"Lionel Freederick Gerardo akan kubuat kau bertekuk lutut"
Lionel merasa seluruh sarafnya lumpuh saat gadis itu dengan beraninya duduk di atas pangkuannya, apa yang sebenarnya terjadi disini? tiba-tiba saja gadis itu menjadi gadis yang manis, lalu kembali angkuh sekarang menjadi lebih berani.
Amanda masih mensejajarkan keningnya, dengan begini secara tidak langsung ia bisa melihat dengan jelas bagaimana bibir ranum itu merekah indah, aromanya yang selalu menguarkan aroma berry dan manisnya yang selalu membuatnya gila.
"Amanda.." Lionel mengerang dengan suara serak tertahan, menahan gejolak yang hampir saja meledak dalam tubuhnya.
"Hm..." jawab Amanda dengan geraman sensual sembari mengelus dada Lionel di balik kemejanya, 'astaga, kau salah pilih lawan Amanda..' dewi baik Amanda berkali-kali mengingatkannya tentang hal ini, tapi gadis itu tidak peduli, ia senang berada di posisi ini, membuat pria berada di bawah kendalinya. Bukankah memang selalu beg
Rumah mediterania itu nampak lebih cantik jika di lihat dari dekat, memiliki ukuran tidak terlalu besar, beraksen bebatuan. Dengan ornamen kayu yang rumit, tembok lengkung, serta atap genteng tanah liat yang membuat kesan earth tone begitu kental dan kuat. Saat Amanda baru memasuki halaman hal yang pertama menyambutnya adalah dua pilar dan beberapa kolom di tiap sisi bagian luar bangunan, selain itu, yang Amanda tahu. Rumah ini berdiri di atas karang kokoh. Ada sebuah jembatan mirip seperti pelabuhan yang mengarah langsung ke pasir pantai, dalam sekali lihat Amanda tahu jika dirinya telah jatuh cinta dengan rumah ini.Amanda menyusuri bangunan tersebut sendirian, Lionel tidak ada bersamanya, karena pria yang sekaligus menjadi bosnya itu masih berkutat dengan pekerjaan beserta rapat secara daring bersama kolega-koleganya. Memang seperti itulah yang akan terjadi jika menculik seorang pemimpin dari sebuah perusahaan, lagipula Lionel memang harus bertanggung jaw
Dan Amanda tahu, jika dia sudah berhasil. Untuk itu di giringnya Lionel menuju pantai, bermain-main sebentar di sana, lalu duduk di tepi lautan setelahnya. "Jadi bagaimana dengan kuliahmu." Lionel membuka suara setelah beberapa menit terdiam menikmati angin laut. Amanda menoleh sebentar "Cuti, tentu saja. Untuk satu semester." gadis itu bergeser menjauh sedikit kemudian kembali menjawab "Aku tidak bisa melakukan keduanya, aku tahu kapasitas otakku." "Sebenarnya aku tidak mengerti untuk apa kau harus cuti kuliah di saat kau bisa saja memilih kuliah tanpa bekerja." "Aku juga tidak menginginkannya, kuliah Master sekaligus menjadi pewaris perusahaan bukanlah impianku." desah Amanda "kau tahu, Aku ingin menjadi pebisnis kecil, memiliki kedai makanan atau sebuah bakery. Tapi tentu saja, tuan Nathanael Daniela tidak akan mengijinkan, dan for a god sake .. semua keluarga Daniela akan terkena serangan jantung jika aku melakukan itu." Itu sebuah kebenar
Dua jam kemudian...“Apa dia sudah siuman?” tanya Amanda pada dokter yang baru saja memeriksa Lionel dengan menggunakan bahasa inggris.“Dia hanya syok, tekanan darahnya tinggi, aku sudah memberikannya obat. Yang harus dia lakukan saat ini hanya perlu istirahat dan bebas dari tekanan.” ujar dokter itu dan segera berpamitan kepada Lionel, Amanda tersenyum lalu mengangguk sebagai ucapan terimakasih, setelah memastikan pintu tertutup Amanda mulai berbalik berjalan menuju Lionel yang sedang bersandar di kepala tempat tidur, pria itu tampak menatapnya tajam lalu menghela nafasnya panjang.“Bagaimana kondismu?” tanya Amanda berbasa-basi.Lionel melirik Amanda sebentar lalu membuang pandangannya ke arah jendela kamar, “Apa perlu di tanyakan?” ketusnya, sukses membuat Amanda cekikikan bukan main hingga sedikit mengeluarkan sedikit air mata, gadis itu merasa puas dengan apa yang ia alami hari ini, atau lebih te
“Ini..” Lionel menyerahkan sebotol vodka kecil yang berada di balik jasnya kepada Amanda, Amanda yang merasa tubuhnya membeku pun segera menyambar botol tersebut dan meminumnya perlahan hal yang pertama yang ia rasakan adalah rasa panas yang menjalar di kerongkongannya baru di ikuti dengan aroma khas alkohol yang menguar ketika ia menghembuskan nafas. Sebenarnya ia sangat membenci vodka, selain karena rasanya pahit. Efeknya juga sangat luar biasa. Jadi Amanda hanya meneguknya sedikit, itu alternatif yang lebih baik daripada tidak meminumnya sama sekali lalu membeku di tengah tengah pegunungan Andes.Ya pegunungan Andes, Lionel sendiri yang menggendongnya hingga berada di tengah-tengah gunung es ini, atau lebih tepatnya ia sedang berada di sebuah gua es yang berada di pertengahan puncak Andes. Kata Lionel tempat ini adalah tempat dimana biasanya para pendaki beristirahat karena selain memiliki gua es yang indah mereka juga bisa melihat pemandangan kota Pucon dengan
Mendekati tengah malam acara yang berlangsung dengan begitu mewah itu semakin terdengar riuh, gelas-gelas berdenting, para pelayan hilir mudik mejajakan berbagai minuman berwarna warni beserta kudapan manis yang bersiap untuk di sajikan, alunan musik waltz juga mulai berganti dengan musik pop jaman sekarang dengan irama sedikit menghentak mengiringi setiap insan yang mulai menggoyangkan tubuhnya lebih keras di pelataran lantai dansa.Beralih ke arah setiap meja tamu yang di penuhi para pebisnis yang membentuk sebuah kelompok dan para wanita wanita sosialita dengan gaya angkuh ikut membuat kelompok bersama sekumpulan—nya, membicarakan trend terbaru masa kini atau hanya sekedar membicarakan berita picisan.Lain lagi dengan kondisi keluarga Gerardo yang menjadi tuan rumah penjamu seluruh manusia kaya di dalam hall ini, mereka tampak hangat bercengkrama hangat satu sama lain. Amanda dan Lionel sudah kembali kedalam hall satu jam yang lalu, sebelum akal se
"Hahahahaha..""Jangan ketawa lu setan, udah berapa lama lo ngilang, hah?" ketus Has begitu mendengar tawa menggelegar sahabat wanitanya yang baru saja datang dari Brazil beberapa jam yang lalu. Has memberengut sebal bukan main, saat dengan entengnya Amanda meminta mereka untuk datang di kantornya."Baru juga sebulan." jawab Amanda kelewat santai sembari menegak susu strawberry di tangan kanannya tanpa mengalihkan pandangannya terhadap berkas-berkas pekerjaan yang baru saja di kirimkan Paula beberapa menit yang lalu, wanita berkacamata kuno itu memang pantas di berikan apresiasi perihal pekerjaannya. Terbukti dengan seluruh jadwal pertemuan klien hingga laporan akuntan semua tersusun rapih sesuai tanggal dan urutan.Sam memutar bola matanya jengah "Buat apa balik?""Jahat banget sih Sam. Gak kangen gue apa?""Basi!" ketusnya lagi yang di balas kikikan Amanda untuk kesekian kali, Amanda memang harusnya sudah sadar respon seperti apa yang akan di had
Stevania Daniela. Wanita cantik dengan bola mata bewarna biru terang berambut pirang panjang rahang tegas, dengan wajah angkuh yang nyaris serupa dengan seorang Nathanael Daniela.Ketika Amanda sampai di hadapan wanita yang hanya terpaut empat tahun darinya itu, Amanda tahu jika ia sedang dalam masalah, sialan!wanita itu berhasil membuat amarah tak terkendalinya naik kepermukaan. Jelas sekali jika Amanda merasa tertantang dengan keberadaan seorang Stevania Daniela, belum lagi dengan gestur wanita itu yang tengah memandangnya dengan pemandangan yang menyebalkan."Ah .. selamat datang adik kecil." wanita itu menyeringai dengan merentangkan kedua tangannya seolah menarik Amanda kedalam pelukannya, Amanda tersenyum tipis nyaris berbentuk sebuah garis sinis membalas sambutan yang terdengar di buat-buat dari seorang Stevania."Aku tak mendengar kabar apapun tentang pembebasan mu, Stevi. Bagaimana bisa kau berkeliaran sesuka hati d
Amanda melangkah dengan berat menuju kamarnya, meninggalkan Nathanael yang sudah asyik bercengkrama dengan Flynn. Tanpa peduli bagaimana raut wajah Amanda yang mendadak gusar. Kepalanya terasa berputar, dan perasaannya menjadi lesu, ia lalu menyalakan sebuah pemanas sebelum merebahkan tubuhnya di ranjang besar yang empuk. Sewaktu ia masih di jakarta hidupnya berjalan dengan baik, meskipun menyandang status sebagai pengangguran dan berkawan dengan teman-temannya yang nakal. Namun hidupnya terasa jauh lebih baik sebelum semuanya berakhir ketika harus pindah Negara. Dia tidak menemukan alasan terbaik untuk menukar hidupnya yang dulu dengan yang sekarang. Amanda tidak tahu bagian mana yang membuatnya seperti orang gila sekarang, kembalinya seorang iblis betina kah atau keputusan Nathanael untuk mempercepat pertunangannya sekarang ini? Fakta-fakta gila ini tentu saja membuatnya lebih dari sekedar depresi, lebih dari itu ia merasa jika sedang di permainkan.