Hotel Jeongwol berada di puncak bukit penantian. Hotel itu berdiri dengan megah, dengan ratusan kamar yang tersedia. Mereka diizinkan tinggal di sana agar tidak mengganggu kehidupan manusia dan menjadi arwah gentayangan. Mereka tidak mau bereinkarnasi karena ada yang mereka tunggu. Hotel itu di jaga oleh dua malaikat maut dan Xiang sang dewi bulan. Pegawai hotel tentu saja bukan manusia. Hanya Yuna manusia di hotel itu. Dia adalah sang terpilih yang dipilih oleh dewi bulan. Tugas Yuna membawa arwah- arwah gentayangan yang berada di dekat dunia manusia untuk di bawa ke hotel itu. Sama seperti Hyun Jae, Yuna juga mampu melihat segala hal yang tak kasat mata. Kedatangan malaikat maut 888 disambut oleh Yuna dan seorang resepsionis yang bertugas di lobby hotel."Malaikat maut 888? Saya sudah mendengar dari raja langit tentang kedatangan anda kemari. Anda juga sudah di
888 meninggalkan Jeongwol bersama 222 dan 442. Pertama- tama ia ingin melihat Hyun Jae sebentar saja sebelum ia menjalankan tugasnya. Hanya dalam sekejap mereka sudah sampai di rumah Hyun Jae."Kau tidak salah? Untuk apa kita kemari? Jangan berbuat hal yang bisa menyusahkan diri sendiri," ujar 442 mengingatkan. 888 hanya tersenyum, ia mengabaikan tatapan 442 dan 222, dan melangkah masuk. Hari sudah malam, ia langsung menuju kamar Hyun Jae. Gadis itu nampak sedang serius belajar, sehingga sampai beberapa saat lamanya ia tidak menyadari kehadiran 888 di kamarnya. Sampai akhirnya ia menoleh dan terkesiap kaget melihat 888. Hyun Jae melotot sambil mengelus dadanya. "Paman mau membuatku mati karena jantungan?!" sergah Hyun Jae kesal sambil mengerucutkan bibirnya. 888 tersenyum kecil lalu melangkah menghampiri Hyun Jae."Heh, gadis kecil
Menjaga pintu neraka bukanlah hal yang sulit bagi malaikat maut seperti Kim Young Jo. Tetapi yang paling susah adalah mencari jiwa yang benar-benar membutuhkan pertolongan dan pengadilan yang seadil-adilnya sehinggq jiwa itu dapat kembali reinkarnasi. Pada hari ke tujuh mata Kim Young Jo tertuju pada roh yang diapit oleh dua malaikat maut. Wajah roh itu tampak penuh dengan bekas luka. Namun yang membuat 888 memicingkan matanya karena roh itu memiliki tanda. Dengan cepat ia menahan roh itu di pintu masuk sehingga membuat dua malaikat maut yang mengawal roh itu mengerutkan dahinya."Malaikat maut 888, Kim Young Jo,ada apa kau menahan kami?!" hardik salah satu malaikat maut."Roh yang kalian bawa itu bernama Dae Jung, bukan? Dalam 7 kehidupan ia melakukan kesalahan yang sangat fatal. Terlebih di kehidupan yang ke 7 ia telah melenyapkan nyawa banyak orang sebelum ia
Kang Dae Jung menghela napas panjang. Selama hampir 200 tahun ia tersiksa dalam neraka lapis ke-7. Dimana, setiap roh di berikan tubuh yang baru, sehingga rohnya akan merasakan siksaan yang teramat berat. Namun,meskipun sudah merasakan kesakitan yang luar biasa mereka tidak akan mati karena memang mereka pada dasarnya hanyalah arwah. Roh yang sedang menjalani siksaan. "Selama 7 kehidupan, aku selalu terlahir dalam keluarga yang hina dan miskin. Aku sudah berusaha untuk mencari nafkah yang halal. Namun, aku selalu di hadapkan pada ketidakadilan. Seringkali aku berdoa dan meminta pada para dewa dan dewi di kahyangan. Namun, sepertinya doaku hanya membentur dinding ruang hampa," ujar Dae Jung. 888, 222 dan 442 duduk diam sambil mendengar curahan hati Dae Jung. Meskipun mereka bisa melihat kilas balik kehidupan sesorang, namun mereka tidak dapat menyelami isi hati. Kar
Malaikat maut 888 menatap bukit di hadapannya. Bukit kematian ini berada di tengah kota juga. Sama halnya dengan bukit penantian. Hanya bedanya, tidak ada seorang manusia pun yang bisa masuk atau melihat bukit ini. Sekalipun ia memiliki anugrah untuk bisa melihat hal yang tak kasat mata. Hanya roh yang bisa masuk dan melihat bukit ini. Di puncak bukit terdapat istana kecil. Nampak kecil di dari luar, namun saat masuk, istana itu sangat besar dan mewah. Di sana lah dewa kematian tinggal. Beberapa malaikat maut ada juga yang tinggal di sana. Jiwa- jiwa yang akan reinkarnasi akan di bawa dulu ke bukit penantian. Biasanya untuk mereka yang dapat langsung reinkarnasi dewa kematian akan memberi mereka teh yang berwarna pekat. Teh itu akan membuat mereka lupa akan apa yang telah terjadi dalam kehidupan mereka sebelumnya. Dan, mereka siap untuk menjalani kehidupan yang baru. Jika roh it
888 langsung membawa Liu Wen ke istana dewi Zhengyi. Dalam hati ia sangat bersyukur bahwa mereka tidak menemui banyak kendala yang berarti. 888 ingin tugas ini cepat selesai. Menggunakan kekuatan teleportasi yang di milikinya, maka dalam sekejap mereka pun telah tiba di istana dewi Zhengyi. Pengawal di gerbang istana langsung membawa mereka masuk ke ruang singgasana sang dewi. Sayup-sayup 888 mendengar suara alunan kecapi yang begitu merdu di telinga mereka. Dan, 888 merasa sedikit kaget saat melihat siapa yang memainkan kecapi itu. Liu Wen yang melihat Kang Dae Jung langsung meneteskan air mata."Itu lagu yang pernah aku ajarkan kepadanya. Dan, selama ini ternyata dia masih mengingatnya dengan baik," gumam Liu Wen lirih. 888 menoleh, "Kau yang mengajarinya?" tanya 888."Iya, dia tidak bisa menulis dan membaca sama sekali. Dan, aku sering melihatnya terkagum-kagum jika aku memainkan kecapi. Jadi, aku meng
Kang Dae Jung nampak sumringah. Ia begitu bahagia, 200 tahun menjalani hukuman dengan berat. Setiap detik tersiksa dalam panasnya lahar dalam bejana. Setiap kali ia sakit, ia akan kembali di pulihkan, namun setelah pulih, ia akan kembali menjalani hukuman yang begitu berat. Hanya kemurahan raja langit yang membuatnya bisa kembali menikmati indahnya dunia. Mereka telah keluar dari istana dewi Zhengyi dan langsung menuju bukit kematian. Dari sana nanti mereka akan reinkarnasi bersama- sama. Di kaki bukit kematian tiba-tiba saja 888 terjatuh. Membuat 442 dan yang lainnya terkejut setengah mati."Ada apa, 888?" tanya 442 yang langsung menopang 888 dan membantunya untuk duduk."Entahlah, aku merasakan seluruh tubuhku lelah seketika. Biasanya, aku tidak pernah seperti ini," ujar 888."Kita beristirahat saja dulu di sini. Rasanya memang lelah sekali," ujar 222.&nb
Kang Dae Jung dan Liu Wen membungkukkan tubuh mereka kepada ketiga malaikat maut yang sudah mendampingi mereka. Setelah itu, mereka pun melangkah masuk ke dalam pintu dan menghilang di telan cahaya yang bersinar terang itu. 888 menutup pintu itu dan menghela napas lega. Satu terselesaikan dengan baik. Ia pun membungkuk kepada dewa Jug Eun. "Bagaimana perasaan kalian melihat kedua jiwa itu dapat menjalani hidup baru?" tanya dewa Jug Eun."Lega, yang mulia. Sangat mengerikan melihat keadaan Dae Jung di bawah sana. Bukan hanya dia, tapi juga ribuan roh yang lainnya," jawab 888."Bersyukurlah, selama 350 tahun ini kau hanya di hukum menjadi malaikat maut. Meski ingatanmu di hilangkan, namun kau tidak tersiksa dengan siksaan api yang panas dan siksaan lainnya.""Mengapa raja langit belum mencabut hukuman saya, yang mulia?" tanya 888. Dewa Jug Eun hany