Home / Romansa / My Possessive Sugar Daddy / EP. 13. Calon istri.

Share

EP. 13. Calon istri.

Author: Oot
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keseriusan hubungan Brandon dan Janice mulai tercium oleh Chris dan juga Amber. Pasalnya, mereka berdua tidak lagi malu-malu menunjukkan perhatian satu sama lain saat berada di dalam rumah. Seperti saat Brandon sedang berenang di kolam renang, Janice akan ada di tepi kolam menemaninya. Atau jika Janice sedang berada di dapur, Brandon sering terlihat menggodanya dan gadis itu sama sekali tidak merasa terganggu.

Chris dan Amber tidak ingin mengusik mereka. Sejauh mereka masih bisa menjaga diri sebelum akhirnya menikah, Chris dan Amber akan menutup mata dengan romansa yang tanpa sadar sering mereka tunjukkan.

Namun saat di kantor, situasinya tetap sama. Mereka tidak ingin ada yang tau dulu, sampai keduanya benar-benar menikah. Bahkan masih banyak yang berasumsi jika Brandon berpacaran dengan Chelsea dan Janice tidak keberatan mendengar isu tersebut. Beruntung sebelumnya mereka memang sudah sering ke lapangan bersama, jadi mereka tidak terlalu kesulitan mendapat quality ti

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Siti Tri Setiarini
gitu dong jan nurut napa, puyeng kucing2an mulu hahahah
goodnovel comment avatar
Nellaevi
ciyeeee.... menuju Halal niii bentar lagi.. kondangan lagi kitaaak
goodnovel comment avatar
Christina
b siap bos
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 14. Kapan?

    Suasana hari minggu pagi di kediaman Ellordi. Amber terlihat sudah sibuk di dapur sejak pagi. Pasalnya puteri, menantu dan cucunya akan datang ke rumah. Ini adalah kali pertama Edric akan mendatangi rumah oma dan opa-nya. Jadi Amber berinisiatif untuk memasak sendiri sajian untuk makan siang nanti. Janice membantunya bersama dua orang bibi yang memang kerjanya berada di kitchen. "Yang ini tolong dipotong dadu ya, Jan." Amber menunjuk kentang yang masih terbungkus rapih di dalam plastik kemasan supermarket. "Baik, Tan. Mau sebanyak apa?" "Hm, taruh sekitar sepuluh saja. Cha suka kentang kalau sudah di sop." Janice langsung melaksanakan arahan Amber. Dikeluarkannya sepuluh butir kentang dan ditaruhnya ke dalam sebuah wadah. Sisanya ia kembalikan ke dalam rak penyimpanan. "Brandon sudah tau adiknya bakalan datang, Jan?" "Udah, Tan. Tadi malam dia sudah singgung tentang hari ini juga." Amber meletakkan melirik sebentar ke arah Jani

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 15. Kakak ipar.

    Keributan di ruang keluarga pagi ini didominasi oleh Edric yang bergantian diganggu oleh om dan tante Janice-nya. Bayi kecil yang sudah bisa tertawa itu berulang kali dibuat tergelak kencang oleh Brandon yang tidak berhenti menciumi perutnya. "Abangg! Jangan digelitikin terus-terusan ih!" Chalondra sampai khawatir Edric akan kelelahan karena tertawa. "Dia senang padahal. Tuh lihat." Brandon menunjukkan Edric yang sedang menatapnya dengan mata yang berbinar. Seperti minta diajak bermain lagi dan lagi. "Iya, namanya juga bayi, Abangggg, suka diajak main. Kita orang dewasa yang harus tau kapan harus berhenti." Chalondra masih mengomel meski tidak bergerak mengambil Edric dari abangnya. Dia malah asik dengan stik keju yang ada di dalam jar yang kini tergeletak manja di atas pahanya. Janice yang sedang duduk di sofa seberang pun tertawa melihat kekesalan Chalondra. Sedangkan Dom dan Chris, as usual, mereka langsung adu jotos lewat permainan catur di ruanga

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 16. Laundry room.

    Chalondra kabur dari dapur karena Brandon tiba-tiba datang dan sepertinya mendengar semua isi pembicaraannya dengan Janice. Apa katanya tadi? 'Saat kami bercumbu'? Wedewwww, Cha sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana Janice menghadapi kekakuan abangnya. "Daddyy." Chalondra duduk di sebelah Dom yang sedang memegang ponselnya. Cha dengan cepat membisikkan sesuatu di telinga sang suami. "Kamu tau dari mana, Cha?" "Tadi dia yang ngomong sendiri." Cha berbisik pelan lagi. "Ya wajarlah. Menurut kamu, waktu mereka ke Bandung dulu, sampai pulang subuh, kalau tidak bercumbu, memangnya mau ngapain lagi?" jawab Dominic santai, ikut-ikut dengan low tone-nya. "Ah iya sih. Tapi aku nggak bisa membayangkan abang yang dingin itu kissing dengan kak Janice. Pasti kaku." "Sudah, jangan urusi percumbuan orang lain. Urusin yang kita saja." Dominic mendekatkan wajahnya secara tiba-tiba. Refleks Cha memundurkan kepalanya. "Heh? Kita sudah over

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 17. Jangan lama-lama.

    Janice tidak bisa tenang setelah Brandon membuat rencana akan singgah ke hotel di tengah jadwal kunjungan mereka. Jantungnya tidak berhenti berdetak sejak tadi. Padahal pekerjaannya cukup banyak sebelum dia dan B keluar kantor. Janice menekan-nekan tuts keyboard dengan pikiran yang melayang ke masa depan. Apakah B sudah membooking kamar? Apakah dia memakai identitas asli mereka? Apakah nanti dia akan menyerahkan keperawanannya? Oh come on, sekalipun mereka keturunan luar, Janice terus terang belum siap melepas harta berharganya itu untuk Brandon. Apakah parfum yang dia pakai sekarang baunya enak? Atau terlalu norak? Apakah kemeja yang dia pakai akan menyulitkan Brandon dalam melancarkan aksi mereka? Ah, apakah nanti dia akan membagi isi pahanya juga kepada Brandon? Oh Tuhan! Janice sama sekali tidak bisa fokus! Kringgg ....! Lamunannya buyar. Pesawat telepon di dekat komputernya berbunyi dengan nyaring. Janice refleks memanjangkan tangan untuk mengang

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 18. Seonggok vs segumpal?

    Janice seketika merasakan debaran aneh di dalam dirinya. Brandon benar-benar sudah ada di hotel? Seriusan? Nekat juga dia. Lalu, sekarang dia harus bilang apa kepada Toni? Laki-laki itu ‘kan managernya. Atasannya. Masak dia pergi tanpa ada alasan yang jelas? Think, Janice!Drtt … drttt …Jantung wanita itu terasa akan copot saat Brandon meneleponnya. Akh! Biasanya juga dia berani mengangkat telepon Brandon di depan Toni. Kenapa sekarang mendadak tidak berani? Apakah ini dipengaruhi fakta kalau hari ini mereka ada janjian ingin anu di hotel?“Halo, Pak?” Janice memutuskan mengangkatnya saja. Semoga saja Brandon tidak aneh-aneh. Dari sudut matanya, terlihat Toni menoleh sekilas kepadanya.“Oh, sudah dalam perjalanan pulang, Pak. Oh begitu? Urgent banget ya, Pak? Baiklah kalau begitu, saya akan beri tahu pak Toni. Di mana, Pak? Halte depan? Baik, Pak. Terima kasih, Pak.”Klik.Urgent ndasmu, B! Janice

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 19. Nyaris.

    “Aku ingin kita saling menyentuh, Janice ….” Sekujur tubuh Janice kaku mendengar permintaan gamblang dari Brandon. Sepertinya pria itu sudah tidak bisa menahan diri lagi. Selama ini mereka bisa tidur di kasur yang sama tanpa melewati batas. Hanya berpelukan dan ciuman panas. Selebihnya, Brandon masih bisa mengontrol tangan dan seluruh dirinya. Kemarin sore, saat di laundry room itu adalah untuk pertama kalinya B kehilangan control. Entah kenapa. Mungkin efek obrolan rencana pernikahan, gairah keduanya menjadi tiba-tiba meningkat. Baik Brandon, maupun Janice, sama-sama menyukai cara mereka mulai saling terbuka kemarin sore. Lantas, apakah siang ini mereka juga akan buka-bukaan seperti kemarin? Saling jujur tentang keinginan dan kerinduan satu sama lain yang sebenarnya ingin melangkah lebih jauh? Membuktikan adanya korelasi usia matang dengan tingkatan gairah yang berbanding lurus. Mereka … sama-sama saling menginginkan. “Hanya menyentuh. Tidak lebih.”

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 20. My fiance.

    Rencana ingin menyentuh ini dan itu pun berlanjut, namun masih dalam tahap aman. Masih terkontrol dan tidak ada pengeluaran sedikitpun. Mereka berhasil dikuasai kewarasan hingga akhir. Bahkan saat keduanya sudah sama-sama polos dan saling memuji area keintiman masing-masing. Tidak ada cairan berlebih yang keluar. Hanya Janice yang tidak bisa menghindari kebasahannya. Namanya juga perempuan. Jika pria akan berubah ukuran juniornya saat gairahnya bangkit, ya wanita harus rela tidak nyaman dengan bagian tengah paha yang basah. Begitulah yang dialami Janice. Apalagi sentuhan-sentuhan Brandon membuat sekujur tubuhnya begitu lemas. Pukul empat sore, mereka pun bersiap untuk kembali ke kantor. Saling mencari pakaian dan dalaman yang sudah berserakan di atas lantai marmer. Janice hendak ke kamar mandi untuk membilas diri duluan. “Aku ikut.” “Hehh? Aku dulu saja, B!” “Kau tidak tertarik untuk membilaskan ini untukku?” Brandon menunjuk bawahnya lagi dengan nada

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 21. Hahhhhh?!!!

    "Si pak Sandi?" Dominic menimpali pembicaraan Brandon dan Chris yang sedang mengobrol saat mereka semua sedang makan siang di salah satu restoran yang ada si kawasan Malioboro. "Sandi toko buku xx?" "Iya, tau yang mana orangnya, bro?" tanya Brandon. "Tau lah. Beliau mantan klien Inti Global. Kenapa dia? Berulah?" "Mantan? Hmh. By the way dia memaksa anak buah ku untuk menaikkan plafon pengambilannya. Aku yakin dia ingin buang ke daerah lain." "Memangnya kenapa dia tiba-tiba meminta tambahan barang?" tanya Chris masih tidak mengerti. Sandi itu memang kenalannya. Namun yang dia tau, Sandi tidak akan sanggup jika upgrade plafon. Dana yang dia miliki tidak mumpuni untuk membeli barang banyak-banyak. "Kami juga tidak tau, Pa. Sudah dua minggu ini Toni dan Janice repot gara-gara dia." "Setau papa keuangannya hanya sanggup di pengambilan skala kecil. Kalau tiba-tiba minta penambahan, harus diusut dia akan buang ke mana barangnya. Jangan sampa

Latest chapter

  • My Possessive Sugar Daddy   Dari author.

    (Yokk nangis berjamaah duluu hahahaaa.)HAHHH! FINALLYYY TAMAT JUGAAAAAAAAAA. AKU MEWEK NIHH NULISNYA HIKSSSSSSSS :( :(Nggak kerasa M.P.S.D ini sudah menemani kita selama 7 bulan yaaa (Mei-November 2021). Ahhhh, time fliessss.Masih ingat awal-awal aku ngerencanain novel ini, nggak ada persiapan yang matang sama sekali. Cuma mau cek ombak Goodnovel sambil nulis di aplikasi hijau (K.B.M). Karakter Dom dan Cha ini bahkan aku bikin ngalir aja, nggak ngarep banyak. Cover juga hasil crop foto random dari G**gle.TAPI SAMPAI SE-BOOMING INI, hikssss. Aku gak nyangka M.P.S.D sudah membawaku ke tahap ini. Bisa kasih penghasilan, buat namaku sedikit dikenal juga. Bisa bertemu dengan banyak pembaca yang sekarang udah aku anggap kayak saudara :( :(..GAIISSSS MAKASIH YAAAAAAA.WITHOUT YOU I'M NOTHINGGGG. ASLIII.Itu IG-ku yang Ootbaho baru berisi setelah ada Dom-Cha. F

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 32. Fireworks and love (TAMAT)

    "Buruan, B! Pesawat kita sudah mau berangkat!!""Don't push me, J! Siapa suruh kau tidak membangunkan aku!" Setelah menikah, Brandon jadi terbiasa memanggil istrinya dengan sebutan 'J' saja, sama seperti Janice yang memanggilnya dengan 'B'."Siapa suruh kau begadang? Sudah tau kita harus flight pagi!""Shiitt!" Brandon memaki dirinya sendiri yang bisa-bisanya menganggap sepele jam terbang mereka. Berharap tangan dan kakinya bisa bergerak dua kali lebih cepat sekarang. Janice pasti akan menggorok lehernya jika mereka ketinggalan pesawat. Dia tidak ingin diceramahi dua SKS jika tiket mereka hangus dan jika mereka harus beli tiket on the spot yang tentunya jauh lebih mahal.Sepanjang perjalanan Janice hanya diam karena pikirannya tidak tenang. Pergerakan mobil yang sudah sangat maksimal di dini hari tetap terasa begitu lambat baginya. Kenapa di saat genting seperti ini supir pribadi Brandon terkesan tidak lihai dalam membawa mobil?"J, kita tidak akan

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 31. Prepare.

    Keesokan harinya, kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu menghabiskan waktu seharian di hotel. Mereka bercinta, makan, tidur and repeat. Benar-benar menikmati hidup tanpa beban. Tanpa ada gangguan dari pihak manapun. Baik keluarga maupun pekerjaan.Satu hari ini Janice merasa begitu dimanja oleh Brandon. Laki-laki itu sangat lembut baik dari tutur kata maupun caranya memperlakukan Janice. Sebaliknya, Brandon pun tidak ingin lepas atau jauh-jauh darinya. Persis seperti anak bayi yang ingin selalu berada di samping sang ibu.“I love you.”“I love you too, B. Sudah seratus kali loh ya. Aku bosan mendengarnya.”“What? Berani-beraninya?!” Bukannya tersinggung, Brandon malah menghujani pipi Janice dengan kecupan yang bertubi-tubi. Dia sepertinya sedang merasakan pelipatgandaan cinta setelah mereka resmi menjadi suami dan istri. Bagi Brandon, Janice adalah wanita sempurna yang membuat hidupnya lengkap, utuh dan bahagia. Di

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 30. Gol gol gol!

    Warning 21+ Yang fanatik agama tolong menyingkir, karena bab ini akan membuat anda pusing dang mual. Daripada lapor-lapor, mending sadar diri untuk out. Saya menulis bukan untuk tabungan saya di surga kelak. Paham ya? Buat yang udah nungguin belah duren manten baru, happy reading!! ***** Hari H pernikahan Brandon dan Janice sudah di depan mata. Gedung tempat diselenggarakannya pesta resepsi sudah dipenuhi oleh teman-teman sejawat Brandon dan rekanan bisnis semua keluarga. Keluarga Ellordi, keluarga Richard, keluarga Alexander. Janice dan Brandon benar-benar menjadi raja dan ratu sehari yang tidak berhenti menyapa semua tamu yang datang. Setelah kedua mempelai selesai berdansa, Janice mengganti sepatu pengantinnya dengan sepatu sneakers dengan sol sedikit tebal saat akan turun menyapa para tamu. Setidaknya tinggi tubuhnya bisa mengimbangi tinggi Brandon. Mereka menyapa teman satu sekolah yang memang diundan

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 29. Ziarah.

    "Brandon! Your hand!" Janice bolak-balik geram karena selama proses berganti di dalam kamar, Brandon seperti tidak sabaran ingin memijit betisnya. Sejak pulang dari konferensi pers tadi, pria itu kelihatannya sudah gatal ingin menyentuh tubuh calon istrinya.Brandon tidak perduli pekikan Janice. Dia menarik wanita itu ke atas kasur. Dress mahalnya sudah luluh ke lantai dan memang Brandon sengaja menunggu momen dimana dia hanya mengenakan sepasang pakaian dalamnya."B!""What?!" Brandon membalas seraya menaiki tubuh Janice dengan cara yang seksi."Wajahku masih penuh make-up! Aku mandi dulu, baru lakukan apa yang kau mau!""Tapi ada yang sudah mendesak ingin berdekatan dengan belahan jiwanya. Melihat kharisma mu di sepanjang acara tadi, jiwaku jadi meronta-ronta, Janice.""Kharisma yang bagaimana yang bisa membuat jiwa seseorang meronta-ronta? Aw! Brandon!" Janice memekik lantaran pria itu tanpa permisi menurunkan segitiga pengaman Janice. Da

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 28. Konferensi Pers.

    Konferensi pers yang tadinya digelar hanya untuk klarifikasi hubungan antara Brandon dan Chelsea, nyatanya berubah menjadi konferensi pers besar-besaran karena Richard memutuskan untuk ikut tampil di depan media. Malahan setting tempat yang tadinya direncanakan di Cakrawala, kini berpindah ke kantor Richard, yaitu Rich Textile. Brandon dan Janice langsung saling beradu pandang lewat dinding kaca saat pesan dari Chris masuk ke ponsel mereka berdua, yang menyuruh keduanya untuk segera meninggalkan kantor dan hadir di konferensi pers. “Opa sepertinya ingin mengumumkan kamu sebagai penerus perusahaan.” Brandon menebak saat mereka sedang dalam perjalanan menuju perusahaan Richard. “Aku … dengan tampilan yang seperti ini?” Janice langsung panik karena sekarang dia hanya memakai celana jins berwarna hitam dan kemeja biru muda. Itu juga lengan pendek. Jelek sekali! “It’s oke. Kita ketemu opa dulu. Siapa tau mereka sudah mempersiapkan yang terbaik untukmu.”

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 27. Janice's Birthday.

    Janice menghembuskan napasnya ke udara bebas. Dia sedang berdiri di balkon dan menikmati udara pukul dua dini hari. Dia tidak bisa tidur. Di antara mereka, hanya Brandon lah yang berhasil terlelap satu jam yang lalu. Dia tidak bisa berhenti memikirkan semua hal. Pernikahan dan tanggung jawab yang baru saja dia emban sebagai penerus keluarga Richard. Dia sempat bertanya secara diam-diam kepada opa-nya, kenapa bukan Dion saja yang mengelola perusahaan? Tapi Richard menjawab kalau Dion sudah mendapat hak-nya, yaitu perusahaan yang ada di Jepang. Dan Dion sendiri yang meminta demikian, karena dia tidak ingin menetap di Indonesia. Sebentar lagi hidup Janice tidak akan sama lagi. Menikah dengan Brandon saja sudah akan membuat statusnya berbeda dengan rekan-rekan di kantornya, apalagi menjadi penerus Richard. Janice tidak tau apakah ini sebuah berkat atau malah sebuah petaka yang akan membawanya ke kehidupan yang serba rumit. "Kau belum tidur?" Tiba-tiba sua

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 26. Pewaris tunggal.

    Notes : Bab ini berisi Brandon-Janice, dan sampai tamat juga akan tentang mereka. Kisah Dom-Cha udah selesai ya gaes, di ige -ku juga udah aku info kalau ekstra part hanya untuk BJ, karena aku ga jadi bikin buku khusus mereka. Kalaupun aku bikin Dom-Cha sesekali, itu buat selingan aja. Jadi, yang ga suka Brandon-Janice, skip aja yaa, thank youu. Happy reading. ***** “Janice … wake up.” Janice merasakan pipinya ditepuk seseorang. Sayup-sayup juga dia mendengar namanya disebut dan orang tersebut menyuruhnya bangun sekarang. Itu suara Brandon. Kedua kelopak mata Janice terbuka dan didapatinya Brandon sedang duduk di tepi kasur. Sudah dengan celana boxer pendek yang menutupi bagian bawahnya. “Sudah sore, Sayang. Kau harus mandi,” ucap Brandon seraya tersenyum manis. “Om dan tante sudah pulang?” “Belum. Mereka sudah langsung ke rumah opa Richard. Dan kita disuruh ke sana sekarang.” Janice spontan terduduk. Selimut ya

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 25. Bermain-main.

    "Kenapa kau sangat perhatian kepada Chelsea?" tanya Janice dengan nada yang sedikit curiga. Matanya memicing kepada Brandon yang duduk di sebelahnya. "What?" Pria itu pun tidak kalah kaget mendengar pertanyaan tunangannya. "Aku tidak salah dengar?" "Hm-m. Kenapa kau sepertinya begitu khawatir akan Chelsea?" ulang Janice seraya menatap Brandon yang sempat sesekali menoleh kepadanya. "Kau cemburu?" "Jelas. Aku tidak suka kau memikirkan wanita lain sampai sebegitunya. Apalagi sampai memikirkan nasib hubungan pertunangannya." Brandon langsung tergelak mendengar Janice yang tidak malu berterus terang. Gadis itu jelas-jelas sedang cemburu buta kepadanya. Ha-ha-ha. Menggemaskan sekali. Padahal tidak ada sedikitpun maksud tersembunyi di balik kekhawatiran Brandon kepada Chelsea. Murni hanya sudut pandang dia sebagai seorang laki-laki yang gentleman. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya melihat ini dari sudut pandang seorang pri

DMCA.com Protection Status