Pagi itu Hyun Jae masih sangat mengantuk saat Yukio dengan bersemangat mengetuk pintu kamarnya. Ia membuka matanya perlahan, namun rasanya seperti lengket.
"Nanti saja Yukio, aku ngantuk sekali!" serunya. Ya, semalam ia dan Chan Seong pulang sedikit larut karena mereka memata- matai tempat yang di sinyalir sebagai kantor yang di pakai oleh bandar judi online itu."Ayolah kak, aku akan menjemput Sun Xia kemari untuk bertemu denganmu. Tidak mungkin kan, jika dia datang dan kau masih tidur. Ayolah, Young Jo juga akan datang sebentar lagi. Cepatlah, kak!"Hyun Jae mengerutkan dahinya. "Sun Xia? Siapa? Rasanya...maksudmu? Siapa sih dia?"
"Astaga, kau pasti lupa. Bukankah pada waktu itu aku sudah memberitahu saat terakhir kali kakek buyut..."Yukio menutup mulutnya sendiri. Dia merasa bicara kelepasan. Pastilah Hyun Jae akan kembali sedih. Mendengar kakek buyutnya di sebut, memang membuat Hyun Jae
Hyun Jae menyambut kedatangan Sun Xia dengan gembira. Di mata Hyun Jae ,Sun Xia tampak begitu cantik dan polos. Pantas saja jika Yukio jatuh hati. "Ah, akhirnya kita bertemu juga ga Xia. Aku Hyun Jae kakak Yukio. Dan, ini Kim Young Jo, kekasihku," sapa Hyun Jae. Sun Xia langsung mengulurkan tangan pada Kim Young Jo. Sedikit ragu, Kim Young Jo menyambut uluran tangan Sun Xia. Dan, betul apa yang di perkiraan oleh Kim Young Jo. Sun Xia adalah reinkarnasi dari Baek Ye Na salah satu jiwa yang dulu ia selamatkan dari api abadi Raja Uija."Aku seperti tidak asing saat melihatmu," ujar Sun Xia pada Kim Young Jo. Yukio dan Hyun Jae saling pandang. Lalu mereka menatap Kim Young Jo seolah meminta jawaban. Saat itulah Kim Young Jo langsung bertelepati dengan Hyun Jae. "Sun Xia adalah salah satu roh yang aku selamatkan dari api abadi Raja Uija. Di kehidupan sebelumnya dia bernama Baek Ye Na. Waktu itu aku membawanya ke Athalika untuk di sucikan jiwanya sebelum reinkarnasi."
Kim Young Jo menatap Sun Xia. Seulas senyum tersungging di bibirnya. Rupanya, Baek Ye Na memang sudah reinkarnasi dan menjalani kehidupannya dengan baik. Jika dalam kehidupan nya kali ini ia melakukan karma baik. Maka ia bisa melanjutkan perjalanannya ke kahyangan dan bahkan mungkin mendapatkan tempat yang baik. "Anggap saja mimpimu itu peringatan dari raja langit. Mungkin saja, ada gadis lain yang wajahnya sama denganmu dan mengalami nasib yang buruk," ujar Kim Young Jo. Sun Xia tersenyum dan mengangguk. "Iya kak. Dalam mimpiku itu memang aku melihat gadis yang bernama Baek Ye Na itu meninggal dalam pelukan ibunya. Setelah ia melindungi ibu kandungnya itu. Aku merasa sangat bersyukur hidupku jauh lebih beruntung. Aku tidak harus di pisahkan secara paksa dari ibuku. Dan aku bisa menjadi anak yang baik." .Hyun Jae tersenyum. Sun Xia begitu manis. Ia yakin, Yukio telah membuat keputusan yang sangat tepat dengan memilih Sun Xia sebagai pendampingnya."Oya, seha
Saat Hyun Jae tiba di kamar perawatan Tan Li Zia, perawat nampak sedang mengganti infusnya. Dan ia tersenyum saat melihat kedatangan Hyun Jae. "Nona keluarga pasien?" tanyanya. "Ya suster, saya keluarganya." "Saya belum pernah melihat nona sebelumnya." "Adik saya adalah tunangan dari nona Sun Xia, suster," jawab Hyun Jae menjelaskan.Perawat itu tersenyum. "Ah, saya mengerti. Beruntung sekali nona Sun Xia memiliki calon kakak ipar sebaik anda. Nyonya Li jarang sekali ada yang menjaga. Putranya bekerja, sementara putrinya masih sekolah dan berada di asrama. Sementara mereka tidak memiliki keluarga yang lain. Terkadang, ada seorang pria yang datang kemari. Saya pernah memergokinya menangis dan memanggil ibu. Tapi, saya tidak tau apa hubungan mereka. Aduh, maaf seharusnya saya tidak banyak bicara. Maaf."Hyun Jae tersenyum. "Tidak apa, suster. Aku justru berterimakasih banyak pada suster sudah memberikan informasi seperti ini." "Kalau b
Sun Qian mengangkat ponselnya. Waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. Dan, telepon itu berasal dari rumah sakit. "Mengapa kau tidak mengangkatnya?" tanya Hua Jun. Ya, malam ini ia memang meminta lembur pada Hua Jun karena rencananya esok harinya ia ingin berada di rumah sakit menemani ibunya. "Dari rumah sakit," jawab Sun Qian. "Angkat kalau begitu!"Sun Qian menurut. Ia langsung mengangkat ponselnya. Dan, saat mendengar kabar dari rumah sakit, ia merasa lega yang luar biasa. "Ibuku...dia..." "Ada apa?" tanya Hua Jun sedikit panik. Bagaimanapun juga, ibu Sun Qian adalah ibunya juga. "Ibu sudah sadar, bo- bolehkan aku ke rumah sakit, bos?" tanya Sun Qian.Tanpa menjawab pertanyaan Sun Qian, Hua Jun langsung meraih tas kerja dan kunci mobilnya lalu menarik tangan Sun Qian. "Aku akan mengantarkan dirimu."Sun Qian merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Setelah sekian lama akhirnya ia dapat melihat ibunya sadar kembali. Saat m
"Entah kalian percaya atau tidak. Tapi, selama ini aku mendengar dan melihat apa yang terjadi. Karena memang roh ku berada di kamar ini. Hanya saja, aku tidak memiliki keberanian yang cukup untuk mengakui kepada kalian semua kesalahan yang aku lakukan. Maafkan aku," ujar Li Zia lirih. Hua Jun dan Sun Qian saling tatap. Bagi Hua Jun mungkin hal ini biasa saja. Karena ia sudah mengetahui kebenaran ini dari jauh hari. Tapi, bagi Sun Qian. Ia merasa sedikit syok dan benar-benar tidak percaya. "Kau mau tidak percaya pun tidak apa, Qian. Tapi, itu adalah kebenaran. Jika kau ingin menghukum ibu rasanya tidak adil. Selama ini, kau mendapatkan kasih sayang yang melimpah, bukan? Sementara aku? Terbuang begitu saja. Bahkan ayahmu pernah dengan tega membuat kedua orang tua angkatku bangkrut, jadi..."Belum sempat Hua Jun melanjutkan ucapannya Sun Qian sudah memeluknnya dengan begitu erat. "Terimakasih, kak." Hua Juna terdiam, ia tak menyangka bahwa Sun Qian
Kim Young Jo menatap Dewa Juga Eun dan Raja langit yang saat ini ada di hadapannya. Mendadak saja beberapa prajurit kerajaan langit menjemput dan membawanya ke Jeongwol. Situasi seperti ini benar-benar mengingatkan dirinya saat pertama ia menghadapi sidang dari raja langit."Maaf, paduka apakah hamba melakukan kesalahan?" tanya Kim Young Jo memecah kesunyian. Dewi Xiang dan Dewa Jug Eun saling pandang."Jenderal Gong Ming Hae, malaikat maut 888 Kim Young Jo apakah kau siap untuk tugas terakhirmu?" tanya Raja Langit. Kim Young Jo terkesiap."Bukankah masih beberapa tahun?""Ada kejadian yang membuat hal itu terjadi lebih cepat. Dan, apakah kau tidak ingin mengetahui siapa jiwa terakhir yang akan kau jemput?" Tanya Raja Langit.Kim Young Jo merasa dadanya sedikit berdebar."Apakah dia adalah orang yang saya pikirkan?" tanya Kim Young Jo. Raja langit menatap Kim Young Jo, seulas senyum tersungging di bibirnya.
Yukio benar-benar merasakan kesesakan yang luar biasa. Ia tidak bisa berhenti memikirkan Hyun Jae. Bahkan, ia mulai menggali segala ingatannya sejak kehidupan meraka dulu. "Dulu aku tidak mampu menjaga mu dari ayahku. Sehingga semua terjadi begitu cepat. Apakah sebagai adik, aku juga tidak dapat menjagamu? Lantas, apa yang harus aku lakukan agar aku dapat menjagamu dengan baik, kak Hyun Jae?" gumam Yukio lirih."Selama kau bahagia dengan kakak dan ibumu, artinya mereka lebih dari keluarga kandungmu bukan?" tanya Sun Xia."Percayakah kau dengan reinkarnasi dan kehidupan sebelumnya?""Aku percaya sekali. Kenapa?""Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, Xia. Aku masih ingat bagaimana kehidupanku yang sebelumnya. Bahkan, di kehidupan itu, aku hanya berusia 18 tahun. Dan aku meninggal di ujung pedang.""Maksudmu?""Di kehidupan sebelumnya aku mati di ujung pedang," jawab Yukio lirih.*** Vil
Myeong Na Ri tersentak kaget mendengar cerita Hyun Jae. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan menghadapi kasus di luar akal dan pikiran secara logika."Astaga, kenapa kau tidak pernah bercerita kepadaku selama ini?" tanya Myeong Na Ri."Apa aku harus membahayakan teman- temanku pada akhirnya?""Jika saja aku tau aku akan menjaga dirimu juga, Hyun. Kita ini sahabat sekaligus tekan kerja.""Percayalah kepadaku Na Ri.""Hyun, aku percaya. Tapi, aku khawatir padamu." ***Hyun Jae menatap Yukio. Ia begitu menyayangi adiknya itu. Jika dalam kehidupan sebelumnya Yukio adalah keponakannya yang paling dekat dengannya. Kini, ia adalah adiknya. Satu-satunya keluarga yang ia miliki."Jadi, bisa di katakan kali ini tugasku agak sedikit berat. Jadi, kau harus menjaga baik- baik rumah. Dan, juga jagalah Sun Xia baik- baik."Pesanmu seperti hendak berangkat jauh saja," ujar Yukio."Aku memang akan pergi bertugas, ak
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu