Share

BAB : 20

Author: Soffia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Nama lo udah terdaftar jadi salah satu peserta camping," jelas Hani dengan semangat ber-api. Sampai-sampai air liurnya muncrat kemana-mana. Kapan-kapan harus sedia payung sebelum hujan.

"Hah, kok bisa?"

"Ya mana gue tahu, gue kan tempe," balas Hani dengan candaannya yang garing.

''Apa jangan-jangan Kak Alvin yang ngedaftarin gue. Tapi, bukannya tadi bilangnya ulangan belum di periksa," pikir Kim.

"Terserah siapa yang daftarin, yang jelas lo udah pasti ikut besok," terang Jeje yang diangguki oleh Kim.

Di saat yang bersamaan, tiba-tiba ponselnya berdering pertanda ada pemberitahuan pesan masuk. Ia segera merogoh sakunya, dan menatap ke layar hp.

*Suami nyebelin.

-Aku udah minta supir jemput kamu di sekolah. Nanti jam 7 kita ketemu di cafe."

"Mau ngapain?" gumam Kim sambil membalas pesan Alvin.

-Ngapain ke cafe?

Beberapa menit ia menunggu balasan pesan dari Alvin, tapi tak kunjung datang.

"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
sakag wagu
Suspen amat sih...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Teacher My Husband   BAB : 21

    "Aku mau bilang kalau aku--"'Dag dig dug.' Suara jantung Kim menunggu kalimat yang akan dikatakan Alvin. Entah apa yang ia harapkan."Mau bilang apa?" tanya Kim penuh harap."Aku mau bilang kalau aku, udah daftarin nama kamu untuk acara kemah besok," jawab Alvin."Kirain mau ngomong apaan," balas Kim sambil meneguk minumannya dengan paksa.Apa yang ia harapkan barusan, sampai-sampai dirinya mengalami yang namanya baper maksimal. Demi dewa Neptunus, kenapa otaknya jadi berharap yang tidak-tidak."Kamu nggak senang?" tanya Alvin yang melihat rasa ketidakpuasan di wajah Kim."Senenglah. Banget malahan," jawab Kim dengan senyum penuh paksa. Padahal hatinya nyesek abis. Ngapain pake booking satu cafe kalau cuma mau bilang namanya sudah didaftarin buat ikutan camping. Di rumah juga bisa kali."Baguslah," balas Alvin sambil menikmati makanannya, begitupun dengan Kim.Hening, tak ada percaka

  • My Teacher My Husband   BAB : 22

    Pagi ini berbeda dari biasanya, karena semua siswa kelas 12 dan beberapa guru akan pergi kemah ke daerah Bogor alias si kota hujan.Aneh banget kan tu Kepala Sekolah, netapin tempat kemah. Kalau pas kemah tiba-tiba hujan, gimana? Merusak moment banget."Kim! Apalagi, sih, yang ketinggalan, dari tadi bolak balik terus," omel Alvin yang sudah berdiri di depan mobil dengan kedua tangannya berada di saku."Ih, Kak, baru satu kali balik, udah Kakak bilang bolak balik," bantah Kim.Dari tadi pagi Alvin terus-terusan mengomel. Katanya gini, "Saya nggak mau sampai telat gara-gara nungguin kamu. Saya ini guru, panutan semua siswa." Benar-benar guru teladan, dan terlalu teladan.Setelah mengunci pintu, merekapun segera masuk mobil."Kak," ujar Kim tepat pada saat Alvin hendak menyalakan mesin mobilnya."Jangan bilang kalau ada barang kamu yang ketinggalan lagi. Kamu benar-benar akan saya tinggal Kimmy," ancamnya dengan tatapan seolah-olah ingin

  • My Teacher My Husband   BAB : 23

    Ternyata Kim malah bertabrakan dengan Alvin. Ia tepat berada di atas tubuh suaminya sendiri.Hening..Jarak antara Kim dengan Alvin saat itu sangat-sangat dekat. Hanya beberapa centi. Saking dekatnya, nyamuk saja tak bisa lewat di antara wajah keduanya."Woyy ...., kalau mau mesra-mesraan, inget tempat dong." Suara teriakan mengagetkan Alvin dan Kim, hingga mereka langsung tersadar dengan ekspresi canggung.Kim segera beranjak dari tubuh Alvin, dan merapikan rambutnya. Begitupun dengan Alvin yang kembali berdiri."Pangeran kita parah, di Sekolah mau main juga," tambah yang lain ikut-ikutan.Ternyata yang datang adalah teman-teman Alvin. Mereka semua berjumlah lima orang. Coba saja kalau yang mergokin barusan adalah guru atau siswa lain, pasti masalah besar."Kalau gitu, aku balik dulu," pamit Kim malu-malu. Saking malunya, ingin ia kantongi mukanya dengan kantong kresek."Ntar dilanjutin ya, Kim," ledek mereka

  • My Teacher My Husband   BAB : 24

    Teriakan Hani paling kuat di antara mereka, menggelegar seantero penjuru hutan."Jangan teriak. Kalian pikir kita setan!" serunya menghentikan teriakan mereka bertiga."Bukan setan, Kim?" tanya Hani sambil berbisik masih dengan takut-takut karena suasana yang memang sangat gelap."Katanya, sih, bukan," jawab Kim juga berbisik."Kalian bertiga ngapain berkeliaran di hutan?" tanya seseorang, dan Kim bisa memastikan kalau dia buka setan. Karna ia hafal betul dengan suara itu. Ya siapa lagi kalau bukan, Alvin.Tak ada satupun di antara mereka yang menjawab."Saya sedang bertanya!""Itu, nganterin Hani ke toilet. Nggak mungkinkan kalau minta anterin sama pembimbing. Kan cowok," jelas Kim."Kecuali kalau Kim yang kebelet, baru lo bisa anterin, Vin," sambung Ryan yang berada di antara mereka."Lain kali ijin dulu sama pembimbing, kalau kalian nyasar atau gimana kan kita semua bingung mau cari kemana," jelas A

  • My Teacher My Husband   BAB : 25

    "Ayo naik," pinta Alvin yang sedang berjongkok dihadapan Kim."Bapak ngapain?" tanya Kim bingung."Jangan melihat saya sebagai guru kamu. Jadi, ayo naik," perintah Alvin lagi.Kim bingung, dan tak habis pikir dengan Alvin. Apa dia akan membongkar tentang hubungan mereka di hadapan Dylan."Pak, bukan gimana-gimana, ya, tapi kok saya ngelihat hubungan Bapak sama Kim kayak ada--""Ada baiknya kita lanjut jalan, oke." Andi langsung menimpali perkataan Dylan."Ayo, naik," perintah Alvin untuk kedua kalinyaDengan sangat sangat terpaksa, Kim menerima ajakan Alvin untuk naik ke punggungnya.Sebenernya ia tak tega, saat Alvin harus jalan di hutan sambil menggendongnya kayak gini. Ya tapi gimana lagi, ia benar-benar sudah tak sanggup lagi untuk berjalan.Akhirnya, Kim meralat ucapannya yang merutuki Alvin, dan ia akui kalau suaminya ini adalah paket sempurna."Maaf, aku ngerepotin Kakak terus," bisik Kim di telinga Alvin.

  • My Teacher My Husband   BAB : 26

    Kim berjalan menuju mobil dibantu oleh Jeje, dan Hani. Pada saat sampai di mobil, ternyata Alvin sudah berada di sana."Masih sakitkah?" tanya Alvin pada Kim saat membantunya naik ke mobil."Enggak, sih. Paling nungguin lukanya kering," jawabnya."Dasar. Lo modus doang kan, biar bisa deket-deket sama Pak Alvin!"Tiba-tiba si bianglala, eh, maksudnya si Karin langsung datang dan melabrak Kim dengan hebohnya. Kim tak membalas, karena berurusan dengan orang mbok, kita juga bakalan ikutan jadi mabok."Apaan sih lo, datang-datang langsung heboh. Lo kira Kim itu elo, yang suka modus cuman buat dapetin cowok."Jeje langsung membalas ucapan Karin."Sahabat lo itu gatal tau nggak. Bisa-bisanya dia nyari alesan dengan luka di kakinya biar bisa dekat dengan Pak Alvin," tambahnya pada Jeje."Gue lupa lagi bawa racun tikus. Kalau enggak, udah gue racunin lo, Rin," kesal Jeje.Alvin tak menggubris ucapan Karin. Ia se

  • My Teacher My Husband   BAB : 27

    Tiba-tiba Alvin langsung bangun, dan dalam hitungan detik kini ia sudah berada di atas tubuh Kim.Selamat buat Kim yang sudah membangunkan macan yang sedang tidur."Udah bangun sejak kapan?" tanya Kim kaget."Sejak kamu muji-muji saya, dan habis itu kamu bilang saya nyebelin. Apa itu Kimmy? Kamu ngasih saya angin syurga, habis itu kamu lempar ke neraka, gitu?"Denger, kan? Dengar, kan? Sebenarnya Alvin itu cerewet banget, tampangnya aja yang diam-diam bae. Sok polos."Saya mah bicara yang kenyataan, bohong kan, dosa," ujar Kim sambil tertawa yang sangat-sangat terpaksa. Tapi sebenarnya, jantungnya sudah berasa mau copot. Soalnya Alvin masih dalam posisi menindihnya. Posisi yang membuatnya merasa panas dingin."Jadi?""Jadi, bisa nggak Kakak minggir dulu, berat, aku jadi nggak bisa nafas," ujar Kim sambil mendorong badannya Alvin, bukannya terlepas, tapi ia malah semakin mengunci Kim di bawah tubuhnya."Nggak bisa nafas? Memangn

  • My Teacher My Husband   BAB : 28

    "Kim," sapa seseorang menghampiri, tapi lebih tepatnya, dua orang."Loh, kalian berdua kok ada di sini? Bukannya masih kemah," tanya Kim pada dua orang gadis yang menghampirinya. Siapa lagi kalau bukan Jeje sama Hani."Iya, ini kita. Nggak lupa, kan?" tanya Hani dengan tampang oon nya."Belanja?""Bukan, tapi habis nyari buku. Padahal kita baru aja nyampe, badan masih pegel-pegel, eh, tiba-tiba si Hani malah ngingetin tugas dari Pak Alvin," dengus Jeje menjelaskan."Tugas?""Lo lupa, Pak Alvin kan minta kita buat bawa buku berbahasa inggris yang berhubungan dengan alam," jelas Hani langsung duduk di kursi yang ada di samping Kim tanpa permisi."Aduh, gue lupa," ujar Kim sambil menepuk jidatnya sendiri."Trus, Tante ini siapa?" tanya Jeje sambil melirik ke arah Mila yang ada duduk di sebelah Kim."Oh, kenalin, ini Mamanya Pak Alvin," jawab Kim memperkenalkan mertuanya."Oo .., Mama mertua," ujar

Latest chapter

  • My Teacher My Husband   TAMAT

    Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 18:00, semua kejutan dan lain sebagainya sudah selesai di persiapkan. Tinggal menunggu Alvin kembali dari kantor untuk memberi kejutan. "Mama ..." panggil Arland yang baru pulang sekolah. Lihat, jam segini dia baru balik ke rumah. Bukan sekolah, melainkan pulang dari les tambahan. "Udah pulang, Sayang." "Tante di sini?" tanya Arland pada Jeje "Iya," jawab Jeje. "Dilla nya udah pulang ya, Land?" "Udah, Tan." "Ya udah Kim, kalau gitu gue mau pulang dulu. Ntar balik lagi kesini , oke," pamit Jeje. "Bye, Tante." "Dahhh ...." "Ayo, Sayang ... kamu mandi dulu. Udah bau acem," ejek Kim. "Hmm ...," angguknya. "Sekarang ulang tahunnya Papa loh, Mama nggak lupa, kan? Jangan bilang kalau Mama belum nyiapin hadiah buat Papa karna bingung mau ngasih apa?" jelas Arland pada Kim. Ya ... pengalaman tahun kemarin yang ia ungkit kembali. Sampai-sampai putranya sa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 14

    Pagi ini sangat berbeda, tak biasanya ia masih berada di balik selimut. Sementara Alvin sudah bangun dan sekarang sedang sarapan bersama Arland. Badannya terasa sangat lemas, nggak ada tenaga, mual, pusing, dan nggak mood untuk melakukan apapun."Sayang ... kamu benar nggak apa-apa aku tinggal?" tanya Alvin masuk dan menghampiri dirinya yang masih tiduran."Iya, Kak, nggak apa-apa," jawabnya."Aku nggak tenang ninggalin kamu dalam keadaan kayak gini,'' khawatir Alvin"Kan ada Bibik, Kak. Udahlah, sana Kakak ke kantor aja.""Pa ... Ma ..." panggil Arland sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya. Ia tak akan menyelonong masuk ke dalam kamar begitu saja, apalagi kamar orang tuanya. Sangat tidak sopan kalau begitu."Masuk, Sayang ...," jawab Alvin.Mendengar ijin yang di berikan papanya, barulah ia yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya pun masuk. Ternyata ia masuk bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan segelas susu hangat.

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 13

    "Kak, bangun dong, Kak Fikri nelepon, nih," ujarnya sambil membangunkan Alvin, tapi tak ada respon."Kak ...."Ia memutuskan untuk menjawab panggilan itu. Toh, yang menelepon adalah Fikri."Hallo ....""Kim?" tanya kak fikri"Iyalah, Kak," jawabnya. "Siapa lagi cewek yang bisa menyentuh ponselnya Kak Alvin selain aku." "Ya kali aja Alvin punya selingkuhan, mungkin.""Apa!? Kak Alvin punya selingkuhan!?" kagetnya dengan nada tinggi, sampai-sampai Alvin yang lagi tidur dan dari tadi ia coba bangunkan tak berhasil, sekarang ikut terbangun."Siapa yang selingkuh?" tanya Alvin langsung duduk dengan tampang cengok nya."Ihhh ... masih nanya lagi, Kakak lah yang selingkuh," kesalnya langsung banting tu ponsel ke lantai dan beranjak menuju ke kamar mandi.Alvin ikut m

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 12

    Sesampainya di rumah, ia langsung jalan menuju ke kamar karna rasanya badannya lagi nggak enak aja. Sementara Alvin, dia lagi teleponan di teras depan sama klien bisnisnya, mungkin. Karna ia juga nggak mau tahu juga lah sama urusan kantor dan pekerjaannya itu.Tapi kalau dia teleponan sama cewek, barulah dirinya bakalan ngamuk."Kamu tidur?" tanya Alvin yang tiba-tiba masuk menghampirinya di tempat tidur."Cuma tidur-tiduran," jawabnya mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap Alvin."Hmm ....""Kak, itu masih perih?" tanya Kim sambil menunjuk ke arah bibir Alvin yang luka akibat gigitannya."Iyalah ... kalau kamu ngegigit bibirku dengan penuh nafsu, sih, aku terima meskipun agak sakit.Nah ini enggak, jadi sakit nya tu berasa banget," jelas Alvin dengan penjelasan anehnya itu.Kim yang tadinya masih tiduran, sekarang bangun. "Aku kan udah minta maaf, Kak. Masa iya belum di maa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 11

    Pagi ini Alvin memasuki area kantor dengan wajah yang berseri-seri. Biasanya ia akan bersikap dingin dan cuek pada karyawan yang berpapasan dengannya. Tapi kali ini enggak, bahkan ia lah yang menyapa ataupun menegur mereka. Tentu saja ini menjadi tanda tanya besar bagi semua bawahannya. Apa bos mereka kesambet jin atau sejenisnya?"Pak Alvin kenapa, ya?""Tumben banget aura mistisnya nggak kelihatan.""Jangan jangan beliau lagi menang lotre.""Nggak mungkinlah, menang tender dengan nilai yang fantstis aja ekspresinya biasa aja. Itu artinya ini lebih luar biasa dari menang tender." Begitulah komentar beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Mereka semua hanya bisa menebak-nebak tanpa berani untuk bertanya langsung."Pagi, Pak," sapa Alin yang berpapasan dengan Alvin yang hendak memasuki ruangan nya."Pagi," balasnya sambil terus melangkahkan kaki menuju ruangannya."Apa yang terjadi?" bin

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 10

    Alvin mengantarkan Kim menuju Rumah Sakit dengan keadaan badan yang lemes pake banget dan mual mual. Ia merasa sudah tak ada lagi stok di lambungnya yang akan dikelurkan, tapi rasa mual itu terus saja munculSetibanya di RS ia langsung di bawa ke UGD dan di periksa sama dokter."Gimana keadaan istri saya, dokter?Apa benar ini cuma asam lambung nya yang lagi kambuh?" tanya Alvin pada Dokter yang habis memeriksa Kim.Dokter malah tersenyum menanggapi pertanyaan Alvin."Bukan ... ini bukan mual mual akibat asam lambung yang kambuh," jawab dokter."Lalu, apa, dok?""Kalau boleh saya tahu, apa kalian berdua lagi berniat punya anak?"Alvin dan Kim malah saling pandang menanggapi pertanyaan dokter. "Maksud dokter?" tanya Kim bingung."Ya, karna setelah saya periksa barusan ... sepertinya saat ini anda sedang hamil."Keduanya langsung memasang tampang kaget mendengar pernyataan dokter. "Serius dok?" tanya Kim tak percaya

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 9

    Sudah seminggu Hani dan Ceryl berada di Indonesia, dan hari ini adalah hari keberangkatan mereka untuk kembali ke LA. Kim dan Arland saat ini lagi di bandara untuk mengantar mereka.Pada awalnya, sih, putranya itu menolak buat ikut, tapi ia paksa.Karena semenjak kejadian di acara ultahnya Dilla waktu itu, dia udah males sama Ceryl. Ini pun tampang nya Arland enggak banget. Jutek abiss."Han, hati-hati, ya. Jangan suka ngomel-ngomel nggak jelas sama Ceryl," pesan Kim sama Hani. Soalnya Hani kan gitu orangnya. Kerjaannya ngomel mulu."Iya.""Ceryl sayang, jangan nakal, ya," ujar Kim pada Ceryl."Iya, Tante," balasnya."Arland, nggak mau ngomong sesuatu sama Ceryl?" tanya Kim pada Arland yang masih dengan sikap dingin nya itu"Nggak, Ma," jawabnya singkat tanpa sedikitpun menoleh pa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 8

    "Kamu nggak makan, Sayang?" tanya Alvin pada putranya yang duduk sendiri di sofa."Nggak, Pa," jawabnya dingin. "Ini masih lama, ya, Pa, aku pingin cepat-cepat pulang," ungkapnya.Alvin tahu betul apa yang dirasakan Arland. Taoi, ia hanya pura-pura enggak tahu saja."Kenapa? Kok bete?" tanya Alvin lagi."Pa, aku males sama sikapnya Ceryl. Kita pulang aja.""Ya udah, kalau kamu maunya gitu. Papa bilang sama Mama dulu, ya."Alvin segera menghampiri Kim yang saat itu lagi ngobrol sama Hani dan Jeje."Kim, aku mau bicara bentar," ujar Alvin pada Kim."Apa?" tanya Kim.Hani dan Jeje pun ikut menunggu apa yang akan dikatakan Alvin pada Kim."Berdua, Kim," tambah Alvin sambil berlalu pergi kembali pada Arland."Ishh ....," dengus Kim sambil mengikuti langkah kaki suaminya tercinta. Dan ternyata Alvin malah mengajaknya untuk menghampiri Arland.Kim mengedarkan pandangan pada duo sosok laki-laki yang sangat e

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 7

    "Ma, aku duduk di situ, ya," ujar Arlan pada Kim."Iya, Sayang," jawabnya."Hani belum datang, ya?" tanya Kim pada semuanya."Yuhuuu ... Hani di sini.""Ceryl juga di sini."Parah ... anak dan Emak kelakuannya sama persis. Heboh, rempong dan nggak bisa diam."Emak-emak rempong datang sama penerusnya," gumam Ricky sedikit melambatkan suaranya, tapi tetap saja masih bisa dengar. Buktinya, Hani langsung berkomentar."Biarin, dari pada jones akut," ledek Hani tak mau kalah"Eh ... jangan bawa-bawa status dong Hani yang cempreng. Aku bukannya jones, cuma belum punya pasangan aja," bantah Ricky tak terima."Terserah lah apa kata Kakak. Intijya, sih, tetap saja masih sendirian, enggak ada yang belai-belai manja, enggak ada yang bilang sayang." Hani tetap pada ejekannya.Keh

DMCA.com Protection Status