguna," kaga Nigel yang sekarang berjalan ke arah pintu. Dia membuka pintu ruangan itu dan mempersilahkan Ibrah

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 316

    "Nigel berhasil menangkap ayahmu, Raisi." Suara Litzia tenang. Sedangkan Raisi yang tampak tak berdaya itu hanya bisa menundukkan kepala. Dia lemas dan tidak tahu bagaimana dia akan merespon. "Akhirnya, dendam Nigel akan terselesaikan. Dia bisa menghabisi ayahku kapan saja. Tapi kenapa dia hanya menangkapnya?" Tatapan Raisi kini mengarah kepada Litzia yang terlihat tidak menemukan jawaban apa pun dari pertanyaan Raisi. Dia bahkan tidak tahu kenapa Nigel tidak menghabisi Martin saat ini juga. Kenapa dia harus menunggu waktu yang lama. "Entahlah, tapi untuk saat ini aku hanya mau kondisi mu lebih baik Raisi, kau harus makan sesuatu," kata Litzia yang masih menawarkan makanan untuk Raisi, "Jika tidak maka kau akan berada dalam kondisi yang buruk." "Saat ini aku bahkan jauh lebih buruk dari kematian itu sendiri, Litzia. Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya makanan." Litzia lalu meraih piring itu dan berusaha untuk membuat Raisi memakan sesuatu, dia menyuapi Raisi dan tidak akan pe

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 315

    Martin terjatuh dan tidak bisa merasakan tubuhnya, apa yang baru saja dikatakan oleh Nigel adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Martin sudah kehilangan Nadira dan dia tidak bisa kehilangan anak lagi. Tubuhnya yang sudah mulai kurus itu terus dihentakkan lelah Nigel yang penuh dengan kebencian dan dendam. Yang pada akhirnya Nigel mendapatkan Martin hidup-hidup. Ini adalah sebuah kesempatan baginya. Bagi Nigel untuk memberikan penderitaan mutlak pada Martin Dailuna. Martin yang tidak berdaya diseret menuju bangunan tua yang cukup terlihat besar, dan tubuh itu langsung dijatuhkan di atas lantai yang lembab. "Bawa dia ke tempat yang seharusnya." Nigel yang terlihat berjalan pergi dan meninggalkan tubuh Martin yang setengah sadar dan tak berdaya. Dan kemudian dibawalah tubuh itu menuju ke tempat yang seharusnya, dan kemenangan Nigel sudah di depan mata. Andira, Raisi dan Martin, adalah pion untuk balas dendam Nigel. Di sisi lain ada Ibrahim yang sama sekali tidak terima Dnegan sikap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status