Sebuah restaurant mewah nampak di penuhi kalangan atas yang sedang melakukan makan malam, salah satu meja yang terisi adalah meja yang berbentuk bulat, meja itu telah di siapakan sejak beberapa jam yang lalu karena akan menampung dua keluarga yang ingin melakukan makam malam.
Restaurant itu adalah sebuah restaurant yang sudah tidak di ragukan lagi kualitas dan rasa makanannya, Karena termasuk ke dalam lima puluh besar restaurant terbaik di dunia yang di terbitkan oleh majalah terkemuka dunia, majalah itu adalah majalah yang khusus menilai kinerja-kinerja restaurant terbaik di seluruh dunia, berdasarkan ahlinya.
Chef yang berkerja di sana adalah salah satu chef yang menerima penghargaan bergensi bintang di bidang kuliner beberapa tahun belakangan, karena menu yang di ciptakannya sangat memuaskan penikmat makanan sejati.
Nampak seorang lelaki yang sudah menginjak usia tiga puluh, memasang wajah b
Warning: Adult ContentSetelah memberikan peringatan kepada Joly, Toni pergi meninggalkan Joly sendiri di kitchen set itu, Joly melihat adonan cake yang tumpah berceceran di lantai. Adonan cake itu mengambarkan dengan jelas apa yang akan terjadi kepada Joly jika ia tetap di samping Liam.Joly memanggil pelayan untuk membersihkan kekacauan yang terjadi, Joly hanya mengatakan bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan adonan cake itu karena tiba-tiba merasakan sakit kepala, dan sekarang ia hanya ingin beristirahat di kamarnya.Joly tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, dan membuat pelayan-pelayan itu melaporkan kejadian itu kepada Liam dan akhirnya akan membuat joly semakin sulit bergerak.Joly memasuki kamarnya dan Liam, Joly duduk di ranjang dengan tangan yang saling mengengam kembali bergetar kuat saat ia mengingat wajah dingin Toni. Tatapan lelaki itu seolah mengatakan bahwa ia bisa melakukan apapun dan tidak
“Apa kau yakin tidak ingin ikut denganku?” Tanya Liam sekali lagi.Liam akan pergi melakukan kunjungan kerja, untuk melihat perkembangan proyek pembangunan pabrik anggur mereka. Menurut laporan pembangunan itu sudah mencapai lima puluh persen pengerjaan, sehingga Liam akan melihat perkembangannya secara langsung.“Tidak.” Jawab Joly singkat.Joly terus memasukan beberapa pakaian yang akan di bawah Liam untuk kunjungan kerjanya, sedangkan Liam yang duduk menyandarkan punggungnya di kepala ranjang terus mengamati Joly yang sibuk memasukan pakaiannya ke dalam koper.Sudah dua hari ini Liam ingin mengajak Joly untuk ikut dengannya, namun Joly mengatakan sedang tidak ingin pergi kemanapun, walaupun Liam sudah merayu Joly dengan berbagai macam cara tetap saja Joly tidak ingin pergi bersama Liam.“Kenapa kau tidak ingin ikut denganku?” Tanya Liam dengan nada sedikit curiga.Joly menarik nafasnya sebentar, m
“Hai...namaku Peter.” Sapa Peter kepada Joly dan Leon yang baru memasuki mobil.Joly hanya sedikit tersenyum untuk membalas sapaan dari lelaki muda di depannya, sedangkan Leon tetap memasang wajah datar tidak menaggapi lelaki muda di depannya yang akan mengemudikan mobil mahal itu.“Malam ini sangat menakjudkan...aku tidak menyangka bahwa aku akan membawah istri dari seorang pengusaha yang sangat terkenal untuk melarikan diri, dan karena itu aku menggunakan kemampuanku untuk meretas semua CCTV manshion dan juga sepanjang jalan menuju manshion.” Ujar Peter bangga kepada dirinya sendiri.“Tutup mulutmu bodoh!” Ujar Alex, mendengar Peter yang menyombongkan diri.Peter hanya merenggut malas kepada Alex yang memarahinya, padahal ia hanya bermaksud mencairkan suasana yang dingin di dalam mobil yang ia kendarai.Joly tidak menanggapi pembicaraan di antara dua orang itu, Joly hanya bisa diam mengamati sepanjang jalan, de
Beberapa tubuh nampak sedang meringkuk menahan rasa sakit akibat pukulan yang mereka terima, pukulan keras tongkat bisbol yang menghantam tubuh mereka karena di nilai telah gagal dalam melakukan perkerjaan.Liam memperhatiakn wajah-wajah pengawal dan pelayannya di manshion, wajah yang begiru dingin tidak memiliki rasa iba saat melihat wajah-wajah yang sudah penuh lebam dan luka di depannya.“Pastikan mereka menerima pembelajaran dari kelalaian mereka.” Ujar Liam dingin meninggalkan tempat itu.Suasana manshion terasa sangat mencekam, suasana dingin dan suram begitu mendominasi setiap ruangan. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara ataupun bergerak sedikit saja, karena takut akan melakukan kesalahan.Liam memasuki manshionnya menuju ruangan kerjanya yang menjadi pusat ketegangan semua orang di manshion itu. Duduk dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa, namun suasana begitu terlihat mencekam di sekelilingnya.“Apakah sud
Liam masih mendekam dalam kamarnya menyesali setiap harinya atas kematian adiknya, padahal beberapa hari sebelum kematiannya, adiknya terus memohon kepada Liam agar di berikan waktu untuk bertemu.Namun Liam tidak mempedulikan permintaan adiknya, dan terus sibuk dengan dunia sendiri, tindakan yang Liam sesali dan tidak akan bisa ia lupakan.Kematian adiknya menjadi trauma dan juga membuat hubungannya dengan kedua orang tuanya semakin memburuk. Kedua orang tuanya seakan menyalahkannya karena tidak menemui adiknya saat itu.Mereka menganggap Liamlah yang bertanggung jawab atas kematian adiknya, yang saat itu membutuhkannya. Penyesalan kedua orang tuanya yang membeban adiknya kepadanya membuat Liam semakin terluka dan terpuruk karena tidak ada yang berusaha mengapai tangannya yang semakin jauh memasuki kegelapan.Orang tua yang seharusnya membantu dan menguatkannya menghadapi perasaan bersalahnya malah berbalik semakin menyudutkannya dalam perasaan bersalah.
Joly melangkah keluar dari kamarnya, walaupun ia sangat tidak bersemangat hari ini namun demi anaknya ia harus tetap membuat beberapa makanan untuk ia makan agar calon anaknya tidak kekurangan nutrisi sedikitpun.Saat Joly sampai pantry rumahnya, ia di kejutkan dengan menu sarapan sederhana yang telah siap untuk di komsumsi, belum selesai Joly dengan keterkejutannya ia mendengar suara pintu yang di buka dan melihat Leon keluar dari kamarnya lalu melangkah ke arahnya.Lelaki itu nampak sudah rapi dengan baju rumahannya lalu duduk di meja makan dengan tenang, sangat berbeda dengan Joly yang nampak hanya mencuci wajahnya, dan megikat rambutnya dengan asal hanya berdiri binggung di dekat meja yang tersaji berbagai makanan.“Apa kau akan terus berdiri?” Tanya Leon datar.“He! Ha? ...baiklah.” Jawab Joly binggung karena Leon membuka pembicaraan di antara mereka.Nampak Leon mengambil beberapa roti panggang dan jus jeruk y
Alex memainkan gelas alkohol yang ada di tangannya, kenyataan yang ia ketahui beberapa hari yang lalu tentang wanita yang ia sukai cukup membuatnya terkejut, namun fakta itu nyatanya tidak bisa mengubah kenyataan bahwa ia masih memiliki perasaan yang sama kepada wanita bersuami itu.Rasa ingin memiliki dan melindungi wanita itu, di tambah lagi dengan fakta bahwa wanita itu akan semakin dalam bahaya karena kehamilannya. Alex takut lelaki bernama Toni juga akan memburuh Joly untuk menghilangkannya karena telah berani hamil anak Liam.“Ha...Sial!” Umpat Alex kesal dengan semua yang terjadi.Jika kehamilan Joly di ketahui oleh Liam, Alex yakin lelaki itu tidak akan pernah membiarkan Joly keluar dari rumahnya sedikitpun, dan Jika kehamilan ini di ketahui oleh Toni maka lelaki itu akan memburuh Joly sampai ke lubang semut sekalipun.Sekarang Alex tidak tahu, siapakah yang malang di antara mereka. Apa yang sebenarnya terjadi dengan takdir merek
Bugh!!!Bugh!!!Bugh!!!Terdengar suara pukulan yang berulang-ulang sejak tadi, nampak seorang lelaki mengenakan kemeja putih dengan lengan kemeja yang sudah ia gulung sampai batas siku dan celana hitam yang membalut kaki panjangnya.Nampak beberapa keringat yang mengalir melalui pelipisnya, menandakan bahwa ia telah cukup lama melakukan kegiatannya. Wajah lelaki itu di penuhi dengan kumis dan jambang yang sudah cukup panjang, menandakan ia belum bercukur untuk merapikan wajahnya.Sorotan matanya sangat tajam dan wajah dinginnya mampu membuat orang-orang saling menunduk tidak berani menatap wajah itu.“Sebenarnya apa yang kalian kerjakan?! Aku sudah membayar kalian mahal!... ,namun sampai sekarang kalian tidak bisa menemukan istriku!” Teriak Liam marah.Semua bawahan Liam merasa sangat tertekan sekarang terhadap amukan bos mereka, kepergian istri yang sangat di cinta membuat emosi tuannya sering meledak dan membuat semua b
Langkah kaki Liam berjalan tegap menyusuri lorong bawah tanah menuju ruangan dimana Toni ditahan, setiap langkah yang dilewatinya membawah aura gelap dan amarah yang mendalam. Seorang penjaga membukakan pintu ruangan saat Liam ingin memasuki ruangan tersebut.Disana nampak temannya yang sudah babak belur dengan tangan dan kaki yang terikat di kursi.Liam melihat wajah mantan temannya itu yang menyeringai mengejek melihat kedatangan.“Cih, kenapa lama sekali kau datang teman, apakah kau sangat berduka atas kematian anakmu.” Ucap Toni mengejek Liam sambil tertawa.Bugh!!! Suara keras yang muncul karena Liam yang menghantamkan tinjunya ke wajah Toni.“Cih…” Ludah Toni masih tetap menyeringai mengejek Liam yang menghantamkan tinju kepadanya.“Apa kau berharap aku menyesali perbuatanku?” Ucap Toni mengejek Liam yang diam.“Apa kau ingin membunuhku sekarang?” Ejek Toni lagi semakin bersemangat untuk mengejek Liam.Hening, tidak ada jawaban dari Liam, lelaki itu memilih menarik kursi yang ada
Liam memandang nanar wajah pucat Joly, darah terus mengalir dari bagian bawah tubuh istrinya. Darah itu terus mengalir hingga Liam dapat merasakan cairan membasahi kursi mobil yang sedang melaju dengan kecapatan gila.Ini semua salahnya yang tidak bisa melindungi istrinya, sesal Liam.“Ku mohon, cepatlah.” Ucap Liam mulai panik melihat Joly kehilangan kesadarannya.Tampa sadar air mata Liam mengalir melihat joly yang pucat dan tubuhnya semakin dingin karena banyak mengeluarkan darah.Sedangkan Alex yang sejak tadi mengemudi dengan kecepatan gila, menjadi kalut dan mengemudi dengan kecepatan gila-gilaan, ia hampir tidak peduli bagaimana ia menginjak pedal gas dengan kencang, baginya yang terpenting sekarang adalah sampai ke rumah sakit secepat mungkin.Suasana sunyi jalanan menjadi mencekam, malam berhenti berbisik seolah kehidupan yang ikut terhenti. Untuk pertama kali dalam hidupnya Liam memohon kepada tuhan agar menyelamatkan dua kehidupan di pelukannya.Liam tidak tahu harus berbuat
Desigan suara mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi membelah anginmalam di jalan sepi menuju pinggir kota, suasana gelap dan jalan yang berbelok tidak membuat Liam mengurangi kecepatan mobil yang ia kendarai.Rasa khawatir atas Joly membuatnya tidak berpikir dua kali untuk menginjak pedal gas mobil yang di kendarainya. Bagi Liam sendiri hal terpenting sekarang adalah sampai ke tempat Joly secepat mungkin.Sejak melihat bagaimana wajah Alex yang tergesa-gesa ingin segera meninggalkan ruangan tersebut, tampa memperdulikan keberadaan ayahnya yang merupakan sosok yang selalu ia hormati membuat Liam mempunyai firasat buruk yang tidak bisa ia kendalikan.Firasat buruk yang menghantuinya akhir-akhir ini, sejak hubungannya dan Toni menjadi sangat buruk.Liam menginjak pedal gas mobilnya lebih kuat, dan dengan tekat yang kuat ia ingin segera menemnui keberadaan wanita tercintanya dan berharap semua baik-baik saja.“Aku bersumpah akan sel
Suara tembakan terdengar sangat jelas dari dalam rumah yang Joly tinggali, suasana yang tadinya tenang berubah menjadi begitu mencekam. Penjaga-penjaga yang berjaga satu persatu runtuh menyebabkan keberadaan Joly dan Leon semakin terancam.“Leon…” Panggil Joly ketakutan.“Tenanglah Joly…kau sebaiknya ke kamarmu dan kunci semua pintu dan jendela.” Ucap Leon.“Tidak! Aku tidak akan kemanapun.” Bantah Joly.“Joly! Tenangkan dirimu…pergilah bersembunyi.” Perintah Leon.“Lalu kau mau kemana?!” Tanya Joly panic.“Aku akan berusaha menghambat mereka sampai bantuan datang.” Jelas Leon.“Leon…Hiks..hiks…hiks aku takut…” tangis Joly.“Sssttt….,tenanglah semua akan baik-baik saja. Sekarang pergilah bersembunyi. Berhati-hatilah jangan keluar sampai aku menjemputmu.” Ucap Leon.“Hiks&h
Nampak semua orang yang tadi terlibat dalam keributan di ruangan pesta telah berkumpul di ruangan lain, suasana ruangan menjadi semakin menegangkan karena dua belah pihak yang sama-sama memiliki kuasa.Kedua belah pihak saling mengintimidasi, menunjukan bahwa satu sama lain tidak takut dengan apa yang mereka hadapi.Tuan Red melihat wajah anaknya yang terdapat bekas pukulan keras dari anak muda yang berdiri tidak jauh darinya dan masih menatap tajam penuh intimidasi satu sama lainnya.“Jelaskan!” Perintah tuan Red menatap lurus ke depan dengan penuh nada ketegasan.Alex tidak gentar mendengar ucapan daddynya dan begitu pula Liam yang masih menatap tajam lelaki yang telah menyembunyikan istrinya itu.“Apa kalian tidak mendengarku?! APA YANG TERJADI SEBENARNYA!” Teriak tuan Red dengan penuh penekana dalam setiap katanya.Ruangan itu menjadi semakin panas, kedua lelaki muda masih di penuhi amarah
Liam berdiri di salah satu sudut yang berada di dekat gelas-gelas wine merah dan putih berjejer rapi, di dalam gelas-gelas terdapat cairan yang memiliki kualitas tinggi dan dapat memuaskan lidah-lidah tamu-tamu yang mempunyai penilaian tinggi terhadap minuman berkelas itu.Awalnya Liamtidak akan menghadiri pesta yang di adakan oleh salah satu koleganya itu, namun keberadaan Alex di sana pesta itu membuat Liam mengubah pikirannya dan memutuskan hadir di sana.Pemilik pesta adalah salah satu keluarga jauh dari Alex dan kemungkinan kedatangannya di pesta itu telah di pastikan oleh Benny. Lelaki itu cukup sulit Liam temui karena ia juga bukan lawan yang mudah untuk di hadapi, di tambah Liam yang tidak mempunyai bukti akurat membuktikan bahwa Joly bersama lelaki itu.Liam memandang tajam lelaki yang telah menyembunyikan istrinya itu, dari kejauhan, terlihat Alex sedang bersama dengan kedua orang tuannya dan juga bersama seorang wanita yang di beritakan sedang m
Alex berdiri menhadap jendela besar yang ada di ruangannya, dari ruangannya yang berada di lantai tertinngi gedung itu Alex dapat melihat puncak-puncak gedung-gedung yang tidak lebih tinggi dari gedung tempatnya berdiri sekarang.Namun saat ini Alex tidak sedang membanggakan apa yang telah ia peroleh, namun ia sedang memikirkan seorang wanita yang menarik perhatiannya sejak pertama melihatnya. Seorang wanita yang tidak melihat kepadanya sedikitpun walaupun ia telah berkerja keras untuk menarik simpati dan juga hatinya.Padahal wanita lain biasanya selalu berlomba-lomba untuk bisa dekat dengan nya dan juga ingin menghabiskan malam dengan lelaki sepertinya yang merupakan salah satu bujangan paling diminati sekarang, namun semua itu tidak berlaku bagi Joly yang sekarang ada di dekatnya.Wanita itu walaupun berada di dekatnya, namun terasa semakin sulit untuk di miliki. Beberapa bulan yang Alex habiskan untuk menarik perhatian dan juga simpatinya belum sekalip
Sepasang lengan kekar memijit bahu Liam dari belakang, membuat lelaki itu sedikit tersentak karena tidak menyadari kehadiran orang lain di ruangannya, namun dengan cepat Liam kembali bersikap dingin karena ia tahu siapa yang berani masuk dan menyentuhnya tampa ijin darinya.“Bukankah kau akan mati dengan mudah jika kau tidak menjaga tubuhmu.” Ujar lelaki itu memperingatkan Liam.“Bukan urusanmu, dan bisakah kau tidak menyentuhku.” Jawab Liam dingin.Toni tersentak mendengar jawaban dingin Liam yang sejak dulu telah bersamanya itu, apakah dirinya benar-benar tidak memiliki arti lagi di mata Liam.“Kau sangat dingin ...” Jawab Toni tertawa hambar berusaha mencairkan suasana yang kaku di antara mereka berdua.Toni dengan perlahan menarik kembali tangannya dan memilih duduk di sofa yang ada di dalam ruang kerja Liam dan tepat menghadap langsung kepada lelaki itu.“Apa mau mu?” Tanya Liam dingin, Li
Bugh!!!Bugh!!!Bugh!!!Terdengar suara pukulan yang berulang-ulang sejak tadi, nampak seorang lelaki mengenakan kemeja putih dengan lengan kemeja yang sudah ia gulung sampai batas siku dan celana hitam yang membalut kaki panjangnya.Nampak beberapa keringat yang mengalir melalui pelipisnya, menandakan bahwa ia telah cukup lama melakukan kegiatannya. Wajah lelaki itu di penuhi dengan kumis dan jambang yang sudah cukup panjang, menandakan ia belum bercukur untuk merapikan wajahnya.Sorotan matanya sangat tajam dan wajah dinginnya mampu membuat orang-orang saling menunduk tidak berani menatap wajah itu.“Sebenarnya apa yang kalian kerjakan?! Aku sudah membayar kalian mahal!... ,namun sampai sekarang kalian tidak bisa menemukan istriku!” Teriak Liam marah.Semua bawahan Liam merasa sangat tertekan sekarang terhadap amukan bos mereka, kepergian istri yang sangat di cinta membuat emosi tuannya sering meledak dan membuat semua b