Hanya mendengar suara “bang” , Yuni Lin menutup pintu kamar mandi.
Yuni mulai memperhatikan sekeliling kamar mandi, meskipun ruangannya tidak besar, tapi sangat bersih, mengambil handuk milik Andri dan menciumnya, merasa sangat lega karena dia handuknya tidak berbau.Saat itu, Andri berbicara dari luar pintu.“Nona Lin, handuk warna putih untuk mencuci muka, warna orange untuk mandi, dan sabun ada disebelah kotak plastik putih.Yuni menoleh dan mengamati sekelilingnya, di dinding dia melihat kotak plastik putih, “iya, aku sudah mengerti” jawabnya.Tak lama kemudian, Andri yang berdiri di luar kamar mandi mendengar air mulai berguyur, dia meletakkan telinganya dekat pintu dan mendengarkan dengan seksama. Andri berpikir kalau saat ini Yuni sedang tidak mengenakan apa-apa, kalau dia membuka pintunya sekarang ia akan melihat pemandangan yang sangat indah tapi ia tidak memiliki keberanian itu.Pada saat ini Andri ingin sekali memiliki kacamata tembus pandang, agar dia bisa melihat tubuh dari si wanita setan itu.Andri meraba-raba pintu kamar mandi dengan hati-hati mengamati apakah ada serangga di pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat mengamatinya dia tetap tidak menemukan apa-apa.Tiba-tiba, suara air mengalir di kamar mandi berhenti, dan Yuni keluar dari kamar mandi.“Andri Chen!”Andri berjongkok di lantai dan membuat Yuni keliru mengira dia berlari dari kamar tidur.“Nona Lin, ada apa?” tanyanya penasaran.“Rumahmu ada sabun gak?” Tanya Yuni.Andri menginatkannya “Bukannya sudah ku bilang ada didalam kotak itu?”“Sabunnya gak sengaja kujatuhkan ke dalam toilet” katnya malu-malu.“Gak mungkin kan? Sabun itu baru saja kubeli.” Andri menjawabnya dengan rasa tertekan, sepotong sabun seharga beberapa dollar! Dia sekarang sedang tidak mempunyai banyak uang dan dalam tahap menabung.Yuni berkata sedikit dengan tidak sabar di kamar mandi, "Jangan bicara omong kosong, cepat belikan aku sabun, aku sedang terburu-buru."Andri teringat bahwa masih ada 2 buah sabun di kamarnya, karena ketika dia ke supermarket dia membeli sabun yang sepaket berisi 3 buah.“Tunggu, akan kuambilkan untukmu” jawabnya dan bergegas kembali ke kamar.Diambilnya sabun dari laci kamarnya, ketika Andri kembali ke pintu kamar mandi ia mulai berpikir bagaimana caranya dia memberikan sabun ini kepada Yuni kalau pintunya tertutup sangat rapat bahkan nyamuk pun tidak bisa masuk apalagi sabun.Andri sengaja berdiri di depan pintu kamar mandi “ Nona Lin, bagaimana caranya aku memberikan sabun ini kepadamu?”Pada saat itu Yuni melihat sekelilingnya, tidak ada handuk didalam kamar mandi, yang ada hanyalah 2 handuk kecil yang berada di kamar mandi kecil ini, tak ada sesuatu yang bisa menutupi tubuhnya, dan lagi setengah dari tubuhnya sudah bersabun.Yuni berjalan bolak balik dan akhirnya memikirkan sebuah ide yang bisa digunakannya, dia mengambil 2 handuk kecil itu , yang satu diikatnya ke dada dan satunya lagi mengikat pinggangnya. Dia buka pintu dan bersembunyi dibaliknya “ tutup matamu, jangan mengintip! Kalau aku tahu kau mengintip, akan kucongkel matamu hari ini juga!”“ok!” katanya setuju, perlahan pintu kamar mandi mulai terbuka, sebuah tangan dan kepala yang setengah basah mengintip keluar.Andri memicingkan matanya dan memberikan sabun itu kepada Yuni, tangannya menjulur dekat kearah dada wanita itu, tinggal sedikit lagi dia akan menyentuhnya “kau gak bisa liat tanganmu menjulur kemana!”Andri pura-pura tidak tahu dan meminta maaf “ maafkan aku nona Lin, aku sungguh tidak sengaja, aku tidak bisa melihat kau ada dimana.”Yuni mendengus, dia tidak tau apakah Andri sengaja atau tidak, saat dia akan meraih untuk mengambil sabun, kecelakaan itu terjadi.Sabun yang dipegang Andri tiba-tiba jatuh dari tangannya Yuni ke depan pintu kamar mandi, pria ini memang sengaja melakukannya tapi Yuni tidak mengetahuinya karena akting pria ini sangat bagus.“Bagaimana sih kamu menyerahkannya?” mengomelinya tanpa merasa curiga sedikit pun.Andri meneruskan actingnya “Nona Lin, aku benar-benar minta maaf, sini biar aku bantu ambilkan…”Belum selesai Andri bicara, Yuni segera menghentikannya “ Gak usah, kau jangan bergerak, kau tutup saja matamu dengan rapat, awas kalau kau ngintip, gak akan aku ampuni.”Selesai berbicara, Yuni mengecek apakah Andri menutup matanya, kemudian perlahan-lahan berjongkok dan memungut sabun yang ada di lantai.Saat Yuni hendak berjongkok, tiba-tiba handuk yang menutupi dadanya terjatuh, mungkin karena sabun yang masih ada ditubuhnya licin, dia segera menangkap handuknya.Kejadian itu merupakan pemandangan yang sangat indah bagi Andri, mata pria ini benar-benar diberkahi, dua buah puncak yang begitu montok itu berdiri dengan tegapnya, membuat orang kagum.Alis Andri berkerut, hatinya mulai berseru, aku menginginkannya, sangat besar, sebesar lengan.Namun, dia memicingkan matanya dan bertanya “Nona Lin, apakah kau baik-baik saja?”Yuni dengan cepat berjongkok dan mengambil sabun yang terjatuh di lantai tadi, “aku baik-baik saja, kalau kau berani mengintip akan ku bunuh kau!”Setelah mengambil sabun, Yuni segera menutup pintu kamar mandi dan melanjutkan kegiatan mandinya.Namun, pemandangan indah membuat Andri meneteskan air liur, putih bersinar, membuat orang ingin lama-lama menikmatinya. Memikirkan sentuhan tadi malam dan pemandangan yang indah tadi, ditambah sesuatu yang dilihat dengan matanya sendiri, dalam benaknya muncul Yuni yang sedang telanjang membuat darahnya muncrat.Setelah beberapa menit, suara didalam kamar mandi berhenti, Andri dengan sigap kembali ke kamar. Andri mencopy video Yuni semalam dan memindahkannya ke komputer lain. Video ini merupakan harta karun baginya.Tak lama kemudian, Yuni keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya menggunakan handuk, dia masih memakai pakaian yang dikenakannya semalam. Yuni berjalan kearah andri yang sedang duduk didepan komputernya “Apakah kau memiliki hairdryer?”“Gak ada” jawabnya sambil mengelengkan kepala.Yuni ingin mengeringkan rambutnya, tapi dia hanya bisa pasrah karena Andri tidak memilikinyaYuni melihat jam yang ada ditangannya, hanya tinggal 2 menit lagi waktu untuk dia harus tiba di kantor, tiba-tiba dia kepikiran tasnya “Dimana tasku?” tanyanya dengan sibuk.“Itu di ruang tamu.” Sambil menunjuk kea rah pintu.Yuni pergi ke ruang tamu dan mengambil tas LV-nya, meletakkan kembali handuknya di kamar mandi dan kembali ke kamar “Dengar, kalau kau berani menceritakan kejadian semalam ke orang ketiga, maka kau sudah tau apa akibatnya!” membanting tasnya sambil memperingati Andri.Selesai bicara, Yuni melihat kearah komputer Andri dan berjalan mendekatinya “Hapus video semalam.” Perintahnya.Dibawah pengawasan Yuni, Andri menghapus video itu dan membersihkan recycle binnya.Namun, Yuni tidak tahu bahwa Andri sudah mensalin video itu ke tempat lain, ini adalah rahasia.Saat Yuni sedang menyisir rambutnya, Andri menggunakan kesempatan itu untuk pergi mencuci wajahnya dengan cepat dan ketika dia menggunakan handuk, tiba-tiba mencium bau yang harum. Ingat bahwa handuk putih itu digunakan Yuni untuk membungkus dadanya, baunya yang sangat menarik membuat yang menciumnya menjadi mabuk kepayang.Yuni selesai menyisir rambutnya di waktu yang bersamaan Andri juga selesai membersihkan dirinya, saat Yuni hendak membuka pintu, Andri dengan rendah diri dan tersenyum berkata “Nona Lin, aku sedikit terkejut! Jam segini kalau kita naik bus pasti sangat ramai!”Mendengar penjelasan Andri, Yuni sangat terkejut “Kau tidak membawa mobilnya kesini?”Tiba-tiba Andri menyadari “oh iya, mobilmu masih ada di parkiran restoran swiss bell”Yuni melihat jam tangannya dan dia hampir telat ke kantor. Tidak ada waktu lagi untuk mengurus mobilnya, dia hanya bisa naik taksi kesana, dengan terburu-buru dia membuka pintu dan berjalan keluar, baru saja Yuni berjalan keluar dari koridor, dia tertegun sesaat dan melihat kesekelilingnya, dia merasa sangat familiar dengan tempat ini, serasa sudah pernah kesini sebelumnya.Andri tidah tahu apa yang dicari oleh Yuni, melihat kesepanjang matanya dan tidak menemukan apa yang terjadi dengan wanita ini, “kau kenapa? Apa yang kau cari?” tanyanya aneh.Yuni Lin tidak peduli padanya, di sini kelihatannya sangat akrab, ia berhenti di seberang kamar Andri.Andri Chen tidak tahu Yuni Lin lagi cari apa, jalan kesana, berdiri di depan pintu berkata “aku sudah tinggal disini selama satu bulan, tidak pernah ada orang yang ke sini, tidak tahu kamar ini kosong atau tidak.”Saat dia berbicara, Yuni Lin mengeluarkan kunci dari tasnya, dengan pelan pelan memasukkan ke dalam lubang kunci, dengan lembut memutarnya, setelah kedengaran suara “klik”, pintu di depannya terbuka.Ekspresi Andri Chen, mengerutkan alis dan melihat semua sisi, tidak ada seorang pun di koridor ini, pencuri itu berseru, “aku tidak percaya! Kamu bisa buka pintu ini, Direktur Lin, kamu bersembunyi! Kapan kapan ajarin aku?”Setelah itu, Yuni Lin membalasnya, semalam minum terlalu banyak, jadi otak sedikit tidak berfungsi.Dia denga
“Aiya….” Hendi berbaring di lantai sambil berteriak.Andri segera menghentikan gerakkannya dan dengan terkejutnya bertanya “bagaimana bisa kamu disini?”Setelah selesai berbicara, dia segera membantu Hendy berdiri dan dengan paniknya bertanya “apakah kamu baik baik saja?”Hendy Wang berdiri, meskipun badannya masih sakit. Dia baru mengetahui Andri bisa kongfu dan dia itu penggemar kongfu Bruce Lee sejak kecil.Dia dengan bersemangatnya bertanya “apakah kamu bisa kungfu?”Andri dengan rendah hatinya berkata “bisa dikit dikit.”“Jadi pelatih aku bagaimana?” Hendy dengan antusiasnya memohon.Andri tersenyum dan berkata “kungfu aku biasa biasa saja, bagaimana aku jadi pelatih kamu, itu seperti bohongin anak perempuan.”“Geraka
Di saat Andri Chen memasuki kantor Manajer umum, Yuni Lin dengan tajam bertanya “Apakah kamu yang menjawab teleponku kemarin?” Begitu Andri mendengarnya, ia tahu bahwa Yuni marah karena sesuatu. Tentu saja, pada saat ini, ia tidak akan mengakuinya. Karna hal itu tidak baik, pria bernama Tommy Sun ini sebenarnya adalah pacar dari Yuni Lin, dan permasalahannya menjadi bertambah besar. Dia berpura-pura tidak bersalah dan berkata “telepon? Telepon apa?” “Apakah kamu menjawab telepon tadi malam ketika seseorang menelponku?” Yuni Lin memperingatkan dengan marah. Andri berpura-pura menggaruk kepalanya dan berkata bohong “Nona Lin, aku minum terlalu banyak semalam. Aku tidak bisa mengingatnya sama sekali.” Berbicara tentang hal ini, Yuni Lin tiba-tiba memikirkan sesuatu. Pagi ini, pelanggan besar perusahaan direktur Zhang selalu menelpon dan mengatakan bahwa ia mabuk kemarin.
Yuni Lin tahu bahwa Departemen pemasaran kekurangan staf dan bahwa beberapa karyawan telah mengambil cuti.Dia juga memahami bahwa Departemen pemasaran adalah garis depan perusahaan, dan jika ada yang tidak beres di garis depan, itu akan mempengaruhi operasi seluruh perusahaan.Oleh karena itu, jika ada Jendral di garis depan, seseorang harus memanggil mereka.Yuni Lin tidak menolak, tapi langsung berjanji “Baiklah! Aku akan mentransfer kamu ke departemen pemasaran dulu, sambil menunggu rekrutan dari departemen sumber daya manusia, lalu aku akan membawamu kembali.”“Baiklah, terimakasih, Direktur Lin.”“Pergilah!”Andri Chen meninggalkan kantor Yuni Lin dan kembali ke departemen pemasaran.Hendy Wang berlari dan dengan gugup bertanya “apa yang terjadi ? aku lihat emosi Direktur Lin sedang marah.&r
Ketika Andri Chen meliahat itu, ia tidak bisa menahan untuk berseru “Sial, seseorang menyentuh pantat wanita di siang bolong.”Hendy mendengar itu, takut bahwa ia akan melewatkan adegan yang begitu indah, dia melihat sekitar dengan cemas “Kakak, dimana itu?”“Itu!” Andri Chen melihat kearah bus.Hendy mengikuti mata Andri dan melihat seorang pria tinggi mengikuti seorang wanita seksi. Ada banyak orang di pintu masuk bus, yang tidak mudah di sadari. Andri Chen menemukannya secara kebetulan.Andri memandangnya untuk sementara dan terkejut menemukan bahwa tujuan pria itu sebenarnya bukan untuk menyentuh pantat wanita seksi itu, tapi tasnya yang berwarna mawar merah, dan pria menarik keluar beberapa alat.“Tidak, pencopet!” Andri terkejut.“Pencopet?” Hendy Wang bergumam dan mengerahkan seluruh per
“tidak sengaja, jadi apa maksudmu?” pria itu tertawa.Salah satu orang yang lebih tinggi yang telah diam untuk waktu yang lama, akhirnya kehilangan kesabaran dan berkata “kak, jangan berbicara omong kosong padanya. Anak ini sudah menghalangi renca kita hari ini. Kita harus menyingkirkannya. Jika tidak, aku panic dalam hati.”Dengan itu, tiga orang dating selangkah demi selangkah menuju Hendy Wang.Hendy melihat situasinya, kakinya menjadi lunak, tubuhnya tidak sadr mundur, dan ia mundur sampai terpojok ke dinding.Mendadak ada suara malas di jalan buntu itu.“Hendy Wang, sialan kau! Aku sudah mencarimu untuk waktu yang lam. Bagaimana bisa kamu ada disini?”Suara Andri terdengar di gang, dan Hnedy melihat harapan.Tentu saja, tiga orang juga mendengar suara dan menoleh ke belakang. Mereka melihat Andri b
Andri Chen tidak tahu hal aneh apa lagi yang di lihat oleh Hendy. Ketika ia melihat keatas, ia melihat seorang wanita cantik dalam gaun renda putih dan rok pinggul dating dengan enam centimeter sepatu hak tinggi. Rok pinggul cantik ini, membungkus di sekitar wanita sexy ini, memang pemandangan yang sangat indah.Wanita sexy ini bukanlah orang lain, ternyata wanita ini adalah target dari pencopet sebelumnya.Wanita itu dating padanya dan membelai rambutnya yang panjang sebelum dahinya. Matanya jatuh pada Hendy dan dia peduli “apakah kamu tidak apa-apa?”Hendy menggelengkan kepalanya dan berkata “barusan memang ada masalah, tapi serkarang itu sudah baik-baik saja. Ketiga pencuri itu dikalahkan oleh kakak tertua saya.”Mendengar ini, wanita sexy menatap Andri dengan penasaran dan berkata dengan bersyukur “Terima kasih, kalau bukan karenamu, aku akan kehilangan dompetku hari
Ketika gelas penuh dengan alkohol, Rossa mengangkat gelas dan berterimakasih kepada mereka berdua “kepada dua pria tampan, terimakasih hari ini.”“Manager Rossa, kamu sangat baik.” Kata Andri memegang gelasnya.“Baiklah,ayo minum.” Dengan itu Rossa mengangkat lehernya dan meminum semua alkohol si dalam cangkir.Hendy setelah meletakkan gelasnya, ponselnya toba-tiba bordering pada saat ini.Dia meminta maaf kepada Rossa “permisi, Manager Rossa, akui akan menjawab telepon terlebih dahulu.”Rossa berkata “tidak apa-apa, bukan masalah, jawab saja.”Karena ada kebisingan di Restoran, Hendy mengambil telepon dan berjalan keluar dari restoran. Andri dan Rossa terus melanjutkan untuk minum.Segera setelah mereka menghabiskan alkohol di gelas, Hendy kembali dan berdiri di samping meja, de
Setelah Yuni Lin diberi tahu oleh Andri Chen tentang ini, dia mulai kebingungan dan merasa bahwa orang ini sedang menjebaknya dan segera mengoreksi “Aku menyebut ini hukuman fisik!”Andri Chen tersenyum dan berkata,"Direktur Lin, cara kamu menghukum bawahan kamu benar-benar istimewa. Apakah kedepannya jika karyawan laki-laki perusahaan ini melakukan kesalahan, kamu akan menghukum mereka satu per satu seperti ini?”Yuni Lin tahu bahwa dia tidak bisa menang berdebat Andri Chen, dia tidak tahu dia makan apa sehingga dia bergitu pandai berdebat.Dia cuma bisa berkata dengan kesal “Lakukan apa yang harus kamu lakukan, jangan berdiri di sini dan menggangguku!”Andri Chen masih ingin lanjut berkata, dan Yuni Lin mendesaknya lagi"Enyah dari kantorku! Aku sedang sibuk.”Pada saat ini,
Yuni Lin melihat Andri Chen yang mengelus-elus pantatnya, dan berkata dengan kesal: Minggir!"Direktur Lin! Pantatku benar-benar sakit, kamu tidak tahu seberapa sakit tendangan bocah itu! Andri Chen membesar-besarkan, berharap mendapat simpati dari Yuni Lin.Meskipun Yuni Lin tidak tahu apakah Andri Chen benar-benar kesakitan, tidak pantas bagi pria dan wanita yang tidak punya hubungan berduaan, belum lagi dia meragukan bahwa Andri Chen bukan pria yang baik, karena dia sering berpikir yang aneh-aneh sepanjang hari.Jadi dia langsung melemparkan kantong es ke Andri Chen dan berkata"Pergi ke kamar mandi dan kompres sendiri!”Andri Chen berkata dengan susah payah “ Direktur Lin, bagaimana aku mengkompres lukaku di kamar mandi sendiri?”Yuni Lin tiba-tiba teringat pada Hendy Wang dan berkata,” Kalau begit
"Mengapa Kamu tidak menelepon polisi? “Andri Chen berkata dengan menyedihkan,” Direktur Lin! Di mana aku punya waktu untuk menelepon polisi pada waktu itu? Jika tidak dilakukan dengan baik, pisau akan memotong tubuhku. Untungnya, untung aku beruntung memiliki keahlian bela diri yang lumayan baik. Jika tidak, kamu tidak akan melihat aku hari ini.”Yuni Lin berkata lembut, “lain kali jika kamu menemukan masalah seperti ini, Lindungi diri kamu terlebih dahulu, bukan sepasang sepatu. Jika sepatu hilang masih bisa membelinya lagi, Jika sesuatu terjadi padamu, Aku akan menyesal.”Mendengar perkataan ini,Andri Chen berpikir dalam hatinya, apakah dia khawatir tentang dirinya sendiri?Yuni Lin mengambil sepatu bertumit tinggi di tangan Andri Chen dan memandangnya. Dia menemukan bahwa tidak ada kerusakan dalam sepatu bertumit tinggi. Ini adalah kontribusi dari Andri
Andri Chen mencium bibir Rossa Du langsung di depan John Jiang.Tidak hanya John Jiang terkejut, tetapi Rossa Du sendiri menjadi bingung beberapa saat. Dia tidak mengira bahwa Andri Chen akan mencium dirinya pada saat ini, tetapi juga didepan wajah John Jiang.Setelah ciuman,Andri Chen juga sengaja berkata kepada John Jiang,"Apakah kamu tahu apa hubungan kita sekarang?John Jiang tidak kembali ke pikirannya untuk waktu yang lama. Andri Chen mencium orang pujaan hatinya secara tak terduga. Intinya bukan di sini.Apa yang membuat John Jiang sangat marah adalah bahwa Rossa Du tidak keberatan akan hal itu. Apakah mereka benar bersama-sama?Ketika Andri Chen melihat bahwa John Jiang masih terpana oleh hal itu, ia berpaling ke Rossa Du dan berkata dengan lembut, “Rossa Du, aku naik dulu.”
Andri Chen tahu bahwa Rossa Du adalah orang yang baik. Setelah berpikir tentang hal itu, ia mengatakan kebenaran "aku kehilangan ingatanku dan tidak tahu apa yang telah terjadi sebelumnya. Ketika aku terbangun,aku berada di kota Nanjing dan sedang duduk di sebuah bus. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan Aku tidak dapat mengingatnya sama sekali.Mendengar hal ini,Rossa Du memalingkan kepalanya dan melihat Andri Chen. Dia sangat terkejut dan peduli, "Apakah kamu sudah pergi untuk melihat seorang dokter? "Andri Chen mengangguk "Sudah, kata dokter, Aku mengalami Amnesia selektif, hanya bisa mengandalkan pemulihan sendiri cepat atau lambat, atau pergi untuk melihat spesialis otak, mungkin dapat disembuhkan, tapi aku tahu dalam hatiku, probabilitas ini sangat rendah, apalagi kondisiku sekarang yang sedang miskin. ""Butuh berapa banyak uang? " Rossa Du mencoba bertanya.
Ketika Andri Chen berhenti mendengarkan,Sisca Mi datang dan berkata, "beri aku nomor ponsel kamu. Aku akan menelepon kamu di malam hari."Andri Chen mengambil ponsel Sisca Mi,mengetik nomor ponsel sendiri, dan menghubungi nomor itu, dalam beberapa detik, telepon seluler Andri chen berdering."Aku pergi dulu. " Andri Chen melambai ke Sisca Mi dan meninggalkan toilet.Ketika ia berjalan kembali ke Grand CT Mall, ia tidak melihat Rossa Du dan mengeluarkan telepon selularnya dan memanggilnya.Pihak lain dengan cepat terhubung, dan Andri Chen cemas bertanya di telepon, "Rossa Du! Kamu di mana? Aku sedang berada di gerbang Grand CT Mall.""Aku di belakangmu. " mendengar ini, Andri Chen menoleh ke belakang dan melihat Rossa Du.Dia datang dengan cepat,melihat seluruh tubuh Andri Chen
Sisca Mi tahu bahwa ibunya lebih sulit daripada Direktur kepala. Jika dia tidak pergi ke kencan buta, dia akan memaksa dia untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang polisi dan membuatnya tidak akan menjadi seorang polisi selama sisa hidupnya.Tapi keinginan seumur hidup Sisca Mi adalah untuk menjadi seorang polisi yang baik, untuk menghilangkan kekerasan dan untuk melayani rakyat."Baiklah, aku sudah tahu. " Sisca Mi harus taat.Baru menutup telepon, ponsel Andri Chen berdering, ia sedang menahan rasa sakit, melihat ke bawah, layar ponsel menunjukkan dua kata dingin yaitu DirekturLin.Dia terkejut dan bergumam,"Selesailah sudah, berakhirlah sudah."Tapi dia masih menjawab telepon "Halo! Direktur Lin!"Baru setelah telepon terhubung, Yuni Lin meraung di telepon "Andri Chen! Apakah kamu pergi ke Amerika? Aku
"Petugas! Tidak mungkin ? "pria itu tampak dengan ekspresi pahit.Andri Chen mengambil kesempatan untuk mengancam, "jika kamu tidak mengambilnya, aku akan memberitahu bahwa kamu telah menyabotase TKP dengan sengaja. Kamu akan dipenjara.Ketika pria mendengarkan, wajahnya berubah putih dan ia gemetar,"petugas, Anda...Apakah Kamu bercanda?".Andri Chen mengatakan dengan ekspresi kusam, "Apakah aku kelihatan sedang bercanda? Orang itu harus setuju, bahwa ia akan lebih suka bau daripada dipenjara.Siapa yang memanggilnya begitu tidak beruntung! Apa yang terjadi selanjutnya, bahwa gambar terlalu indah untuk dilihat secara langsung.Penjabaran dari 10000 kata dihilangkan di sini.....Pria itu mengambil pistol polisi Sisca Mi dan dicuci dengan air. Dia meletakkannya di lantai di depan Sisca Mi.&nb
Andri Chen membentakan ibu jarinya kepada Sisca Mi dengan rokok di mulutnya dan berkata, "tidak masalah! "Dia mengambil Rokok di mulutnya dan berpaling untuk melihat ruangan besar di belakangnya. Dia ingat bahwa pistol baru saja terbang ke kamar besar kedua, jadi dia pergi dengan rokok di mulutnya.Ketika dia membuka pintu toilet kedua,tidak ada seorang pun di dalamnya, tetapi tidak ada bayangan pistol."hah! dimana pistolnya ? Dia membisikkan dan segera mencarinya di pintu samping kedua.Setelah mencari beberapa saat, masih belum menemukannya, berpikir apakah dirinya telah salah mengingat.Jadi dia keluar dari ruangan besar dan berpaling kepada Sisca Mi disebelah jendela. "Kucing Liar,apakah pistol terlempar ke sini?"Ketika Sisca Mi mendengar panggilan dari An