Home / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 35 Perasaan Cinta

Share

Bab 35 Perasaan Cinta

last update Last Updated: 2024-09-22 09:37:40

"Apa?! Ratri penulis sekaligus owner catering ternama?" ucap bu Nunik, Rusdi, dan Tiana berbarengan.

Mereka tengah berada di kantor polisi, setelah Lulu memberitahu mereka dan mengungkapkan kebenaran tentang Ratri. Sementara Beri, Lulu tidak menghubunginya. Lulu juga meminta untuk tidak memberitahu Beri tentang masalah ini.

Wajah bu Nunik tampak memerah. Ia tak menyangka, jika menantu yang ia buang dihinakan itu, ternyata seorang penulis dan pengusaha sukses.

"Kenapa, Bu?" tanya Tiana, ketika melihat perubahan mimik wajah mertuanya.

"Nggak apa-apa, cuma tidak menyangka saja. Wanita itu kok bisa menjadi pengusaha sukses. Yang Ibu tahu, dia itu hanya wanita miskin yang nggak bisa apa-apa," jawab bu Nunik.

Melihat perubahan raut wajah mertuanya, Tiana merasa kesal. Entah kenapa, ia merasa tersaingi atas keberhasilan Ratri, walaupun pada kenyataannya, ia lah yang menjadi pemenangnya karena telah mendapatkan Rusdi seutuhnya.

Tiana pun melihat raut wajah Rusdi tampak berbeda. Ia semakin kes
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 36 Mak Lampir

    Saga berdiri mematung di depan pintu, menatap wanita paruh baya, yang pernah berdebat dengannya.Wanita itu, yang tak lain adalah bu Nunik berdiri dengan mulut menganga."Kamu!" tunjuk bu Nunik terkejut."Kamu kenal sama anakku, Nik?" tanya bu Wulan, yang tak lain adalah ibunya Saga."Ja-jadi ... Dia anakmu, Lan?" tanya bu Nunik tergugup.Bu Wulan mengangguk, "Iya, dia anak kami namanya Saga. Tapi kok kamu kayak kaget gitu, Nik?"Bu Nunik kemudian duduk kembali. Seketika ia merasa salah tingkah, setelah mengetahui Saga adalah anak Wulan, teman lamanya sendiri. Apalagi saat ia ditatap oleh Saga. Bu Nunik menyesal karena sempat mengira bahwa Saga hanyalah orang miskin dan hanya seorang preman. Bahkan anak-anaknya pun sempat menghinanya. Namun kenyataannya, Saga adalah anak pemilik perusahaan percetakan buku terbesar di kota itu."Nggak terlalu kenal, cuma pernah bertemu saja itu pun hanya sebentar," jawab bu Nunik berusaha bersikap biasa saja.Saga membalikkan badan hendak pergi dari ka

    Last Updated : 2024-09-23
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 37 Komplotan Ipar dan Mertua

    "Kamu lagi apa sih, Mas?" Rusdi terkejut, ketika Tiana tiba-tiba datang dan mengejutkannya yang tengah menatap layar ponselnya.Rusdi menyimpan ponselnya ke belakang tubuhnya."Ah nggak apa-apa, aku cuma lagi nonton film saja. Filmnya bagus, nih. Aku butuh cemilan, tolong dong buatin aku cemilan," jawab Rusdi.Tiana menatap lekat ke arah Rusdi. Membuat Rusdi merasa tak nyaman dibuatnya."Kenapa lihatnya kayak gitu?" tanya Rusdi."Nggak apa-apa, cuma mau lihatin kamu saja!" Tiana kemudian pergi ke dapur membuatkan Rusdi cemilan."Kenapa mas Rusdi kelihatan aneh, ya? Seperti ada yang sedang disembunyikan," gumam Tiana sambil mengiris bahan makanan.Selesai membuat cemilan, Tiana kembali menghampiri Rusdi."Mas, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ujar Tiana.Rusdi yang tengah menatap lurus layar televisi, segera menyahut tanpa sekali pun menoleh ke arah Tiana."Ngomong apa?" tanya Rusdi."Jadi gini, Mas. Hampir tiap hari adik kamu itu minta uang sama aku. Katanya disuruh sama kamu. Pada

    Last Updated : 2024-09-24
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 38 Menemukan Sosok Ayah

    "Om ganteng, aku mau main itu!" tunjuk Gina ke arah wahana bermain di pusat perbelanjaan.Hari ini, Saga mengajak Ratri dan Gina jalan-jalan di mall. Mereka tampak seperti keluarga kecil, yang terlihat sangat bahagia.Mereka tertawa melihat kelakuan lucu Gina. Gina pun kini semakin dekat dengan Saga, layaknya ayah dan anak. Kini, Gina telah menemukan sosok ayah di dalam diri Saga. Tak ayal, dengan penerimaan hangat dari Gina, Saga semakin menyayanginya. Terlebih ia bertekad dalam hati, ingin selalu menjaga Ratri dan juga Gina."Dia lucu sekali, ya! Cantik lagi kayak kamu," puji Saga.Ratri yang tengah duduk memandang Gina. Seketika tersipu malu atas pujian yang Saga lontarkan. Pipinya berubah bersemu merah.Saga tersenyum. Namun, di balik senyuman itu tersimpan rasa kesal mengingat tentang kedekatan ibunya dengan bu Nunik. Namun, Saga tidak bercerita mengenai itu kepada Ratri. Ia tidak ingin merusak suasana bahagia yang tercipta di antara mereka, berubah menjadi rasa tak nyaman."Mas,

    Last Updated : 2024-09-25
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 39 Manipulatif

    "Suara siapa itu?" gumam Saga.Saga mengamati pintu ruang tamu yang tertutup rapat."Siapa kira-kira?" batin Saga.Saga mengurungkan niatnya untuk mandi. Ia bergegas kembali ke ruang tamu, di mana bu Wulan masih duduk sambil membaca majalah di sana."Mama!" panggil Saga, membuat bu Wulan menoleh ke arahnya."Iya, ada apa, Sayang?" tanya bu Wulan, kemudian menutup buku majalahnya dan menyimpannya di atas meja.Saga kemudian duduk di sebelah bu Wulan."Ma, waktu aku mau ke kamarku. Aku nggak sengaja mendengar suara seseorang sedang ngobrol di dalam kamar tamu. Siapa mereka?" tanya Saga."Ah ... Itu tamu Mama sama anaknya. Tadi ada kejadian yang tidak mengenakan. Baju anaknya ketumpahan air minum, waktu bi Sarti menyajikan air minum kepada mereka. Sekarang dia lagi ganti baju di kamar tamu," jawab bu Wulan."Memangnya tamu Mama yang mana?" tanya Saga lagi."Dia bu-""Maaf lama, Lan. Tadi teh panasnya kena ke kulit Lulu. Jadi saya obati dulu pakai salep yang ada di kamar itu. Eh ... Anak

    Last Updated : 2024-09-26
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 40 Karma

    Bu Nunik kemudian mengurai pelukannya dengan bu Wulan. Bagai seorang aktris papan atas, bu Nunik pandai memanipulasi keadaan. Seolah-olah Lulu adalah korban dan Ratri lah penjahatnya."Sudah, ya. Aku nggak tega lihat kamu menangis begini. Dari semenjak kita berteman dulu, baru kali ini aku melihat kamu nangis, Nik. Semoga semua ujian keluarga kamu, cepat selesai. Putri kamu mendapat kebahagiaan," ujar bu Wulan.Bu Nunik mengangguk sembari mengusap air matanya."Iya, terima kasih, Wulan. Kamu memang teman aku yang paling baik. Aku harap, kita tidak hanya sekedar menjadi seorang teman saja. Aku ingin tali pertemanan kita menjadi tali kekeluargaan. Aku harap kamu mengerti, Wulan dengan maksudku!" seru bu Nunik.Bu Wulan mencerna setiap kata demi kata yang terucap dari bibir bu Nunik. Ia pun mengerti ke mana arah pembicaraan bu Nunik."Sudah, aku mengerti kok. Lebih baik kita panggil anak-anak. Kita makan siang bersama. Sepertinya bi Sarti sudah selesai masak," ujar bu Wulan.Bu Nunik men

    Last Updated : 2024-09-27
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 41 Berpangku Tangan

    "Lepaskan saya, saya bukan nenekmu!" tolak bu Nunik.Cherly jatuh tersungkur akibat didorong oleh bu Nunik."Nenek kok jahat, kakiku sakit." Cherly menangis sambil menatap bu Nunik."Bu, jangan kasar sama anak kecil!" sarkas Tiana. Dengan cepat ia membangunkan Cherly.Bu Nunik terlanjur emosi terhadap Tiana. Sehingga anak sekecil Cherly menjadi sasaran kemarahannya."Aku bilangin ini sama mas Rusdi. Ibu sudah berani berbuat kasar sama Cherly," cetus Tiana.Bu Nunik mendelik, ia tidak peduli dengan ucapan Tiana. Bu Nunik yakin, jika Rusdi pasti akan lebih membela ibunya sendiri, ketimbang istrinya. Buktinya, dulu Rusdi rela membentak Ratri bahkan menceraikannya demi membelanya."Orang Cherly bukan anak kandungnya juga. Jadi, mana mungkin mas Rusdi bakalan marah sama Ibu," celetuk Lulu.Tiana semakin naik darah dibuatnya. Darahnya seakan mendidih akibat ucapan demi ucapan yang terlontar dari kedua mulut jahat ipar dan mertuanya itu."Lebih baik kalian pergi dari sini! Jangan harap aku a

    Last Updated : 2024-09-28
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 42 Gelisah

    Keesokan harinya, Saga tengah bersiap akan pergi menemui Ratri. Saga bermaksud untuk menjemputnya, dan membawanya ke rumah, untuk diperkenalkan kepada kedua orang tuanya.Saga tengah mematut diri di depan cermin. Sambil beberapa kali menyugar rambutnya yang telah ia olesi dengan minyak rambut. Tidak lupa, Saga menyemprotkan parfum dengan aroma maskulin ciri khasnya."Kamu sudah rapi begini, mau ke mana?" tanya pak Bima, yang tengah sarapan pagi.Saga baru saja turun dan bergabung di meja makan, hendak melakukan sarapan.Pak Bima kini telah mengenakan pakaian olah raga. Di setiap hari libur, pak Bima selalu memanfaatkan waktunya untuk berolahraga."Aku mau ketemu sama seseorang. Pokoknya Papa sama Mama nggak boleh pergi ke mana-mana. Aku ada kejutan buat kalian," jawab Saga sangat antusias. Wajahnya berseri-seri, tampak semburat kebahagiaan yang terpancar."Memangnya kejutan apa sih, Mama jadi penasaran?" tanya bu Wulan.Saga tersenyum lalu menjawab, "Ada deh!"Bu Wulan dan pak Bima sa

    Last Updated : 2024-09-29
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 43 Membawa ke Dalam Pelukan

    "Ya Tuhan, mas Saga," gumam Ratri.Ratri membekap mulutnya sendiri. Seketika air matanya luruh membasahi pipinya.Tubuh Ratri melemas, ketika melihat pesan yang dikirim dari nomor Lulu, yang memperlihatkan foto kebersamaan Lulu dan Saga di sebuah mobil. Di dalam pesan tersebut, Lulu memberitahu jika Lulu dan Saga akan dijodohkan dan akan segera menikah dalam waktu dekat ini."Tega kamu, mas. Aku tidak menyangka, ternyata kamu sama saja dengan pria lain. Kamu sama saja dengan mas Rusdi. Doyan selingkuh tapi munafik." Ratri duduk sambil meremas seprai.Hati Ratri benar-benar sakit. Jika Saga ingin berselingkuh, kenapa harus dengan Lulu?Ratri menggigit kukunya sambil terisak. Dunia seakan berhenti setelah pesan itu ia terima."Kenapa, Tuhan? Kenapa harus seperti ini?" Ratri memukul tempat tidurnya.Ratri kemudian mengirimkan foto itu ke nomor Saga. Walaupun tidak aktif, kemungkinan Saga akan melihatnya setelah nomornya aktif kembali.Ratri mengusap air matanya menggunakan ujung hijab. K

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status