Home / Romansa / My love My neighbour / 3. Jangan Mimpi!

Share

3. Jangan Mimpi!

Author: Alif Khan
last update Last Updated: 2021-03-24 03:00:00

Genangan air sudah menenggelamkan sebagian tubuh Arini. Kontrakan yang dia tempati kini dikepung oleh air banjir yang memenuhi seluruh ruangan. Arini panik. Dia segera bangun untuk menyelamatkan benda berharga miliknya. Untung saja telepon genggam dan juga kartu identitasnya semua ada di dalam tas yang di simpan di atas lemari.

Arini menyelamatkan baju yang masih kering sebisanya. Dia segera dibantu oleh warga dan juga tim SAR untuk pergi ke tempat penampungan. Rasa-rasanya banyak betul cobaan yang dia harus hadapi.

Setelah genangan air mulai surut, Arini akhirnya kembali ke kontrakannya. Dia melakukan aktifitas mencari pekerjaan lain selain casting. Dia melamar sebagai pramuniaga restoran untuk menyambung hidupnya.

Ketidakmampuannya membuat dia selalu berada dalam kesulitan. Sebagai pelayan restoran, dia selalu mendapatkan complain dan juga pernah mendapatkan pelecehan verbal oleh pria hidung belang.

Arini mencoba menahan diri. Tidak ada tawaran untuk audisi. Dia merasa pintu menuju sukses sangat jauh.

Enam bulan sudah Arini terus berjuang mencari peran untuknya. Dia masih tetap mencari pekerjaan sebagai aktris. Dia lihat sahabat artisnya, Melani Anggraeni sedang makan di restoran tempatnya bekerja.

“Mel, masih ingat sama aku? Aku Arini,” sapa Arini menarik garis bibirnya ke atas.

“Astaga Arini! Ini beneran kamu? Kenapa kamu berpakaian seperti ini?” sapa balik Melani sambil memeluk sahabatnya.

“Aku sekarang kerja di sini,” jawab Arini menurunkan kelopak mata.

“Ya ampun!” Melani menutup mulut dengan tangannya. Dia lupa jika Erik sudah mengumumkan hubungannya dengan Susan. “Maaf ya Arini, aku lupa.”

“Santai aja Mel. Oh iya, apa kamu butuh asisten? Aku butuh job yang lain. Aku lebih suka di lokasi syuting,” tanya Arini penuh harap.

“Ehmm ….” Melani terdiam. Apa yang harus dia sampaikan pada Arini dengan kebenaran yang terjadi. Melani meraih jemari sahabatnya itu dengan erat. “Rin, sebaiknya kamu menyerah saja bekerja di dunia hiburan,” lanjutnya.

Arini mengerutkan keningnya. Matanya tajam mengarah pada sahabatnya itu. Dia tidak mengerti mengapa Melani bisa mengatakan hal itu.

“Apa alasannya? Aku itu harus kembali meraih mimpi aku Mel. Kamu sendiri sudah berkibar di dunia presenter, sedangkan aku masih mengelap meja dan mengangkat piring kotor.” Arini menarik napas.

Kelopak mata Melani menurun, berat mengatakan hal sejujurnya. “Rin, ada instruksi dari Pak Hendri Hanggono untuk melarang agensi-agensi menggunakan jasamu sebagai aktris. Sutradara Rudi Sutanto pun ikut memasukkan kamu ke daftar hitam para pemain,” ucapnya.

Arini menggelengkan kepala. Dia heran, mengapa Hendri Hanggono dan juga Rudi Sutanto melarangnya untuk berkarir. Apakah itu semua karena dia telah membongkar perselingkuhan Susan dengan Erik. Padahal dia tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun tentang hubungan mereka.

“Apa salahku?” Arini memegang bahu Melani.

“Entahlah, kamu tahu kan Pak Rudi itu ayah Susan dan Pak Hendri juga sangat berpengaruh di dalam industry dunia hiburan. Aku juga dilarang menerimamu sebagai asisten, soalnya semua jadwal syuting akan dibatalkan jika aku membantumu,” jelas Melani.

Arini ingin menangis, tetapi rasanya air mata sudah mengering. Garis bibirnya menurun. Namun, dia membuka matanya lebar-lebar.

“Sudahlah, toh aku juga bekerja di sini sekarang. Terima kasih ya sudah memberitahuku,” ucap Arini sambil menepuk bahu Melani.

Dia kembali ke tempat kerjanya sambil menahan dadanya yang berdebar sangat kencang. Teman kerjanya langsung menghampiri Arini. Mereka ingin meminta foto dengan Melani sahabatnya itu. Kesal, Arini menyuruh memintanya sendiri.

--

Di tempat lain,

Lama tanpa kehadiran Arini di sampingnya membuat Erik merasa ada yang lain. Biasanya Arini suka membangunkannya dan juga mengusap kepala dengan lembut. Ketika dia lelah, tangan lembutnya memijat dengan enaknya.

Susan hanya menyenangkan saat di atas ranjang. Jadwalnya yang lebih padat dari Erik membuatnya jarang menghabiskan waktu dengan kekasihnya. Kebersamaanya tidak lebih dari sebuah hubungan yang saling menguntungkan saja. Anda puas, Saya juga puas.

Erik memikirkan sebuah ide untuk membujuk Arini kembali menjadi asistennya. Tentu saja ide tersebut ditentang oleh Susan.

“Jangan gila kamu Rik! Masa kamu mau bawa mantan kamu ke sini?” tentng Susan menyatukan kedua alis matanya.

“Aku kasihan sama dia Sayang. Ayah kamu dan Mantan Suami kamu kan sudah memasukkannya ke dalam daftar hitam pemain. Sekarang setidaknya kita kasih dia pekerjaan. Toh dia juga sendiri yang akan panas melihat kita bermesraan di depan matanya,” bujuk Erik sambil mengusap tangan kekasihnya.

“Nggak!” tolak Susan dengan tegas.

Erik tidak berputus asa. Dia terus membujuk Susan. Hatinya begitu ingin bertemu dengan Arini karena sudah lama dia tidak melihat wajah cantik dan manis Arini.

“Kamu merindukannya ya, kan?” desak Susan dengan mata terbelalak.

“Nggaklah Sayang, coba saja kamu lihat sekarang dia seperti apa keadaannya,” sanggah Erik sambil menunjukkan foto terkini Arini saat menjadi korban banjir.

Susan melihat keadaan Arini yang menyedihkan, berhasil terbujuk oleh rayuan Erik. Dia tidak tahu maksud Erik sebenarnya seperti apa. Erik yang sebenarnya masih mencari tahu keadaan Arini melalui asistennya yang lain. Saat Arini meninggalkan pintu apartemennya, Erik memperhatikan sampai depan lift. Dia melihat Arini terisak sambil berjongkok di depan lift. Hatinya merasa menjadi orang paling jahat sedunia. Akan tetapi, nafsunya sebagai lelaki pun tidak bisa dikesampingkan. Hal yang penting, dia masih membutuhkan Susan untuk keberlangsungan karirnya.

Akhirnya Susan dan Erik pergi mencari keberadaan Arini. Mereka menemukan Arini di kontrakannya. Kedatangan Erik dan Susan menghebohkan gang tempat Arini tinggal. Semua meminta foto dan juga meminta tanda tangan. Susan sudah merasa jenuh dan ingin segera pergi dari tempat panas dan bau itu.

Arini ke luar dari kamarnya dan sangat terkejut di depan rumahnya ramai oleh banyak orang berdesakkan. Terlihat ada sosok paling tinggi di antara kerumunan tersebut. Sosok Erik yang paling dihindari oleh Arini.

Tentu saja, Arini bergegas untuk kembali masuk. Namun, Erik melihat Arini hendak masuk kamarnya. Dia berlari menuju kamar Arini lalu menutup pintunya. Susan yang ada di sana sangat terkejut, Erik masuk tanpa mengajaknya.

“Erik! Ngapain kamu ke sini?” tanya Arini dengan nada tinggi.

“Kenapa kamu tinggal di sini? Kamu kembali saja menjadi asistenku,” ajak Erik sambil memegang jemari Arini.

Arini langsung menepis tangan Erik. Tidak lama Susan masuk ke kontrakkan juga.

“Kalian kenapa berdua di sini?” Susan membelalakkan mata.

“Aku yang harus tanya. Kenapa kalian ke sini? Mengganggu ketenanganku saja,” balas Arini dengan nada tinggi.

“Jangan besar kepala! Aku ke sini karena Erik membujukku untuk mengajakmu menjadi asistennya lagi. Dia kasihan melihatmu tinggal di tempat kumuh seperti ini. Aaah sebenarnya kan kamu memang pantas tinggal di sini,” cibir Susan sambil menyeringai.

Arini melototi Susan dan Erik. Dia sudah mengepal tangannya dengan kuat. Apa yang akan dilakukannya?

Related chapters

  • My love My neighbour   4. Tuhan, Rubahlah Takdirku

    “Pergiiii! Pengacau!” usir Arini hingga urat kepalanya menonjol ke luar. Susan tidak pernah dibentak seperti itu. Jemari lentiknya langsung menarik bisep kekar di sebelahnya. Dia tidak ingin mendapatkan perlakuan yang lebih dari itu. Erik masih tidak bisa berpaling dari wajah Arini. Hatinya ingin sekali memeluk gadis itu. Mengapa setelah dia pergi rasa itu malah muncul semakin menjadi. Apakah ini yang dinamakan karma? “Sayang, ayo cepat kita pergi!” Susan mengerutkan keningnya. “Iya,” Langkahnya terasa berat. Padahal ia ingin sedikit lebih lama berbincang dengan Arini. Bagaimanapun juga, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Banyak cerita dan asa yang pernah mereka bangun bersama. Hanya karena hadirnya seorang wanita yang lebih menarik dan juga tingkat koneksinya yang cukup tinggi membuatnya harus melepaskan Wanita berambut coklat itu.

    Last Updated : 2021-03-25
  • My love My neighbour   5. Belum Siap Melupakan

    Terlihat jelas ada genangan air mata yang menghiasi wajah gadis cantik itu. Rasa laparnya pun seketika menghilang ketika Tio melakukan hal yang biasa dia lakukan kepadanya dulu. Jelas saja, memori yang selalu ingin dilupakan Arini kembali hadir dan terasa perih. Dia meletakkan sendoknya lalu pergi meninggalkan Tio. Gadis itu berlari dengan kencangnya, dia tidak ingin sakit hati untuk kedua kali dengan orang yang sama. Tidak bisakah dia hanya ada dalam ingatan saja. Mengapa kita harus bertemu kembali? Tio terkejut melihat Arini pergi meninggalkannya dengan mata yang berkaca-kaca. Tio bergegas membayar sarapannya lalu berusaha mengejar Arini. Terlihat punggung Arini yang perlahan menjauhi dirinya. “Rin, tunggu,” panggil Tio. Arini berpikir, dia ingin Tio mengejarnya, seperti saat dulu ketika dia merajuk. Lama Arini menunggu, Tio tidak kunjung datang. Gadis itu menyeringai, dia se

    Last Updated : 2021-03-26
  • My love My neighbour   Kecemburuan Tio dan Farhan

    Tio dan Farhan saling berjabat tangan memperkenalkan diri satu sama lain. Tio banyak menanyakan asal usul Farhan, begitu pun sebaliknya. Di sini, Arini malah menjadi canggung. Keduanya berbincang seolah tidak ada orang lain. Angin bertiup sangat kencang, rok yang dikenakan Arini tersingkap. Sepasang mata kedua lelaki itu seketika melebar. Wajah cantik itu seketika memerah tatkala melihat ekspresi kedua lelaki yang ada di hadapannya. ‘Mata lelaki semua sama,’ kesalnya dalam hati. Farhan dan Tio memalingkan wajah mereka, tidak mungkin bagi mereka melewatkan pemandangan langka seperti itu. Sisi lainnya mereka pun merasa seperti lelaki hidung belang jika mereka melihatnya dengan tatapan berhasrat. Suasana menjadi sangat canggung setelah kejadian tadi. Sesampainya di rumah Farhan, Arini berjalan dengan santainya memasuki rumah yang menjadi kenangan masa kecilnya. “Farhan, kamu masih ingat t

    Last Updated : 2021-03-27
  • My love My neighbour   7. Mulai Syuting

    Pagi ini, garis bibir Tio sudah terangkat sempurna. Sungguh dia benar-benar menantikan hal ini. Skenario yang sudah disimpan selama lima tahun, kini bisa terwujud. Arini adalah pemeran yang sangat pas. Kisah ini memang ditujukan untuknya. Parfum yang sudah lama tidak pernah dia gunakan setelah lima tahun akhirnya dia kenakan kembali. Aroma musk menyeruak ke sekitarnya. Dia melihat jam di dinding kamarnya, baru jam tujuh pagi. Dia sudah tidak sabar ingin segera menjemput Arini. Melihat tingkah putranya yang tidak biasa, membuat Cintami (Ibu Tio) penasaran. Anak lelaki kesayangannya itu menghampiri lalu berpamitan kepadanya. “Mam, Tio pamit ya mau syuting,” ucap Tio. “Kamu mau ke mana Sayang? Ingat kamu baru dua tahun loh, jangan terlalu lelah,” tanya Cintami sambil mengusap rambut anaknya. “Mami, akhirnya Tio bertemu dengan Arini. Rasanya Ti

