“Atlanta pergi? Kemana?” Dylan tercenung mendapati surat pamit yang tak pernah Dylan bayangkan sebelumnya.
Ryan yang diam-diam keluar dari ruang kerja Atlanta pun mengerutkan dahi mendapati suasana aneh.
“Ada apa?”
Tak kunjung mendapatkan jawaban, Ryan merebut kertas tersebut dan membacanya. Sejujurnya Ryan sedikit terkejut setelah membaca surat singkat ini. Berarti apa yang Ryan hari itu memang benar jika Atlanta pergi ke bandara dini hari itu.
Apa yang terjadi seandainya Ryan menegur sapa Atlanta hari itu?
Dylan menghela napas dengan berat. “Aku tidak pernah tahu keberadaan keluarga Atlanta. Aku juga tidak tahu siapa saja teman atau rekan kerja Atlanta selama ini. Aku tidak tahu mencari tahu Atlanta kemana. Salahku karena kurang memperhatikan istriku.”
Veronica mengusap lembut punggung Dylan.
“Atlanta sudah dewasa. Kau sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga istrimu. Bagaimana jika kau menunggu, sesuai permintaan istrimu?
“Aku sudah mendapatkan daftar orang-orang yang membeli mobil mewah itu.” Juno kembali dengan membawa setumpuk kertas berisi informasi terkait. Juno datang bertepatan dengan Zunaira yang hendak pergi keluar. “Kau mau pergi kemana?” tanya Juno. “Ada seorang korban yang baru saja sadar dari koma. Korban yang hampir mati tenggelam saat malam ledakan terjadi. Dia satu-satunya korban yang berinteraksi langsung dengan penyelam itu,” jelas Zunaira. “Penyelam yang kita lihat di rekaman CCTV itu?” tanya Dylan memastikan. Zunaira menganggukkan kepala. “Ya. Dia mengaku ditenggelamkan. Aku harus pergi untuk mencari kesaksiannya secara lengkap. Ini bisa menjadi titik terang untuk menemukan pelaku.” Dylan menepuk setumpuk kertas yang Juno pegang. “Ringkaslah informasi ini. Aku akan pergi bersama Zunaira.” Juno mengangguk patuh. “Baiklah. Aku akan memberikan hasil ringkasannya padamu.” Barulah Dylan pergi membuntuti Zunaira keluar kant
Atlanta pergi dari Tiongkok menuju negara berkonflik menggunakan kapal barang dari satu ke satu lainnya. Atlanta meninggalkan jejak seorang Nyx Atlanta di negara Tiongkok. Semenjak kakinya menginjak kapal yang membawa Atlanta pergi, dirinya adalah seorang Leona Veela yang tak lain adalah mata-mata elite.Sebelumnya Atlanta sengaja berdiam diri di Tiongkok selama hampir dua bulan untuk menyusun strategi, memantau situasi dari jarak jauh dan membuat alibi bahwa kedatangan dirinya ke Tiongkok untuk membangun bisnis.Negara Tiongkok menjadi pilihan Atlanta karena dirinya mahir berbahasa mandarin. Ini juga menjadi pilihan yang cocok karena Atlanta mengenal wilayah ini untuk membuat sederet alibi mengatas namakan Nyx Atlanta.Sesampai di negara berkonflik setelah melakukan perjalanan sangat lama, Atlanta berjalan dengan tenang, gesit, penuh hati-hati di setiap langkah kakinya.Atlanta juga tinggal di beberapa motel di negara berkonflik secara nomaden. Setidakny
Tak lagi bisa menahan diri, Ryan memaksa Dylan untuk ikut dengannya. Ryan pikir ini sudah terlalu lama baginya untuk menahan diri dan menyembunyikan sebuah kebenaran.“Kau mau mengajakku pergi kemana? Aku ada rapat satu jam lagi.”Ryan menarik Dylan dengan paksa ke parkiran mobil. Sampai Ryan juga membukakan pintu mobil untuk Dylan. Memastikan sahabatnya ini ikut masuk ke dalam mobil bersamanya.“Aku pastikan jika ini jauh lebih penting dari pada rapatmu itu,” ujar Ryan.Meskipun masih bingung, mau tak mau Dylan harus menuruti kemauan Ryan. Sebab Ryan juga termasuk tipe orang yang bisa menghalalkan segala cara untuk mewujudkan semua rencana yang sudah di siapkan.“Aku akan membunuhmu jika aku harus melewatkan rapat demi hal tidak penting,” ancam Dylan setelah memasang sabuk pengaman.“Dimana adikmu berada sekarang?” Ryan mengabaikan ancaman Dylan yang sudah ribuan kali di dengarnya sepanjang se
Dylan masih tercengang menatap sekumpulan bukti yang Ryan kumpulkan dan dapatkan untuknya. Dylan tahu jika Ryan sempat mengambil cuti, tetapi Dylan masih tak menyangka jika Ryan melakukan semua ini demi dirinya. Ryan menepuk bahu Dylan kemudian menghela napas dan duduk di samping Dylan. “Aku hanya menuntunnmu pada kebenaran. Aku terus merasa bersalah kepadamu karena merahasiakan hal ini. Aku harap dengan cara ini aku bisa menebus kesalahanku karena telah merasa tertarik dengan istrimu.” “Lalu dimana Atlanta sekarang?” tanya Samuel. Selama tiga bulan terakhir Samuel benar-benar sibuk dengan penelitiannya sehingga tak menyadari ada banyak hal yang berubah. Ryan menggelengkan kepala. Mewakili Dylan untuk menjawab. “Sudah tiga bulan Nyx pergi. Dia bilang pergi untuk menyelesaikan masalahnya.” “Seratus hari. Sudah seratus hari Atlanta tak pulang,” ralat Dylan. “Sudah selama itu dan kalian belum mengetahui kabarnya hingga sekarang?” suara Sa
“Keluarkan aku dari sini maka aku akan memberikan kalian sesuatu yang mahal. Tak bisa terbayarkan oleh harga apapun.” “Kami tak butuh uang!” balas petugas itu galak. Atlanta berusaha menenangkan diri supaya tidak ikut terpancing amarah. “Seseorang… Seseorang di balik ini semua. Orang asli yang mencuri informasi kalian. Orang yang sangat kaya raya. Kalian akan raya kaya setelah mendapatkan orang ini, bukan hanya demi kepuasan pemerintah kalian saja.” Petugas itu berdiskusi menggunakan bahasa daerah yang tak bisa Atlanta mengerti meski dirinya bisa membaca gerakan mulut. Cukup lama mereka berdiskusi, sekitar tiga jam lamanya. Barulah ada seorang petugas kembali ke depan jeruji besi yang mengurung Atlanta. “Katakan terlebih dahulu orang dan informasi apa yang kau miliki.” Atlanta tersenyum miring. Akhirnya pembalasan kematian ibunya bisa Atlanta wujudkan melalui cara ini. “Pertama-tama kalian harus mengeluarkan aku dari sini. Aku membutuh
“Jika ada orang terbodoh di dunia, pasti itulah aku,” gumam Dylan tak berdaya.Orion ikut berjongkok di sebelah Dylan lalu menepuk-nepuk punggungnya. Mencoba memberikan kekuatan pada Dylan meski itu mustahil.“Apa aku selama ini di tipu? Apa aku selama ini sudah dipermainkan oleh istriku sendiri? Dari semua perkataan yang pernah Atlanta katakan kepadaku, yang mana yang sungguhan? Pernikahan ini di isi oleh dusta. Pasti Atlanta menganggapku sangat bodoh dan murahan.”Dylan menundukkan kepala dan kembali meremasnya dengan frustasi. Orion dan Zunaira saling melempar tatapan penuh arti, tak tega melihat Dylan begitu terpuruk.“Itulah mengapa sejak awal aku melarang keras penikahan kalian. Aku sudah menebak jika akhir dari pernikahan kalain akan seperti ini. Meski akui yang terjadi lebih buruk dari apa yang aku bayangkan,” aku Zunaira pada akhirnya.Dylan mendongkakkan kepala dan menatap Zunaira yang sedang berdiri di
Dylan memarkirkan mobil di pekarangan rumah mewah. Baru menginjakkan kaki di lantai marmer mewah itu, kedatangan Dylan di sambut penuh suka cita oleh gadis kecil manis itu.“PAMAN DYLAN!” Leonis langsung memeluk Dylan dengan erat. Dylan juga membalas pelukan Leonis.“Kau sudah selesai bersiap? Coba kau pastikan barang-barangmu sekali lagi. Apakah masih ada yang tertinggal?” tanya Dylan lembut.Leonis tersenyum dan menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Aku sudah mengeceknya sebanyak sepuluh kali,” cengirnya.“Wah? Benarkah? Waw, kau sungguh perfeksionis.”Dylan menggandeng tangan mungil itu menuju mobilnya. “Kalau begitu ayo kita berangkat. Aku akan mengantarmu pergi di hari pertama sekolah. Jangan khawatir, aku juga akan menunggumu sampai kau pulang.”Leonis tersenyum senang karena hari pertama sekolahnya tak jadi berjalan buruk karena ada kehadiran Dylan. Sepanjang perjalanan, Dyl
Setelah mendapatkan perawatan intensif selama satu minggu, akhirnya Atlanta berani untuk pulang ke rumah yang sudah ia biarkan selama lebih dari empat bulan. Untuk menutup kecurigaan, Atlanta menutupi bekas lukanya menggunakan make up dan memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang.Atlanta menghentikan langkah kaki, membeku di tempat ketika melihat sekumpulan kartu identitas diri dan isi dari ranselnya telah Dylan bongkar di atas meja.Dylan masih menundukkan kepala, belum menyadari kehadiran istrinya. Semua bukti yang ada di rumahnya sendiri pun tak bisa lagi membuat Dylan mengelak. Terbukti sudah jika selama ini istrinya adalah seorang mata-mata yang suka menyamar. Semua barang milik Atlanta yang selama ini tak berani Dylan sentuh sudah di bongkar semua.Kini Atlanta di hadapkan dengan dua pilihan, kabur dan tidak pernah lagi menampakkan diri dalam hidup Dylan atau menghadapi semua risiko yang harus di tanggungnya?“Kau siapa? Siapa wanita
Dylan meraba saku celana dan menemukan sebuah kuku palsu milik Atlanta ketika hendak menaruhnya ke dalam tumpukan pakaian kotor. “Kuku Atlanta?” Sejenak Dylan memperhatikan kuku palsu cantik tersebut dengan detail. Saat mengarahkannya ke arah sinar matahari, Dylan menyadari jika ada yang berbeda. “Ini bukan hiasan biasa. Ini chip. Manikur menanam chip.” Dlan bergegas untuk membuka data dalam chip tersebut. “Kapan Atlanta meninggalkan ini di dalam saku celanaku?” gumam Dylan. Mendapatkan info-info penting untuk menyelesaikan kasusu, Dylan mencetak informasi yang Atlanta tinggalkan untuknya. Ini sama seperti Atlanta meninggalkannya sebuah peta dengan keterangan rinci. Hal yang harus Dylan lakukan adala mengikuti semua ptunjuk yang telah Atlanta tinggalkan untuknya. “Pelaku pembunuhan hilton selama ini adalah Olivia? Ayah Olivia juga membunuh Ibu kandung Atlanta? Oliver selama ini menggunakan replika sidik jari Atlanta untuk menutupi jeja
Johnattan menggebrak pintu kantor Interpol. Ada Leondra membuntuti Johnattan. Tak lupa Johnattan membawa beberapa ajudannya. Johnattan datang ke kantor dengan penuh emosi setelah mendapati kabar darii Dylan apa yang terjadi dengan putri kesayangannya.“DIMANA ANAKKU?” bentak Johnattan.Ketika ada salah seorang anggota Interpol yang hendak menenangkan Johnattan, dengan cepat Johanattan menghempaskan tangan tersebut lalu memaksa untuk masuk.Langkah kaki Johnattan berhenti ketika melihat Dylan berdiri lesu. Hidung dan mata Dyan merah, menunjukkan Dylan telah nangis untuk waktu yang lama.“Apa yang terjadi dengan anakku? Aku tahu jika anaku pergi jauh untuk keluar dari orginasasi sialan itu, tapi bagaimana bisa Atlanta bunuh diri?” Johnattan mencengkram kemeja menantunya.Dylan sendiri diam saja. Perasaan Dylan sama hancurnya dengan Johnattan saat ini. Dylan tak bisa mengatakan apa-apa selain kata,“Maaf,” gu
Atlanta pergi keluar setelah selesai berpakaian menggunakan kaos milik suaminya. Ketika membuka pintu toilet, Atlanta dikejutkan dengan kehadiran Dylan. Sesaat Dylan dan Atlanta saling menatap tanpa kata-kata. Detik selanjutnya Atlanta menarik kerah seragam Dylan dan mencium bibirnya. Dylan yang awalnya terkejut pun perlahan menetralkan reaksinya sebelum membalas cumbuan itu. Tangan Dylan terangkat untuk merengkuh pinggang Atlanta. Betapa besarnya kerinduan yang terpendam dalam diri mereka satu sama lain. Meskipun tidak ada kata-kata yang terlontar, tetapi Atlanta dan Dylan tahu betul bagaimana perasaan pasangannya yang sesungguhnya. “Aku merindukanmu dengan buruk. Sangat merindukanmu,” bisik Dylan begitu pangutan mereka berakhir. Atlanta mengulum senyum dan menundukkan kepala. Tak berani menatap Dylan sebagai seorang suami setelah apa yang ia lalui selama ini. “Maafkan aku. Sebenarnya aku—” “Aku tahu, aku tahu jika kau sebenarnya melakukan in
CHAPTER 146 Atlanta membaca satu persatu kertas tersebut. Pembunuhan, perampokan, sabotase, spionase Industri, penyerangan siber, dan penipuan. Lengkap sekali. “Kenapa sejak awal kalian tidak menunjukkan ku semua bukti ini? Jika sejak awal aku melihat ini, bukankah akan lebih cepat selesai?” Atlanta berdecak kagum membaca buku kasus dalam rentang tiga belas tahun yang mengarah kepada namanya, Leona. “Ini lebih buruk dari buku kasusku ketika masih SMU dulu,” komentar Atlanta. Atlanta memisahkan tumpukan dokumen bukti-bukti sesuai jenisnya. Pertama, Atlanta menyingkirkan tumpukan dokumen mengenai kasus pembunuhan. “Aku juga baru tahu jika sidik jariku pernah ada di bukti-bukti pembunuhan. Pasti selama sepuluh tahun terakhir, kalian kehilangan jalan untuk menyelesaikan kasus bukan karena bukti selalu mengarah kepada orang yang sudah meninggal. Menemukan sidik jari yang tidak ada pemiliknya. Tapi aku yakin jika sidik jarik
“Kau terlambat lima belas menit. Tidak ada waktu. Letakkan saja barang milik Leona di sini dan pergi dari sini,” pinta Lay dingin, tanpa menatap Dylan. “Apa?” Dylan mundur satu langkah, menyadari ada sesuatu yang janggal. Lay berbalik badan, melayangkan tatapan meremehkan kepada Dylan. “Aku pikir kau setampan dewa hingga Leona rela menjadi orang normal ketika menikah denganmu. Ternyata kau tidak sehebat yang aku bayangkan.” “Letakkan saja barang Leona disini. Aku akan membereskannya,” sambung Dylan. Dylan menaikkan alisnya sebelah. “Setidaknya kita harus berkenalan terlebih dahulu bukan? Aku rasa kita memerlukan sedikit formalitas.” Lay memasang kaca mata hitam. “Untuk apa? Bukannya aku sudah mengenalmu?” Dylan tersenyum miring dan melemparkan ransel hitam ke arah Lay. “Itu yang kau inginkan? Ransel Atlanta? Kau memintanya secara paksa seakan ini berisi harta karun,” Ketika Lay menunduk, Dylan menodongkan pistol ke arah Lay. Be
Dylan membuka video terakhir, video yang belum lama di ambil. Tepat hari jadi kedua tahun pernikahan mereka.“Hari ini adalah hari jadi tahun kedua pernikahan kita. Aku tidak menyangka jika pernikahan kita masih bertahan.”Di dalam video itu Atlanta tampil anggun menggunakan gaun putih pendek. Rambutnya yang penjang di sanggul dan membiarkan anak rambut menjuntai. Video ini diambil sebelum mereka makan malam.“Sayang, Atlanta, manis, cantik, kenapa aku sangat menyukai setiap panggilan itu setelah menikah denganmu? Setiap kali kau memanggilku ‘sayang’ atau ‘Atlanta’, aku sangat menyukainya hingga ingin melupakan namaku asliku.” Sejak detik pertama, di video terakhir ini Atlanta tersenyum sendu. Tidak ada lagi senyuman ceria yang ia pancarkan.“Mungkin, ini akan menjadi video terakhir yang aku rekam untukmu. Aku tahu jika Interpol mulai menyelidikiku. Untuk kali ini aku akan
“Apakah aku di masa depan sudah ketahuan?”Atlanta tampil menawan menggunakan gaun pernikahan. Sudah jelas jika video ini telah di rekam lebih dari dua tahun yang lalu.“Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku kira aku tidak akan menikah seumur hidup, ternyata aku masih memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pangeran berkuda putih dalam hidupku.”Walau Atlanta terus mengatakan hal negatif, tapi senyuman manis yang menunjukkan kebahagiaan terus Atlanta tunjukkan sejak detik pertama video di mulai.“Jika video ini telah sampai kepada suamiku, artinya sesuatu yang buruk telah terjadi kepadaku.”Rupanya, Atlanta sudah mengetahui jika hari seperti ini akan mendatangi kehidupan pernikahan mereka yang damai. Atlanta sudah mempersiapkan diri sejak memutuskan menikah dengannya.“Ah, kau pasti tidak mengenal siapa aku. Tujuanku membuat video ini supaya kau lebih mengenal diriku.
“Sudah aku bilang aku bukan Atlanta. Leona bukanlah istrimu.”Dylan mencengkram bahu Atlanta, menatap mata Atlanta lekat-lekat. Mata Dylan sudah berkaca-kaca. Mencari sisa-sisa ketulusan dari pernikahan mereka.“Jika itu benar, tatap mataku.”Atlanta masih tidak bergeming dan tidak kuasa untuk menatap Dylan saat ini.“TATAP AKU ATLANTA!” Dylan mulai frustasi.“Tatap mataku dan katakan hal itu sekali lagi jika kau memang bersungguh-sungguh,” pinta Dylan.Perlahan, Atlanta memberanikan diri menatap mata Dylan. Sorot mata Dylan masih menunjukkan kehangatan sebagai seorang suami sekaligus tempatnya berpulang.Atlanta tidak bisa menyingkirkan suaminya sendiri dari hidupnya. Atlanta juga tidak ingin meninggalkan tempatnya berpulang. Tapi apa boleh buat? Atlanta tidak ingin menarik Dylan dalam bahaya lebih lanjut lagi.“Aku…” sesaat Atlanta lupa bagaimana caranya berna
“Zunaira, bukankah kau harus duduk di sini bersamaku untuk bercerita? Bagaimanapun kau juga terlibat secara langsung dalam kematian Lila. Kau harus menjelaskan kronologis bagaimana sahabat tersayangmu yang menjadi selingkuhan kekasihmu itu bisa tewas mengenaskan. Sepertinya kita harus bernostalgia bersama.”Johnny dan Orion sontak menatap Zunaira penuh tanda tanya. Zunaira berdeham dan menyalakan alat pengeras suara yang terhubung langsung dengan ruang introgasi.“Apa maksudmu Leona? Apa yang kau bicarakan?”Zunaira berusaha menahan amarahnya. Melihat raut wajah menyebalkan Atlanta selalu berhasil memancing amarah Zunaira. Sama seperti pertemanan mereka sepuluh tahun yang lalu.Atlanta mengerutkan dahi, pura-pura kebingungan. “Kenapa kau menanyaiku kembali? Aku mempunyai bukti yang konkret mengenai hubungan kalian. Datanglah kemari dan duduk bersamaku untuk membuktikan jika kau ingin membuktikan bahwa dirimu adalah manusia ta