Telenovela Spanyol tengah ditayangkan dalam sebuah saluran siaran Televisi sore. Dengan santai seraya menyantap Brownies Coklat, Margaret menyaksikan Telenovela dengan penuh perhatian, sesekali tertawa ketika menyaksikan betapa lucu dan menghibur tayangan yang ditontonnya. "Hahahaha! Itulah yang sepantasnya kau dapatkan setelah terus mengganggu Marimar! Kau memang tak pantas menjadi ibu dari Sergio, Angelica!" oceh Margaret dengan semangat saat menyaksikan sebuah adegan sembari mengunyah BrowniesnyaNamun, suasana tenang di ruang santai itu tak bertahan lama, tatkala ketukan pintu terdengar, mengganggu Margaret yang santai menonton Televisi. "Sebentaar!" sahut Margaret seraya bangkit dari sofanya.Pintu apartemen dibuka, mengungkap seorang kurir berseragam hijau lengkap dengan topinya, yang datang dengan empat kardus besar yang tersusun di sampingnya berdiri. "Nyonya Margaret Fontana? Ada kiriman untukmu," ujar si kurir seraya memberikan tanda terima."Kiriman? Untukku? Dari siapa?"
Panggung besar nan megah telah berdiri di halaman Istana Buckingham, berhias karpet merah yang memancar warna cemerlang. Ribuan warga Inggris memadati area halaman istana Buckingham, mulai dari pinggir panggung hingga gerbang masuk penuh sesak akan kehadiran para rakyat Inggris yang bersorak-sorai. Bersorak semangat sambil menanti dimulainya prosesi penobatan untuk Elly atas jasanya di Pulau Man dua minggu yang lalu. Dua unit helikopter melayang di atas Istana, memudahkan para Jurnalis untuk mengabadikan prosesi besar yang akan segera terlaksana. Pakaian formal dan elegan membalut tubuh Elly, Will dan Hana, tiga orang yang menjadi perhatian utama dalam proses penobatan. Elly terlihat begitu anggun dengan gaun Empire Waist berwarna merah berhias liontin mutiara yang terkalung di lehernya. Begitu juga dengan Hana, mengenakan gaun berpotongan A hijau gelap. Will terlihat begitu gagah dan berkarisma dengan setelan jas hitam serta dasi biru gelap, rambut yang disisir klimis menambah peson
Di lereng bukit tersembunyi, dengan tanah yang begitu gersang, jauh dari jangkauan pandang masyarakat sipil, sebuah pangkalan rahasia yang dengan luas sekitar 20 hektar tengah beroperasi. Tembok beton menjulang setinggi sepuluh meter, mengelilingi area pinggir pangkalan. Menara pengawas berdiri di setiap sudutnya. Puncak dinding dipenuhi kawat-kawat tajam beserta artileri pertahanan udara. Pangkalan rahasia yang dijadikan sebagai Markas Operasional MI5. Tembok beton membentengi deretan 12 hangar besar di sisi kanan pangkalan. Satu hangar saja sudah bisa menampung sekitar lima pesawat tempur berukuran 60 meter atau dibawahnya. Beberapa deret hangar juga menampung kendaraan darat, seperti Tank, APC, IFV, Truk Taktis dan Mobil pengintai bersenjata lengkap yang biasa digunakan dalam operasi militer khusus. Di depan deretan hangar, terdapat helispot dengan lebar mencapai 2 hektar, memarkir sekitar 50 helikopter berbagai jenis. Hangar dan Helispot terletak bersebrangan, membuka sebuah linta
Petang beranjak, selama mobil jeep membawa Isabel pergi dari pangkalan rahasia MI5, ia terus saja termenung memandangi jendela. Sementara agen yang duduk di samping, jok depan serta menyetir mobil yang dikendarainya tetap merangkai fokus siaga dalam perjalanan. Medan terjal berpasir serta lokasi yang begitu terselubung membuat perjalanan Isabel beserta tiga mobil jeep yang melaju di depannya tak dapat di prediksi. Sehingga seluruh agen yang bertugas mengawal isabel dituntut untu terus waspada.Isabel memandangi lanskap gurun dari balik jendela mobil, memperhatikan medan pasir yang dipenuhi beberapa batang pohon kering serta bebatuan kasar. Jalur kendaraan berselimut debu, perputaran roda mobil jeep menerbangkan pasir hingga menghalangi pandangan.Pikiran Isabel kini dipenuhi berbagai macam pertimbangan, mencoba memutar otak, mempersiapkan tindakan apa yang akan diambil dalam mematangkan hasil pertemuan dengan tiga orang petinggi."Cih! Kau berh
Tiga hari berlalu semenjak Elly, Will dan Hana dinobatkan sebagai Sir dan Dame atas jasa mereka dalam penemuan Northern Union Loot di Pulau Man. Pasca penemuan itu, Kastil Peel sudah menjadi area supervisi bagi para Arkeolog CBA untuk meninjau lebih dalam terkait ruang rahasia bawah tanah di Pulau Man. Sementara patung-patung yang terbuat dari berbagai macam leburan logam sedang melalui proses ekstraksi, diangkut untuk diteliti CBA serta diklaim sebagai aset milik Kerajaan Britania Raya. Sebagai imbalan atas jasa mereka, setelah mengkonversi nilai temuan yang menyentuh angka fantastis, Kerajaan memberikan 20% nilai Northern Union Loot dalam bentuk uang kepada Elly, selaku nahkoda utama dalam penemuan Northern Union Loot. "Selamat atas penemuanmu, Dame Eleanor!""Kau butuh apa hari ini, Dame Eleanor? Lobak? Wortel? Katakan saja padaku, biar kuambilkan.""Sudah cantik, pintar pula! Tak salah Ratu menobatkanmu, Dame Eleanor.""Apa kau punya hubungan spesial dengan Sir Wilfred, Dame Ele
Terletak di lingkungan yang tenang nan asri, distrik Claremont, Blackpool. Rumah berlantai dua, lengkap dengan cerobong asap menjulan di atap, berdiri dalam fondasi batu-bata bercorak elegan, dikelilingi pagar jeruji hitam berhias pagar hidup tertata rapi di belakangnya, menjadi hal pertama yang diwujudkan Elly setelah menerima 20% imbalan penemuan Northern Union Loot. Letaknya yang jauh dari hiruk-pikuk kota membuat Elly, Hana dan Cassie harus lanjut berjalan usai diturunkan di stasiun bus terdekat. Menyusuri jalan setapak yang dikelilingi pepohonan rindang. Saking hening dan tenang lingkungan rumah Elly, desiran angin sepoi-sepoi terasa jelas, sahut-sahut siulan Burung Robin terdengar merdu layaknya melodi. Tongkat tunanetra di tangan kanan terus diketuk ke sekitaran, memandu langkah Elly lewat gema ketukan tongkat serta perabaannya. Tangan kiri Elly memegang kantung plastik berukuran sedang berisi belanjaan, tangan yang juga tengah dipeluk oleh Cassie, berjalan riang sembari men
Banyaknya tamu yang berhadir di rumah Elly membuat meja makan persegi panjang bertaplak kaca tak mampu menampung seluruh jurnalis. Delapan bangku sudah terisi penuh, sementara sisa jurnalis terpaksa menunggu di empat sofa panjang ruang tamu, yang terletak sekitar empat langkah dari meja makan. Walau tamu yang hadir terbilang banyak, selama di dalam rumah para jurnalis tak ada yang berbincang, lantai satu rumah Elly terkesan begitu hening. Para jurnalis di meja makan dan ruang tamu dengan seksama memperhatikan Elly, Hana dan Cassie yang sudah mengenakan celemek di dapur, menyaksikan proses penyiapan hidangan lewat jendela saji yang menghubungkan dapur dengan ruang makan. Di meja dapur, Cassie mengambil kiwi dari mangkuk kaca besar, berusaha untuk mengupas kulit kiwi satu persatu lalu di letakkan ke dalam wadah kaca lain. Gadis kecil itu terlihat kesulitan, kulit buah yang berbulu halus itu masih terlalu keras untuk ia buka. Di samping Cassie, Hana terlihat tengah mengaduk wadah be
Petang berganti malam, walau tak mendapat kesempatan untuk wawancara ataupun mendapatkan bahan pemberitaan, para jurnalis pulang setelah mendapat sambutan hangat dan menikmati hidangan nikmat. Melewati daun pintu kayu berwarna putih, keluar dengan berbaris teratur, perbincangan hangat mengiringi langkah mereka, keluar dengan senyum bahagia, tanpa ada sedikitpun rasa sesal walau tak diizinkan menyalakan kamera. Cassie berdiri tepat di samping daun pintu, memandangi setiap mereka yang keluar dari rumah Elly. Beberapa jurnalis sesekali memberi sapaan hangat padanya saat berpamitan. Satu-persatu jurnalis keluar, hingga menyisakan Dona di barisan paling belakang. Sebelum keluar, ia menyempatkan diri untuk menghampiri Cassie, seraya membungkuk dan mengelusi pipi gadis kecil itu. "Smoothie buatanmu enak sekali, Cassie. Kau tak keberatan jika aku mampir lagi, kan?" puji Dona seraya tersenyum hangat. "Terima kasih, Kak Dona. Aku sama sekali tak keberatan kalau kau datang lagi. Tapi, aku tid