EDER POVAku agak terkejut saat mendengar pintu mobil tertutup dari belakang, Anastasia sudah berjalan keluar setelah mobil berhenti.Apa dia merasa terguncang dengan apa yang terjadi tadi?Bryan mematikan mesin mobil, dia tidak langsung keluar, membuatku berpaling ke arahnya lalu bertanya, "Ada apa?""Bagaimana keadaanmu?" Tanya Bryan, "Aku ingin mengatakan situasi ini, jika aku, aku bisa saja menyuruh model yang sedang tidak ada Job langsung menggantikan Olivia tapi kau itu agak sulit, kriteriamu itu sangat tinggi."Aku menghela nafas, ini juga yang membuatku kesal tadi, "Aku tahu ini akan sulit, model yang tersisa memangnya kemana?""Casting inikan sudah kita lakukan sejak dua bulan yang lalu, model yang tidak terpilih sudah mendapatkan Job lain, apa kau kenal Lucy? Dia bisa melakukan pemotretan tapi aku rasa kau tidak menyukainya." Jelas Bryan,Menyebut satu nama model yang menurutku tidak cocok dengan image Evon, dia terlalu Girly, maksudku image Lucy yang elegan dan girly akan s
"Saat aku berada ditempat yang seharusnya, aku merasa itu bukan tempat yang tepat untukku. tapi, saat aku berada ditempat yang bahkan tidak kukenal, aku merasa seperti dirumah. Kamu tahu apa artinya? itu karena beban yang ada di tempatku seharusnya, membuatku lelah hingga ingin lari menjauh darinya."AUTHOR POVEder bukan salah satu orang yang terpukau dengan setiap pose yang Anastasia lakukan, semua orang yang ada di ruang pemotretan itu berdecak kagum tanpa sadar. Anastasia terlihat luwes tanpa beban, dia santai, senyuman terlihat tulis tidak dipaksakan, posenya stabil dan lekuk tubuhnya tidak bisa dielakkan, definisi natural yang indah. Eder tahu Anastasia tertarik dengan modeling, Anastasia juga beberapa kali ikut kontes model tapi dia tidak tahu jika Anastasia bisa memiliki aura yang berbeda saat berdiri didepan kamera.Seharusnya aku bisa melihat itu, Ana sudah biasa menjadi pusat perhatian. Ya, seharusnya Eder menyadarinya, dia lupa bahwa kenyataannya Anastasia adalah maskot ut
"Kamu, seperti luka yang meninggalkan bekas walau rasa sakitnya sudah menghilang."EDER POVSaat aku sampai dirumah, dan mendapati TV ruang tengah mati, ada perasaan aneh yang sulit dijelaskan. itu hal lucu mengingat baru seminggu terakhir TV itu selalu menyala, Anastasia yang menyalakannya walaupun dia tidak sedang menonton dia tetap menyalakan TV karena merasa kesepian, berkali-kali aku memarahinya dan berkali-kali juga dia tidak ingin mendengarnya.Bayangan saat aku dan Anastasia rebutan remote TV teringat dan membuatku tertawa renyah, saat kembali mengingat kebersamaan dengan Anastasia itu membuatku merasa konyol tapi menyenangkan. Bagaimana aku mendeskripsikannya? Itu seperti hal yang bisa membuatmu merasa lebih baik saat merasa lelah atau mendapatkan hari yang buruk.Aku meraih remote TV yang ada di meja, menyalakan TV-nya, tidak tahu siaran apa yang ditayangkan tapi aku tetap memperhatikannya.Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini, bahkan TV ini jarang sekali menyala karena
ANASTASIA POVAku menjatuhkan tubuhku diatas kasur, merasa terlalu lemas dan tidak bergairah. aku merasa seperti tidak punya tulang dan darah, bukan sepertinya jiwaku juga pergi entah kemana."Bryan Gay?" Gumamku untuk kesekian kalinya,Laki-laki yang benar-benar sempurna untuk dijadikan pacar tapi ternyata,Gay?Aku ingin menangisi kenyataan tapi tidak bisa, aku ingin menghakimi kenyataan tapi tidak kuasa, kenapa sebegitu menyedihkan hidup percintaan yang aku punya?Ditinggal menikah,Lalu suka dengan orang yang dipastikan tidak pernah tertarik denganku,Kenapa sangat ironis?Itu akan lebih mudah jika Bryan memiliki pacar, tentu saja pacar wanita, karena aku bisa setidaknya mengubah penampilan seperti yang Bryan suka dan membuatnya sedikit saya melirik ku, tapi bagaimana jadinya jika Bryan lebih tertarik dengan pria?Masa iya aku harus mengubah kodratku dari wanita tulen satu-satunya generasi nugroho menjadi seorang pria,Daddy dipastikan akan serangan jantung jika mengetahuinya.Aku
EDER POVAku bertemu Bryan setelah memarkirkan mobilku didepan kantor. Sedikit ragu dengan apa yang ingin aku katakan, aku memutuskan untuk diam hingga sampai di ruang kerja. Sejujurnya, aku tidak fokus dengan apa yang Bryan jelaskan mengenai sistem perpajakkan dan beberapa hal lainnya karena aku sibuk memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk membicarakan perihal Ana."Ed, Kamu dengar aku kan?""Hah?" sahutku refleks, Bryan membahas sampai mana?"What's wrong? kamu gapapa kan?" tanya Bryan tampak khawatir,Aku mengangguk sekenanya, "Sorry, i'm ok.""Ok," Bryan baru ingin melanjutkan topik pembicaraannya mengenai bisnis, aku langsung menghentikannya, "Wait, aku ingin tanya sesuatu." kataku."What?" Sahut Bryan tampak kebingungan."Apa kamu ada hubungan dengan Anastasia?""What?" Bryan tambah terkejut, "Apa maksudnya?""Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kalian, aku hanya ingin memastikan jika kamu tidak membuatnya salah paham." ujarku dengan nada serius, Aku mengingat bagaimana e
AUTHOR POVEntah keberapa kalinya Anastasia mengganti baju yang akan ia kenakan, baju dari kopernya sudah berhamburan di atas kasur. Gadis itu sibuk mencoba satu baju dan baju yang lainnya, dari dress tanpa lengan hingga dress hitam bertali spaghetti yang ia putuskan untuk ia kenakan malam ini. Tidak lupa dengan coat bulu yang ia bawa untuk mencegah dinginnya malam nanti.Anastasia merias wajahnya, dengan riasan natural yang cantik, memutuskan untuk meng-curly asal rambutnya agar terlihat elegan dan sexy.Waktu berjalan lebih cepat untuknya sekarang, tak terasa sudah jam 5 sore, dan dengan cepat ia mengenakan high heels warna senada yang ia bawa tapi belum sempat ia kenakan.Anastasia menunggu Eder di ruang tv, sesekali melihat ke arah pagar dan jam besar yang ada di ruangan itu.Sepuluh menit,Lima belas menit,Dua puluh menit,Hingga setengah jam, Eder belum datang juga.Entah sudah berapa kali Anastasia mengganti posisi duduknya, dan entah berapa kali dia menengok ke arah pintu set
"Berhenti menyalahkan orang lain mengenai apapun yang kamu rasakan, perasaan itu datang pada diri kamu sendiri, apapun bentuknya, baik dan buruknya. Mulai dari diri kamu sendiri, sebelum meminta orang lain membuat kamu bahagia."AUTHOR POVAnastasia masih berkutat dengan pikirannya sendiri, dia tidak memikirkan akan berakhir duduk diruang tengah Apartemen Bryan seperti saat ini. Melirik Bryan sesekali di dapur, Anastasia merasa canggung bukan main.Bryan datang membawa nampan, "Ini tea mint." dengan cekatan dia menyusun dua buah gelas itu didepan Anastasia dan satu didepannya. "Aku membuatkan tea karena aku rasa itu lebih bagus untuk menenangkan kamu dari pada coffe."Bagaimana ini? Benak Anastasia berkecamuk, dia tidak cukup nyaman untuk berduaan saja dengan Bryan. Gadis itu belum menerima kenyataan mengenai Bryan dan duduk bersamanya seperti ini malah membuatnya semakin terlihat menyedihkan."Di minum." Bryan mempersilahkan, dia juga meraih mug tea-nya, meniupnya perlahan lalu menye
AUTHOR POVApa takdir sedang mempermainkannya? Anastasia tidak habis pikir dengan narasi yang tuhan berikan untuknya, kenapa bisa orang-orang disekitarnya memiliki keterikatan yang sangat dalam. Kebetulan yang sama sekali tidak menyenangkan hatinya.Pernah menginap disini?Berkali-kali dia mengulangi kata-kata tersebut, merasa ingin tertawa karena lolucon konyol itu tapi tenggorokkannya tercekat.Anastasia menatap lekat Bryan yang menjelaskan mengenai Sarah yang terkadang menginap dirumahnya saat merasa kesepian, Sarah merupakan anak dari adiknya Ayah Bryan, dan sejak dari dulu Sarah dititipkan oleh keluarga Bryan oleh orang tuanya.Ya tidak mungkin ada yang aneh-aneh, mereka mirip.Mata biru sapphire,Rambut pirang,Posture wajah,Anastasia menghela nafas, dia bersaudara. Anastasia merasa sangat amat bodoh, bisa-bisanya dia berfikiran yang tidak-tidak padahal DNA mereka terlihat dengan jelas antara Bryan dan Sarah. Kenapa aku baru tahu sekarang? Gerutunya, masih ada perasaan tidak en
ANASTASIA POVSaat aku masih muda dulu aku sangat menginginkan putri kecil yang cantik, membayangkan memilki seorang anak perempuan itu sangat menyenangkan. Ramput panjangnya yang bisa aku ikat dengan berbagai model ikatan setiap kali anakku akan berangkat sekolah, pita dan ikat rambut warna warni terhias dengan sempurna diatas kepalanya, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa hangat dengan perasaan bahagia.Aku ingin menggunakan dress warna atau model senada dengan anak perempuanku nanti, dan mendapatkan Adelaine dalam hidupku benar-benar seperti impian yang menjadi nyata. Tidak hanya itu, masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan Adelaine. Aku ingin mewujudkan impianku dulu, saat aku berharap memiliki seorang ibu diwaktu kecil.Sebelumnya hanya impian kosong seorang anak yang tidak memiliki ibu, impian yang tidak pernah bisa aku wujudkan. Tapi sekarang, aku memiliki Adelaine dan aku ingin ia menjadi anak yang istimewah dan selalu bahagia disetiap hembusan nafas
EDER POVSejak waktu yang lama aku berhenti bermimpi, aku tidak lagi memiliki keinginan lain selain sukses dalam karir. Aku berhenti memimpikan setiap hal mengenai keluarga, apapun itu, entah keluarga besarku yang kembali utuh atau aku yang memiliki keluarga kecilku sendiri.Aku bersikap egois untuk apapun yang aku sebut kesuksesan, aku menutup diri untuk apapun yang berkaitan tentang perasaan. Tapi itu yang membuatku semakin kesepian, dan itu menggerogotiku lebih dalam.Setelah aku menyerah pada setiap hal tentang keluarga, semesta malah memberikanku anggota baru dan memaksaku untuk menerima kenyataan jika aku akan memiliki Ayah sambung beserta saudara tiri yang tidak pernah kukenal sebelumnya.Seperti aku yang sudah menyerah akan keluarga, aku tidak dengan mudah menerima itu semua.Aku sempat marah tentu saja, itu tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa aku lakukan selain menerimanya.Entah mulai dari mana, entah apa yang membuat semua keadaan beru
AUTHOR POVSarah melangkah dengan langkah lebar menghampiri Eder yang masih manahan tubuhnya di tembok, dia menendang kaki Eder membuat pria itu meringis bersamaan dengan tubuhnya yang terjatuh ke lantai. Air mata tidak henti-hentinya jatuh di pipi Sarah dalam lubuk hatinya melihat Eder seperti itu menyiksanya tapi mendengar apa yang Eder katakan sebelumnya membuat hatinya lebih terluka. Sarah menarik rambut Eder menyeretnya menuju pintu kamar dimana Anastasia berada. Eder berusaha menahan tubuhnya tapi saat Sarah menghentak rambutnya ia tidak kuasa melakukan apapun selain membiarkan dirinya dibawa Sarah dengan cara kasar.Sarah membuka pintu itu dengan kasar, langsung mengacungkan pistol yang ada ditangan kanannya pada Anastasia yang tersentak karena kedatangannya, "Aku benar-benar benci akhir yang bahagia.""Itu menyebalkan karena aku satu-satunya yang tidak bahagia, aku tidak akan membiarkan siapapun keluar dengan bahagia dari rumah ini." tambahnya sesekali terisak,Eder yang me
"Berdiri mencintai seseorang sendirian, itu bukan hal yang mudah."EDER POVAku menghembuskan nafas berat saat mendengar suara Sarah yang antusias. Perasaan menyangkal itu muncul, Benarkah sosok yang sangat aku kenal ini bisa menyakiti istriku?Dadaku langsung sesak saat menyadari Anastasia yang menghilang dan aku masih tidak tahu kondisinya sekarang, "Hallo." suaraku gemetar,"Kamu baik-baik saja Ed?" tanya Sarah, Bagaimana bisa baik-baik saja? Aku bingung dengan sikapmu yang biasa saja, aku bingung dengan nada suaramu yang seperti tidak ada masalah,Sarah jika kau bermain-main dengan Anastasia sekarang, itu berarti kau juga bermain-main dengan hidupku, Aku menarik nafasku, berusaha untuk bersikap normal dan tidak mencurigakan, bagaimana sikapku saat ini mungkin akan mempengaruhi keadaan Anastasia. Ya jika Anastasia benar-benar bersamanya, "Aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, apa aku bisa bertemu denganmu?"Jantungku berdegup kencang setelah mengatakan maksudku, Apa di
"Kamu tahu apa yang paling bahaya dari cinta, saat cinta tidak lagi tulus dan berubah menjadi ambisi untuk memiliki seutuhnya. Karena cinta tidak sesuci itu, dia bisa berbahaya jika dimiliki oleh orang yang salah." AUTHOR POVHari demi hari sudah Anastasia jalani, tidak ada semenit pun Anastasia tidak menangis. Ini sudah hari ke dua Anastasia dirumah ini, rumah yang hanya ia ketahui jika Sarah tinggal disini dengan beberapa orang yang tidak pernah Anastasia temui.Selama dua hari ini, Anastasia merasa hidupnya seperti didalam neraka. Berubah 180 derajat dan ia tidak pernah membayangkannya.Sarah datang untuk berdebat dan menyiksanya, entah berapa kali Sarah hampir membunuhnya.Sarah sangat senang bermain-main dengan Anastasia, seperti sengaja membuat Anastasia ketakutan dan memilih untuk mengakhiri hidupnya, bahkan saat Anastasia mengeluarkan darah karena perlakuan Sarah bukannya merasa bersalah Sarah malah tertawa terbahak-bahak merasa puas.Anastasia tidak tahu berapa lama lagi ia
AUTHOR POVAnastasia merasakan pusing yang amat sangat saat membuka matanya, hatinya mencelos seketika menyadari keberadaannya disebuah kamar yang sangat asing untuknya. Dimana aku? batinnya, Hatinya berdegup kencang, tangannya menyentuh perutnya cepat-cepat. Instingnya berkata untuk segera melindungi bayinya,Anastasia hampir melompat saat mendengar tuas pintu berbunyi, tubuhnya seketika membeku saat melihat Sarah masuk kedalam dengan dress bunga-bunga. Senyumannya membuat bulu kuduk Anastasia berdiri, Bagaimana bisa Sarah disini? Anastasia menyadari bahwa ada yang tidak beres disini.Dengan gerakkan lemah gemulai Sarah meletakkan tangannya didepan dada, masih dengan senyum yang menakutkan."Bagaimana tidurmu?" tanya Sarah masih dengan senyuman itu yang membuat nafas Anastasia tercekat."Aku-aku ada dimana?""Kau aman ditempatku." ujar Sarah,Bayangan terakhir kali menyadarkan Anastasia, ada seseorang yang menculiknya, "Apa-" Suara Anastasia bergetar, "Apa kamu menculikku?"Jujur sa
AUTHOR POVSudah seminggu semenjak Eder sampai di Amerika, ia tidak pernah pergi keluar dari Rumah Sakit tempat Hans dirawat.Selama seminggu itu juga Eder tidak melakukan apapun selain menjaga Hans, dia memilih untuk menginap dirumah sakit dibandingkan pulang ke rumah ataupun Mansion Ayah-nya.Eder tidak menangapi semua orang yang ingin menemuinya, bahkan dia mengutus sekretaris Ayah-nya untuk memberi tanggapan atau klarifikasi pada pers yang membuat perkemahan sendiri diarea rumah sakit untuk mendapatkan berita tentang Ayah-nya.Setelah selesai memberi informasi terbaru mengenai kondisi Hans, Sekretaris Hans datang berkunjung untuk memberikan laporan serta menemui Boss besar-nya dan Eder."Dimana jalang itu?" tanya Eder, dia mengingat Laura kekasih Ayah-nya yang tidak kunjung datang sejak ia sampai di Amerika dan menunggui Hans.Sekretaris Hans berdaham, "Tuan besar sudah tidak bersama dengan Laura sudah sejak lama."Eder yang awalnya tidak tertarik menoleh untuk melihat Pria yang u
ANASTASIA POVSemua anggota keluargaku berkumpul di ruang tamu apartemen, mereka semua tampak cemas tapi dari semua ekspresi mereka Eder-lah yang terlihat paling tegang, dia bahkan tidak menggubrisku saat aku berusaha menenangkannya dengan menghusap-husap jemarinya."Anastasia tidak bisa ikut denganku ke Amerika." Aku menoleh pada Eder yang duduk disampingku, Eder menarik nafasnya lalu kembali berkata, "Anastasia sedang hamil besar jadi akan beresiko jika ia berpergian jauh.""Apa?" Aku tersentak, cukup terkejut hingga aku tidak bisa berkata apa-apa."Earl, segera buat visa lo, gue cari penerbangan akhir malam ini, gue berangkat duluan." Eder bangkit dari posisinya, kali ini dia melihat kearah Tante Yuli dan Daddy bergantian, "Tolong jaga Anastasia selama aku tidak ada, aku akan kembali sebelum Anastasia melahirkan."Tante Yuli dan Daddy hanya tertegun melihat Eder, mereka bahkan tidak mengatakan apa-apa saat Eder pergi masuk ke kamar tidur kami.Earl bangkit dari posisinya, "Aku akan
AUTHOR POV Anastasia terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap-ngerjap sebentar sebelum ia meraih ponselnya dinakas untuk melihat jam.Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Anastasia menguap lalu bergerak bangkit dari posisinya.Eder telentang disampingnya, masih menggenakan jeans dan kaos yang ia kenakan semalam.Rasa bersalah memenuhi hati Anastasia, semalam dia dengan kejamnya meminta sesuatu yang mustahil, mana ada tukang ice cream rujak yang jual jam tiga dini hari. Anastasia menghusap rambut Eder sayang sebelum bangkit dari posisinya, dia benar-benar merasa bersalah.Kehamilannya sudah cukup tua hingga membuat Anastasia kesulitan berjalan, pinggangnya selalu terasa pegal, dan kakinya juga membengkak sejak bulan lalu saat kehamilannya menginjak bulan ke tujuh. Anastasia membuka pintu kulkasnya, alisnya bertautan saat melihat rujak dan es krim yang sudah sedikit meleleh dikuahnya. Senyuman mengembang diwajahnya, seakan tahu apa yang dilihat Mommy-nya perut Anastasia bergerak, "I