Happy Reading.
***
Kini Falix dan Darla tengah menuju tempat Falix bermain billiar setelah tadi merasa bosan di mall mereka memutuskan untuk menuju tempat billiar.
Saat sampai di tempat yang sudah di jaga oleh dua penjaga yang biasa berjaga di sana dengan segera Falix turun lalu membukakan pintu untuk Darla.
"Kita bermain di sini? Aku kira kau akan bermain di rumah," ucap Darla saat sudah keluar dari mobil. Falix merangkul pinggang Darla untuk memasuki tempat billiar yang terlihat sepi itu.
"Niatnya begitu hanya saja tadi teman-teman ku juga mengajak untuk bermain jadi kita bermain di sini malam ini," ucap Falix menjawab pertanyaan Darla membuat darla mengangguk paham lalu mereka segera memasuki tempat billiar yang
Hai semua apa kabar nih? Tetep patuhon protokol kesehatan ya guys. Gimana sama part ini? semoga kalian suka ya. Maaf kalau masih ada typo dan feel kurang dapet ya guys. Yok sini vote dan koment dulu guys.
Happy Reading. *** Falix berjalan dengan begitu gagah ke arah Darla sambil membawa tongkat billiarnya membuat Darla yang tengah asik bercerita langsung menoleh pada Falix saat Aneska mengatakan jika Falix tengah berjalan ke arah mereka. "Kenapa?" Tanya Darla saat Falix duduk di samping Darla sambil menyandarkan kepalanya pada pundak Darla. "Ayo ikut aku bermain," ajak Falix dengan nada manjanya memohon pada Darla agar ikut bermain dengannya. Kedua gadis lain yang berada di sana berusaha menahan teriakan nya saat melihat tingkah manja Falix yang tak pernah di lihat mereka sebelumnya. "Tidak kau saja, kau tahu aku tak bisa bermain," ucap Darla menolak ajakan Falix membuat laki-laki itu menegakkan tubuhnya lalu menatap
Happy Reading. *** Ini adalah hari pertama class meeting dan lomba pertama hari ini adalah pertandingan yang berhubungan dengan bolla seperti basket, futsal, voly, dan bisboll. Setiap kelas kini tengah sibuk menyiapkan persiapan untuk olmba, tentang siapa yang akan ikut dalam setiap perlombaan yang di adakan. Setiap siswa dan siswi di ajibkan untuk ikut dalam setiap perlombaan mengingat lomba yang di adakan cukup banyak dan dalam waktu yang hampir bersamaan dan memang ada beberapa lomba yang di lakukan di waktu yang bersamaan. “Eh Darla lo mau ikutan lomba apa?” tanya Nisa teman sekelas Darla dengan sedikit berteriak karena kini ia tengah berdiri di depan kelas sambil menuliskan nama siswa dengan lomba yang akan di ikuti oleh setiap siswa. “Renang, aku hanya bisa mengikuti lomba itu,” ucap Darla saat meneliti lomba yang di selenggarakan adalah futsal, basket, voly, lari, renang, Dance, memasa
Happy Reading. *** "Masukkan baju renang juga kedalam tas ku, dan jangan beritahu Falix," perintah Darla pada Elsa sekaligus memperingati pelayannya itu agar tak membuka mulut dan memberitahu Falix jika Darla membawa baju renang. Ia tak mau Falix tahu sekarang atau laki-laki itu akan melarangnya. "Baik nona," ucap Elsa dan segera memasukkan baju renang milik Darla kedalam tas wanita itu sedangkan pelayan lainnya tengah membantu memakaikan Darla sepatu tak beberapa lama Falix masuk ke kamar Darla dengan senyumannya yang Darla balas dengan senyumannya. "Sudah elesai?" tanya Falix yang Darla balas dengan anggukan dan senyumannya yang mengembang. Lalu mereka segera berjalan untuk turun dan sarapan. Di ruang makan hanya
Happy Reading. *** Falix langsung membawa Darla menuju tepi kolam renang lalu menggendong wanita itu layaknya karung beras membuat banyak mata yang mengerjakan tak percaya melihat hal itu. Darla hanya bisa menunduk pasrah karena ia tahu di sini ia memang salah. "Ambil tas Darla," perintah Falix pada Dion yang segera mengangguk lalu mengambil tas berwarna hitam milik kekasih Falix itu. "Gue peringatin buat kalian teman sekelas Darla yang minta Darla ikut lomba renang, kalian bakalan abis sama gue," tugas Falix dengan begitu tajam membuat siswa dan siswi kelas Darla menelan selivanya dengan susah payah takut dengan ancaman Falix. "Tapi Falix, aku yang meminta untuk ikut lomba ini," ucap Darla membela teman
Happy Reading. *** Aneska berjalan dengan tergopoh-gopoh mengikuti langkah laki-laki di depannya yang terus menariknya tangannya dengan begitu erat dan langkah yang begitu lebar hingga rasanya aneska harus berlari dalam mengikuti langkahnya yang besar dan cepat itu. Laki-laki itu membawa Aneska menuju gudang belakang basecamp para pangeran sekolah. Laki-laki itu menutup pintu lalu menguncinya membuat Aneska langsung berjalan ke arah laki-laki itu lalu memegang tangan laki-laki tersebut yang tengah berusaha untuk mengunci pintu. "Barra lo apaan sih? kenapa di kunci?" tanya Aneska pada laki-laki yang tak lain adalah Barra. Barra tak menghiraukan dan malah menghempaskan tangan Aneska dan segera menyimpan kunci nya di sakunya lalu berjalan dengan mendekat ke arah Aneska y
Happy Reading. *** Hari ini adalah hari pembagian rapot dan di jadwalkan akan di bagikan pukul sepuluh. Sambil menunggu pukul sepuluh tiba para siswa dan siswi di berikan waktu untuk free class menikmati suasana sekolah sebelum libur selama tiga minggu kedepan. Kini para ratu dan raja sekolah tengah duduk di kantin bagian tengah menikmati makanan mereka dengan canda namun di balik itu ada dua orang yang kini saling menatap dengan berbagai perasaan yang memenuhi hati mereka. Ada rasa rindu, cinta, kecewa, dan luka. Semua seakan kompak mengisi hati kedua orang tersebut yang kini saling menatap dalam diam. "Jadi lo mau berangkat kapan?" tanya Cakra pada Dion yang mengatakan akan segera berangkan ke Italy untuk menemani oma nya di sana. Tentu saja mereka begitu sedih akan berpisah de
Happy Reading. *** Kini Darla dan Falix tengah dalam perjalanan menuju café yang sudah mereka sepakati sebegai tempat kumpul. Seperti yang telah mereka rencanakan jika sepulang sekolah setelah pembagian rapot mereka akan langsung berlibur di Bandung. Tadi sebenarnya Falix sudah akan memboyong Elsa ikut bersamanya untuk membantu Darla mengurus kebutuhan Darla namun jelas Darla menolak karena ia tak ingin merepotkan Elsa dan membuat wanita itu canggung nantinya. Setelah perdebatan panjang akhirnya Falix menerima usulan itu dengan ganti ia yang akan mengurus segala kebutuhan Darla nanti di sana walau terjadi perdebatan kembali namun akhirnya Darla yang mengalah dan menerima usulan Falix.
Happy Reading. *** Dinginnya udara menyambut mereka saat mereka sampai di depan villa besar berwarna putih hitam yang begitu elegan. Mereka segera turun dari mobil masing-masing. Dan saat mereka melihat kesekeliling hijaunya tumbuhan memanjakan mata mereka membawa ketenangan pada diri yang tak bersahabat. Mereka saling meregangkan otot mereka karena terlalu lama berada dalam perjalanan. “Gila ini villa lo gede banget fal,” ucap Dion yang juga baru turun dari mobilnya yang terparkir di samping mobil Falix. “Kau tahu ini belum seberapa Dion, bahkan villa di pulau pribadi Falix jauh lebih besar,” ucap Darla memberitahu dengan senyumannya membuat Dion mengerjap mendengar jika Falix memiliki pulai ptibadi. “Gila lo punya pulai pribadi?” tanya Cakra dengan tatapan tak percaya mendengar ucapan Darla. “Tau lo punya pulau mending kita ke sana,” ucap Aezar mungkin ia berpikir kapan lagi bisa ke
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau