Hyun Jae dan Miok So saling pandang. Mereka merasa kasian dengan nenek di hadapan mereka saat ini.
"Nama nenek siapa?" tanya Hyun Jae sambil melanjutkan makannya."Namaku Yoon Ae Cha. Anakku bernama Park Jun Mi dan istrinya Kim Cheong Yu. Menjelang saat kematianku, aku hanya ingin mereka menemani diriku. Tapi, anakku terlalu sibuk. Aku tau saat ini Park Jun Mi sedang mengalami masalah keuangan. Aku hanya ingin menyampaikan lewat mimpi, bahwa aku memiliki tabungan yang dapat ia pergunakan. Tapi, aku tidak tau bagaimana caranya. Di tambah lagi dua malaikat maut itu selalu mengejar- ngejar diriku. Sebetulnya, aku sudah lelah."Hyun Jae tersenyum kecil, ia merasa lucu sekaligus kasian pada nenek tua itu.
"Sudah berapa lama nenek seperti ini? Bermain kucing- kucingan dengan para malaikat maut itu?" tanya Miok So."Sekitar 4 bulan," jawab nenek Yoon sambil mengerucutkan bibirnya.Hyun Jae tak kuat menahan geli. Ia terpaksa berpura-pura batuk untuk men
Park Ju Mi menatap keluar halaman. Ia merasa benar- benar menemui jalan buntu. Sementara itu istrinya Kim Cheong Yu nampak sedang sibuk memilih barang- barang miliknya yang akan ia lelang."Apakah orang itu belum juga tertangkap?" tanya Kim Cheong Yu. Park Ju Mi menggelengkan kepalanya."Aku juga bingung. Seandainya saja aku tidak ceroboh dan lebih berhati-hati. Tidak akan begini kejadiannya. Padahal, uang itu hasil menggadaikan rumah ini. Jika sampai akhir bulan ini kita tidak mendapatkan suntikan dana, rumah dan toko kita akan di sita," jawab Park Ju Mi.Kim Cheong Yu hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Ia sendiri merasa bingung."Aku ingin berbaring sebentar saja. Mataku tiba-tiba terasa begitu berat," ujar Park Ju Mi. Kim Cheong Yu hanya mengangguk.Rasanya Park Ju Mi baru memejamkan matanya, tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang menepuk bahunya perlahan. Park Ju Mi menoleh dan berpaling, "Ibu... Apa aku sudah mati?" tanyanya. Yoon menggelengkan k
Hyun Jae menatap berkas- berkas di tangannya. Ia menoleh pada Myeong Na Ri yang masih mencari berkas yang lainnya. "Masih banyak? Belum semua kau berikan kepadaku?" tanya Hyun Jae. "Sabar, masih ada satu lagi. Dan, yang satu ini dalam jumlah yang paling besar. Kau akan kaget jika melihat jumlahnya, Hyun.""Ah, jadi masih ada yang paling banyak? Padahal, yang saat ini berada di tanganku saja sudah banyak sekali."Myeong Na Ri menghela napas panjang. "Aku rasa, mereka memiliki semacam jaringan penipuan. Modus mereka hampir sama. Dan, jika di perhatian semua rata- rata memakai rekening milik orang lain. Aku sudah mengecek, bahwa saat uang di transfer, yang tersebut langsung di tarik secara tunai. Dan, rekeningnya terblokir," jawab Myeong Na Ri. "Luar biasa, mereka mengerjakan semua dengan cukup rapi kalau begitu," sahut Hyun Jae. "Sangat rapi, Hyun. Bahkan, kau bisa lihat sendiri. Dua berkas ini, ktp yang di gunakan berbeda. Tapi, dengan foto w
Hyun Jae melongo mendengar penjelasan dari Chan Seong. "Aku tidak menyangka sama sekali ada modus seperti itu. Mereka juga pandai sekali membuat website sendiri seperti ini demi meyakinkan calon korbannya." "Mereka bahkan sering mengadakan seminar- seminar Hyun untuk meyakinkan para calon korban. Mereka mengadakan seminar itu untuk lebih meyakinkan member lama dan calon member baru. Cara kerja mereka juga pintar. Beberapa orang tugasnya meyakinkan calon member lain, bahwa mereka itu sudah lama menjadi member dan, menunjukkan bukti- bukti bahwa mereka benar sudah mendapatkan sejumlah keuntungan.""Aku sudah mengecek melalui internet mereka sering mengadakan seminar di berbagai kota. Bahkan di hotel- hotel bintang lima. Luar biasa bukan?" kata Myeong Na Ri.Hyun Jae menggelengkan kepalanya. Kyung He dan Sanchez yang baru datang langsung bergabung bersama mereka, dan saat melihat semua berkas itu, wajah Sanchez terlihat merah padam. "Jika aku bertemu dengan sala
Myeong Na Ri dan Hyun Jae mencoba mengecek lewat internet beberapa jaringan yang di bentuk oleh WXX coin. Ternyata, memang owner WXX Coin ini cukup pandai dan lihai seperti belut. "Coba kau hubungi kantor polisi di kota Tereliye. Apakah mereka mendapat laporan yang sama atau tidak. Juga di kota Nanju. Aku lihat dua bulan yang lalu mereka mengadakan seminar yang sama seperti yang Sachez katakan." Hyun Jae berkata kepada Myeong Na Ri. Myeong Na Ri dengan cepat langsung meraih gagang telepon dan langsung menelepon kantor polisi di kota Tereliye dan Nanju.Sementara Hyun Jae mencatat beberapa alamat pelapor. Ia merasa perlu untuk datang ke alamat para korban. Terutama juga, keluarga nenek YoonHyun Jae sudah berjanji pada nenek Yoon, bahwa dia akan menangkap para penipu yang sudah menipu anaknya. "Hyun, letnan Jin Yo dari Tereliye dan letnan Jeu Un dari Nanju mengatakan bahwa mereka menerima sekitar 20 pelaporan kasus yang sama. Modus yang sama, sistem yang sama
Setelah mendapat cukup informasi dari Park Ju Mi, Hyun Jae dan Chan Seong memutuskan untuk kembali ke kantor. Mereka akan menggabungkan hasil penyelidikan mereka.Saat tiba di kantor nampak wajah Myeong Na Ri yang nampak mengkerut karena cemberut. "Kyaa...! Kalian kenapa?" tanya Hyun Jae sambil meletakkan makanan di atas meja yang langsung di serbu oleh kawan- kawannya. "Kau pengertian sekali, Hyun. Tau saja kalau kami belum makan siang sejak tadi," ujar Sanchez sambil mencomot sepotong ayam goreng. "Karena lapar lalu kalian cemberut?" tanya Chan Seong.Myeong Na Ri mengembuskan napasnya. "Bukan, ketika kau pergi tadi, beberapa korban penipuan datang. Mereka marah- marah, menuntut supaya kasus ini segera di tuntaskan dan pelaku segera di tangkap karena sangat meresahkan," jawabnya. "Mereka mengatakan, bagaimana bisa pelaku masih bisa berkeliaran lewat sosial media. Bahkan membuat grup yang bernama pecinta WXX coin. Membernya cukup banyak. Bahkan
Acara seminar yang di adakan oleh WXX coin ternyata sangat banyak peminatnya. Seperti rencana yang telah mereka persiapkan sebelumnya. Beberapa korban sudah menunggu di mobil van yang di bawa oleh Sanchez. Sementara Kyung He yang masuk ke dalam ruangan seminar telah di lengkapi dengan peralatan khusus yang telah di siapkan oleh Sanchez. Di antaranya microfon kecil untuk merekam suara dan juga kamera kecil yang di sembunyikan di dalam sebuah pin yang di kenalan oleh Kyung He.Hyun jae dan beberapa anggota kepolisian yang lain tentu sudah menyamar dan berada di sekitar tempat berlangsungnya acara seminar. Mereka memang akan mengadakan penyergapan yang tidak akan mereka duga sebelumnya pasti. Kyung He juga sudah di bekali dengan sejumlah uang yang nantinya akan dijadikan barang bukti.Acara seminar itu dibuka dengan pengenalan. Beberapa orang yang berdandan rapi dengan memakai setelan jas dan juga berdasi tampil begitu gagah. Mereka di perkenalkan sebagai CEO dan founder
Miok So dan Hyun Jae tersenyum senang saat melihat senyuman nenek Yoon yang begitu gembira."Terimakasih letnan Hyun. Sekarang, aku bisa reinkarnasi dengan tenang. Semoga saja anakku bisa memetik pelajaran dari yang sudah terjadi padanya. Dia adalah anak yang baik. Selalu berbakti pada orangtua. Begitu pula dengan Kim Cheong Yu. Dia menantu yang baik dan juga istri yang baik," ujar nenek Yoon."Karma baik mereka akan selalu menjaga kehidupan mereka dengan baik juga, nek. Percayalah," ujar Hyun Jae.Nenek Yoon menoleh pada Kim Young Jo dan menganggukkan kepalanya."Ayo, malaikat maut. Aku sekarang sudah siap jika kalian akan membawaku pergi."Kim Young Jo tersenyum dan langsung menggandeng tangan nenek Yoon. "Terimakasih Dewi Xiang, sudah mengizinkan tinggal di Jeongwol. Pamit, yang mulia dewi"Dewi Xiang tersenyum dan mengelus bahu nenek Yoon."Reinkarnasi yang akan nenek jalani kali ini adalah reinkarnasi terakhir. Pergunakanlah dengan sebaik-ba
Ye Jin menatap Kim Young Jo dengan wajah yang sedih. "Kau kenapa?"tanya Daek Wo. "Young Jo, ini sudah kali ke-6 kita menjemput roh anak kecil. Dan, semua korban pelecehan. Apa tidak bisa ketika kita akan menjemput jiwa itu kau beritahu Hyun Jae? Supaya dia menolong dan menangkap penjahat kurang ajar itu?" Ye Jin mulai mengomel. "Bisa saja sebenarnya, jika saat mendapat perintah Hyun Jae menyentuhku. Dia akan tau.""Kalau begitu, kau beritahu dia! Aku tidak kuat melihat anak- anak itu kesakitan dan menderita. Laki-laki itu bukan manusia, dia iblis! Bahkan, terkadang iblis pun masih memilih siapa yang akan di jadikan korbannya."Kim Young Jo menghela napas panjang. Sepekan ini, mereka di sibukkan dengan arwah gadis - gadis remaja tanggung. Bahkan ada yang baru berusia 6 tahun. Mereka semua menjadi korban pelecehan. Salah satu korban sempat di rawat di rumah sakit. Tapi, rupanya takdir berkata lain. Gadis kecil itu pergi meninggalkan luka yang dalam bagi keluarg
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu