Setelah mendengar semua penjelasan Andi, Kim segera pulang ke rumah. Kelamaan di luar, nanti Alvin malah curiga.
"Rasanya pikiran gue udah plong, enggak ada beban," gumamnya sambil rebahan di atas kasur setelah mandi.
Baru aja ia memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara deru mobil.
"Ck, baru aja gue mau bobok cantik, ada aja yang gangguin," dengusnya langsung bangun dan berjalan keluar dari kamar menuju lantai bawah.
"Loh, Kakak. Kok pulang cepet?" tanya Kim pada Alvin yang baru dateng dengan wajah capeknya itu. Orang ganteng mah, di saat capek pun tetep ganteng.
"Nggak seneng aku pulang cepet?" tanyanya langsung duduk di sofa sambil senderan.
"Bukannya enggak seneng, cuma heran aja."
"Nggak ada kerjaan yang penting di kantor, jadi pulang cepet. Rasanya badanku capek banget, pingin istirahat," jelasnya dengan kedua matanya yang terpejam.
"Kakak sakit?" tanya Kim, tapi tak ada jawaban darinya.<
Setelah mendengar semua penjelasan Andi, Kim segera pulang ke rumah. Kelamaan di luar, nanti Alvin malah curiga."Rasanya pikiran gue udah plong, enggak ada beban," gumamnya sambil rebahan di atas kasur setelah mandi.Baru aja ia memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara deru mobil."Ck, baru aja gue mau bobok cantik, ada aja yang gangguin," dengusnya langsung bangun dan berjalan keluar dari kamar menuju lantai bawah."Loh, Kakak. Kok pulang cepet?" tanya Kim pada Alvin yang baru dateng dengan wajah capeknya itu. Orang ganteng mah, di saat capek pun tetep ganteng."Nggak seneng aku pulang cepet?" tanyanya langsung duduk di sofa sambil senderan."Bukannya enggak seneng, cuma heran aja.""Nggak ada kerjaan yang penting di kantor, jadi pulang cepet. Rasanya badanku capek banget, pingin istirahat," jelasnya dengan kedua matanya yang terpejam."Kakak sakit?" tanya Kim, tapi tak ada jawaban darinya.
Alvin sampai di kantor dan segera memasuki ruangannya dengan Restu yang sudah ada di sana."Akhirnya lo datang juga. Gimana?" tanya Restu."Gimana apanya?" Alvin malah nanya balik."Udah bikin ponakan buat gue, belum?""Eh, gue balik ke sini cuma buat tanda tangan, bukan mau ngebahas pembuatan anak. Paham!" jelas Alvin kesal."Ya gue pikir tadi lo lagi sibuk itu---bikin anak.""Dasar otak mesum," dengus Alvin."Nih, lo tanda tanganin," pinta Restu sambil menyodorkan sebuah map biru, yang langsung di tanda tangani Alvin. "Terus, berkas yang mau gue pelajarin itu mana? Besok gue malah begong pas meeting kalau nggak paham.""Omaigat, ketinggalan di rumah!""Ya elah, lo gimana, sih. Makanya jangan cuma sibuk bikin an--"Belum sempat Restu menyudahi perkataannya, sebuah buku sudah terlebih dahulu mendarat di kepalanya."Ngomong lagi, gu bunuh lo!" Ancam Alvin."Sadis!"Alvin segera me
Alvin yang kagetpun langsung mendorong Dita dari hadapannya.Ia kaget karna kelakuan Dita terhadapnya barusan dan kaget karna yang melihat kejadian itu adalah Kim."Kakak, jahat," Isak Kim sambil menahan tangisnya."Kim, ini nggak seperti yang kamu bayangkan," terang Alvin menjelaskan.Tanpa komentar apa-apa lagi, Kim langsung berlalu pergi dari sana."Kim!!!" teriak Alvin hendak mengejar."Alvin, kamu mau kemana? Biarkan dia pergi, ada aku disini," ujar Dita mencoba menahan Alvin.'Plakkk.'Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Dita, yang langsung meninggalkan bekas memerah. Ini adalah kali pertama Alvin menampar seorang wanita dalam hidupnya karena tak bisa lagi menahan emosinya."Diem dan tutup mulut lo! Inget, kalo terjadi apa-apa sama hubungan gue dan Kim, gue nggak akan pernah biarin hidup lo tenang.Sampai ke ujung dunia pun, lo akan gue kejar. Ngerti!" jelas Alvin dengan wajah yang sudah memerah m
Alvin yang kagetpun langsung mendorong Dita dari hadapannya.Ia kaget karna kelakuan Dita terhadapnya barusan dan kaget karna yang melihat kejadian itu adalah Kim."Kakak, jahat," Isak Kim sambil menahan tangisnya."Kim, ini nggak seperti yang kamu bayangkan," terang Alvin menjelaskan.Tanpa komentar apa-apa lagi, Kim langsung berlalu pergi dari sana."Kim!!!" teriak Alvin hendak mengejar."Alvin, kamu mau kemana? Biarkan dia pergi, ada aku disini," ujar Dita mencoba menahan Alvin.'Plakkk.'Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Dita, yang langsung meninggalkan bekas memerah. Ini adalah kali pertama Alvin menampar seorang wanita dalam hidupnya karena tak bisa lagi menahan emosinya."Diem dan tutup mulut lo! Inget, kalo terjadi apa-apa sama hubungan gue dan Kim, gue nggak akan pernah biarin hidup lo tenang.Sampai ke ujung dunia pun, lo akan gue kejar. Ngerti!" jelas Alvin dengan wajah yan
“Tante,” ujar Andi dan Restu kaget berbarengan.Gimana mereka nggak kaget, coba, yang datang itu adalah mamanya Alvin.“Alvin, kamu kenapa, Nak?” tanya Mila menghampiri Putranyayang setngah sadar, tapi sepertinya, saat ini dia sudah nggak sadar total. "Vin, lo mau kemana?" tanya Andi pada Alvin yang langsung menyambar konci mobil yang ada di tangannya."Gue pinjem mobil lo bentar," balas Alvin langsung berlalu pergi."Lo mau kemana?" tanya Andi sedikit berteriak, tapi pertanyaannya tak mendapatkan jawaban."Astaga! Tu anak mau kemana lagi," ujar Andi sambil menghubungi seseorang di ponselnya.---000---Malam ini Kim sedang dalam perjalanan menuju cafe tempat janjiannya bersama Hani, Jeje, dan Dylan. Ia mau menceritakan semua masalahnya sama mereka. Siapa tau ketiga temannya itu punya solusi yang tepat."Sorry guys, gue t
"Ada apa di dalem?" tanya Andi penasaran, begitu juga dengan Ryan yang saat itu mengangkat Restu di pundaknya."Turunin gue dulu, ntar gue kasih tau di mobil," ujar Restu sedikit melambatkan volume suaranya.Mereka bertiga kembali ke mobil sambil mengendap-endap.Setelah berada di mobil, Ryan dan Andi yang penasaran pun memaksa Restu untuk segera memberitahu, ada apa di dalam tadi."Kalian nggak akan percaya ini,'' ujar Restu, dan itu membuat kedua temannya kesal karena Restu tak langsung bicara."Eh, lo tinggal bilang apa yang terjadi aja, Res," geram Ryan"Alvin di dalem sama, Dita,"Ujar Restu singkat."Jadi bener, Alvin selingkuh sama Dita," balas Andi langsung menyimpulkan."Gue belum selesai ngomong, Pak dokter. Makanya, jangan langsung nyamber aja." Kali ini Restulah yang mengomeli Andi."Ya udah, jelasin.""Dita di sekap oleh Alvin di dalem,karna dia nganggep Dita lah bian
'Deg.' Hatinya bergetar saat tangan itu menyentuhnya."Aku mohon jangan lakuin itu, aku nggak mau Kakak seperti ini," ucapnya masih dalam keadaan memeluk Alvin.Mendengar kata-kata itu, Alvin menyadari siapa yang sedang memeluknya saat ini. Senjata yang tadinya sudah siap mengeluarkan pelurunya, dan siap menembus kepala Dita, tiba-tiba jatuh dari tangannya."Kembalilah menjadi Kak Alvin yang dingin. Aku rela di omelin tiap hari, di madu dengan buku-bukumu yang banyak itu, tapi jangan seperti ini. Aku sangat tidak menyukainya," ucapnya melanjutkan kata-kata sambil menangis sesegukan.Alvin yang tadinya masih membelakanginyapun langsung berbalik badan dan membalas pelukannya. Karena ia tau pasti, siapa dia. Ya, dialah Kim, wanita yang berhasil membuatnya tergila-gila. Wanita yang sudah berhasil membuat hatinya tunduk."Maafin aku yang nggak mempercayai Kakak, maafin aku yang masih kekanak-kanakan," ujar Kim lagi sam
Restu yang tadinya sudah keluar dari ruangan Alvin, sekarang ia kembali lagi. Seperti sedang memikirkan sesuatu yang amat sangat penting. Ia duduk di kursi yang berhadapan dengan mejanya Alvin. Seolah sedang merangkai kata yang akan ia keluarkan."Ada apa lagi?" tanya Alvin dengan pandangannya yang tak beranjak dari laptop."Vin, lemburnya besok aja ya, pliss. Gue mau ngedate sama cewek gue," mohon Restu dengan tampangnya yang ia buat semenyedihkan mungkin."Besok minggu, lo mau kerja sendirian, hah?""Lo jugalah.""Gue besok mau istirahat seharian, gue capek," jelas Alvin menolak mentah-mentah permintaan Restu."Bilang aja lo mau berduaan bareng Kim di rumah. Pake alesan capek, mau istirahat segala lah," kesal Restu karna permintaannya tak di kabulkan