Setelah selesai melaksanakan resepsinya, kini Raffa dan juga Kaila tengah beristirahat di dalam kamar hotel milik mereka.
Rencananya besok pagi baik Kaila maupun Raffa akan mulai menempati apartement milik Raffa untuk kedepannya karena Raffa tidak ingin orang tuanya ataupun orang tua Kaila mengawasi mereka terus-menerus.
Kaila berdiri tak bergeming, apa yang akan terjadi setelah ini pikirnya. Apa mereka akan melakukan malam pertamanya? Ah Kaila tidak siap untuk itu.
Raffa yang lebih dulu merebahkan dirinya di atas ranjang menatap Kaila keheranan.
"Kenapa masih berdiri?" Tanyanya.
Kaila tersentak, "Ah gak ada, em.. gue mau bersihin badan duluan ya."
Kaila masuk ke dalam kamar mandi, Raffa kembali merebahkan dirinya. Didalam kamar mandi, Kaila memegang dadanya yang terasa bergemuruh, jantungnya berdetak sangat cepat.
"Aduh kenapa gue gugup begini?" Gumamnya.
"Apa Raffa bakalan ngelakuin itu ke gue?" Gumamnya lagi, kini tersirat rasa khawatir di wajah cantiknya.
Kaila belum siap untuk menyerahkan dirinya kepada Raffa, apalagi mengingat jika Raffa masih berpacaran dengan Celine dan mereka yang masih duduk di bangku SMA.
Kaila menggelengkan kepalanya, mengusir segala rasa khawatir yang ada di dalam dirinya, malam ini ia akan baik-baik saja.
"Raffa gak cinta sama elo Ra, gak mungkin dia berani ngelakuin sesuatu ke elo." Gumam Kaila meyakinkan dirinya sendiri.
Raffa meletakkan ponselnya diatas nakas setelah ia memberi kabar kepada Celine, hampir saja perempuan itu marah kepadanya karena tidak memberikan kabar sejak pagi tadi, namun Raffa dengan lembut memberikan pengertian kepada Celine.
Raffa melirik ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup, ia beralih menatap arlojinya, sudah hampir satu jam Kaila berada di dalam! Apa yang perempuan itu lakukan pikirnya.
Dengan langkah pelan Raffa berjalan ke arah pintu kamar mandi, ia mengetuk pintunya kuat membuat Kaila yang tengah menggunakan bathrobe memekik kaget di dalam sana.
"La! Lama banget, lo ngapain aja di dalem?" Tanya Raffa.
"I-iya ini gue udah siap kok." Sahut Kaila dari dalam.
Ceklek
Kaila muncul dari balik pintu kamar mandi hanya dengan bathrobe yang menutupi tubuh polosnya. Ia menundukkan wajahnya tak berani melihat ke arah Raffa.
"Ma-maaf lama, lo bisa mandi sekarang." Ucap Kaila.
"Lain kali kalo mandi jangan terlalu lama, lo bisa sakit nanti mandi terlalu lama apalagi malam kaya gini." Omel Raffa.
Kaila mengernyitkan dahinya, apa aku tidak salah dengar batinnya. Apakah Raffa marah karena mengkhawatirkanku? Begitulah pikir Kaila.
"Maaf, lain kali gak gini lagi, gue mau pake baju dulu." Kaila buru-buru berjalan menuju ke walk in closet, ia membuka lemari yang ada disana dan matanya membulat kaget.
Apa-apaan ini!
Hanya ada 3 pasang baju untuk dirinya disana, dan semua baju tersebut seperti tidak layak disebut baju tidur. Sangat pendek!
Tidak, Kaila tidak bisa memakainya.. bahkan melihatnya saja Kaila sudah bergidik ngeri.
"Ini kenapa celananya pendek banget.. ini bajunya juga kenapa talinya tipis begini masuk angin ntar gue." Oceh Kaila di dalam walk in closet.
Kaila menggigit-gigit kukunya, masih terpaku di depan lemari dan belum ada niatan untuk menggunakan baju tidur yang ada.
Kaila menyesali mengapa ia tidak membawa pakaiannya sendiri diam-diam dan percaya pada kedua mamanya yang mengatakan bahwa pakaiannya sudah disiapkan dikamar hotel.
"Masa gue make ini sih, ada Raffa juga! Tapi-masa iya gue make bathrobe ini buat tidur.." gumamnya lirih.
No! Kaila tidak bisa!
"Kenapa diem aja?" Tanya Raffa yang tiba-tiba masuk ke dalam walk in closet.
Kaila yang tadinya masih bergumam dan bergelut dengan pikirannya langsung terperanjat kaget.
"Astaga!"
"Kenapa?" Tanya Raffa bingung karena Kaila belum juga memakai bajunya.
Sontak Raffa melirik ke arah lemari yang terbuka, dan ia menggeleng-gelengkan kepalanya saat mengetahui alasan Kaila belum mengganti pakaiannya sendiri.
"Pakai aja, toh kita udah sah gak ada salahnya pakai baju begitu di depan suami sendiri." Ucap Raffa.
Ia menggunakan kaos dan celana pendeknya tepat di depan mata Kaila. Sial! Mata suci Kaila ternodai dengan pemandangan tubuh atletis di depannya.
Seakan tak berdosa Raffa melenggang pergi begitu saja, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan langsung terlelap tidur.
Kaila mengintip, ia bernafas lega saat melihat Raffa sudah menutup matanya jadi sepertinya tidak akan terjadi apa-apa malam ini.
Secepat mungkin ia memakai pakaiannya, sedikit risih dan merasa kedinginan karena bahannya yang tipis namun Kaila tidak bisa berbuat apa-apa selain menahannya.
Kaila keluar mengendap-endap dari dalam walk in closet, menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan mengusap-usap bahu mulusnya yang terekspos jelas.
"Gue tidur dimana? Masa disamping Raffa sih? Gak, gue gak mau!" Ucap Kaila pelan.
Dan bagai bertemu dewi fortuna, mata Kaila langsung berbinar saat melihat sofa di ujung kamar hotel mereka.
"Kenapa tadi gue gak liat ada sofa disini? Apa dia bisa tembus pandang ya?" Gumamnya lalu mematikan lampu menyisakan lampu tidur temaram.
Kaila mengambil selimut tambahan yang ada didalam lemari dan dengan perlahan ia merebahkan tubuhnya di atas sofa yang terasa lumayan empuk walaupun tidak seempuk ranjang yang ada didepan matanya itu.
Menyelimuti tubuhnya dengan hangatnya selimut membuat Kaila mengantuk, tak lama ia langsung tertidur dengan lelap.
Pukul 3 dini hari Raffa terbangun, ia melirik ke ranjang disebelahnya namun Kaila istrinya tidak ada disana.
Raffa duduk diatas ranjang, mengerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan remang cahaya yang ada di dalam ruangannya.
"Astaga kenapa dia tidur disitu?" Batin Raffa saat melihat Kaila tidur diatas sofa.
Raffa berjalan mendekati Kaila, ia menatap sejenak wajah damai Kaila saat sang pemilik tengah tertidur pulas.
"Cantik juga istri gue." Gumamnya.
Raffa menyibakkan perlahan selimut tebal yang menyelimuti tubuh Kaila, ia terperanjat karena melihat tubuh Kaila walaupun penerangan yang minim di dalam kamar.
"Ck, mama ada-ada aja nyuruh Kaila make baju beginian, kalo gue khilaf gimana?" Ocehnya.
Dengan segera Raffa mengangkat tubuh Kaila, perempuan itu tidak terbangun sama sekali dan Raffa langsung menjatuhkannya di atas ranjang.
Saat Raffa akan menjauhkan badannya, Kaila malah melingkarkan tangannya ke leher Raffa membuat Raffa kelabakan karena hampir saja wajahnya bersentuhan dengan Kaila.
Langsung saja Raffa melepaskan tangan Kaila pelan dan bergerak menuju ke sisi ranjang yang lainnya. Ia tertidur dengan membelakangi Kaila yang terlihat masih nyenyak dalan tidurnya.
Dan keesokan paginya kedua insan itu terbangun dengan tubuh yang saling memeluk dengan erat, bagi orang lain yang melihatnya mungkin akan mengira jika mereka pasangan yang sangat romantis.
Hal yang paling membahagiakan saat bangun dipagi hari dan melihat wajah natural pasangannya, wajah yang tidak orang lain lihat. Namun tidak bagi Kaila, ia malah berteriak kaget saat melihat wajah Raffa tepat di depan wajahnya sendiri.
"Kenapa sih La? Berisik banget, gue masih ngantuk." Omel Raffa, ia kembali menutup kedua matanya dan tertidur dengan lelap.
Tak memperdulikan sama sekali Kaila yang terlihat syok di atas ranjang, memikirkan segala kemungkinan apalagi seingatnya ia tidur di sofa tadi malam dan mengapa saat ia terbangun sudah berada di atas ranjang?
Langsung saja ia mengecek pakaiannya, masih utuh! Dan tidak terlihat tanda-tanda penyerangan apapun dari Raffa ditubuhnya.
"Huhh syukurlah!" Ucapnya lega.
Kaila langsung turun dari atas ranjang, ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Kaila ingin mandi namun ia tidak mempunyai pakaian lagi selain yang ada di walk in closet jadi Kaila tidak ingin memakainya.
"Gue make apa dong? Laper lagi..." Gumamnya sambil meringis.
Tak mau pusing, Kaila keluar dari kamar mandi masih memakai pakaiannya tadi malam. Dilihatnya Raffa masih tertidur ddengan pulas, selimut menutupi sampai ke lehernya sepertinya Raffa kedinginan pikirnya.Kaila menatap Raffa yang tertidur dengan tenang, ia tak menyangka akan bisa melihat wajah Raffa dari sedekat ini bahkan sekarang dirinya bisa berstatus sebagai istri dari orang yang selama ini ia kagumi itu.Kaila selalu merasa bahwa dirinya tidak akan mungkin bisa mendapatkan Raffa ataupun cintanya, karena sebesar apapun usaha Kaila selama ini cinta Raffa kepada Celine tidak goyah sedikitpun.Apa mungkin Kaila juga akan mendapatkan cinta Raffa nantinya dengan pernikahan ini? tidak Raffa sudah memperingatinya waktu itu agar tidak jatuh cinta kepada dirinya nanti sebelum semuanya jelas.Kaila tersentak saat bel kamar hotelnya berbunyi, ia berjalan ke arah pintu namun baru beberapa langkah ia kembali membalikkan tubuhnya dan mengambi
"Iya sayang tapi udah gak papa kok, nih kaki aku udah bisa dibuat jalan hehe." Jawab Celine, ia tersenyum dengan cerah.Raffa tersenyum lega, ia asik menemani Celine berbelanja sampai lupa jika ia tadi datang bersama dengan Kaila.Kaila yang tadinya sibuk memilih buah, kini sibuk mencari Raffa kesana kemari, tadi Raffa hanya mengatakan jika ia akan mengambil beberapa kotak susu namun saat Kaila ingin menghampirinya Raffa tidak ada disana."Raffa kemana?" Gumamnya.Langkah kaki Kaila terhenti saat ia melihat dua insan di depan matanya tengah bersama dengan seorang wanita tua."Raffa? Jadi dia sama Celine?" Gumam Kaila, matanya mulai berkaca-kaca melihatnya apalagi saat Raffa sibuk bercengkrama dengan wanita yang Kaila duga adalah mama Celine.Buru-buru Kaila pergi dari sana, ia membayar makanan yang dibelinya di kasir dengan menggunakan kartu atm miliknya.Dan begitu selesai Kaila langsung memesan taksi online dan pergi dari supe
Kaila masuk kedalam walk in closet begitu ia selesai mandi, ia melihat lemari di sekelilingnya lalu membukanya satu per satu untuk melihat-lihat."Wahh..." Ucapnya tak sadar.Kaila melihat ada banyak kaos dan kemeja milik Raffa di lemari sebelah kiri, saat ia membuka lemari disebelah kanan disana berjejer banyak sekali pakaian tidur dari berbagai model untuk dirinya, ada juga baju-baju casual dan gaun-gaun cantik disana.Kaila berjalan ke lemari yang ada diujung, disana ada banyak peralatan make up, perhiasan, tas, sepatu dan aksesoris lainnya untuk dirinya dan juga Raffa.Kaila mengambil salah satu anting emas berbentuk bulan dengan taburan berlian diatasnya."Wahh indah.." gumamnya.Kaila mencoba memakainya, dan benar-benar cantik! Kaila sangat cocok memakai anting tersebut, ia tersenyum senang melihatnya.Kemudian Kaila berjalan mengambil salah satu baju tidur untuk dipakainya.Kaila berjalan keluar dari walk in closet begit
Pagi harinya Kaila bangun sebelum subuh, ia menatap Raffa yang masih terlelap tidur, sebenarnya ia ingin membangunkan Raffa dan mengajaknya untuk melaksanakan sholat berjamaah namun ia ragu untuk membangunkannya."Kalo gue bangunin dia bakalan marah gak ya?" Gumam Kaila."Tapi kalo gak gue bangunin ntar dosa karna gak sholat." Pikirnya lagi.Akhirnya Kaila memutuskan untuk membangunkan Raffa, ia menggoyangkan tubuh Raffa perlahan sembari memanggil namanya."Raff.. bangun Raff..." Kaila menepuk-nepuk pipi Raffa."Raffa bangun udah subuh.."Raffa menggeliatkan tubuhnya pelan, disaat itulah Kaila langsung berdiri dipinggir ranjang sambil memperhatikannya."Kenapa La?" Tanya Raffa dengan suara serak khas bangun tidur."Astaga suara Raffa jadi makin ehemm.. kalo baru bangun gini." Gumam Kaila pelan."Udah mau subuh Raf, ayo sholat berjamaah." Ajak Kaila.Raffa mengeryitkan dahinya, ia sedikit terenyuh karena Kaila memb
Begitu sampai di sekolah Kaila berjalan menuju ke kelasnya tak lama Raffa juga sampai di sekolah dan mengendarai motornya melintas di depan Kaila. Kaila dan Raffa sempat saling berpandangan namun Kaila langsung memalingkan wajahnya yang bersemu merah dan berjalan dengan cepat ke ruang kelasnya.Selama di sekolah keduanya saling tak bertegur sapa, mereka seperti tidak saling mengenal satu sama lain. Raffa terus bersama dengan ketiga temannya atau terkadang ia bersama dengan kekasih tercintanya Celine. Sedangkan Kaila ia hanya bersama dengan Elisa teman baiknya itu.Seperti sekarang Kaila dan Elisa tengah makan berdua di kantin sekolah, mereka duduk tepat bersebrangan dengan Raffa dkk dan juga Celine yang ada disamping kanannya. Elisa terus melirik kearah Kaila berulang kali, terpantri rasa kesal di wajah cantik Kaila walaupun ia berusaha menyembunyikannya dengan baik.Hell, ayolah mana ada teman baik yang tidak mengetahui h
Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Kaila langsung turun ke bawah bersama dengan Elisa."Jadi gimana La? Udah ehem ehem belum?" Tanya Elisa berbisik di telinga Kaila.Kaila menundukkan wajahnya malu sambil memukul lengan Elisa yang tertawa karena berhasil menjahili temannya itu."Apaan sih Sa, masih sekolah gak ada begituan." Ucapnya."Oh my! Jadi lo masih suci La?" Tanya Elisa pura-pura kaget.Kaila menganggukkan kepalanya, "Ya iyalah emang gue kaya elo, nih otak lo perlu dicuci deh kebanyakan baca cerita begitu."Elisa terkekeh, "Lo tau aja.."Elisa memang sering membaca cerita bertema dewasa di ponselnya yang seharusnya tidak dibaca oleh anak dibawah 18 tahun, jika Kaila memperingatinya maka Elisa akan berkata, "Tahun depan kita udah legal jadi gak masalah La, sama aja.""Oh iya lo pulang sama siapa La? Naik angkot?" Tanya Elisa."Enggak Sa, Raffa ngajakin pulang bareng dia nunggu di halte bis deket sini sih katanya."
"Mama mau ajak menantu mama buat belanja sayang, bolehkan?" tanya Anin sekali lagi."Ya udah mama ajak aja." ucap Raffa, ia juga bingung kenapa pula mamanya harus izin ke dirinya kenapa tidak langsung mengajak Kailanya saja."Yes! Raffa udah kasih izin. Ayo sayang." Kata Anin dengan semangat."Sebentar ma, Kaila ganti baju dulu." ucapnya, Kaila bangkit dan beranjak ke kamarnya meninggalkan bunda dan mama mertuanya di ruang tengah.Kaila mengganti bajunya sekedarnya saja, ia menggunakan celana jeans ketat berwarna abu rokok dengan atasan crop top dan rambut yang diikat ponytail. Kaila memoleskan sedikit liptint dibibir pink miliknya, memakai maskara dan memakai bedak tabur, selesai dengan tampilan khas seorang anak remaja.Langsung saja Kaila keluar dari kamarnya dengan membawa sling bag berwarna putih, Anin tersenyum melihat menantunya dan Devi hanya bisa tersenyum bangga dengan putrinya yang terlihat semakin cantik berseri."Menantu mama ca
Lampu ruangan secara otomatis menyala saat sensornya mendeteksi Kaila yang berada disana, Kaila masuk ke dalam kamar meletakkan barang belanjaannya di walk in closet dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.Kaila mengambil mukenahnya, jam sudah menunjukkan waktu untuk melaksanakan sholat isya jadi ia harus segera menunaikannya, saat magrib tadi ia melaksanakan sholat bersama dengan bunda Devi dan mama Anin di mushola mall.Begitu selesai Kaila merebahkan dirinya sejenak diatas ranjang, memijat ringan di betisnya yang terasa sakit dan pegal. Tak lama terdengar pintu apartement terbuka dan muncul Raffa dari balik pintu, ia baru kembali pukul 7 malam."Baru pulang Raff?" tanya Kaila, ia menyalimi tangan suaminya."Iya tadi ada beberapa hal yang harus gue fix kan di cafe." jawabnya."Lo balik jam berapa?" tanya Raffa, dengan santainya ia membuka kaosnya di depan Kaila."AAAAA! RAFFA!" Jeritnya sambil menutup kedua mata
"Hai? boleh gue duduk disini?" tanya seseorang dihadapan Kaila.Kaila mendongakkan kepalanya menatap siapa laki-laki yang menghalangi pandangannya itu dan ia melihat seorang laki-laki tampan dengan senyum manis didepannya.Lupakan, Kaila tidak tergoda. Senyum Raffa lebih indah dari senyum siapapun baginya."Kenapa lo mau duduk disini?" tanya Kaila balik.Laki-laki itu tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan dari Kaila, "Karena gue pengen kenalan sama lo?" ucapnya.Kaila mengernyitkan dahinya hingga berkerut, "Gue gak berminat kenalan sama siapapun." jawabnya ketus.Bukannya marah, laki-laki itu malah memilih duduk di depan Kaila dan meletakkan segelas frappe miliknya."Siapa yang nyuruh lo buat duduk?" tanya Kaila."Gue sendiri!" jawabnya.Kaila berdecak sebal, ia tipe orang yang tidak suka diusik dan senang menyendiri karena itu Kaila merasa sebal jika ada orang yang tidak ia kenal dengan gampangnya mengajaknya bicara seperti yang dilakukan oleh laki-laki didepannya sekarang."Ke
"Sorry, gue takut ada yang liat." jawab Kaila pelan.Raffa menghela nafasnya kasar, setelah itu ia langsung menjalankan mobilnya keluar dari area sekolah.Saat diperjalanan Raffa fokus menyetir dan Kaila sibuk dengan ponsel miliknya sendiri, membaca novel dengan tenang. Namun tiba-tiba saja, ada telepon masuk dari mamanya.Buru-buru Kaila menjawabnya, "Halo bun...""Assalamualaikum...." salam Devi.Kaila menepuk jidatnya pelan, saking tak sabarnya ia sampai lupa untuk mengucapkan salam kepada bundanya."Waalaikumsalam, bun.." jawab Kaila.Raffa yang tadinya sibuk dengan jalanan yang ada didepannya ikut melirik ke arah Kaila yang tengah menerima telepon dari bundanya.Kaila menatap kearah Raffa saat tahu Raffa seakan bertanya kepadanya."Bunda Devi." jawab Kaila dan Raffa menganggukkan kepalanya."Kalian dimana sayang?" tanya bundanya."Lagi dijalan mah, baru pulang dari sekolah." jawab Kaila.Devi menganggukkan kepalanya mengerti, ia tengah membuat sebuah kue di dapur miliknya karena
Kaila menatap punggung lebar Raffa yang berlalu di depannya, ketiga teman Raffa yang lain ikut berlalu. Kaila hanya menghedikkan bahunya bingung, ia masuk ke dalan kantin juga dan menghampiri Elisa yang tengah menyantap somay dan juga minuman dingin miliknya."Lo gak nungguin gue sih!" protes Kaila, ia duduk di depan Elisa dengan wajah kesal."Eh gue lupa La! hehe.. sorry ya, lo mau makan apa? biar gue aja yang pesenin." ucap Elisa."Serius lo?" tanya Kaila.Elisa menganggukkan kepalanya, "Serius! tapi pake duit lo ya!" katanya sambil tersenyum lebar.Kaila mencebikkan bibirnya namun ia tetap mengeluarkan uang dari dalan dompet miliknya dan memberikannya kepada Elisa."Somay aja kek elo." ucap Kaila.Saat Elisa pergi, Kaila menunggunya sambil bermain ponsel miliknya, saat ia membuka ponselnya ada satu pesan dari Raffa untuknya langsung saja Kaila membacanya."Pulang tunggu diparkiran, jangan kemana-mana "Kaila mengedarkan pandangannya mencari Raffa dan ia menemukan Raffa yang tengah
Kaila masuk ke dalam kelas dengan langkah tertatih, Elisa yang tadinya sibuk dengan liptint miliknya langsung berlari menghampiri Kaila dan tersirat kekhawatiran di wajah cantiknya."Astaga La, elo kenapa?" tanya Elisa khawatir.Elisa membantu Kaila duduk dengan perlahan, padahal Kaila sendiri merasa tidak apa-apa dan tidak merasa sakit."Jawab La, ini dengkul lo trus siku elo dan ini-astaga... bibir lo ini kenapa La?" tanya Elisa, ia memegang sudut bibir Kaila perlahan, masih terlihat bekas luka diujung bibirnya."Gue gak papa Sa, gak papa kok.." jawab Kaila sambil tersenyum manis."La... segini doang kadar persahabatan kita? lo ngerahasiain ini dari gue..." Elisa menatap sendu ke arah Kaila.Kaila menelan salivanya dengan susah payah, ah ayolah Elisa pandai sekali membuat Kaila diam tak berkutik dan akhirnya akan mengatakan segalanya."Elisa..." lirihnya."Kasih tau gue La, kenapa elo bisa kaya gini?" tanya Elisa sekali lagi, rasa khawatirnya tidak surut walau Kaila mengatakan ia ti
Selesai makan, Raffa langsung meminta Kaila untuk masuk ke dalam kamar lebih dulu sedangkan Raffa mencuci piring dan gelas yang mereka pakai untuk makan tadi.Begitu selesai Raffa langsung menyusul Kaila masuk ke dalam kamarnya, begitu ia membuka pintu kamar terlihat Kaila yang tengah memainkan ponselnya di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang."Kenapa belum tidur?" tanya Raffa.Kaila mendongakkan kepalanya dan langsung meletakkan ponsel miliknya diatas nakas, Raffa melihat Kaila cukup terkejut dengam suaranya yang tiba-tiba bertanya kepadanya."Belum ngantuk." jawab Kaila."Gak ada tugas?" tanya Raffa lagi, karena setaunya Kaila adalah murid yang pintar dan rajin.Kaila menggelengkan kepalanya, "Enggak, tugas gue udah selesai semua. Lo sendiri emangnya gak ada tugas?" tanya Kaila balik.Raffa mengangkat bahuny acuh, lalu menjatuhkan tubuhnya ke
Raffa berjalan keluar dari kamar, ia mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah sembari bermain game di ponselnya.Saat Raffa asik bermain tiba-tiba saja Celine mengirimkannya pesan yang mengatakan jika is merindukan Raffa dan itu membuat Raffa senang bukan main.Langsung saja Raffa membalas pesan yang dikirimkan oleh kekasih tercintanya itu, menyunggingkan senyuman bahagia di wajah tampannya.Saat Raffa tengah asik berbalas pesan dengan Celine, bel apartementnya berbunyi beberapa kali."Ah itu pasti makanannya udah dateng." gumamnya.Raffa membuka pintu apartementnya, terlihat seorang pria berjaket hijau tengah menenteng plastik berisi makanan di tangannya.Raffa mengambil pesanannya dan memberikan beberapa lembar uang kepada bapak yang membawakan makanan yang ia order.Bapak itu itu langsung terkejut dengan uang yang diberikan oleh Raffa, "Maaf mas uangnya berlebih." ucapnya, ia hendak mengembalikan sisa uang Raffa namun Raffa langsu
Kaila masuk ke dalam apartementnya, melepaskan dan meletakkan sepatunya di rak dengan hati-hati. Saat Kaila masuk ke ruang tengah, ia merasakan kesunyian dari apartement itu."Raffa belum pulang?" gumamnya.Kaila berjalan agak tertatih menahan rasa nyeri di lututnya, ia masuk ke dalam kamar dan meletakkan tas sekolahnya lalu duduk di sofa kamar."Udah jam segini, Raffa kemana sih sebenernya?" gumam Kaila lagi, ia merasa agak khawatir karena tidak ada kabar apapun dari Raffa, saat pulang juga Raffa sama sekali tidak menemuinya menemuinya untuk mengatakan sesuatu."Apa Raffa pergi ke cafe lagi?" tebaknya."Oh iya ponsel aku!" Kaila baru teringat jika ponsel miliknya mati kehabisan baterai.Kaila bangkit, mengeluarkan ponselnya dari dalam roknya dan mengisi daya ponselnya. Dan disaat yang bersamaan pintu kamar terbuka, Raffa masuk dengan wajah agak kelelahan."Raffa!" pekiknya.Raffa mendongakkan kepalanya menatap Kail
Raffa dan Celine menghabiskan waktu mereka berdua, mereka pergi ke mall untuk bermain di timezone dan setelahnya mereka pergi untuk menonton bioskop berdua.Sungguh Celine terlihat sangat bahagia, senyuman terus terpantri diwajah cantiknya membuat Raffa lupa akan Kaila dan hanya fokus dengan Celine yang tengah berada disampingnya.Saat pintu teather dibuka, Raffa dan Celine langsung masuk ke dalam dengan Raffa yang memegang secup minuman dingin dan juga popcorn ukuran jumbo sedangkan Celine mencari tempat duduk mereka sesuai dengan yang tertulis di tiket yang mereka beli.Celine dan Raffa terlihat sangat romantis, mereka seperti dua pasangan baru yang masih dimabuk cinta, menonton film dengan senyum merekah dan perlakuan-perlakuan mesra seperti sekarang, Raffa tengah merangkulkan tangannya dibahu Celine, sedangkan Celine menyandarkan kepalanya dibahu Raffa.Sesekali Celine menyuapi Raffa dengan popcorn milik mereka, menonton film dengan wajah serius dan s
Sampai satu jam lamanya Kaila menunggu, berulang kali ia melirik kearah arloji miliknya bergantian menatap ke arah sekolah, menunggu Raffa yang tak kunjung terlihat.Kaila duduk sendirian, tidak ada lagi siswa yang terlihat disana bahkan sangat jarang ada warga ataupun masyarakat yang hanya sekesar melintas di depannya, hanya ada dirinya dan hembusan semilir angin yang menerpa tubuhnya."Raff, lo dimana sih." gumam Kaila.Menghentak-hentakkan kakinya, menunggu sambil menghitung menit hingga menit namun nihil, penantiannya tak kunjung membuahkan hasil hingga Kaila jenuh dengan sendirinya."Raffa lo kemana sih kenapa belum muncul juga?" tanyanya."Apa jangan-jangan Raffa lagi sama Celine?" tebaknya dalam hati.Terlihat wajah Kaila yang langsung terlihat murung, mungkin benar jika Raffa tengah bersama dengan Celine dan melupakan dirinya yang hanya berstatus sebagai istrinya diatas kertas bukan istri yang dicintainya."Eh ada