    Last Updated : 2021-03-28
  • My love My neighbour   8. Farhan Merapat

    Setelah menghabiskan seluruh makanan di atas meja, mereka pulang. Selama di perjalanan, Arini dan Tio diam seribu bahasa. Lelaki yang disukai Arini itu terlalu pendiam. Terkadang membuat gadis itu sulit mengerti apa yang sedang dipikirkan olehnya. “Tio, memangnya kamu ingin ikut festival di mana?” tanya Arini membuyarkan keheningan. “Oh, aku akan mengikuti festival di Jepang. ‘Shorts Shorts Film Festival’ kamu tahu, kan,” tutur Tio sambil tersenyum manis. “Ah serius mau ikutan festival itu?” Mata Arini terbelalak dengan membuka mulutnya lebar-lebar. “Serius.” Menganggukkan kepala. “Semoga saja film kita masuk nominasi,” harap Arini berbunga-bunga. “Amiin, aku pun berharap demikian.” Tio menepikan mobilnya. Akhirnya dia sampai di depan gerbang rumah Arini. Tio kembali membukakan pi

    Last Updated : 2021-03-29
  • My love My neighbour   Terciduk

    Ibu Arini mencari putrinya. Dia mendapati Farhan dan Arini sedang di kamar berdua sambil berpegangan tangan. Dalam pikirannya menjadi semakin berkecamuk. Apakah putrinya dan Farhan sudah saling menyatakan perasaan. “Rin, kamu sedang apa sama Farhan?” tanya Ibu Arini sambil bersandar di kusen pintu. “Rini tadi kelilipan, jadi Farhan bantu tiup,” jawab Arini berbohong. Farhan ikut menganggukkan kepala, menyetujui ucapan Farhan. Jelas mereka berdua sedang berbohong, tidak mungkin kelilipan tapi pegangan tangan. Berarti hubungan mereka kini lebih dari sekedar teman, dalam hatinya. “Ya sud

    Last Updated : 2021-03-30
  • My love My neighbour   Ada Yang Kepanasan

    Mata Arini langsung terbelalak saat bibir Farhan membentur bibirnya. Hangat bagi Farhan, menyakitkan untuk Arini. Lelaki itu terkejut lalu bangkit dari tempat tidur. Dia melihat ada luka di bibir Arini. Benturan yang keras menyebabkan bibirnya terkena gigi. “Ish! Farhaaan!” kesal Arini sambil memegangi bibirnya yang terasa perih. Farhan menyeringai, dia tidak sengaja melukai Arini. Tangannya mengatup memohon ampun. “Rin, aku minta maaf, tidak sengaja,” sesalnya. “Pergi!” Arini mengacungkan kepalan tangannya. Dia ingin Farhan segera pergi dari kamarnya. Farhan tersenyum malu sekaligus merasa bersalah. Ciuman pertamanya tidak terduga. Dilakukan dengan cara yang aneh dan meninggalkan bekas. Farhan memegangi dadanya yang terus berdebar. 'Seharusnya ini dilakukan dengan cara yang lebih manis lagi,' sesalnya dalam hati. * Keesokan harinya,  

    Last Updated : 2021-03-31
  • My love My neighbour   11. Farhan Jangan Mendekat!

    Terbang, Arini merasakan tubuhnya seperti melayang di udara. Matanya yang tadi masih terpejam kini terbuka dengan perlahan. Sekilas dia melihat sosok Erik, dia mengedipkan kelopak matany berkali-kali untuk memastikan jika itu tidak mungkin terjadi. Arini kemudian mendapatkan penglihatannya dengan jelas. Lelaki yang dia lihat bukanlah Erik melainkan Farhan. Bola mata Arini lalu berputar, melirik ke kiri, dia tidak sedang berjalan. Ternyata dia sedang digendong oleh Farhan. Arini berpura-pura masih menutup mata. Dia ingin tahu, Farhan akan membawanya ke mana. Terdengar suara pintu berderit. “Farhan, Rini kenapa kamu gendong?” tanya Ayah Arini dengan khawatir. “Dia ketiduran di mobil. Farhan bantu gendong saja.” Farhan meneruskan langkahnya menuju kamar gadis itu. “Ya sudah, Bapak mau ke dalam dulu ya.” Ayah Arini masuk ke kamarnya. &n

    Last Updated : 2021-04-01

Latest chapter

  • My love My neighbour   43. Resmi

    “Arini, tunggu sebentar,” tahan Tio.Arini berusaha untuk tersenyum walau dia baru saja menangis. Dia mencoba menatap lelaki itu senormal mungkin. Hatinya penuh kekhawatiran, takut kehilangan sosok ini.“Rin, ada yang mau aku katakan,” ucap Tio, matanya berubah sayu.“mau katakan apa?” jawab Arini bernada lembut.“Aku enggak mau pacaran sama kamu.” Tio meraih tangan gadis itu.“Ternyata dia masih seperti ini,” batin Arini.“Aku ingin kita lebih dari sekedar pacaran. Aku enggak bisa lihat kamu jalan sama cowok lain, bergandengan tangan selain denganku. Apalagi aku enggak bisa membayangkan kamu menjauh dan tidak lagi punya perasaan kepadaku. Aku ini posesif Rin,” jelas Tio.Arini membuka matanya lebar, dia masih belum paham maksud dari perkataan Tio.&ld

  • My love My neighbour   42. Tidak Apa Asal Denganmu

    “Arin, kenapa kamu keras kepala. Tidak bisakah kamu menyerah saja,” pinta Tio putus asa.Lelaki itu ingin mendorong Arini, tetapi dia juga tidak ingin Arini jauh darinya. “Arini, sudah berulang kali aku berusaha untuk tegar tanpamu. Aku tetap saja tidak bisa melihatmu dengan lelaki lain. Aku tidak mau kamu terpaku karena hubungan yang menyakitkan ini,” batinnya.“Kamu mencintaiku, aku juga mencintaimu, mengapa aku harus menyerah? Aku akan berusaha memantaskan diri agar kamu mau bersamaku,” jawab Arini sambil menghapus air matanya.

  • My love My neighbour   Ungkapan Hati

    Arini bangkit. Dia raih tangan Tio lalu dia letakkan di dadanya. “Aku rela menukar kehidupanku. Asal kamu tetap ada sampai aku menutup mata,” ucap Arini. Terlihat ada genangan air di pelupuk matanya.Rasanya menjadi bintang terkenal tidak akan membuatnya bahagia jika dia tidak bersama lelaki ini. Arini hanya wanita sederhana. Dia tidak memiliki banyak keinginan, hanya satu keinginannya saja. Bahagia bersama lelaki yang ada di hadapannya.“Kamu jangan bilang seperti itu. Hidupmu itu sangat berharga,” tegur Tio dengan lembut.Arini meraih jemari Tio, mengizinkannya untuk merasakan detak jantungnya. Terasa debaran jantung Arini yang berdetak kencang dari telapak tangan Tio. Lelaki itu meraih tangan Arini, meletakkannya di sebelah kiri dadanya. Mereka berdua sama-sama merasakan debaran jantung mereka.Mata keduanya saling beradu, tatapan mereka sendu dan ada sebuah harapan yang te

  • My love My neighbour   40. Kerikil

    “Perempuan jalang itu!” Susan meremas botol air mineral yang ada di tangannya. Managernya Susan seketika menelan salivanya. Kedua alis matanya mengerut saat melihat Susan yang kesal saat membaca headline berita online jika Arini mendapatkan penghargaan festival film pendek. “Bos, kan Bos sudah terkenal. Kenapa repot-repot urusin artis nggak terkenal itu?” tanya Manager. Susan seketika langsung mendelik. “Pokoknya dia harus segera menghilang dari peredaran. Enak aja, karir gemilang itu Cuma buat gue. Lo telepon semua kenalan laki gue, bilang jangan pernah kasih tawaran film buat si Jalang itu!” perintah Susan. Erik yang baru selesai take syuting menghampiri Susan. Dia duduk di sampingnya sambil minum sebotol air mineral. Asistennya touch up agar penampilan Erik sempurna seperti biasanya. “Beib, kamu kenapa kayak kesel gitu?” t

  • My love My neighbour   Bersinarlah

    Hari yang paling dinantikan oleh Arini dan Tio. Acara bergengsi yang melibatkan banyak sineas dari berbagai negara berkompetisi untuk mendapatkan kesempatan masuk nominasi piala Oscar kategori film pendek.Lelaki itu sudah menyiapkan sedemikian rupa. Make up artist yang sudah disewanya untuk mendandani Arini menjadi wanita cantik layaknya putri. Sedangkan Tio sudah memesan tuxedo yang pas untuk bersanding dengan gaun Arini yang mewah.Potongan rambut Tio kini menjadi classic cut dengan dasi kupu-kupu bertabur swaroski. Tuxedo berwana navy blue

  • My love My neighbour   38. Persiapan Perhelatan

    Setelah hari itu, Arini berjanji pada dirinya sendiri, dia tidak akan mendesak Tio untuk menjadikannya kekasih. Asalkan bersama Tio, dia tidak mengapa.Tibalah hari keberangkatan mereka ke Tokyo. Ini kali pertama Arini pergi ke luar negeri. Tio pun sangat tidak sabar untuk segera menghadiri perhelatan tersebut. Mereka berdua sudah bersiap menuju bandara. Cintami dan kedua orang tua Arini sangat bersedih dan juga terharu. Mereka berharap Arini dan Tio akan membawakan hasil yang baik.

  • My love My neighbour   37. Kita Hadapi Bersama

    “Tio, tanganmu kenapa?” Arini bergegas menghampiri Tio yang terlihat frustasi.“Arin, kenapa kamu ….” Tio tidak bisa meneruskan kata-katanya.Arini langsung merengkuh lelaki itu. Seberapa besar lelaki itu menolaknya atau bahkan mendorongnya pun dia akan terus merengkuh lelaki ini. Hanya dia yang selalu datang menyelamatkannya. Kini giliran dirinya yang mempertahankan perasaannya.“Jangan usir aku. Aku nggak bisa tanpamu,” pinta Arini lirih.Tio membelalakkan matanya. Angin apa yang membawa gadis ini kembali kepadanya. Arini tidak ingin membicarakan penyakit yang diderita Tio, dia akan tetap menjaga rahasia yang ibunya Tio katakana kepadanya.“Aku juga.” Tio membalas rengkuhan Arini.Sungguh, hal ini tidak terduga baginya. Pada awalnya dia berpikir ki

  • My love My neighbour   36. Kebenaran Yang Harus Terjawab

    “Arrrggghh, kenapa aku bodoh seperti itu? Tuhan, mengapa aku ditakdirkan lemah seperti ini?” kesal Tio merusak barang-barang disekitarnya. Dia menarik rambutnya kuat, melemparkan barang-barang miliknya.Tio sangat kesal pada dirinya sendiri. Ada satu hal yang tidak bisa dia katakan pada Arini. Dia tidak mau Arini sedih lebih dari ini. Namun, hal ini mungkin akan membuat Arini dan dirinya semakin menjauh.Di tempat lain,Cintami kembali lagi ke rumahnya karena ada barang yang tertinggal. Di tengah perjalanan, sudut matanya menangkap seorang Wanita yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya. Cintami akhirnya menoleh, mencari tahu siapa yang sedang duduk di sana.Ternyata gadis itu adalah Arini. Cintami menduga jika Arini seperti itu pasti sedang bertengkar dengan putranya. Sebagai seorang Wanita, dia harus membujuk Arini agar mau tetap bersama anaknya. Dia meminta s

  • My love My neighbour   35. Aku Ingin Sebuah Hubungan

    Tangan Tio mulai menyentuh tengkuk Arini dan tangan satunya menarik pinggang gadis itu dengan erat. Sedangkan kedua tangan Arini berada tepat di dada bidang Tio. Tangan Arini merasa ada sesuatu yang aneh saat tangannya menyentuh dada Tio.Pada saat bibir mereka hamper beradu, ada asisten rumah mengetuk pintu kamar Tio. Seketika Tio dan Arini langsung duduk sambil merapikan pakaian mereka. Asisten tersebut ternyata membawakan makan siang untuk Tio dan Arini.Wajah keduanya sama-sma memerah. Sungguh sangat tidak terduga, mereka hampir saja melakukannya dan hamper ketahuan oleh orang lain. Setelah asisten itu pergi, Arini dan Tio mulai menyantap makanannya bersama. Arini dengan sepenuh hati menyuapi Tio makan.Tio memanfaatkan situasi dengan bersikap sangat manja. Terkadang dia bersandar di bahu Arini, sesekali dia memperlihatkan lesung pipinya. Rasanya seperti meleleh. Wanita mana yang tidak menyukai lelaki t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status