Happy Reading.
***
Dinginnya udara menyambut mereka saat mereka sampai di depan villa besar berwarna putih hitam yang begitu elegan. Mereka segera turun dari mobil masing-masing. Dan saat mereka melihat kesekeliling hijaunya tumbuhan memanjakan mata mereka membawa ketenangan pada diri yang tak bersahabat. Mereka saling meregangkan otot mereka karena terlalu lama berada dalam perjalanan.
“Gila ini villa lo gede banget fal,” ucap Dion yang juga baru turun dari mobilnya yang terparkir di samping mobil Falix.
“Kau tahu ini belum seberapa Dion, bahkan villa di pulau pribadi Falix jauh lebih besar,” ucap Darla memberitahu dengan senyumannya membuat Dion mengerjap mendengar jika Falix memiliki pulai ptibadi.
“Gila lo punya pulai pribadi?” tanya Cakra dengan tatapan tak percaya mendengar ucapan Darla.
“Tau lo punya pulau mending kita ke sana,” ucap Aezar mungkin ia berpikir kapan lagi bisa ke
Hai semua apa kabar nih? Tetep patuhon protokol kesehatan ya guys. Gimana sama part ini? semoga kalian suka ya. Maaf kalau masih ada typo dan feel kurang dapet ya guys. Yok sini vote dan koment dulu guys.
Happy Reading. *** Kini Falix bersama sahabatnya yang lain serta pasangan mereka tengah sibuk menyiapkan acara BBQ nanti malam. "Lo beli banyak kan daging nya?" Tanya Barra pada Falix saat mereka tengah sibuk menyiapkan pemanggang sedangkan yang lainnya sibuk mengurus bahan yang akan di gunakan serta tempat yang akan mereka pakai. "Tenang aja," ucap Falix yang langsung mendapat anggukan dari Barra lalu mereka mulai melanjutkan kegiatan mereka hingga akhirnya malam pub semakin larut. Kini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan mereka sudah mulai membakar daging, sosis, serta jagung. Para laki-laki sibuk membakar makanannya sedangkan para gadis
Happy Reading. *** Aneska duduk di taman belakang villa besar Falix seorang diri di temani berbagai lampu berbentu bintang dan lampion yang berada di belakang menerangi taman yang begitu indah itu. Aneska pergi hanya untuk menenangkan pikirannya yang begitu kalut dan berkecamuk mendengar jawaban Barra tadi, entak mengapa hatinya terasa begitu sakit mendengar penuturan Barra. "Gak takut apa sendiri di sini?" tanya suara laki-laki yang duduk di samping Aneska. Gadis itu melihat ke sampingnya dan ia cukup terkejut melihat siapa laki-laki yang duduk di sampingnya, namun Aneska sebisa mungkin ia berusaha mengontrol keterkejutannya agar laki-laki di sampingnya itu tak tahu. "Bukan urusan lo," ucap Aneska dengan begitu taj
Happy Reading. *** Darla masuk ke kamarnya di ikuti oleh Falix di belakangnya mereka memasuki kamar bersama. Hanya mereka yang berada di kamar lantai atas yang lain berada di lantai bawah entah mengapa mereka lebih memilih lantai bawah dari pada lantai atas. "Falix kau mendukung hubungan Barra dan Aneska?" tanya Darla tiba-tiba saat mereka sudah merebahkan tubuh mereka di kasur king size nya dan kini mereka juga sudah mengganti baju mereka dengan baju tidur. "Ya, mereka masih saling mencintai," ucap Falix sambil mengelus puncak kepala Darla yang kini tengah tertidur dalam pelukannya. "Tapi bagaima dengan Ryan?" Tanya Darla yang masih saja memikirkan tentang Ryan yang ia kira menyukai Aneska.
Happy Reading. *** Darla mengerjapkan matanya berkali-kali saat merasa tidur nya yang terganggu dengan kecupan di seluruh wajahnya, Darla membuka matanya dan mandapati Falix yang tengah tersenyum padanya memperlihatkan lesung pipinya yang membuat senyuman laki-laki itu tambah manis saja. "Falix," rengek Darla pada Falix yang malah terkekeh melihat kekesalan wanitanya itu. "Cepat bangun sayang, yang lainnya sudah menunggu untuk sarapan," ucap Falix yang kini malah membuat Darla mengerjapkan matanya terlihat bingung, sepertinya wanita itu masih belum sadar sepenuhnya hingga ia melupakan di mana mereka berada. Darla menatap ke sekeliling kamar dan benar ini bukan kamarnya ataupun kamar Falix hingga ia mengingat jika ki
Happy Reading. *** Kini jam baru saja menunjukkan pukul dua siang dan kini Falix serta sahabatnya sudah berkumpul di rumah Dion untuk mengantarkan laki-laki itu ke bandara. "Falix udah lama ya kita ketemu," ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu Dion. Memang mereka sudah lama tak bertemu, terakhir bertemu pun saat Falix kelas sepuluh karena setelah itu mereka jarang berkumpul di rumah Dion. Karena mereka sudah memiliki rumah sendiri untuk basecapm rumah yang sengaja mereka beli untuk tempat kumpul. Setiap ke rumah Dion pun pasti orang tua Dion yang memang supersibuk itu pasti sedang tidak berada di rumah jadi tak heran jika rumah itu selalu sepi. Dion pernah mengatakan jika ia memiliki adik namun sahabat nya tak pernah sekalipun melihat a
Happy Reading. *** "Falix apa aku juga harus membawa yang ini?" tanya Darla sambil menunjukkan dress berwarna putih dengan panjang hingga mata kaki. Kini Darla tengah membereskan barang yang akan di bawanya untuk berlibur tentu saja ia hanya memeilih barang yang harus di bawanya sedangkan yang membantunya mengems semua itu adalah pelayan. Pakian Falix sudah selesai di kemas tak banyak yang laki-laki itu bawa berbeda dengan Darla yang terlihat begitu bersemangat hingga membawa satu koper besar pakaian dan segela keperluannya sedangkan Falix hanya membawa satu koper sedang. "Terserah kau saja Queen, yang terpenting kau tak menggunakan pakaian terbuka," ucap Falix yang di selipkan larangan di dalam kalimatnya. Darla hanya mengangguk dan mulai memilih barang yang harus di bawanya.
Happy Reading. *** Keterkejutan serta duka kini berkabung dalam lingkup kesedihan. Berita yang baru saja di siarkan oleh saluran televisi terasa begitu memukul dengan telak setiap rongga dalam tubuh. Langit yang tampak mendung bagai mendukung rasa duka yang kian dalam dengan harap di setiap keluarga dan sahabat untuk yang terbaik bagi korban. "Ryan cari info terlengkap bantu dengan menambahkan jumlah pencari jika perlu bawa orang dari new York," ucap Falix yang kini terlihat begitu khawatir. Darla berusaha dengan kuat menahan air matanya walau tak bisa ia tutupi raut wajahnya yang terlihat begitu khawatir. Para orang tua bagai kebingungan karena mereka jelas tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada anak-anak mereka saat mendengar info kecelakaan pesawat dari pene
Happy Reading. *** Kini adalah hari kedua pencarian sudah dua puluh korban yang di temukan namun dan belum ada yang di ketahui identitas nya. Hari ini Falix serta sahabatnya akan kembali kelokasi dan sebagian akan ikut kerumah sakit bersama dengan ayah Dion dan sebagian lagi ikut dengan ibu serta adil Dion ke bandara. "Falix kau harus kembali hari ini, perusahaan juga membutuhkan mu kita tak bisa berada di sini berdua salah satu harus ada yang mengurus perusahaan," ucap Falix memerintahkan Ryan. Kini mereka masih berada di hotel sedang sarapan bersama. "Tapi bagaimana dengan anda tuan?"tanya Ryan yang masih mengkhawatirkan Falix. "Aku akan mengurus semua di sini,
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau