Happy Reading.
***
"Lo gak denger gue ngomong apa? Lepasin tangan lo dari tangan dia anjing," marah laki-laki yang kini terlihat mengepalkan tangannya siap memberikan Bogeman mentah untuk laki-laki yang kini memegang tangan Darla.
"Falix," gumam Darla saat melihat laki-laki itu. Laki-laki yang memegang tangan Darla dengan segera melepaskan nya. Ia cukup tahu siapa laki-laki yang kini tengah berjalan ke arahnya itu.
Falix begitu terkenal di usianya yang masih muda, bukan hanya terkenal di dunia malam sebagai laki-laki dengan ilmu bela diri yang memumpuni tapi juga karena ia pewaris dari keluarga Hector. Keluarga yang di pandang begitu berwibawa dengan perangai kejam menyangkut siapapun yang mengganggu ketenangan mereka.
Satu Bogeman mentah berhasil mengenai wajah laki-laki yang dengan berani menyentuh gadisnya itu, pukulan yang sangat keras karena laki-laki itu sampai terjatuh karena pukulan y
Thank For Reading. Hai semua. Salam kenal all. Aku penulis baru di Goodnovel tapi semoga kalian suka sama karya aku yang satu ini. Jangan lupa buat vote dan koment ya guys. Maaf kalo feel gak dapet dan banyak typo. karya lain silahkan cek bio aku ya guys. See You Next Part All
Happy Reading. *** Falix kembali dari gedung belakang kini laki-laki itu berjalan dengan senyuman liciknya menuju mansion besarnya. Saat sampai di mansion besarnya itu Falix mengerutkan keningnya saat tak melihat Darla yang berkeliaran, biasanya gadis itu jika sendirian di Mansion tanpa dirinya ia akan berada di ruang keluarga tapi kini ia tak menemukan gadisnya itu di sana. Lalu dengan segera Falix berjalan menuju kamarnya untuk mengganti seragamnya. "Elsa di mana Darla?" Tanya Falix saat tak sengaja berpapasan dengan Elsa di lorong menuju lift. "Nona sedang Istora tuan muda," ucap Elsa yang membuat Falix mengangguk setelahnya ia dengan segera menuju kamarnya untuk melakukan niat awalnya. Falix membersihkan tubuhnya dengan cepat karena ia harus segera menemui seseorang setelah ini. Setelah membersihkan tubuhnya dengan segera Falix menuju walk in closed untuk memilih pakaian yang tida
Falix kembali ke mansionnya dengan tubuh yang begitu lelah, tadi setelah datang dari sekolah setelah latihan gabungan itu ia langsung mengurusi atau lebih tepatnya menghakimi laki-laki yang berani menyentuh miliknya. "Di mana Darla?" tanya Falix pada salah satu pelayan yang melewatinya, Darla yang biasanya jam segini berada di ruang tv kini ruangan itu tampak kosong tak ada gadisnya yang biasanya berada di sana sambil menonton kartun yang akhir-akhir ini di sukainya saat berada di indonesia. "Nona tidak keluar dari kamarnya sedari datang dari sekolah tuan muda," ucap sang pelayan yang membuat Falix mengerutkan keningnya tidak biasanya gadis itu seperti itu, Darla adalah orang yang cepat bosan tapi lihat kali ini gadis itu tak keluar dari kamarnya? "Apa dia sudah makan?" tany Falix yang kembali bertanya. "Sudah tuan," ucap pelayan itu yang kali ini Falix balas dengan anggukan lalu setelahnya ia langsung berjalan menuju kamar gadisnya itu un
Falix berjalan beriringan dengan Darla di sampingnya yang ia rangkul begitu posesif melewati koridor sekolah yang sudah ramai dengan para murid yang sudah datang, Koridor sudah begitu ramai mengingat jam masuk sekolah hanya tinggal sepuluh menit lagi. Saat melewati koridor seperti biasa mereka selalu menjadi perbincangan dan kini Darla mulai terbiasa dengan semua itu. Baginya kini cacian itu adalah sebuah motivasi jadi tak perlu memusingkannya lagi dan memasukkannya ke hati dan membuat sakit hati jadi lebih baik ia menjadikan itu sebagai motivasi. Falix berjalan dengan gagah dengan tatapannya yang begitu tajam dan wajahnya yang begitu datar, bahkan tak jarang Falix menatap tajam para laki-laki yang dengan terang-terangan menatap gadisnya atau para kaum hawa yang membicarakan tentang gadisnya dalam hal yang jelak dan semua itu tidak lah benar. "Tunggu aku menjemputmu saat ingin ke kantin nanti," perintah Falix pada
Happy Reading *** "Liam," suara yang baru saja memasuki ruangan laki-laki yang kini tengah fokus menatap laptop di depannya kini laki-laki itu mengalihkan tatapannya pada wanita yang baru saja masuk dengan raut wajahnya yang marah. Di belakang wanita itu ada dua remaja yang mengikuti mereka di belakangnya membuat laki-laki yang bernama Liam itu menghembuskan napasnya lalu membuka kacamata yang di gunakannya. "Ada apa Kak?" tanya Liam pada wanita yang memasuki ruangannya itu yang tak lain adalah kakak iparnya yang memang super cerewet. "Bagaimana caramu menjaga menantuku? kau tahu ada siswi di kelasnya yang hampir mencelakainya," ucap wanita itu dengan emosi membuat Liam juga ikut terkejut sekaligus kesal mendengarnya karena bagaimanapun gadis yang kini berada bersama mereka itu adalah kesayangan keluarga mereka. Liam segera menghempiri gadis itu lalu memutarnya memeriksa jika gadis itu baik-b
Happy Reading. *** Darla dan Linda baru saja sampai rumah saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Memang masih belum terlalu larut tapi kini kedua laki-laki yang mereka cintai sudah menunggu di depan pintu utama dengan tangan bersedekap dada menatap tajam pada dua perempuan yang kini baru saja keluar dari mobil dengan bodyguard di belakang mereka yang membawa belanjaan kedua perempuan itu. “Kalian berbelanja begitu banyak hingga lupa waktu, dan semua ini pasti karena Mommy,” tuduh Falix pada Mommy nya itu membuat Henry langsung menatap tajam pada anaknya itu yang menyalahkan istrinya. Walau ia tahu semua itu pasti karena istrinya yang mengajak Darla dan berbelanja dan Darla yang menunggu Linda yang pasti berbelanja begitu lama. “Mengapa kau menyalahkan Mommy mu? Darla juga yang mau menunggu M
Happy Reading. *** Senyuman yang begitu indah terus terpancar dari wajah cantik gadis yang kini tengah membuka belanjaannya bersama dengan tunangannya yang setia menemaninya. Tunangannya itu hanya bisa ikut tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah gadis yang begitu ia cintai itu. Kini mereka tengah berada di kamar Darla tepatnya di ranjang king size milik Darla dengan banyak belanjaan di atasnya. Entah apa saja yang Ibu dan tunangannya itu beli hingga ranjang king size gadisnya itu penuh dengan berbagai belanjaan bermerek. "Falix lihat ini, aku membelinya untukmu," ucap Darla sambil menunjukkan Hoodie berwarna hitam dengan tulisan sweet pada bagian depannya yang berwarna putih. Darla langsung mencoba menempelkan nya pada tubuh Falix. Senyuman gadis itu semakin mengembang saat melihat Hoodie yang di belinya begitu pas dengan tubuh atletis Falix. "Lihat sangat pas bukan di tubuh mu?"
Happy Reading. *** Mansion besar bak istana yang menjulang begitu tinggi dan mewah itu di pelataran depan sudah dipenuhi dengan jejeran mobil mewah dengan berbagai merek ternama. Kini pelataran mansion besar itu sudah seperti forum mobil mewah para pemiliknya saling berlomba untuk memperlihatkan kendaraan mewah mereka. Seorang laki-laki tampan keluar dari mobilnya lalu mengitari mobil itu menuju bagian sebelahnya untuk membukakan pintu bagi gadis cantik yang tak lain adalah tunangannya. "Apa kau gugup?" Tanya laki-laki dengan setelan kemeja biru muda tanpa jas nya itu. "Sedikit," ucap gadis yang kini berada dalam rangkulannya, gadis dengan dress berwarna senada dengan laki-laki itu dan rambut yang di biarkan tergerai sesuai permintaan tunangannya. Laki-laki itu tak suka berbagi hingga ia tak ingin leher indah milik tunanganny
Falix mendengus berkali-kali pasalnya sudah lama Darla ke kamar mandi tapi sampai kini gadis itu belum juga kembali membuat Falix khawatir dengan gadis itu. "Ck," decak Falix yang sudah tak tenang membuat orang di sekitar nya mengerutkan keningnya melihat tingkah Falix yang terlihat begitu frustasi. "Ada apa dengan mu Falix?" Tanya Linda melihat kegelisahan anaknya itu yang memang tak pernah tenang semenjak Darla pergi ke kamar mandi. "Heh aku harus menyusul Darla," ucap Falix dan langung pergi dari sana membuat yang melihatnya hanya bisa menggeleng sepertinya gen dari keturunan Hector yang begitu posesif mengalir begitu deras pada darah seorang Falix. Falix berjalan dengan cepat memasuki mansion besar itu hingga saat hampir sampai di kamar mandi mata Falix menajam tatapan membunuh ia lancarkan pada pandangan di depannya itu. Gadis nya kini tengah tertawa bersama laki-laki lain yang sebelumnya tak pernah Falix lihat. Tangan Falix mengepa
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau