Happy Reading.
***
Kini Falix dan Darla tengah berada di salah satu mall besar yang berada di ibu kota. Falix yang terus merangkul pinggang Darla dengan posesif membuat banyak yang mata yang terus menatap iri pada mereka terutama kaum jomlo yang tengah meratapi kesendiriannya.PuSenyuman yang begitu indah terus terpancar dari wajah cantik gadis yang kini tengah membuka belanjaannya bersama dengan tunangannya yang setia menemaninya. Tunangannya itu hanya bisa ikut tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah gadis yang begitu ia cintai itu.
Kini mereka tengah berada di kamar Darla tepatnya di ranjang king size milik Darla dengan banyak belanjaan di atasnya. Entah apa saja yang Ibu dan tunangannya itu beli hingga ranjang king size gadisnya itu penuh dengan berbagai belanjaan bermerek.
"Kau ingin membeli apa lebih dulu?" tanya Falix pada Darla yang berada dalam rangkulannya. Kini mereka baru saja memasuki mall dengan tatapan dari para pengunjung sebagai pe
Hai semua. Balik lagi nih sama aku bareng Darla dan Falix. Jadi gimana sama part ini guys? Jangan lupa buat vote dan koment ya Maaf kalau masih ada typo dan feel kurang dapet ya
Hari ini adalah jadwal keberangkatan Darla kembali ke New York. Darla sudah terlihat begitu rapih dengan celana pants dan sweeter tebal berwarna ungunya. Darla berjalan keluar kamar dengan di ikuti pelayan yang membawakancoat panjangnya dan membawakan koper milik gadis itu. Saat Darla turun menuju ruang tamu ternyata di sana sedang ada Falix dan Ryan yang tengah berbincang entah apa yang tengah mereka perbincangkan dan saat melihat kedatangan Darla mereka segera menghentikan perbincangan mereka dan tersenyum ke arah Darla. "Sayang kau sudah datang?" tanya Falix dengan senyumannya yang Darla balas dengan anggukan dan langsung berjalan ke arah Falix dengan senyumannya. Falix mengambilcoat Darla yang di bawakan pelayan dan langsung memakaikannya pada gadisnya itu senyuman Falix terus mengembang. Namuan tak dapat ia tutupi ia merasa tak rela harus melepaskan gadisnya itu jauh darinya. "Ingat jagalah dirimu dengan baik, jangan sampai sakit. Jan
Udara yang sangat dingin langsung menembus kulit Darla mengingat ini susah memasuki akhir bulan di bulan Desember yang artinya kini sudah memasuki musim dingin di daerah New York. Setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan banyak waktu akhirnya kini Darla sudah sampai di bandara JFK di belakang Darla sudah ada Ryan yang membawakan kopernya. Dari kejauhan Darla dapat melihat Arthur dengan pakaian formalnya sudah menunggu Darla bersama beberapa bodyguard yang di bawanya. Saat melihat kedatangan Darla dengan segera laki-laki itu berjalan ke arah Darla dan Ryan. Arthur menunduk hormat pada Darla dan Ryan yang di balas dengan anggukan oleh Darla dan Ryan yang ikut menunduk Hormat. "Bagaimana kabar anda Nona?" tanya Arthur pada atasannya itu sambil tersenyum ramah menyapa sang atasan.
Kini seluruh anggota tim basket tengah berkumpul di ruang basket dengan sang pelatih yang berada di sana. Tadi sang pelatih yang tak lain adalah pak Rio menyuruh semua tim basket untuk segera berkumpul di ruang basket. "Baik apa semua sudah berkumpul?" tanya Pak Rio sambil menelisikkan matanya ke seluruh anggota tim nya takut ada yang kurang atau yang belum datang. "Saya rasa semua sudah berkumpul," ucap pak Rio lalu menghela napasnya berat sebelum menyampaikan informasi yang akan ia sampaikan. "Saya ingin menyampaikan jika pertandingan kita yang harusnya di laksanakan besok harus di undur lusa karena ada pertukaran nomor undian dengan SMA Galaxy," info pak Rio yang langsung membuat murid didik nya berseru dengan keras merasa kesal dengan info yang baru saja mereka dengar.
Happy Reading. *** Darla kini tengah membantu menyiapkan acara untuk ulang tahun Mommy nya yang akan di gelar besok. Wajah yang sedari tadi terlihat murung itu membuat banyak yang bertanya-tanya ada apa dengan gadis yang biasanya selalu memancarkan senyumannya itu. "Ms. apa ada yang ingin anda ubah lagi?" tanya salah satu desainer dekor yang membantu menghias acara Mommy nya itu sambil menunjukkan gambaran dari rancangannya itu. "Sepertinya tak ada semua ini sudah sangat indah," ucap Darla dengan senyuman yang jelas terlihat di paksakan. "Baiklah Miss kalau begitu saya
Happy Raeding. *** Di tempat lain kini Falix tengah berada di kamarnya mengistirahatkan tubuhnya begitu lelah. Pikirannya kini begitu kacau mengingat ucapan Darla tadi pagi. Rasanya ia begitu pusing memikirkan hal itu. Kini jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan Falix masih sibuk bergulat dengan pikirannya. Suara dering ponsel yang menandakan jika ada pesan masuk membuat Falix mencari ponselnya yang entah berada di mana itu, memang semenjak Darla yang marah padanya dan tak mau menerima panggilan darinya Falix melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Dan kini setelah mendapatkan ponselnya Falix langsung melihat siap
Happy Reading. *** Darla kembali menatap penampilannya di depan cermin besar di kamarnya. Gadis itu kini tampak begitu cantik dengan kaos yang di lapisi jaket kulitnya dengan celana jins panjangnya. "Anda sudah terlihat begitu cantik Ms." Ucap Sonya sang pelayan pribadi Darla dengan senyumannya sambil menatap majikannya itu dengan penuh kagum membuat Darla ikut tersenyum menatap penampilannya. "Mari miss pakai sepatu anda," ucap Sonya sambil menunjuk sepatu boots berwarna hitam milik gadis itu yang begitu indah. Darla segera berjalan ke arah kursi yang tersedia dan langsung di sambut oleh Sonya yang memakaikan sepatu boots milik majikannya itu.
Happy Reading. *** Falix mengusap wajahnya kasar, kini laki-laki itu terlihat begitu frustasi dan lelah hal itu terlihat jelas dari gurat wajah laki-laki itu. Foto yang di kirimkan oleh ayah Darla serta laporan yang Arthur berikan membuat laki-laki itu semakin kalang kabut memikirkan gadisnya itu yang tengah bersama laki-laki lain. Jika saja ia berada di sana bisa ia pastikan kini keluarga Patronemik tengah berkabung karena kehilangan salah satu keluarganya. Berani sekali laki-laki itu mendekati gadisnya, apa ia tak tahu jika Darla adalah milik Falix. Darla hanya milik Falix dan tak boleh ada laki-laki lain yang dekat dengan gadisnya itu. Falix berjalan ke arah ruangan kecil yang berada di kamarnya, di dalam ruangan
Happy Reading. *** "Darla," suara yang penuh ketegasan sarat akan kemarahan itu membuat Darla dan Mark yang baru saja turun dari kuda menoleh ke asal suara hingga tatapan mereka bertemu dengan tatapan tajam milik Falix yg terus menghunus pada Mark. Ah sepertinya sebentar lagi akan terjadi perang dunia ketiga dan bisa Darla pastikan ia akan mendapatkan hukuman dari laki-laki itu setelah ini. Falix yang terus berjalan ke arah Darla dan Mark mengeraskan rahangnya, tatapannya yang begitu tajam tak pernah lepas dari Mark dan Darla. Hatinya kini begitu panas melihat adegan yang baru saja di lihatnya. Sial rasanya Falix ingin sekali membunuh Mark sekarang juga karena berani menyentuh gadisnya. Ingatlah aturan dalam hubunga
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau