"Jika cinta adalah cinta, maka tidak akan ada yang tersakiti, tapi terkadang cinta itu tidak terlihat karena ego yang besar."AUTHOR POVEder menutup kembali pintu kamar Sarah. Ini sudah lima belas menit setelah Eder menyadari Anastasia tidak lagi didalam sana. Eder berjalan celingak-celinguk dikoridor rumah sakit berharap bisa menemukan Anastasia.Eder sudah menyadari bahwa dia bersalah, dan cepat atau lambat, dia harus meminta maaf pada Anastasia. Setidaknya, dia tidak mau mereka berpisah dengan cara yang tidak baik seperti sebelumnya.Koridor satu dengan koridor yang lain, tapi tidak ada Anastasia. Hingga, dilobby rumah sakit, Eder melihat Anastasia duduk dengan pandangan kosong disalah satu bangku panjang yang ada disana.Eder berjalan dari arah lain, dia duduk dibelakang Anastasia, dan hatinya miris saat mengetahui jika kehadirannya tidak disadari oleh gadis itu. Anastasia larut dalam fikirannya.Anastasia menghela nafas, dia bangkit dari posisinya dan melangkah mundur seketika
"Jangan merasa jika kamu yang paling menderita, ada lebih dari seribu orang yang mungkin merasakan hal yang lebih sulit dari yang kamu bayangkan."AUTHOR POVBryan meletakkan koper Anastasia di walking closet miliknya. Anastasia seperti orang yang tidak bernyawa semenjak sampai di apartemen Bryan, dan Bryan tahu jika gadis itu membutuhkan waktu untuk menetralkan hatinya yang sedang kacau."Karena kamarnya cuma satu, aku akan tidur diruang televisi." Ujar Bryan menyadari Anastasia dari lamunan yang tak berujung."Ah, tidak usah, kita bisa tidur dikamar." sahut Anastasia dengan santainya, dia tersenyum penuh arti pada Bryan yang terkejut mendengar jawaban Anastasia."Kita bisa tidur bersama?" ulang Bryan merasa tidak yakin dengan pendengarnya.Anastasia mengangguk mantap, "Iya, kita bisa tidur bersama, jadi tidak perlu sungkan, aku sudah tahu kamu tidak akan suka padaku, lagi pula aku pernah tinggal bersama tunanganku tapi tidak terjadi apa-apa.""Tapi Anastasia, akukan juga laki-laki."
"Saat seseorang itu sudah tidak ada, kamu akan jelas menyadari bahwa kamu membutuhkannya."AUTHOR POV"Hon, aku akan pergi untuk mencari beberapa perlengkapan bayi." ujar wanita berambut hitam arang itu, dia sangat bersemangat memikirkan kegiatan yang akan ia lakukan hari ini, sesekali dia mengusap perutnya yang mulai menonjol. ya, kehamilannya sudah memasukki dua puluh empat minggu."Kamu tidak menungguku saja?" tanya laki-laki pirang yang masih sibuk menyiapkan dirinya untuk pergi bekerja."Jika aku menunggumu, aku yakin itu akan sangat terlambat dan akhirnya kita menunda rencana ini lagi." sahut wanita itu yang terdengar kesal, ya dia sudah berpengalaman, laki-laki yang menjadi pacar sekaligus ayah dari anak yang dikandungnya hanya membuat rencana saja."Kalau begitu kita bisa pergi saat weekend.""Aku mau pergi sendiri Bryan, aku tidak bisa menunggu dan lagipula aku melihat beberapa perlengkapan yang limited edition jika aku tidak langsung membelinya itu akan habis.""Tapi ibu ham
AUTHOR POVJam biologis Bryan membangunkannya. Dia selalu bangun tepat jam enam pagi, dia selalu pergi jogging sebelum berangkat kerja tapi peregangan tubuh yang ia lakukan tertahan saat menyadari seorang wanita masih tertidur pulas disisi lain kasurnya.Senyuman mengembang diwajahnya, Anastasia adalah gadis pertama yang tidur disampingnya setelah waktu yang lama. Bryan tertahan diposisinya, dengan kepala yang bertampu pada tangan kanannya dia memperhatikan gadis yang terlihat damai disampingnya.Anastasia gadis yang cantik secara natural, tidak peduli menggunakan riasan atau tidak dia tetap terlihat cantik dan polos. Bulu matanya cukup panjang dan lentik, hidungnya kecil dan bibirnya, saat mata Bryan berhenti tepat dibibir Anastasi jantungnya perlahan berdebar satu tempo lebih cepat.Bibirnya penuh dengan warna pink ranum, sedikit terbuka karena sesekali Anastasia menghembuskan nafas melalui sela bibirnya.Bryan mendekatkan wajahnya, dia hanya ingin melihat Anastasia lebih dekat sebe
"Ada rasa cemburu tapi tidak berhak."AUTHOR POVBryan baru pulang dari olahraga, dia terkejut bukan main saat melihat Eder sedang sibuk menarik-narik koper Anatasias keluar dari kamarnya.Apa yang terjadi?, "Anastasia mana?" tanyanya seketika masuk kedalam ruang tvnya."Sedang mandi." jawab Eder masih sibuk dengan kedua koper Anastasia yang ada disisi kanan dan kirinya."Terus itu buat apa?" tanya Bryan, batinnya terus bertanya mengenai apa yang sedang terjadi? entah kenapa gagasan mengenai Anastasia akan pergi dari apartemennya membuat Bryan merasa tidak nyaman dan panik sendiri."Aku dan Ana akan pergi liburan." Jawab Eder dengan santainya, laki-laki itu masih sibuk dengan koper-koper Anastasia sampai tidak menyadari wajah Bryan yang seperti tersambar petir."Hah?" Bryan terkejut, "Pergi liburan?" ulang Bryan seakan tidak percaya dengan pendengarannya, dia mencoba mencerna setiap jawaban yang diberikan Eder, Liburan dengan seluruh koper Anastasia? mereka mau pergi berapa lama?"Eh!
"Waktu akan tetap berganti, tidak peduli seberapa senangnya, dia akan selalu berganti dan menyisakan setiap hal menjadi kenangan."AUTHOR POVSaat mobil Range Rover Eder melintasi jembatan panjang yang menghubangkan Miami dan Keys Highways, Anastasia tidak bisa menahan hasratnya untuk membuka kaca jendela mobil, dia merasa bahagia bukan main saat merasakan hembusan angin ditelapak tangannya. Anastasia merasa seperti terbang saat memejamkan mata, aroma laut sudah menyapa indra penciumannya, perasaan bebas yang menyenangkan.Ini pertama kali Anastasia kedaerah Florida, jika dia pergi ke Amerika dia tidak pernah berkeliling hanya menetap di satu tempat hingga ia pulang kembali ke Indonesia, dan Florida tidak pernah menjadi tempat singgahnya.Anastasia melirik Eder yang dalam diam juga memperhatikan dirinya dengan perasaan suka cita, Eder merasa lega melihat Anastasia menikmatinya, "Kamu cium gak aroma pantainya? yaampun aku suka banget pantai." ujar Anastasia kegirangan.Eder tahu, Anast
"Saat sedang jatuh cinta, bahkan yang benar dan yang salah akan terlihat sama saja."AUTHOR POVAnastasia tersentak saat menyadari Eder menciumnya, ini bukan ciuman pertamanya tapi jantungnya seakan mau meledak saat merasakan bibir Eder bergerak diatas bibirnya.Anastasia memejamkan matanya, kerja otak dan ototnya tidak sejalan, dia tidak bisa menghentikan apa yang Eder lakukan dan malah menikmatinya.Tangan Eder meraih pinggang Anastasia untuk lebih dekat dengannya, dan perlahan-lahan Anastasia bisa merasakan ibu jari Eder menghusap kulit pinggangnya yang terekspos karena bajunya yang terangkat saat Eder menariknya.Setiap gerakkan yang Eder lakukan, naik turun bergantian seperti sengatan listrik untuk Anastasia, dia semakin larut ke dalam hingga,Ini bukan hal yang benar, ini salah. Seperti sebuah alarm kebakaran yang berbunyi dikepala Anastasia tersadar, dengan cepat dia mendorong Eder sekuat tenaga membuat laki-laki itu telentang dan bergumam tidak jelas.Eder tidak sadar, kalau a
AUTHOR POVTidak ada yang berbicara, tidak dengan Anastasia ataupun Eder yang merasa kebingungan sendiri. Eder sudah pernah melihat Anastasia seperti ini, terlihat sangat menyedihkan tapi dia juga tidak tahu bagaimana cara membuat gadis itu merasa lebih baik, sebagian hatinya mengatakan untuk tetap menjaga jarak tapi melihat Anastasia yang tidak bersemangat entah bagaimana caranya menganggu dirinya.Berhenti ikut campur Ed, Dia mengingatkan dirinya sekali lagi, tapi hatinya tidak bisa berhenti untuk merasa kesal. Sih brengsek itu benar-benar parasite! Masih menggerutu didalam hati, jika Nathan ada dihadapannya mungkin Eder akan memukul pria itu tepat dirahang.Mengubah wajah tampannya menjadi abstrak,Atau mungkin mengenyahkannya sekalian dari muka bumi agar Anastasia tidak merasa sedih lagi,Kenapa kebahagian Anastasia begitu penting sekarang?Eder memperhatikan gadis yang tidak bersemangat dengan makannya. Kenapa melihat Anastasia seperti itu sangat mengganggu hatinya? hingga dihati
ANASTASIA POVSaat aku masih muda dulu aku sangat menginginkan putri kecil yang cantik, membayangkan memilki seorang anak perempuan itu sangat menyenangkan. Ramput panjangnya yang bisa aku ikat dengan berbagai model ikatan setiap kali anakku akan berangkat sekolah, pita dan ikat rambut warna warni terhias dengan sempurna diatas kepalanya, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa hangat dengan perasaan bahagia.Aku ingin menggunakan dress warna atau model senada dengan anak perempuanku nanti, dan mendapatkan Adelaine dalam hidupku benar-benar seperti impian yang menjadi nyata. Tidak hanya itu, masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan Adelaine. Aku ingin mewujudkan impianku dulu, saat aku berharap memiliki seorang ibu diwaktu kecil.Sebelumnya hanya impian kosong seorang anak yang tidak memiliki ibu, impian yang tidak pernah bisa aku wujudkan. Tapi sekarang, aku memiliki Adelaine dan aku ingin ia menjadi anak yang istimewah dan selalu bahagia disetiap hembusan nafas
EDER POVSejak waktu yang lama aku berhenti bermimpi, aku tidak lagi memiliki keinginan lain selain sukses dalam karir. Aku berhenti memimpikan setiap hal mengenai keluarga, apapun itu, entah keluarga besarku yang kembali utuh atau aku yang memiliki keluarga kecilku sendiri.Aku bersikap egois untuk apapun yang aku sebut kesuksesan, aku menutup diri untuk apapun yang berkaitan tentang perasaan. Tapi itu yang membuatku semakin kesepian, dan itu menggerogotiku lebih dalam.Setelah aku menyerah pada setiap hal tentang keluarga, semesta malah memberikanku anggota baru dan memaksaku untuk menerima kenyataan jika aku akan memiliki Ayah sambung beserta saudara tiri yang tidak pernah kukenal sebelumnya.Seperti aku yang sudah menyerah akan keluarga, aku tidak dengan mudah menerima itu semua.Aku sempat marah tentu saja, itu tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa aku lakukan selain menerimanya.Entah mulai dari mana, entah apa yang membuat semua keadaan beru
AUTHOR POVSarah melangkah dengan langkah lebar menghampiri Eder yang masih manahan tubuhnya di tembok, dia menendang kaki Eder membuat pria itu meringis bersamaan dengan tubuhnya yang terjatuh ke lantai. Air mata tidak henti-hentinya jatuh di pipi Sarah dalam lubuk hatinya melihat Eder seperti itu menyiksanya tapi mendengar apa yang Eder katakan sebelumnya membuat hatinya lebih terluka. Sarah menarik rambut Eder menyeretnya menuju pintu kamar dimana Anastasia berada. Eder berusaha menahan tubuhnya tapi saat Sarah menghentak rambutnya ia tidak kuasa melakukan apapun selain membiarkan dirinya dibawa Sarah dengan cara kasar.Sarah membuka pintu itu dengan kasar, langsung mengacungkan pistol yang ada ditangan kanannya pada Anastasia yang tersentak karena kedatangannya, "Aku benar-benar benci akhir yang bahagia.""Itu menyebalkan karena aku satu-satunya yang tidak bahagia, aku tidak akan membiarkan siapapun keluar dengan bahagia dari rumah ini." tambahnya sesekali terisak,Eder yang me
"Berdiri mencintai seseorang sendirian, itu bukan hal yang mudah."EDER POVAku menghembuskan nafas berat saat mendengar suara Sarah yang antusias. Perasaan menyangkal itu muncul, Benarkah sosok yang sangat aku kenal ini bisa menyakiti istriku?Dadaku langsung sesak saat menyadari Anastasia yang menghilang dan aku masih tidak tahu kondisinya sekarang, "Hallo." suaraku gemetar,"Kamu baik-baik saja Ed?" tanya Sarah, Bagaimana bisa baik-baik saja? Aku bingung dengan sikapmu yang biasa saja, aku bingung dengan nada suaramu yang seperti tidak ada masalah,Sarah jika kau bermain-main dengan Anastasia sekarang, itu berarti kau juga bermain-main dengan hidupku, Aku menarik nafasku, berusaha untuk bersikap normal dan tidak mencurigakan, bagaimana sikapku saat ini mungkin akan mempengaruhi keadaan Anastasia. Ya jika Anastasia benar-benar bersamanya, "Aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, apa aku bisa bertemu denganmu?"Jantungku berdegup kencang setelah mengatakan maksudku, Apa di
"Kamu tahu apa yang paling bahaya dari cinta, saat cinta tidak lagi tulus dan berubah menjadi ambisi untuk memiliki seutuhnya. Karena cinta tidak sesuci itu, dia bisa berbahaya jika dimiliki oleh orang yang salah." AUTHOR POVHari demi hari sudah Anastasia jalani, tidak ada semenit pun Anastasia tidak menangis. Ini sudah hari ke dua Anastasia dirumah ini, rumah yang hanya ia ketahui jika Sarah tinggal disini dengan beberapa orang yang tidak pernah Anastasia temui.Selama dua hari ini, Anastasia merasa hidupnya seperti didalam neraka. Berubah 180 derajat dan ia tidak pernah membayangkannya.Sarah datang untuk berdebat dan menyiksanya, entah berapa kali Sarah hampir membunuhnya.Sarah sangat senang bermain-main dengan Anastasia, seperti sengaja membuat Anastasia ketakutan dan memilih untuk mengakhiri hidupnya, bahkan saat Anastasia mengeluarkan darah karena perlakuan Sarah bukannya merasa bersalah Sarah malah tertawa terbahak-bahak merasa puas.Anastasia tidak tahu berapa lama lagi ia
AUTHOR POVAnastasia merasakan pusing yang amat sangat saat membuka matanya, hatinya mencelos seketika menyadari keberadaannya disebuah kamar yang sangat asing untuknya. Dimana aku? batinnya, Hatinya berdegup kencang, tangannya menyentuh perutnya cepat-cepat. Instingnya berkata untuk segera melindungi bayinya,Anastasia hampir melompat saat mendengar tuas pintu berbunyi, tubuhnya seketika membeku saat melihat Sarah masuk kedalam dengan dress bunga-bunga. Senyumannya membuat bulu kuduk Anastasia berdiri, Bagaimana bisa Sarah disini? Anastasia menyadari bahwa ada yang tidak beres disini.Dengan gerakkan lemah gemulai Sarah meletakkan tangannya didepan dada, masih dengan senyum yang menakutkan."Bagaimana tidurmu?" tanya Sarah masih dengan senyuman itu yang membuat nafas Anastasia tercekat."Aku-aku ada dimana?""Kau aman ditempatku." ujar Sarah,Bayangan terakhir kali menyadarkan Anastasia, ada seseorang yang menculiknya, "Apa-" Suara Anastasia bergetar, "Apa kamu menculikku?"Jujur sa
AUTHOR POVSudah seminggu semenjak Eder sampai di Amerika, ia tidak pernah pergi keluar dari Rumah Sakit tempat Hans dirawat.Selama seminggu itu juga Eder tidak melakukan apapun selain menjaga Hans, dia memilih untuk menginap dirumah sakit dibandingkan pulang ke rumah ataupun Mansion Ayah-nya.Eder tidak menangapi semua orang yang ingin menemuinya, bahkan dia mengutus sekretaris Ayah-nya untuk memberi tanggapan atau klarifikasi pada pers yang membuat perkemahan sendiri diarea rumah sakit untuk mendapatkan berita tentang Ayah-nya.Setelah selesai memberi informasi terbaru mengenai kondisi Hans, Sekretaris Hans datang berkunjung untuk memberikan laporan serta menemui Boss besar-nya dan Eder."Dimana jalang itu?" tanya Eder, dia mengingat Laura kekasih Ayah-nya yang tidak kunjung datang sejak ia sampai di Amerika dan menunggui Hans.Sekretaris Hans berdaham, "Tuan besar sudah tidak bersama dengan Laura sudah sejak lama."Eder yang awalnya tidak tertarik menoleh untuk melihat Pria yang u
ANASTASIA POVSemua anggota keluargaku berkumpul di ruang tamu apartemen, mereka semua tampak cemas tapi dari semua ekspresi mereka Eder-lah yang terlihat paling tegang, dia bahkan tidak menggubrisku saat aku berusaha menenangkannya dengan menghusap-husap jemarinya."Anastasia tidak bisa ikut denganku ke Amerika." Aku menoleh pada Eder yang duduk disampingku, Eder menarik nafasnya lalu kembali berkata, "Anastasia sedang hamil besar jadi akan beresiko jika ia berpergian jauh.""Apa?" Aku tersentak, cukup terkejut hingga aku tidak bisa berkata apa-apa."Earl, segera buat visa lo, gue cari penerbangan akhir malam ini, gue berangkat duluan." Eder bangkit dari posisinya, kali ini dia melihat kearah Tante Yuli dan Daddy bergantian, "Tolong jaga Anastasia selama aku tidak ada, aku akan kembali sebelum Anastasia melahirkan."Tante Yuli dan Daddy hanya tertegun melihat Eder, mereka bahkan tidak mengatakan apa-apa saat Eder pergi masuk ke kamar tidur kami.Earl bangkit dari posisinya, "Aku akan
AUTHOR POV Anastasia terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap-ngerjap sebentar sebelum ia meraih ponselnya dinakas untuk melihat jam.Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Anastasia menguap lalu bergerak bangkit dari posisinya.Eder telentang disampingnya, masih menggenakan jeans dan kaos yang ia kenakan semalam.Rasa bersalah memenuhi hati Anastasia, semalam dia dengan kejamnya meminta sesuatu yang mustahil, mana ada tukang ice cream rujak yang jual jam tiga dini hari. Anastasia menghusap rambut Eder sayang sebelum bangkit dari posisinya, dia benar-benar merasa bersalah.Kehamilannya sudah cukup tua hingga membuat Anastasia kesulitan berjalan, pinggangnya selalu terasa pegal, dan kakinya juga membengkak sejak bulan lalu saat kehamilannya menginjak bulan ke tujuh. Anastasia membuka pintu kulkasnya, alisnya bertautan saat melihat rujak dan es krim yang sudah sedikit meleleh dikuahnya. Senyuman mengembang diwajahnya, seakan tahu apa yang dilihat Mommy-nya perut Anastasia bergerak, "I