Share

98. Perjalanan Bisnis

Sivia masih duduk di kursi penumpang dengan wajah yang ditekuk. Dia diam tak bicara apa-apa. Tapi sang ayah bisa memahami jika sang anak sedang kesal.

"Maafkan ayah, Nak. Pekerjaan ini harus ayah yang turun tangan sendiri. Andaikan ayah bisa melimpahkan pada oranglain, pasti akan ayah lakukan," kata Megantara merasa bersalah. Dia baru saja mengatakan pada Sivia bahwa pagi ini Megantara harus langsung terbang ke Jogjakarta untuk memenuhi undangan meeting dari rekan bisnisnya.

"Aku tidak apa-apa. Ayah pergi saja," kata Sivia dengan nada datar.

"Kau bilang begitu tapi wajahmu mengatakan sebaliknya," ledek sang ayah. Mencoba bergurau tapi tak mempan. Anaknya tetap murung.

"Kau ingin oleh-oleh apa?" Tanya ayahnya lagi.

Sivia diam sejenak lalu menjawab, "Sesungguhnya kau tau apa yang aku inginkan saat ini ayah."

Megantara tertegun. Dia sangat tau. Gadis kecilnya yang cantik itu merindukan sosok Nalini. "Maafkan ayah. Belum bisa memenuhi keinginanmu itu. Tapi ayah berjanji akan terus m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status