"Siapa kau?!" hardik Kim Young Jo pada makhluk hijau berlendir dengan tangan yang mirip gurita yang memiliki 2 kepala itu. Makhluk itu menggeram, matanya melotot. "Berikan kelima jiwa yang kau bawa itu. Setelah itu kau bisa lewat dengan leluasa.""Berikan mereka? Kepada makhluk jelek sepertimu? Jangan mimpi heh makhluk gurita!" seru Kim Young Jo. Ia menepuk dadanya dua kali dan seketika tangannya memegang pedang besar dengan sinar berwarna biru terang. Tanpa membuang waktu Kim Young Jo menyerang makhluk itu terlebih dahulu.Sebagai seorang jenderal perang yang tangguh dan terlatih Kim Young Jo tentu tidak kesulitan melawan makhluk itu. Merasa terdesak, makhluk itu tiba-tiba mengeluarkan suara yang melengking dan tiba-tiba puluhan makhluk yang wujudnya sama dengan makhluk itu muncul dari dalam air dan melompar masuk. Makhluk yang baru bergabung itu memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil tapi, mereka lincah bukan main.
Dewa Athi menatap Kelima jiwa yang di bawa oleh Kim Young Jo. Ia tertawa kecil saat melihat Kim Aeri dan Choi Seong."Kau membawa mereka sebagai saksi untuk membela kelima jiwa yang kau bawa kepadaku ini kan?" tanya dewa Athi. Kim Young Jo mengangguk. "Betul yang mulia dewa," jawab Kim Young Jo. Dewa Athi tersenyum, "Bagi beberapa jiwa yang baru saja kau bantu mungkin memang harus kau bawa saksi untuk membela jiwa itu. Tapi, dalam kasus yang menimpa mereka, aku sudah tau. Dan, mereka hanya memerlukan penyucian jiwa saja. Aku sudah menyiapkan tempat untuk itu. Kau dan Ye Jin ikut denganku. Yang lain bisa menunggu. Kalian juga Baek Ye Na, A Yeong, Heo Won, Kyung Mi, dan Chin Sun kalian ikut juga." Dewa Athi kemudian turun dari singgasananya, mereka pun segera mengikuti kemana Dewa Athi pergi. Dewa Athi memasuki sebuah ruangan. Sama seperti laut yang terbelah tadi, ruangan ini kering sama seperti di darat
Berbeda dengan saat mereka datang, saat mereka pulang, mereka mendapatkan pengawalan dari para prajurit Dewa Athi dan beberapa duyung untuk kembali ke atas. Karena sangat sulit untuk melewati pusaran air dari bawah, sehingga mereka harus di antar oleh para pengawal Dewa Athi. Pengawal Dewa Athi mengantarkan mereka sampai ke kapal mereka."Kami sampai sini, malaikat maut 888 Kim Young Jo. Berhati- hatilah," ujar salah seorang pengawal. Malaikat maut 888 mengangguk, "Terimakasih banyak atas bantuan kalian. Sampai bertemu lagi." Mereka pun naik kembali ke atas kapal. Aneh, meskipun mereka baru saja keluar dari laut namun tubuh dan pakaian mereka tidak basah sama sekali. Daek Wo langsung bersandar di pinggiran kapal mereka."Kya, Daek Wo kau kenapa?" tanya Ye Jin."Lelah juga bertarung di bawah laut seperti yang kita alami, tapi entah mengapa di bawah sana ketika kita bertarung ak
Hyun Jae menatap lilin bertulis angka 23 di atas cake ulang tahun yang khusus di buatkan oleh Eun Tak. Kim Min Jae nampak bahagia melihat Hyun Jae yang nampak gembira hari itu."Selamat ulang tahun ya, Hyun Jae. Semoga semua yang kau cita- citakan tercapai ya, nak,"ujar Kim Min Jae sambil memeluk Hyun Jae dengan erat."Terimakasih ya, bu. Bibi Eun kalian sudah repot membuatkan kue yang cantik untukku dan juga makanan yang enak- enak," jawab Hyun Jae.Eun Tak menyerahkan sebuah kotak kecil kepada Hyun Jae. "Ini kado dari bibi, bukalah." Wajah Hyun Jae berbinar seketika, dan ia langsung membekap mulutnya agar tidak berteriak gembira saat melihat isinya."Ini cantik sekali, bibi. Pasti mahal sekali harganya. Terimakasih banyak, bibi."Hyun Jae memeluk Eun Tak dengan erat sebagai tanda ia sangat berterimakasih. Eun Tak memberikan sebuah kalung bertuliskan nama Hyun Jae. Nampak udah sekali menghias leher Hyu
Pagi itu, Kim Young Jo baru saja akan pergi dari bukit tenggorak ketika Dewa Jug Eun berdeham dan membuat Kim Young Jo menoleh."Hukumanmu sudah habis. Masih tersisa 1 tahun dari waktu yang diberikan oleh Raja Langit. Raja langit sudah berpesan, kau boleh menikmati kembali fasilitas manusiamu. Dan mulai minggu depan kau, dibantu Ye Jin dan Daek Wo kembali menjemput jiwa. Ingat, sesuai dengan apa yang tertulis dalam amplop. Jangan coba- coba kau selamatkan seperti kau menyelamatkan ibumu. Dengar aku, Kim Young Jo-a?!""Apa sebagian kekuatanku untuk berpindah kesana kemari dengan mudah sudah kembali, yang mulia?"Dewa Jug Eun mendelik sebal. "Kyaa... Berisik sekali kau ini. Kau kembali saja ke apartemenmu itu! Mengganggu saja!" seru Dewa Jug Eun. Kim Young Jo tertawa kecil. Ia pun langsung membungkuk dan pamit."Hamba pamit, paduka yang mulia."Dewa Jug Eun mengibaskan tangannya. Dan, dalam sekejap ketiga malaikat maut itupun menghilang dari pandangan matanya."H
"Kau mau kemana? Ish, berdandan model apa itu?!" pekik Ye Jin saat Kim Young Jo keluar dari kamarnya. Dia menaikkan alisnya sambil mengernyit geli. Kim Young Jo keluar dengan t- shirt turtle neck berwarna hitam dan celana jeans berwarna hitam, serta sepatu kets yang begitu trendy. Bentuk tubuhnya yang memang atletis membuat penampilan Kim Young Jo terlihat sempurna. Ia tidak memakai pinnya."Waw, kau mau kemana dengan penampilan mirip artis begitu, Kim Young Jo?" Daek Wo yang baru saja keluar dari kamarnya ikut berkomentar."Sttt , kalian diam di rumah saja. Aku akan menemui gadis menyebalkan itu," jawab Kim Young Jo. Kim Young Jo pun melangkah keluar, melalui pintu. Ye Jin hanya bisa melongo."Malaikat maut macam apa ituu?!" pekik Ye Jin sementara tawa Daek Wo terdengar keras dari dapur.**** Kim Young Jo
Hyun Jae melangkah dengan senang keluar dari kantornya. Ia tersenyum pada beberapa orang yang kebetulan ia kenal. Namun, senyumnya menghilang seketika saat melihat siapa yang muncul dengan senyuman tak berdosa di hadapannya."Kau menungguku sejak tadi? Kau penguntit atau apa?!" hardik Hyun Jae kesal. Ia segera melangkah dengan cepat meninggalkan Kim Young Jo. Namun, Kim Young Jo tak putus asa terus mengejar Hyun Jae. Namun, tiba-tiba saja Hyun Jae menghentikan langkahnya. Kim Young Jo yang tidak memperhatikan tentu saja jadi menabrak Hyun Jae yang berhenti melangkah dengan tiba-tiba itu. Hyun Jae meletakkan telunjuk di bibirnya."Ada apa, Hyun?" tanya Kim Young Jo berbisik. Hyun Jae menunjuk ke depan mereka. Seorang anak kecil tengah menangis dan seorang pria nampak sedang berusaha keras membujuk anak itu."Kau bantu aku. Tingkah orang itu sangat mencurigakan. Aku curiga dia akan me
Hyun Jae nampak memperhatikan wajah Kim Young Jo."Rasanya, aku tidak asing melihat wajahmu, bahkan sangat sering. Tapi, aku lupa dimana.""Katakan saja, kalau kau mulai menyukaiku. Tidak perlu berpura-pura sudah sering melihatku."Hyun Jae mendelik sebal. Ingin rasanya menembak pria di sampingnya ini. Namun, Hyun Jae merasakan kehangatan dan rasa nyaman saat berjalan bersamanya. Kim Young Jo hanya tersenyum melihat wajah Hyun Jae yang nampak sedikit sewot dan kesal. Gadis itu perlahan mengikat rambut panjangnya menjadi satu sehingga tampak seperti ekor kuda."Apakah, kau masih bisa melihat roh yang tak kasat mata? Hyun Jae?" tanya Kim Young Jo tiba-tiba. Hyun Jae menoleh dan tiba-tiba menghentikan langkahnya."Bagaimana kau bisa tau? Kenapa kau ini sangat mencurigakan sekali," cecar Hyun Jae. Kim Young Jo tertawa kecil. "Jawab saja pertanyaanku.""Aku tidak aka
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu