Happy Reading.
***
Seorang maid kini tengah membantu Darla memakai dasi nya setelah maid lain tadi membantunya dengan segela keperluannya kini gadis itu telah terlihat sangat cantik dengan seragam sekolahnya. Kini untuk pertama kali ia akan sekolah di sekolah formal setelah sebelumnya hanya homeschooling.
“Kau sudah siap Queen?” tanya Falix yang sudah rapih dengan seragamnya yang membalut tubuh indahnya itu.
“Sudah, ayo kita pergi,” ajak Darla dengan senyumannya dan segera berjalan ke arah Falix dan merangkul tangan Falix lalu mencium bibir Falix singkat. Falix membalasnya dengan senyuman sambil mengelus puncak kepala gadisnya itu sayang.
“Tidak sebelum kau sarapan Queen, ayo kita sarapan dulu,” ajak Falix dan segera menggiring Darla untukl turun menggunakan lift yang berada tak jauh dari kamar mereka di ikuti dengan pelayan Darla yang membawakan tas gadis itu.
Mereka sarapan dengan hening tak ada yang membuka pembicaraan setelah sarapan mereka langsung menuju halaman rumah mereka yang sudah ada mobil Audi R8 yang sudah terparkir.
“Nona tas anda,” ucap salah satu maid yang membawakan tas milik Darla.
“Terima kasih,” ucap Darla dengan senyumannya lalu segera masuk saat Falix membukakan pintu mobil untuknya.
Tak lama mobil berwarna abu gelap itu segera melaju meninggalkan mansion besar tersebut tak lupa dengan mobil Ryan yang mengikuti dari belakang bersama beberapa bodyguard yang di bawanya. Falix sengaja meminta pengamanan seketat itu karena ia tak mau terjadi sesuatu pada gadisnya itu.
Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit akhirnya mereka sampai di sekolah yang begitu besar dan mewah itu. Mobil Audi r8 milik Falix langsung menjadi sorotan saat memasuki parkiran sekolah mereka.
“Ryan akan menemanimu menuju ruang kepala sekolah dan mencari kelasmu, maaf sayang aku tak bisa menemanimu karena aku terburu-buru untuk latihan,” ucap Falix merasa bersalah apa lagi ini adalah pertama kalinya Darla sekolah umum dan ia tak bisa menemani gadis itu.
“Harus nya dengan Ryan saja aku bertunangan,” gerutu Darla dengan kesal membuat Falix langsung memelototkan matanya saat mendengar hal itu. Lalu menghembuskan napasnya kasar ia tahu gadis nya itu pasti sangat kesal padanya.
“Jangan nakal saat berada di sekolah nanti saat istirahat aku akan menjemputmu, jangan berbicara pada siapapun kecuali guru mu. Kau mengerti?” perintah Falix yang Darla balas dengan anggukan, Darla memang selalu menurut pada kekasihnya itu.
Setelah mencium bibir Darla sebentar Falix segera keluar bersamaan dengan Ryan yang membukakan pintu untuk Darla. Setelahnya Darla dan Ryan segera berjalan ke arah ruang kepala sekolah yang tak lain adalah paman Falix yang juga sangat dengan Darla, Darla bersyukur setidaknya ia memiliki dua orang yang dia kenal di sekolah ini.
****
Falix berjalan dengan santai menuju ruang basket, saat Falix berjalan di koridor banyak yang memujinya ataupun memekik mengagumi ciptaan tuhan yang nyaris sempurna itu.
Saat memasuki ruang tim basket ternyata sudah banyak yang datang kini tengah berganti pakaian ataupun pemenasan.
“Tumben siang,” ucap Barra yang tengah pemanasan dan sudah mengganti bajunya dengan baju basket.
“Nungguin cewek gue dulu,” ucap Falix dengan santai yang malah membuat terkejut seisi ruangan hingga tawa dari mereka terdengar membuat Falix menghembuskan napasnya kasar sudah ia duga tak akan ada yang percaya jika Falix memiliki pacar.
“Jokes lo receh anjir,” ucap Cakra masih dengan tawanya yang hanya di balas dengusan oleh falix yang tengah mengganti bajunya dengan baju basket.
“Gue kira lo belok bang,” ucap salah satu adik kelasnya yang merupakan anggota tim basket.
“Kalau Falix belok mah gak mungkin mau sama Kyla, iya gak Fal?” ucap Cakra dengan menaik turunkan alisnya namun Falix yang malas menanggapi hanya diam dan mulai memulai pemanasannya.
“Ada apa nih rame-rame?” tanya Dion yang baru datang bersama Aezar dan langsung di suguhkan adu mulut.
“Itu si Falix udah Official kayaknya sama si Kyla,” ucap Cakra yang mulai menyebarkan persepsinya yang emmbuat Dion memelot dan Falix yang hanya mendengus kasar.
“Lah bener? Wah kudu pj nih,” ucap Dion dengan semangat dan senyuman yang mengembang sempurna.
“Istirahat,” ucap Falix singkat yang membuat mereka bersorak senang. Tak membantah dan tak juga meng’iya’kan jika dirinya jadian dengan Kyla tapi Falix tetap akan memberikan temannya itu Pj untuk hubungannya dengan Darla bukan dengan Kyla.
“Eh pada tau kagak di kelas sebelas ada murid baru, bule capek banget anjir mana body nya ok gila,” ucap Dion dengan menggebu-gebu membuat atensi temannya yang sebangsa buaya dengannya ikut merapat ke arah Dion.
“Cantik mana sama Kyla bang?” tanya salah satu adik kelasnya. Karena memang di Fassa High School Kyla merupakan primadona karena kecantikannya.
“Jauh cantikan ini cewek, pas dia senyum beh rasanya mau meninggoy gue,” ucap Dion dengan gaya alay nya membuat mereka jadi membayangkan betapa cantik gadis itu.
Falix, Barra, dan Aezar hanya menyimak pembicaraan temannya itu. Tanpa siapa yang tahu Falix sudah mengepalkan tangannya kesal ia tahu pasti siapa yang Dion maksud, dan gadis itu adalah tunangannya. Rasanya ingin Falix menjahit mulut Dion agar berhenti membicarakan tunangannya itu.
“Lo beneran udah jadian sama Kyla?” tanya Barra yang kali ini membuka suara dan langsung di balas gelengan oleh Falix.
“Lah terus?” tanya Aezar yang juga mulai penasaran tabi bukannya menjawab Falix malah pergi dan mulai memainkan bola basketnya membuat sahabatnya itu mendengus kesal.
Mereka terus berlatih hingga tak terasa jam istirahat akhirnya tiba dengan bunyi bel yang menjadi pertanda jika sudah waktunya istirahat. Mereka juga sudah mengganti baju basket mereka dengan seragam.
“Kalian duluan aja,” ucap Falix dan langsung pergi meninggalkan temannya yang mengerutkan keningnya bingung saat Falix pergi namun setelahnya mereka segera berjalan menuju kantin.
****
Darla kini tengah menatap orang-orang yang mengerumuninya dengan tatapan bingung, apa lagi jika ada ucapan dari teman sekelasnya itu yang tidak ia mengerti.
“Lo asalnya dari mana?” tanya salah satu perempuan yang merupakan teman sekelas Darla dan duduk di depan Darla.
Darla masih diam tak menjawab pertanyaan gadis itu, bukan karena tak ingin menjawab tapi Darla hanya menuruti ucapan Falix.
“Jawab dong bisu lo ya?” ucap gadis lainnya lagi dengan sedikitmeninggikan suaranya mungkin kesal karena sedari tadi Darla hanya diam.
“New York,” jawab Darla akhirnya membuat mereka mengangguk.
“Cantik tapi sombong,” ucap salah satu laki-laki di kelas Darla sinis.
“Dia cantik juga bukan buat lo,” ucap suara seorang laki-laki yang sangat Darla kenali membuat senyuman Darla mengembang. Orang yang mengelili Darla langsung memberikan laki-laki yang begitu di takuti itu jalan, mereka cukup bingung dengan kedatangan laki-laki itu ke kelas mereka pasalnya Falix tak akan datang ke kelas orang lain jika tak memiliki kepentingan.
“Ngapain lo ngelilingin dia?” tanya Falix dengan tajam membuat mereka segera pergi dari sana dan menyibukkan dirinya dengan kegiatan masing-masing.
“Ayo ke kantin,” ajak Falix yang langsung di balas anggukan oleh Darla, lalu Darla berjalan ke arah Falix dan segera pergi menuju kantin bersam laki-laki itu.
****
Thank For Reading.
Hai semua. Salam kenal all.
Aku penulis baru di Goodnovel tapi semoga kalian suka sama karya aku yang satu ini. Jangan lupa buat vote dan koment ya guys. Maaf kalo feel gak dapet dan banyak typo.
Kalau mau tahu karya aku yang lain kalian bisa cek ig aku @wphilmiath_
See You Next Part All
Happy Reading. *** Kantin yang sudah sangat ramai kini semakin ramai dengan bisikan dan pujian saat orang yang mereka kagumi datang, tak hanya itu bukan hanya karena sang pangeran datang dengan gagahnya tapi juga karena gadis cantik yang kini datang bersama pangeran mereka. Pangeran itu adalah Falix yang datang ke kantin bersama dengan Darla di sampingnya yang ia rangkul begitu posesif membuat banyak penghuni kantin bertanya-tanya siapa gadis cantik itu. Kabar Falix yang menjemput Darla ke kelasnya juga sudah menyebar membuat mereka semakin penasaran tentang siapa gadis yang bersama Falix. Sebelumnya Falix tak pernah terlihat dekat dengan seorang gadis keculai Kyla, itupun Falix hanya sekedar menerima kehadiran Kyla di dekatnya tanpa mau repot sekedar berbicara pada gadis itu, walau begitu masih saja banyak yang mengira jika Kyla dan Falix memiliki hubungan. Falix segera menggiring Darla menuju meja bagian tengah di mana biasanya anak-anak populer duduk. Tak ada yang berani untuk
Happy Reading. *** Darla kini tengah sarapan di meja makannya seorang diri di temani beberapa maid yang menunggunya dan juga dua bodyguard yang menjaganya, hari ini Darla harus berangkat kesekolah hanya bersama Ryan dan beberapa bodyguard yang berjaga. Pasalnya Falix sudah berangkat lebih dulu mengingat hari ini mereka akan ada latihan lebih awal karena dua minggu lagi akan ada latihan gabungan. Setelah selesai dengan sarapannya dengan segera Darla keluar dari Mansion besar tersebut dengan para maid dan bodyguard yang mengikuti di belakangnya. Di depan mobil Mercedes sedan mewah berwarna hitam sudah terdapat Ryan yang menunggunya. “Sudah lama menunggu Ryan?” tanya Darla sekedar berbasa-basi pada Ryan yang tentu saja sudah lama menunggunya. “Tidak nona,” ucap Ryan dengan senyumannya lalu membukakan pintu penumpang untuk Darla mempersilahkan atasannya itu untuk masuk. Setelahnya perjalanan hanya di isi dengan keheningan saja hingga setelah menempuh perjalanan selama lima belas meni
Happy Reading. *** Setelah pelatih membunyikan peluit tanda istirahat dengan segera anggota tim menuju pinggir lapangan untuk beristorahat dengan menselonjorkan kakinya. Falix mengatur napasnya membiarkan keringat membasahi tubuhnya. Falix mendongakkan kepalanya saat melihat dua minuman dingin menjulur kedepan wajahnya, kedua gadis yang kini berdiri di depannya terlihat tersenyum begitu leber membuat Falix membalas senyum salah satu dari mereka lalu mengambil botol miniral tersebut. “Sini duduk,” ucap Falix sambil menarik salah satu gadis yang tak lain adalah Darla. Gadis lainnya yang tak lain adalah Kyla menatap marah hal itu lalu ia segera pergi dari sana. “Lapin,” ucap Falix sambil menyodorkan handuk kecilnya pada Darla yang langsung di terima oleh gadis itu dengan senyumannya lalu ia mulai mengelap wajah Falix yang penuh keringat. “Gila kak Falix ganteng banget,” “Itu cewek siapa woy?" “Lah gue kira Falix pacar Kyla,” “Murid baru ya? Cantik gila” “Itu ngapain sosweet gitu
Happy Reading. *** Sore hari yang begitu indah untuk dua pasang kekasih yang kini tengah menonton tayangan di depannya. Darla begitu serius dengan film di depannya sambil sesekali memakan cemilan yang berada di palukannya. Sedangkan Falix laki-laki itu bukannya fokus menonton tv ia malah fokus menonton Darla yang tengah duduk di depannya di antara kakinya. “Wah bukankah itu begitu keren,” ucap Darla mengagumi agedan action di depannya karena memang kini mereka tengah menonton film action dari negeri gingseng. Falix yang melihatnya hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari kekasihnya itu. Saat mereka tengah fokus menonton suara dering dari ponsel Falix membuat mereka mengalihkan fokusnya. Setelah melihat jika Dion yang meneleponnya membuat Falix segera menjawab panggila tersebut. “Kenapa?” tanya Falix pada sahabatnya itu saat panggilan sudah terjawab. “Jadi nongkrong kan tar malem?” tanya Dion di sebrang sana, mereka memang memiliki rencana untuk nongkrong. “Liat tar
Happy Reading. **** Darla semakin menempelkan dirinya pada Falix saat memasuki tempat dengan suara musik yang begitu memekakkan telinga dan bau asap rokok serta bau alkohol yang begitu menyengat. Falix yang juga tidak suka jika gadis nya itu harus bersentuhan dengan laki-laki lain langsung melepaskan rangkulan Darla lalu ia mulai memeluk Darla dari belakang untuk melindungi gadis nya itu, tak jarang Falix harus menepis dan mendorong orang yang menghalangi jalan mereka. Falix terus berdecih dengan kesal melihat semua itu. Falix segera mengajak Darla menuju lantai tiga di mana sahabatnya itu berada, dan saat mereka sampai di sana ternyata sudah ada sahabat Falix juga Kyla cs, mereka tengah bercanda entah apa yang sedang mereka tertawakan. “Nah itu si Falix udah datang,” ucap Aezar membuat yang lainnya ikut menoleh. Kyle yang melihat Darla juga ikut memutar matanya kesal melihat keberadaan gadis itu yang selalu saja menempel pada Falix. “Nah udah lengkap nih, main dare or dare
Happy Reading. *** Darla baru saja selesai dengan acara bersiapnya dengan bantuan maid yang sudah di perintahkan untuk mengurus dan membantu keperluan Darla. Kini gadis itu sudah cantik dengan rambutnya yang di gerai menjuntai indah di tambah jepit kupu-kupu yang menghiasi di sisikanan. “Hey apa tuan putri sudah selesai bersiap?” suara seorang wanita yang begitu lembut membuat Darla dengan segera menoleh kebelakang hingga mendapati ibu Falix yang tengah tersenyum ke padanya. Wanita cantik yang berumur tiga puluh sembilan itu masih terlihat begitu muda dan cantik. “Mommy,” ucap Darla dengan semangat dan langsung memeluk wanita cantik itu. “Aku begitu merindukanmu Mom,” ucap Darla mengeratkan pelukannya. “Mom juga sangat merindukan mu,” ucap Linda dengan senyumannya sambil melepaskan pelukannya dari Darla. “Kau semakin cantik sayang,” ucap Linda membuat Darla tersenyum malu mendengar ucapan Linda. Mereka memang sudah sangat dakat dan bahkan keluarga Falix sudah menganggap D
“Siapa yang berani ngelempar nih bola,” tanya Falix dengan tatapan tajamnya pada sekumpulan laki-laki yang tengah bermain voly. Tak ada yang berani menjawab pertanyaan Falix kini mereka hanya terdiam sambil menunduk. “Budek lo pada ya?” bentak Falix. Kini mereka telah menjadi pusat perhatian, karena yang berolahraga hari ini bukan saja kelas Darla tapi juga ada kelas lain. “Sudah lah sayang aku tak apa,” ucap Darla sambil mengelus lengan Falix menenangkan laki-laki itu. “Ada apa ini?” tanya Pak Rio yang baru saja datang dan sudah melihat ketegangan di lapangan. “Tanya tuh sama mereka, main kalo gak bisa mending duduk manis aja di pinggir lapangan,” sarkas Falix dan langsung membawa Darla pergi dari sana menghiraukan keadaan di lapangan yang masih terlihat tegang. Pak Rio hanya memperhatikan punggung falix yang menjauh membawa satu muridnya itu. Tak ada yang dapat ia lakukan mengingat siapa Falix dan bagaimana sikap laki-laki itu. Falix membawa Darla menuju gedung rooftop ya
“Sayang cepat bersihkan tubuhmu jangan lupa untuk mengantarku belanja hari ini,” ucap Darla pada Falix yang tengah berada di kasur king size nya, kini laki-laki itu tengah berebahkan tubuhnya sambil bermain game di hp nya.“Sebentar lagi sayang,” ucap Falix yang masih fokus dengan ponselnya.“Saat ini,” ucap Darla dengan bahasa indonesianya yang membuat Falix terkekeh pasalnya yang sebenarnya ingin Darla ucapkan adalah kata “ Sekarang”“Ok saat ini,” ucap Falix masih dengan tawanya membuat Darla kesal dengan hal itu.Falix segera bangun lalau mengecup bibir Darla singkat. Kini gadis itu sedang duduk di samping Falix, setelah mencium bibir gadisnya itu singkat Falix segera berjalan ke arah kamar mandi untuk memebersihkan tubuhnya.Setelah Falix masuk ke kamar mandi Darla sibuk memainkan ponselnya Falix di kasur king size nya untuk melihat-lihat akun sosmed laki-laki itu yang ternyata di penuhi dengan DM dari pada gadis namun tak ada satupun yang Falix balas atau hanya sekedar memukanya
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau