"Kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Hyun Jae pada Kim Young Jo sore itu dengan tatapannya yang tajam menusuk. Kim Young Jo menghela napas panjang. "Ibumu sakit kan?"
"Waktunya sudah tiba? Kapan? Akhir- akhir ini ibu sering bermimpi. Bahkan kemarin ia menanyakan tentang bukit penantian dan Hotel Jeongwol padaku.""Bibimu memang datang pada Dewa Lu Fei Tong, ia meminta izin untuk menemui ibumu dalam mimpi. Untuk memberikan pertanda. Dan, Dewa Jug Eun juga sudah...""Iya, aku tau. Berapa lama lagi?""Masih satu bulan, Hyun. Memang ibumu bertanya apa?"Hyun Jae menghela napas panjang.
****
"Hyun, apakah ada yang di namakan bukit penantian dan Hotel Jeongwol itu, nak? Apakah benar, tempat itu hanya bisa di lihat oleh mereka yang bisa melihat sepertimu? Benarkah, para roh yang belum reinkarnasi menanti di sana?" tanya Kim Min Jae sambil menyiapkan sarapan. Hyun Jae menatap ibunya dengan dahi berkerut.
"Kenapa ibu menanyakan hal itu?"Malam mulai merayap naik. Hyun Jae masih berada di kamar ibunya. Ia tidak ingin kehilangan setiap moment berharga bersama ibunya. Sedikit pun."Kau mau tidur bersama ibu?" tanya Kim Min Jae. Hyun Jae mengangguk."Boleh kan, bu? Aku ingin mengenang masa kecil saat kita selalu bersama. Aku ingin bercerita seperti dulu saat aku masih kecil."Kim Min Jae mengelus rambut Hyun Jae perlahan."Kau sangat lucu ketika kecil, Hyun. Kau adalah permata hati dan harta berharga untuk ayah dan ibu. Terlebih kau lahir saat bulan purnama bersinar penuh. Suatu keajaiban yang hadir di malam itu.""Bu, aku ingin bercerita pada ibu, apakah boleh? Apakah ibu akan percaya pada ceritaku?""Apa yang ingin kau ceritakan?""Apakah ibu ingat pertama kali bibi Hyun tinggal bersama kita?""Ya tentu saja." "Malaikat maut yang hendak membawa bibi Eun Tak adalah Kim Young Jo, bu..."Kim Min Jae menatap Hyun Jae tak percaya dengan apa yang pu
Kim Young Jo menatap Kim Min Jae dengan sedikit canggung. Namun, wanita separuh baya yang masih tampak cantik itu langsung memeluk Kim Young Jo dengan erat."Anakku..." bisiknya lirih. Kim Young Jo menatap Hyun Jae mencari jawaban atas apa yang terjadi."Aku menceritakan semuanya kepada ibu. Termasuk bahwa kalian dulu adalah ibu dan anak." Hyun Jae menjelaskan seolah tau apa yang di pikirkan oleh Kim Young Jo."Maafkan jika aku tidak mengenalimu dengan baik."Kim Young Jo tak menjawab. Ia hanya mendekap Kim Min Jae penuh kasih sayang."Itu sudah takdir, bu.""Kita makan bersama sekarang ya, aku sudah menyiapkan makanan yang istimewa."Kim Min Jae langsung mengajak mereka untuk langsung makan. Yukio yang sudah menunggu di meja makan hanya tersenyum- senyum sendiri."Hyun Jae bilang, kau mendapatkan hukuman dari Raja langit karena menyelamatkanku dulu.""Sudahlah, bu. Tidak usah di pikirkan.. Lagipula, semua itu sudah lewat."
Sementara itu, Hyun Jae nampak fokus ke layar komputer miliknya.Beberapa hari ini ia sedang menangani sejumlah kasus perjudian online yang sudah merenggut banyak korban jiwa. Bukan pembunuhan secara langsung. Tapi, para penjudi yang kalah, beberapa diantaranya memilih untuk bunuh diri, karena merasa putus asa kehilangan seluruh harta bendanya di meja judi.Untuk hal seperti itu, Hyun Jae merasa tidak perlu menolong mereka."Bunuh diri sajalah. Aku malas juga menolong orang malas seperti itu. Orang seperti itu hanya akan merugikan keluarganya. Jadi, buat apa aku tolong," katanya pada Kim Young Jo pada waktu itu.Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menemukan fakta bahwa ada sejumlah orang yang menjadi dedengkot sindikat judi online lintas negara. Mereka memboyong anak buah untuk dipekerjakan di luar negeri.Pekerja- pekerja itu direkrut dari kota Seon untuk mengerjakan tugas operasional, dari maintenance, pembaruan (update), atau menjadi semacam customer service.Kem
Chan Seong dan Myeong Na Ri saling pandang. Tanpa menunggu lama Myeong Na Ri langsung melakukan perintah Hyun Jae. Dia merasa kagum atas kepintaran gadis itu. "Kau bisa yakin Sanchez akan menang dari mana?""Feeling saja. Mereka memancing dengan memberikan Kemenangan terlebih dahulu. Tentu untuk menjebak korban, dan menghabiskan uangnya.""Maksudmu?" "Logikanya begini, kenapa para penjudi itu betah sampai mempertaruhkan semua miliknya? Coba, kau lihat. Sanchez, kau sudah mengisi saldo penggunamu?" "Sudah, hanya seratus ribu. Lalu apa?" "Pilih permainan yang mana saja. Di sini, mereka akan melihatmu sebagai pengguna baru kan pastinya. Nah, sekarang kita buktikan ucapanku," kata Hyun Jae dengan yakin.Sanchez memilih permainan kartu, selama beberapa saat mereka melihat bagaimana Sanchez bermain selama beberapa putaran. Dan, hasilnya tepat seperti yang Hyun Jae perkirakan. "Bagaimana? Bertambahkan? Nah, sekarang kau pertaruhkan lagi semua uangmu
Sore itu, Hyun Jae pulang dengan wajah lelah. Dan itu terlihat jelas di mata Yukio. Pemuda tampan itu bergegas membawakan minuman untuk kakak perempuannya itu. "Minumlah dulu kak," ujarnya sambil mengangsurkan gelas berisi minuman dingin pada Hyun Jae. "Kau tau saja kalau aku lelah." "Wajahmu sudah memperlihatkan kelelahanmu. Oiya, aku ingin memperkenalkan kakak pada seseorang. Tapi, tidak hari ini. Weekend nanti kakak ada waktu? Ah, malam nanti kakek buyut akan kemari. Jadi, lebih baik kau mandi, kak."Hyun Jae mengerutkan dahinya. "Kau akan mengenalkan aku dengan siapa?" tanyanya bingung. Yukio nampak sedikit salah tingkah di hadapan kakak angkatnya yang baik hati ini. "Ehmm, aku sudah punya kekasih kak. Dan, aku ingin memperkenalkan kakak padanya. Aku ingin minta pendapat kakak. Apakah dia cukup baik untukku. Saat ini, dia tinggal di asrama kak. Karena, ibunya sudah berbulan-bulan koma di rumah sakit sehabis menjalani operasi. Dia hanya tinggal berd
Lee Jun Sung tiba tepat pada saat Hyun Jae selesai mandi. "Kakek sehat kan?" tanya Hyun Jae. Entah mengapa ia merasa sedikit curiga dengan kedatangan Lee Jun Sung kali ini.Lee Jun Sung menatap cucu buyutnya itu."Kenapa kau menatap kakek seperti itu?" tanya Lee Jun Sung."Kakek pasti memiliki berita penting?"Lee Jun Sung tertawa terbahak-bahak. "Ah, intuisimu sebagai seorang polisi itu sangat kuat rupanya."Hyun Jae bersidekap melipat tangannya dengan bibir yang mengerucut kesal. Sepasang netra indahnya memicing dan menatap kakek buyutnya itu dengan tajam."Baiklah, kakek akan menceritakan sesuatu kepadamu. Tapi, kakek minta kau tidak akan merasa sedih atau kehilangan semangat untuk bekerja. Kau akan berjanji pada kakek bahwa kau akan tetap menjadi Hyun Jae yang ceria dan bahagia. Karena kau memiliki tanggung jawab dalam pekerjaanmu. Dan lagi, ada Yukio yang selalu menemanimu. Apalagi, sebentar lagi mungkin kau akan memiliki adik ipar."
Hyun Jae menghela napas panjang. Ia teringat kembali saat pertama kali mendengar berita tentang arwah yang melarikan diri dari Athalika."Apakah kakek sudah waktunya bereinkarnasi?" tanya Hyun Jae tanpa basa basi lagi. Yukio dan Lee Jun Sung saling berpandangan."Kau sudah tau lebih dahulu, Kio?" tanya Hyun Jae lagi.Yukio menghela napas. "Maafkan aku, kak. Kakek buyut yang melarang aku untuk memberitahukan hal ini.""Kalian ini selalu membuat aku menjadi orang yang belakangan tau."Hyun Jae mencebikkan bibirnya kesal."Kakek ingin memberitahumu langsung. Itu sebabnya kakek melarang Yukio. Dan, kakek juga tidak akan reinkarnasi, Hyun. Inilah fase kehidupan kakek yang terakhir di dunia ini."Hyun Jae memeluk Lee Jun Sung dengan erat. Rasanya begitu berat untuk melepaskan kepergian orang-orang yang ia cintai. Pertama bibi Eun nya. Lalu, ibunya dan kini kakek buyut yang ia kenal."Aku ikhlas kek. Aku janji akan selalu menjaga kesehatanku. Aku
Dewi Zhengyi menjentikkan jarinya sekali lagi untuk melihat apa yang terjadi.Setelah mendapatkan izin untuk menikah lagi dari kakak iparnya,Kaisar Guan pun menikah kembali.Pernikahan Kaisar Guan dan putri Sun Xian Xiang berlangsung meriah. Namun, ternyata menorehkan luka yang dalam di hati seseorang. Dia adalah selir Bong Cha. Diasingkan dari Kerajaan membuatnya bersekutu dengan iblis. Pada malam pertama, ia mengirim kan iblis yang jahat kepada Kaisar Guan yang menyerupai Kaisar Gong Du Ho.Melihat istrinya meninggal di depan mata, membuat Kaisar gelap mata dan menyerang Kaisar Gong Du Ho yang tidak tau menau. Akibat pertempuran Kaisar Guan terluka parah. Kaisar Guan pun langsung di berikan perawatan yang terbaik karena meski merasa marah Kaisar Gong masih menghargai Kaisar Guan sebagai adik iparnya. Namun, dengan kejam Bong Cha kembali mengutus iblis menyerupai Kaisar Du Ho untuk membunuh Kaisar Guan. Kaisar Guan Jung Hwan meninggal dengan dendam. Karena di anggap me
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu