Happy Reading.
***
"Hari ini mau kemana hm?" Tanya Falix pada Darla yang kini berada dalam pelukannya. Mereka kini masih bergelung dalam selimut, masih tiduran dengan saling berpelukan. Rasanya mereka begitu enggan lepas dari selimut dan ranjang yang begitu nyaman.
Jendela pun sudah di buka agar mereka dapat melihat indahnya pagi hari di negeri atas awan.
"Berbelanja? Aku ingin membeli gaun untuk malam ini," ucap Darla dengan senyumannya sambil melihat ke arah Falix yang menjawabnya dengan anggukan.
"Mau mengendarai mobik di gurun?" Tawar Falix yang jelas saja langsung di balas dengan anggukan semangat oleh Darla.
"Ayo bersiap," ajak Falix dan dengan segera Darla bangun dan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Falix hanya bisa menggeleng setiap kali melihat tingkah menggemaskan tunangannya itu. Tak lama Falix memesan sarapan untuk mereka.
Falix berja
Hai semua apa kabar nih? Tetep patuhon protokol kesehatan ya guys. Maaf ya jika ada kesalahan info karena semua yang ada di sini hanya fiksi termasuk kejadian, tempat, serta nama. Gimana sama part ini? semoga kalian suka ya. Maaf kalau masih ada typo dan feel kurang dapet ya guys. Yok sini vote dan koment dulu guys.
Happy Reading. *** Saat sampai di Restoran berbintang yang berada di hotel tersebut ternyata di sana sudah banyak rekan bisnisnya yang datang hanya tersisi beberapa kursi yang kosong. Saat melihat kedatangan Falix sontak semua langsung berdiri dan memberikan salam pada Falix yang di balas dengan salam juga oleh Falix. "Selamat malam tuan Falix dan nona Darla," sapa Direktur di perusahaan Falix yang tak lain adalah Ahmad. "Selamat malam juga Mr. Ahmad," ucap Falix dengan senyumannya hanya senyuman tipis untuk menghormati rekan bisnisnya itu. "Silahkan duduk di sini tuan," ucap Ahmad yang menunjuk meja paling ujung, kepala meja yang menunjukkan jika Falix adalah tuan rumah di sana. Falix dan Darla berjalan ke arah kepala meja, dengan Falix yang duduk di kepala meja dan Darla yang duduk di depan sebelah kiri di sebalah kanan Ahmad. Selanjutnya mereka saling berkenalan atau ji
Happy Reading. *** Setelah memakan waktu yang begitu lama akhirnya kini mereka sampai di pulau yang begitu indah dan sangat terkenal tersebut. Mereka sudah sampai di Maldives dan kini mereka tengah beristirahat. Darla dan Falix langsung saja merebahkan tubuhnya di karus king size yang berada di sana. "Istirahatlah lebih dulu, kita akan berenang sore nanti," ucap Falix pada Darla yang ternyata kini sudah memejamkan matanya karena lelah melihat itu Falix tersenyum lalu ikut memejamkan matanya memeluk Darla dengan begitu erat hingga kini mereka tertidur sambil berpelukan. Namun baru saja Falix akan memasuki alam mimpi sebuah panggilan dengan suara telepon yang begitu keras membuat Falix mendengus kesal dan segera bangun mencari benda berisik tersebut setelah mendapatkann
Happy Reading. *** Deburan ombak yang begitu indah kini malah terdengar begitu pilu dan menyesakkan. Lautan lepas yang memancarkan birunya laut dengan segela keindahannya kini malah terlihat begitu menyedihkan bagai mengibarkan bendera perang pada mereka yang kini memiliki pilu akan kisah lautan lepas tersebut. "Kau tahu aku dulu begitu menyukai lautan hingga aku membeli sebuh pulai, namun rasanya kini bahkan aku sedikit membenci lautan yang telah merenggut salah satu sahabatku," ucap Falix dengan senyuman pilu yang menghiasi wajah tampannya. Menatap nanar ke arah lautan lepas yang telah menenggelamkan Dion membawa sahabatnya itu terbang terlalu jauh. Kini mereka tengah berada di Thailan di lokasi kejadian, Falix dan Darla memutuskan untuk pergi terlebih dulu ke
Happy Reading. *** Besok adalah hari pertama masuk sekolah setelah mereka di berikan waktu libur selama dua minggu akhirnya kini mereka kembali melakukan aktifitas sekolah kembali. Dan pagi ini para pelayan sudah di sibukkan dengan Falix yang terus menyuruh mereka melakukan pekerjaan dengan cepat karena Falix dan Darla yang bangun ke siangan. Mereka baru saja kembali dari New York kemarin sore dan kini mereka sudah harus datang pagi mengingat ini adalah hari senin dan tentu akan ada upacara setiap hari senin. Orang tua Falix juga ikut kembali ke Indonesia kemarin dan mungkin saat ini mereka sedang sarapan. Setelah selesai dengan segala kegiatannya di kamar Falix segera berjalan ke arah kamar Darla namun ternyata sudah kosong, jadi Falix memutuskan untuk segera m
Happy Reading. *** Setelah satu bulan berjalan tanpa Dion rasanya kini mulai berubah namun sebisa mungkin kini mereka merelakan dan mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Kini mereka tengah istirahat di kantin sambil sesekali bercanda bersama. Bahkan kini Manda mulai ikut bergabung dengan mereka dan menjadi begitu dekat dengan mereka. "Males banget gue ntar pulang sekolah ada tambahan jam belajar," ucap Aezar dengan mendengus kasar. Memang mulai hari ini bagi kelas tiga sudah mulai aktif mendapatkan pelajaran. "Setuju sih gue, gue juga males banget asli," ucap Cakra menimpali dengan dengusan kasarnya. Siapa yang tak akan lelah saat sekolah saja sudah pulang pukul setengah empat dan kini ada pelajaran tambahan yang mengharuskan mereka baru bisa pulang saat jam setengah
Happy Reading *** Falix mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju mansionnya di ikuti oleh sahabatnya yang lain yang mengendarai motor di belakang mobil Falix. Kini Falix terlihat seperti orang kesetaan saat mengetahui jika tunangannya tengah berada dalam bahaya. Saat sampai di mansion nya Falix segera di sambut dengan elsa serta pelayan yang lain dan bodygurads yang berjaga segera membukakan pintu mobil Falix. "Apa Queen sudah pulang?" tanya Falix yang di balas dengan gelengan oleh Elsa. "Belum tuan, tuan Ryan serta sopir yang tadi menjemput nona Darla sudah berada di black hause," ucap Elsa memberi tahu Falix. Tanpa menunggu lama Falix segera berjalan ke arah samping rumahnya menuju ruangan yang di namakan black hause tersebutr. Sahabat Falix mengikuti di belakangnya dengan langkah cepat. Falix bertanya pada Elsa hanya untuk mastikan memastikan siapa yang tahu jika semua
Happy Reading. *** "Gila berasa jadi intel gue," ucap laki-laki tersebut sambil terkekeh namun suara laki-laki tersebut membuat mereka menegang hingga tak ada yang membuka suara. Semuanya tercengang mendengar suara yang rasanya begitu familiar dan begitu mereka rinduka. Laki-laki tersebut kini bahkan terdiam dan bingung harus merespon dengan apa hingga tawa laki-laki itu kini menggelegar di seisi ruangan. "Ini kenapa pada diem aja dah? udah kayak ngeliat hantu aja," ucap laki-laki tersebut sambil membuka topi serta maskernya menampilkan wajah watados seorang laki-laki yang kini tengah menyengir seolah tak memiliki masalah dan beban hidup. Melihat wajah yang begitu mereka kenali itu semua semakin terdiam membeku melihat siapa yang kini berada di hadapan mereka. "Lo? ini beneran lo?" tanya Cakra yang masih tidak percaya dengan pemandangan yang kini ia lihat, sosok sahabatnya yang mereka c
Happy Reading. *** Suara dering telepon dari ponsel Falix membuat laki-laki itu dengan segera mengambil ponselnya, melihat siapa yang meneleponnya dan ternyata adalah Barra. Dengan segera Falix menerima panggilan tersebut dan menempelkan nya ke telinga dengan tangan satunya yang masih setia merangkul Darla mengingat kini mereka masih berada di ruang keluarga sambil menonton televisi dan bersantai. "Kenapa?" tanya Falix langsung to the point saat sudah menjawba panggilan sahabatnya itu. Kalian pasti tahu Falix bukanlah orang yang senang berbasa-basi. "Tar jam delapan kumpul di rumah Dion," ucap Barra di sebrang sana menjawab pertanyaan Falix. Selanjutnya mereka saling tak ada yang membuka suara, Barra masih men
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau