Gempar
Mobil yang dikendarai Edo baru keluar dari parkiran basement dan berjalan cepat menuju ke lobi. Edo agak terkejut dengan kerumunan banyak orang di seberang lobi. Perasaannya Edo semakin tak enak begitu tak melihat Ody ada di depan lobi.
Edo bergegas turun dari mobil dan mendekati kerumunan banyak orang. Sekilas dia melihat ada 2 orang terbaring diatas aspal. Saat berusaha melewati kerumunan itu, Edo mulai mengenali pakaian salah satu orang yang terbaring di aspal. Mendadak jantungnya berdegup kencang, pikirannya kacau, dia panik luar biasa karena menyadari orang yang terbaring di aspal itu adalah Ody.
Edo merangsek masuk, berusaha menerobos kerumunan orang yang sedang melihat kejadian. Matanya langsung terbelalak begitu melihat Ody sudah terbaring tak sadarkan diri dengan darah mengalir da
Antara Hidup dan MatiEl tiba dirumah sakit dengan tergopoh-gopoh. Nafasnya memburu dan pikirannya benar-benar kacau. Perasaan bersalah dan takut kehilangan begitu menyelimuti hatinya. Apa yang di takutkannya selama ini benar-benar terjadi saat dia tak berada didekat Ody.Ada puluhan pertanyaan yang berputar-putar di dalam benaknya, tentang apa yang terjadi dan bagaimana Ody bisa bertemu dengan Victor. Langkah cepatnya membawa dirinya ke ruang tunggu IGD."Edo," Seru El kala melihat Edo berjalan mondar-mandir di depan pintu IGD.“Pak El,” jawab Edo dengan wajah penuh kekhawatiran.“Ody mana?” tanya El.
Tangisan PertamaSudah 15 menit sejak operasi dimulai tapi belum juga ada kabar dari dalam ruang operasi. Waktu rasanya berjalan begitu lambat, entah apa yang sedang terjadi didalam. El menggigit kuku jari tangannya sambil terus berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Dia tak ingin memikirkan kemungkinan terburuk seperti apa yang tadi disampaikan dokter, namun nyatanya hal itu justru membuat kegaduhan dalam hati dan pikirannya.Rasa takut kehilangan membebani hatinya dan rasanya begitu berat, hingga membuat dada El sesak dan sulit bernafas. Aryo yang baru selesai melakukan donor darah, terlihat berjalan cepat mendekati El. Dia pun tak kalah cemasnya dengan El.“El,” panggil Aryo saat sudah berhadapan dengan El."Yo
Sedikit KelegaanSekalipun El sudah tau bahwa Ody telah berhasil melahirkan seorang bayi yang mungil dan cantik untuknya, namun hatinya masih tak tenang menunggu kabar dari dokter yang menangani istri dan anaknya. Hingga samar-samar terdengar suara tangisan bayi yang begitu lirih di telinga El. Mungkin itu halusinasi El, tapi rasanya suara itu semakin lama semakin jelas.Lampu merah diatas pintu ruang operasi baru saja padam, pertanda bahwa operasi telah selesai dilakukan. Dokter Yasmin dan Dokter Dimas yang bertindak sebagai dokter anak muncul dari balik pintu di waktu yang hampir bersamaan."Dokter bagaimana kondisi istri dan anak saya?" Tanya El tergesa, wajahnya sudah sangat kusut, bahkan kemeja yang tadi pagi terlihat sangat rapi kini sudah sangat berantakan.
Hallo KimOdy menatap lekat ke wajah El yang jelas sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sedari tadi Ody berusaha menelisik, mencari kebenaran dari ucapan El. Perasaannya saat ini terasa tak nyaman, hatinya tak tenang. Entah dari mana, tapi firasatnya berkata putri kecil mereka sedang tidak baik-baik saja.Ody berusaha mencari celah untuk mencari jawaban dari firasatnya. Penasaran dengan ekspresi yang terus meragu di wajah El membuat Ody semakin yakin bahwa terjadi sesuatu. Dia mulai menggali kebenaran dengan menanyakan nama pilihan El untuk bayi mereka."Oya, nama apa yang kamu pilih untuknya?" tanya Ody sambil menatap wajah El lekat."Namanya, Kimora Angelica Rivera Harrison," jawab El dengan sen
Lelah Lahir BatinSejak semalam Ody tampak pendiam, dia tampak menyimpan segala pikirannya seorang diri. Sesungguhnya, El sendiri tertekan hingga tak tau harus berbuat apa. Jelas keadaan ini tak mudah dijalani El, mengingat kondisi Kim yang masih berjuang, melihat Ody yang sedang terpuruk, ditambah lagi kondisi Victor yang sempat memburuk, dan masih banyak masalah yang harus ditanggung El sendirian. Karena merasa tak dapat berbuat banyak untuk mengurai situasi yang ada, akhirnya dia hanya bisa memilih untuk diam sejenak memikirkan solusi terbaik sambil terus berada disisi Ody."Ai, kamu butuh sesuatu?" Tanya El yang langsung berdiri ketika melihat Ody hendak beranjak dari kasurnya."Aku cuma mau ke toilet," sahut Ody."Biar ku bant
Berita MengejutkanSetelah 10 menit menunggu, akhirnya Amara, Aryo, dan Erina pun tiba. El segera pamit untuk menemui Ody sebelum pergi ke kantor. Tampaknya dia memang harus mulai bergerak untuk membereskan semua kerumitan yang terjadi. Mungkin tidak semuanya dapat diselesaikannya, namun setidaknya dia telah berusaha menyelesaikan bagiannya."Ai," Panggil El sambil mendekati Ody yang terlihat meringkuk diranjang."Hmmm," gumam Ody masih dengan memejamkan matanya."Bolehkah, aku pergi sebentar ke kantor?" tanya El sambil membelai lengan Ody yang berbaring membelakanginya, "ada urusan yang harus segera ku selesaikan. Aku janji ini tak akan lama," terang El."Okay," ucap Ody singka
Pengakuan Erina5 hari telah berlalu, El mulai bisa sedikit lega dan jadi lebih banyak bersyukur. Tekanan yang dialaminya sedikit demi sedikit mulai berkurang. Setelah tim legal menyelesaikan seluruh berkas kasus Rahmat Sutedjo, kini kondisi Kim juga semakin kuat dan sudah mulai lepas dari alat bantu nafasnya. Perbaikan kondisi Kim membuat keadaan Ody pun ikut jadi lebih baik. Ody kembali seperti Ody yang dikenalnya. Perempuan itu memang diakui El sangat tangguh. Namun berbeda dengan yang dialami Victor, kondisinya masih belum ada perbaikan.El sudah kembali berkantor walaupun tak penuh waktu. Seperti pagi ini, ketika mobil El baru saja berhenti di depan lobi kantor Intel tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nama Amara. El segera menekan tombol hijau di layar ponselnya dan panggilan langsung terhubung.
Obrolan RinganHari menjelang malam saat kondisi Victor terlihat mulai membaik dan dia meminta bertemu semua anggota keluarga. Walaupun kondisi Ody dan Kim saat ini sudah sangat baik, bahkan Ody juga kembali ceria seperti sebelumnya, namun tak dapat dipungkiri bahwa perasaan tak nyaman jelas muncul di hati mereka. Seakan Victor meminta mereka semua berkumpul untuk berpamitan.Seperti sekarang, Victor sedang bertemu dengan Riana dan Erina secara pribadi, sedang yang lain menunggu di luar. El hanya bisa mengawasi keadaan yang ada tanpa mau menjelaskan apapun pada Amara, Aryo, maupun Ody. Dia tahu niatan Victor untuk menemui semua orang hari ini."Bao, apa mereka akan baik-baik saja di dalam?" bisik Ody yang duduk di kursi ruang tunggu ICU.