Home / Romansa / My Wish / 15 - Suatu Keanehan

Share

15 - Suatu Keanehan

Author: agllaea_
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang kau lakukan Audrey?" 

Alberth Galvin yang baru saja keluar dari toilet terperangah sebab melihat Audrey diam membeku di tempat disertai serpihan kaca yang berserakan disekitar tubuhnya.

Gadis itu terlihat seperti kehilangan dirinya untuk beberapa waktu kedepan hingga akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

Hari telah berganti baru, matahari mulai menampakkan wajahnya menggantikan bulan yang tertidur. Audrey yang mendapati dirinya tengah terbaring di tempat tidur kini terlihat bingung dan linglung seperti orang bodoh. Apa yang terjadi semalam? Kepalanya terasa begitu sakit saat ini.

"Kau sudah bangun?" suara mengejutkan itu lantas disusul dengan sosoknya yang hadir dihadapan Audrey.

Zoya membawa nampan berisi air dan sup hangat untuk gadis itu. Tetapi Audrey terlihat begitu ketakutan dengan sosok Zoya yang hadir di hadapannya. 

"Kau tak terluka?" pertanyaan Audrey memunculkan sebuah tanda tanya di kepala Zoya.

"Apa maksud

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Wish    16 - Malam yang Kacau

    Jalanan Kota London justru semakin ramai ketika malam semakin larut, terutama pub yang sedang Audrey tempati ini, begitu ramai dengan para pelanggan yang terus berdatangan. Kini, Audrey terlihat sedang menikmati sajian beberapa minuman alkohol yang sudah ia pesan. Kepala gadis itu kini mulai terasa begitu berat sebab ia telah menghabiskan tiga gelas besar minuman mengandung alkohol. Sejak dulu, alkohol memang menjadi pelarian Audrey ketika gadis itu merasa hidupnya tak berjalan sesuai keinginannya. Termasuk hari ini, ia sangat membenci hari ini. Pikiran gadis itu kemudian melayang mengingat kembali sesuatu yang menyakiti hatinya. *** "Tak masalah Audrey. Pesanku untukmu, sebaiknya kau harus mencoba memaafkan kesalahan Zoya dan Lorent, karena menyimpan dendam dalam hatimu akan merugikan dirimu sendiri" perkataan psikiater itu langsung mendapat tatapan tajam dari Audrey. "Dokter sekarang membela mereka?" Audrey menatap tajam psikiater yang sudah cukup l

  • My Wish    17 - Kecurigaan

    Audrey Dianne kembali terbangun dari tidurnya, namun kali ini ia mencium sesuatu yang tak asing dari indera penciumannya. Sesuatu yang memiliki aroma lembut yang menusuk masuk dengan sopan ke lubang hidungnya, membuat gadis itu semakin mengeratkan pelukannya. "Kau sudah bangun?" suara itu lagi-lagi membangunkan Audrey Dianne dari tidur nyenyaknya. Tanpa melepas pelukan eratnya, gadis itu perlahan membuka matanya dan ia begitu terkejut ketika mendapati dirinya tengah memeluk sebuah bantal yang bukan miliknya, bahkan ruang kamar ini juga terasa asing baginya. Audrey kemudian berteriak histeris karena ia menyadari bahwa dirinya terbaring di sebuah ranjang di kamar milik orang asing. "Ada apa? Apa ada yang menganggumu?" seorang pria yang membawa sotil kayu untuk memasak dan memakai apron ditubuhnya tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar itu. "Alberth?" gadis itu terkejut sekaligus mengucap syukur di saat yang bersamaan karena ia tak terbangun

  • My Wish    18 - Luka Batin

    Ruang apartemen sepi milik Alberth Galvin kini dipenuhi oleh suara teriakan histeris seorang perempuan yang menangis dan bersimpuh di kakinya, memohon ampun pada dirinya. Semua terjadi secara tiba-tiba dan tak direncanakan, situasi yang membingungkan terutama bagi pria itu."Kumohon Alberth, aku takkan menganggu lagi hubunganmu dengan Zoya, jangan menbunuhku" gadis itu mengangkat kedua tangannya yang terlipat dan berteriak histeris di hadapan pria itu."Audrey, kau kenapa?" Alberth berusaha menyentuh pundak gadis itu, bermaksud untuk menenangkannya. Akan tetapi, tangannya justru ditepis dengan keras oleh Audrey."Kau hendak membunuhku dengan kayu itu? Kau pikir aku tak tahu?" tatapan Audrey kini berubah, tangisnya terhenti, dan volume suaranya mendadak berubah menjadi lebih pelan."Tidak Audrey, aku hanya ingin meletakkan kayu yang kupakai di tempat semula aku menemukannya" pria itu menjauhkan kayu tersebut dari tangan dan tubuh Audrey, ia ingin men

  • My Wish    19 - Makan Siang

    Setelah terjadinya peristiwa memalukan hari lalu, Audrey yang sudah bertekad untuk memaafkan semua kesalahan orang yang menyakitinya dan berjanji akan menjalani hidup yang lebih baik, kini sepertinya harus mulai membersihkan semua sisa kelakukan buruk yang ia ciptakan tanpa sadar akibat emosi yang menguasai dirinya tempo lalu, sebab ...Braakkk!!Audrey Dianne kini berada di hadapan Mr. Vincent, manajer perusahaan yang akan menaungi dirinya sebagai seorang model nantinya. Namun sayangnya, Mr. Vincent adalah manajer yang sama bagi supermodel terkenal dari LF Agency, Lorent. Pria dewasa yang berusia sekitar tiga puluh lima tahun ini, kini berada dihadapan model baru LF Agency yang baru saja menciptakan kekacauan yang mulai tersebar di media luas sehingga berpeluang menghambat karir perusahaan maupun dirinya sendiri."Kau lihat ini? Ada seseorang yang merekammu diam-diam saat kau mengacaukan sebuah pub" tayangan itu memutar tindakan 'gila' yang dilakukan oleh Audre

  • My Wish    20 - Persiapan Acara

    Kilauan ubin lantai yang terlihat mewah dan memanjakan mata disertai terangnya cahaya buatan yang menambah kesan sempurna ruangan itu, berhiaskan beberapa pakaian yang tersusun rapi berderet-deret mengambil alih sebagian ruang. Akan sangat setuju jika ada yang mengatakan bahwa ruang rias LF Agency memang tidak pernah mengecewakan siapapun yang masuk ke dalamnya.Audrey Dianne yang sedari tadi duduk menyendiri di sudut ruangan memangku wajah yang tersenyum tanpa obyek yang tertuju. Gadis itu tersenyum sendiri dan membuat salah satu penata rias di sana penasaran dengan apa yang dipikirkan olehnya."Kau sepertinya terlihat sangat bahagia" ucap penata rias berambut pirang yang sempat ia temui ketika dirinya sedang merias Lorent di ruangan ini."Begitulah" Audrey menutup matanya dan merasakan dalam-dalam kebahagiaan yang menyelimuti dirinya ini.Penata rias berambut pirang itu kemudian duduk tepat disebelah gadis yang sedikit jauh muda darinya, ia sangat terta

  • My Wish    21 - Pelatihan

    Legak legok pinggul para calon model terlihat begitu seksi nan anggun menggoda deretan mata memandang. Memakai sepatu yang memiliki hak cukup tinggi, setiap langkah yang diciptakan dari mereka disertai kepercayaan diri yang kuat sehingga menarik seluruh atmosfer sekitar terpusat pada mereka.Pelatihan khusus untuk acara bulan depan ini rupanya hanya diikuti oleh beberapa calon model yang akan diperkenalkan publik. Jumlahnya tak sampai sepuluh orang dan hanya satu model senior yang direncanakan ikut berpartisipasi memakai pakaian utama, namun terkait kasus yang sedang terjadi saat ini rencana tersebut dibatalkan begitu saja.Pengganti model pakaian utama kini mulai berjalan membayangkan dirinya berada diatas panggung megah acara LF Agency. Muncul di barisan paling akhir sepertinya bukan sesuatu yang buruk, justru itu momen pentingnya karena dia lah yang akan menjadi puncak penutup pemikat segala tatapan mata yang ada di sana.Sepertinya tak perlu menunggu waktu s

  • My Wish    22 - Kasus yang Dipaksakan Usai

    Tring ... tring ...Bunyi dering ponsel mengejutkan pemiliknya, seorang gadis yang sedang menatap dengan tatapan kosong sedari tadi di ruang tunggu kantor kepolisian investigasi.Beberapa notifikasi mengganggu muncul memenuhi layar ponselnya. Pesan dari satu orang dengan nomor yang tak terdaftar di kontaknya. Karena penasaran, Audrey membuka pesan tersebut dan membaca sebuah ancaman dari pihak Lorent agar tak menyudutkannya saat penyelidikan nanti. Audrey yang malas kemudian secara terang-terangan mengabaikan pesan itu."Audrey Dianne? Silahkan ikuti saya" seorang polisi kemudian mengajaknya pergi ke sebuah ruangan setelah mengabaikan gadis itu selama berjam-jam lamanya.Sama seperti pertama kali gadis itu datang ke tempat ini. Ia memasuki sebuah ruang sempit dengan penerangan yang tak terlalu terang, hanya diisi oleh satu meja, dan dua kursi yang saling berhadapan satu sama lain."Duduklah" perintah polisi itu.Untuk beberapa waktu ke

  • My Wish    23 - Ungkapan Hati

    Kerumunan wartawan kembali menyergap dirinya ketika keluar dari kantor kepolisian. Sinar menyilaukan yang terpancar dari lensa-lensa kamera terasa begitu menyakiti pengelihatannya. Dengan susah payah gadis itu akhirnya berusaha keluar dari kerumunan wartawan yang menghalangi jalannya. Kedua tangan mungil itu juga sibuk menghalau cahaya lensa yang terarah padanya.Langkah gadis itu yang awalnya berjalan lambat, kini justru benar-benar terhenti karena para wartawan ini tak memberi celah baginya untuk kabur dari sana.Seorang lelaki yang sedari tadi bersembunyi di balik dinding sibuk mengamati gadis yang berada ditengah kerumunan wartawan itu, ia menunggu celah untuk membawa gadis itu pergi. Sesaat setelah ia menemukan sebuah celah, ia pun segera melancarkan aksinya.Sebuah tong sampah yang berada didekatnya melayang begitu saja kearah para wartawan yang sedang menjalankan tugas, mereka yang terkejut dengan suara keras yang diciptakan di sekitarnya akhi

Latest chapter

  • My Wish    81 - Epilog

    Situasi kemudian berlanjut di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Terdengar suara teriakan memenuhi lorong yang sepi. Beberapa orang dengan pakaian serba putih segera datang dengan tali yang mereka bawa.Brak!!"Dokter Kenzler, pasien itu kembali mengamuk" seorang wanita yang memakai pakaian sama, membuka pintu ruangan psikiater yang menangani pasien itu. Mereka segera berlari menuju ke sumber suara, teriakan seorang perempuan yang terdengar semakin histeris. Terlihat seorang perempuan bertubuh besar dengan bekas luka bakar di wajah kirinya terikat di tempat tidurnya.Perempuan yang diketahui bernama Audrey Dianne itu terlihat mengamuk dan berusaha menyakiti dirinya sendiri. Tak hanya itu, ia juga sempat melukai pasien lain."Bagaimana dengan wali pasien ini?" tanya psikiater itu kepada para perawat."Mereka sudah dalam perjalanan dan kami sudah memberi obat penenang kepada pasien itu" perawat yang ditanya oleh psik

  • My Wish    80 - Runtuh

    "Alberth bersama perempuan lain?" Audrey kembali bertanya untuk memastikan apa yang ia dengar."Benar dan kurasa kali ini tindakan Alberth sudah terlalu berlebihan" ucapan Steve membuat degup jantung Audrey berdenyut semakin kencang.Sama halnya seperti perempuan lain ketika mendapat kabar bahwa pasangannya sedang bersama dengan orang lain. Hati yang hancur? Sudah pasti.Tring!Tanpa menunggu lebih lama lagi, Steve segera mengirimkan sebuah alamat di mana Alberth sedang menghabiskan malam di sana.Secepat kilat, Audrey mengambil jaket dan tasnya untuk segera memesan sebuah taksi online. Kejadian ini terasa tak begitu asing. Kejadian serupa tapi tak sama seperti apa yang ia alami waktu itu, kejadian yang bahkan turut hadir di dalam mimpinya.Sepanjang perjalanan, tentunya Audrey begitu gelisah, ia terus melakukan panggilan kepada Alberth, namun selalu berakhir tak terjawab. Mau bagaimana lagi, kecurigaan Audrey selama ini seakan t

  • My Wish    79 - Terulang Kembali

    - London, 1 Februari 2021 -Beberapa minggu telah berlalu, Audrey kini menekuni pekerjaan yang sama seperti Steve, selain karena tidak adanya panggilan untuk pemotretan, Audrey merasa bahwa ia lebih menyukai pekerjaan sederhana ini.Tanggal satu bulan februari tahun dua ribu dua puluh satu, akhirnya, gadis ini sampai juga di hari yang paling sial bagi hidupnya di kehidupan lalu. Audrey kembali merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima. Namun situasi lalu dan sekarang sangat berbeda jauh, jika pada waktu itu Audrey berniat untuk mengakhiri hidupnya di kamar kost yang sempit, Audrey kini merasa sedikit lebih bahagia dan tinggal di apartemen mewah. Entah apakah ini semua nyata atau tidak, kehidupan baru yang ia jalani terasa hampir sempurna sejauh ini.Pagi ini, Audrey tengah menggunakan pakaian yang sedikit terbuka di bagian atasnya, tak hanya itu ia juga merias tipis wajahnya agar tak nampak seperti mayat hidup. Setelah itu, Audrey segera memposisikan

  • My Wish    78 - Hal Baru

    Situasi kembali pada Alberth dan Audrey yang sedang berada dalam posisi canggung. Masing-masing dari mereka terus saja membungkam mulut, sehingga tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Situasi ini terjadi cukup lama sampai mereka tiba di apartement yang mereka tinggali. Audrey yang merasa takut, bergegas untuk pergi ke kamar kecil guna menghindari tatapan Alberth, sementara lelaki itu sepertinya hendak membicarakan sesuatu dengan kekasihnya.Alberth yang terus mengikuti Audrey kini terpaksa harus menghentikan langkahnya ketika gadis itu mengunci pintu kamar kecil rapat-rapat. Setelah itu terdengar suara air yang mengalir dari keran.Alberth yang entah sedang memikirkan apa kemudian membuka ponselnya. Ia terlihat sedang mengetik suatu pesan kemudian keluar tuk berbincang dengan seseorang melalui ponsel yang ada digenggamannya.Waktu terasa berjalan begitu lambat, Audrey yang dapat meredakan rasa takutnya kini mulai memberanikan diri unt

  • My Wish    77 - Sifat Asli

    "Mungkin itu merupakan sifat aslinya" Marlyn memberi tanggapan setelah mendengar kisah yang diceritakan oleh Audrey."Benar, aku setuju dengan hal itu" terlihat pula Steve ikut mengeluarkan pendapatnya.Mereka bertiga kini tengah berkumpul untuk menikmati waktu minum teh, hal ini bukan merupakan pertama kalinya, bahkan sebelum Audrey terlibat suatu kasus pun, mereka sudah pernah berkumpul beberapa kali.Fakta uniknya adalah Steve ternyata merupakan keponakan dari Marlyn. Hal ini sudah diketahui oleh Audrey lebih awal melalui cerita dari Marlyn."Apakah ia pernah mengatakan kata-kata tak pantas kepadamu?" Steve kembali bertanya."Ehm, sepertinya tidak. Dia hanya membentakku dan berteriak keras. Lelaki itu bahkan belum pulang ke rumah, ini sudah hari ke tiga" gadis itu menekuk wajahnya, ia tak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa selain pada Marlyn dan Steve teman barunya."Kau tak menghubunginya?" tanya Marlyn penuh selidik, juj

  • My Wish    76 - Kelakuan

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    75 - Rencana Menikah?

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    74 - Bebas

    -Awal Tahun 2021-Rumah Sakit Jiwa Nasional, London-Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini Audrey kembali memasuki tahun dua ribu dua puluh satu dan sepertinya telah banyak hal yang terjadi di luar sana Audrey lewatkan begitu saja karena gadis malang itu harus mendekam di rumah sakit jiwa milik pemerintah.Seharusnya semua ini tidak akan terjadi karena gadis itu sebenarnya harus mendekam di balik jeruji besi selama dua puluh lima tahun lamanya. Entah apa yang dilakukan psikater dan pengacara yang ia andalkan itu, sebab dipersidangan akhir Audrey sama sekali tidak terbukti bersalah walau ia tetap harus mendekam di rumah sakit jiwa sampai dokter mengijinkan pulang."Kondisimu semakin membaik, kau menghabiskan makananmu hari ini" perawat yang bertugas merawat Audrey memberi tanggapan positif akan perilaku gadis itu akhir-akhir ini."Lantas, apakah aku bisa bebas secepatnya?" Audrey tak ingin berlama-lama berada di tempat ini, baginya, tempat ini

  • My Wish    73 - Audrey dan Psikiater

    Lorent dinyatakan meninggal di tempat akibat benturan keras yang menghantam bagian belakang kepalanya, selain itu ia juga mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya, hal inilah yang menyebabkan darah segar membanjiri tempat kejadian perkara.Selain itu, Audrey yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa mengerikan itu berlangsung, kini ditetapkan sebagai tersangka utama. Lagi-lagi gadis malang itu harus berurusan dengan hal semacam ini.Di suatu ruangan sempit dengan penerangan minim, Audrey tampak sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang tak asing di matanya, psikiaternya. Pihak kepolisian memutuskan hal ini karena Audrey dicurigai memiliki penyakit mental yang belum sembuh sepenuhnya."Begini Audrey, sudah lama kita tidak bertemu, aku pikir kau tidak ada masalah dan dapat menjalani hidup dengan baik. Apa yang sebenarnya terjadi Audrey?" psikiater itu bertanya dengan lembut dan terlihat begitu mengkhawatirkan gadis yang sudah l

DMCA.com Protection Status