Share

Bab 5. Terungkap

last update Last Updated: 2023-02-10 14:55:10

Di saat itu, tiba-tiba saja Alberto mendengar suara pintu diketuk oleh seseorang dari luar ruangan. Muka Alberto langsung merasa pucat. Jantungnya berdebar kencang.

Alberto merasa sangat panik dan bingung. Ia melihat seluruh ruangan itu, tapi ia merasa tidak ada tempat untuk bersembunyi. Apa yang harus Alberto lakukan? Itu adalah yang Alberto pikirkan.

"Apa yang harus aku lakukan?" Alberto meminta pendapat Vega.

"Cari tempat bersembunyi, Alberto!" perintah Vega.

"Di mana?" Alberto meminta Vega untuk memberi tahu tempat yang spesifik.

“Di belakang lemari!” perintah Vega.

“Oke.” Alberto langsung berusaha untuk mencari tempat.

Vega langsung berdiri dari kursinya, tapi tiba-tiba saja pintu telah terbuka. Mereka langsung melihat ke pintu. Nafasnya tidak beraturan. Tidak lama kemudian, mereka melihat Lorena yang berada di depan pintu. Muka Alberto langsung pucat.

Matanya melotot. Jantungnya berdebar kencang dan tidak beraturan. Jari jemarinya mendingin. Ia merasa takut jika Lorena mengetahui mereka telah berkencan.

“Alberto!” ucap Lorena dengan suara yang hampir berteriak, mukanya yang pucat, dan matanya yang melotot.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Mata Lorena pun masih melotot dengan dirinya yang terpatung di tempatnya. Alberto langsung mencoba untuk berbohong.

“Aku penanggung jawab pelajaran Anatomi Manusia dan Fisiologi Manusia. Jadi, aku dan Vega ada di sini?”

"Tapi, kenapa kamu melakukan itu, Bert?" Lorena berkata seperti dirinya yang menahan tangis, karena ternyata suara yang ia dengar tadi adalah suara Alberto dan Vega. Lorena ingin menangis, tapi dia berusaha untuk tegar dan menahan semua kesedihannya.

"Apa?" Alberto mengernyitkan dahi. Ia berpura-pura bingung dan tidak mengerti maksud dari kata-kata Vega.

"Kenapa kamu ...?" Lorena ingin menanyakan alasan Alberto berselingkuh dengan Vega, tapi Vega yang langsung paham dengan maksud kata kata Lorena langsung memotong kata Lorena dan ikut dalam perbincangan tersebut.

“Maksudmu, kenapa Alberto berhubungan seks denganku tadi?” Perkataan tersebut membuat Lorena dan Alberto menatap ke arah Vega.

"Apa? Apa kamu berhubungan seks dengan Profesor Vega, Alberto?" Lorena menatap Alberto dengan tatapan tak percaya, karena tak percaya Alberto akan berselingkuh darinya. Alberto merasa sangat bingung. Di satu sisi, dia telah berjanji kepada Vega untuk memutuskan Lorena. Tetapi, disisi lain ia masih sangat mencintai Lorena dan tidak ingin menjadi pacar Vega.

Alberto hanya terdiam untuk beberapa saat sembari ia menggigit bibirnya, karena ia merasa dirinya harus memilih antara Vega dan Lorena. Setelah beberapa saat, Alberto mengembuskan napasnya dengan berat karena ia merasa berat untuk memutuskan hal itu. Ia lebih memilih Lorena dan meninggalkan Vega, karena bagi Alberto, mungkin saja Vega berselingkuh dengannya lagi. Dulu Vega bisa berselingkuh dengan Dion, meskipun Alberto telah memperlakukan Vega dengan sangat baik.

Ia sering mentraktir Vega makan di restoran-restoran kesukaan Vega, menonton bioskop, jalan-jalan, dan membelikan Vega barang-barang yang Vega inginkan. Mereka pun sering karaoke bersama dan berkencan. Mereka selalu berkencan setiap minggu. Mereka selalu bermain dewasa di hotel setelah Alberto mengabulkan semua keinginan Vega. Apalagi saat ini, tentu Vega bisa berselingkuh dari Alberto lagi.

“Tidak.” Alberto menggelengkan kepalanya.

Vega langsung tertawa dalam hati, karena ia tahu Alberto tidak akan pernah mengakui dirinya yang berkencan dengan Vega. Memang ada orang yang telah berselingkuh di dunia ini mengaku kepada pasangannya bahwa, ia telah berselingkuh? Jika ada, pastinya di dunia ini tidak akan ada agensi detektif atau mata-mata atau detektif atau orang yang menerima jasa untuk menyelidiki kasus seperti itu.

Semua orang yang berselingkuh di dunia ini pasti inginnya mendapatkan keduanya. Ia ingin mendapatkan hati selingkuhannya dan hati pasangannya. Karena itu, Vega telah menyiapkan hal ini sebelumnya. Vega langsung mendekatkan dirinya ke Alberto. Vega menatap ke arah Alberto dengan tatapan liar dan suara yang seksi. “Apa kamu melupakan momen indah kita, Sayang?”

Lorena hanya memperhatikan mereka. Alberto langsung mengelak dari Vega dan tidak mengakui bahwa, mereka telah berkencan. “Yang mana? Jangan mengaku-aku, deh! Kita nggak pernah melakukan itu.”

Vega langsung mengepalkan tangannya, menekuk wajahnya, dan mengembuskan napasnya dengan berat sembari menatap dengan tatapan tajam ke arah Alberto, karena ia merasa kesal dengan Alberto yang tidak mengakui mengenai diri mereka yang telah bermain dewasa. “Baru saja, kita bermain dewasa kamu telah lupa. Baru saja, kamu berjanji bahwa, kamu akan memutuskan Lorena, tapi kamu telah lupa. Memangnya, kamu pikir, aku tidak punya bukti dari semua itu? Memangnya, kamu pikir, aku ini sebodoh itu, Alberto?”

“Tetapi, kita memang tidak pernah berkencan, Vega. Kamu jangan berbohong dan membuat rumor tentang kita berkencan! Hanya karena kamu mencintai aku. Aku tahu, kamu mencintai aku dan kamu ingin memiliki aku. Kamu ingin aku putus dengan Lorena, tapi tidak seperti ini juga, Vega.” Alberto berusaha untuk meyakinkan Lorena bahwa, Alberto dan Vega tidak pernah berkencan.

“Aku? Seperti itu? Kau pikir, aku gila?” Vega langsung mengernyitkan dahi dan menatap ke arah Alberto dengan tatapan tajam. Vega langsung tertawa.

Vega merasa tingkah Alberto sangat lucu. Di sisi lain, ia merasa senang karena Alberto benar-benar tidak tahu bahwa, dirinya merekam diam-diam sebelum mereka sedang bermain dewasa di karpet. Tepatnya, saat mereka berciuman Vega langsung menyalakan rekaman tersebut. Vega merasa sangat yakin bahwa, Alberto pasti akan merasa kaget jika ia menunjukkan rekaman suara tersebut.

“Aku benar-benar tidak menyangka, kamu bisa berkata seperti itu, Alberto.” Kepalan tangan Vega semakin kencang. Vega langsung berdiri dari kursinya.

“Ingat saja, Alberto! Aku akan menghukummu lebih berat dari ini, karena kamu tidak langsung mengakui mengenai dirimu yang telah berkencan denganku,” ucapnya dalam hati sembari Vega berjalan ke arah telepon genggamnya yang berada di dekat karpet.

Sesampainya di sana, Vega langsung mengambil telepon genggamnya. Setelah itu, ia berjalan ke kursinya sembari mencari hasil rekaman Alberto dan Vega yang sedang bermain dewasa. Alberto dan Lorena masih terdiam di posisi mereka. Mereka hanya memperhatikan tingkah Vega saja. Sesampainya di kursinya, Vega langsung memberikan telepon genggamnya. Ia langsung memutar rekaman audio tersebut kepada Lorena.

Lorena mendengar percakapan mereka, suara desahan Vega yang keras, suara desahan Alberto yang sedang merasakan kenikmatan, dan perkataan Alberto akan memutuskan dirinya demi Vega. Hal itu membuat Lorena merasa sedih. Lorena langsung menghembuskan napasnya dan menatap ke bawah untuk menyembunyikan perasaan sedihnya. Ia mencoba untuk mengolah emosinya agar ia tidak menangis, tapi Lorena malah tidak kuat menahan tangisnya yang membuat air matanya mulai menetes. Semakin lama, air matanya mengalir semakin deras membasahi wajahnya hingga ia menangis sesenggukkan.

“Aku tidak pernah menyangka bahwa, ia akan berselingkuh dariku demi Vega. Tadi pagi, aku dengar bahwa, ia tidak akan kembali dengan Vega karena telah berselingkuh dari dirinya. Tetapi, mengapa sekarang ia malah mengkhianatiku? Mengapa ia malah berselingkuh dengan Vega dari diriku?” ucap Lorena dalam hati.

“Mengapa mereka malah bermain dewasa? Apa karena aku sering menolak untuk bermain dewasa dengannya dikarenakan aku sibuk? Mengapa Alberto tidak bisa memahami kondisiku? Padahal, aku selalu bisa memahami kondisi Alberto,” ucap Lorena lagi dalam hati.

Sementara itu, Alberto merasa tidak tega melihat Lorena yang menangis deras. Ia mencintai Lorena, tapi ia tidak tahan dengan godaan sensual Vega yang merangsangnya. Alberto merasa malu untuk bertemu Lorena. Jangankan bertemu Lorena, menatap Lorena pun dia merasa sudah sangat malu. Karena itu, Alberto hanya diam saja.

Setelah audio mereka selesai diputar selama lima menit, Vega langsung mengambil telepon genggamnya dan menghentikan audio itu. “Sayangnya, aku hanya punya rekaman audio selama kita bermain dewasa tadi saja. Aku bisa mengirimkannya kepadamu, jika kau mau, Lorena. Maafkan aku! Aku harus menghentikan pemutaran rekaman audio ini, karena aku harus mengajar kelasmu, Lorena.”

Setelah itu, Vega menatap ke arah Alberto dengan tajam. “Jadi, mau ataupun tidak mau kamu mengakui mengenai kebenaran kita yang telah bermain dewasa, aku sudah punya buktinya. Aku akan memberikan bukti ini kepada setiap orang yang tidak percaya mengenai permainan dewasa kita. Memangnya, apa yang salah dari bermain dewasa? Kamu itu sudah dewasa dan mengerti akan hal itu.”

Lorena langsung menatap tajam ke arah Alberto. Alberto langsung mengakui kejujurannya. “Ya. Itu benar. Kita baru saja bermain dewasa, Lorena. Maafkan aku!”

“Aku rasa, kamu juga sudah pernah bermain dengan Lorena, meskipun hanya beberapa kali. Aku tahu, Lorena sangat sibuk dengan tugasnya hingga sering menolak ajakanmu. Aku juga tahu bahwa, hasratmu sudah tidak tertahankan lagi sehingga dengan mudahnya aku dapat mengajak Alberto. Aku tidak perlu bersusah payah untuk mengajak Alberto bermain dewasa. Aku paham dengan kondisi kalian.” Vega berkata lagi kepada Alberto.

“Jadi, bagiku, tidak ada yang salah. Kita saling mencintai sehingga aku tidak perlu mengajak Alberto susah payah untuk bermain denganku. Selain itu, dia masih ingat momen-momen kita bersama dahulu, Lorena. Aku menanyakannya tadi di kelas mengenai momen kita bersama yang berkaitan dengan pelajaran. Kalau tidak percaya, tanya saja dengan Dario!”

“Dia tahu bahwa, aku mentes Alberto dan ia merasa bingung dengan maksud perkataanku yang tersirat. Jadi, sudah dapat dipastikan 100% bahwa, ia masih mencintaiku, Lorena! Satu lagi, karena kamu sudah mendengar semua itu dan Alberto sudah berjanji untuk memutuskanmu, jadi kamu tinggal menunggu saja Alberto putus denganmu! Persiapkan mentalmu! Jangan sampai kamu gila, karena kamu sudah tergila-gila Alberto, mengharapkan Alberto, dan Alberto malah lebih memilih aku dibandingkan kamu karena memang aku jauh lebih baik darimu, Lorena!”

“Saya izin pergi dulu, Professor!” Lorena langsung izin pergi untuk ke kelasnya.

“Saya juga izin pergi ke kelas juga, Professor,” Alberto langsung izin pergi dari tempat tersebut sembari ia menundukkan kepalanya.

“Silakan! Saya juga mau pergi dari tempat ini ke kelas Lorena.” Vega langsung mengambil buku yang terletak di mejanya.

Setelah itu, Vega pergi dari tempat itu ke kelasnya dengan tawa dalam hatinya. Ia merasa sangat senang, karena ia telah memiliki Alberto. Sudah dapat ia pastikan bahwa, Lorena dan Alberto akan putus karena tidak mungkin Lorena masih mempertahankan hubungannya dengan Alberto di saat Lorena tahu bahwa, Alberto telah berselingkuh darinya. Tidak ada wanita di dunia ini yang ingin diselingkuhi, memaafkan lelakinya yang telah berselingkuh, dan mempertahankan hubungan mereka terkecuali orang-orang yang sudah terlalu mencintai dan orang-orang yang telah menikah terkadang mempertahankan hal itu untuk status, keluarga, takut diejek, dan untuk anak-anak mereka.

Tetapi, dari psikologi Lorena, Vega dapat memastikan 100% bahwa, Lorena pasti akan meninggalkan Alberto karena Lorena tidak terlalu mencintai Alberto. Jika Lorena sangat mencintai Alberto, tentu saja Lorena akan memilih untuk bermain dewasa dengan Alberto dibandingkan mengerjakan tugas.

Related chapters

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 6. Alasan

    Sementara itu, Lorena langsung pergi ke kelasnya dan Alberto mencoba untuk mengejar Lorena. Alberto memanggil nama Lorena berkali-kali. “Lorena! Lorena!”Lorena berpura-pura bahwa, ia tidak mendengar suara Alberto karena hatinya merasa sangat sakit.“Buat apa aku memperhatikan suara Alberto dan menengok ke arahnya? Aku sangat tidak ingin menemui dirinya. Bagaimanapun ia tidak seharusnya berselingkuh dariku? Aku tahu bahwa, memang salahku yang sering menolak ajakan Alberto bermain dewasa tapi tidak seharusnya ia berselingkuh dengan Vega,” pikir Lorena.“Mengapa Lorena tidak menengok ke arahku? Aku tahu, aku salah tapi apa dia sudah tidak mau mendengar pernyataan dariku lagi?” pikir Alberto.Sesampainya di kelas, Lorena langsung berjalan ke kursinya dengan cepat. Sementara itu, Alberto masih mengejar Lorena. Semua mata tertuju ke arah mereka. Setelah itu, Lorena memilih duduk di kursinya. Bonita (sahabat Lorena) yang duduk di belakang Lorena langsung memahami ada masalah di antara Loren

    Last Updated : 2023-03-01
  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 7. Perlakuan Vega di Kelas Lorena

    Setelah itu, Professor Vega berjalan ke arah kursinya. Ia langsung menaruh barang-barangnya di atas meja dan setelahnya ia mulai mempersiapkan untuk presentasi materi hari itu. Ia mencoba untuk menghubungkan laptopnya dengan kabel penghubung ke proyektor, tapi laptopnya tidak bisa terhubung. Lantas, ia langsung memanggil Lorena.“Lorena!” panggil Professor Vega.“Ya, Prof,” sahut Lorena.“Ini kok enggak bisa terhubung?” Professor Vega komplain sembari ia menunjukkan laptopnya yang tidak bisa terhubung.“Enggak tahu, Prof.” Lorena mengangkat kedua bahunya dan menurunkannya.“Kok kamu enggak tahu? Yang tugasnya untuk mempersiapkan laptop saya itu penanggung jawab materi saya di kelasnya. Alberto selalu mempersiapkan laptop saya sebelum saya mulai mengajar.” Professor Vega langsung menatap tajam Lorena dan berkata dengan kencang yang membuat seisi kelas menatap ke arah mereka. Lorena merasa malu. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Setelahnya, ia meminta maaf.“Oh begitu, Prof. Maaf sa

    Last Updated : 2023-03-01
  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 8. Rencana Vega

    Sesampainya Vega di ruangannya, Vega masih teringat dengan perkataan Alberto tadi Vega masih teringat dengan tingkah Alberto. Saat itu, Vega mendengarkan perkataan Alberto tapi ia memilih untuk berpura-pura tidak mendengar daripada dia ikut berbicara dalam percakapan tersebut. Vega langsung mengepal tangannya dan menekuk wajahnya.Setelah itu, ia membanting semua buku yang ada dalam hatinya sembari ia marah dalam hatinya. "Dasar, Cowok brengsek! Kenapa kamu malah berkata bahwa, aku memaksamu, Alberto? Aku sama sekali tidak memaksamu. Dasar, Cowok brengsek!""Kenapa kamu tidak mengaku saja, kalau kamu memang mencintaiku, Alberto? Kenapa kamu tidak berkata bahwa, kamu mencintaiku sehingga kamu berselingkuh denganku, Alberto? Kenapa? Bukannya kamu sudah berjanji untuk meninggalkan Lorena, Alberto?" Vega berteriak dalam hati dengan histeris."Di mana janjimu? Dasar, Cowok brengsek!" Vega mencoba untuk menahan tangisnya."Memangnya, aku memaksanya? Apa buktinya aku memaksa dirinya? Karena

    Last Updated : 2023-03-01
  • My Obsessive Lecturer (ID)   Special Scene: Lorena Curhat dengan Professor Chico

    Tentunya sebelum Lorena menangis di dalam toilet, Lorena langsung menyalakan keran yang membuat air di dalam ember sebagai tempat penampungan air yang ada di dalam toilet tersebut terisi. Ia selalu merasa nyaman untuk menangis di dalam toilet, karena ia merasa sangat yakin tidak ada yang mendengar tangisnya. Karena itu, toilet selalu menjadi saksi bisunya ketika ia menangis. Kalau kalian selaku pembaca menebak bahwa, ada yang peduli dengannya dan akan mendengar tangisnya, tentu Lorena merasa tidak ada yang peduli dengannya.Siapa yang peduli dengannya? Alberto? Alberto sudah berselingkuh darinya dan main gila dengan Vega. Bonita sebagai sahabatnya? Tentu saja tidak!Bonita memang sahabat Lorena, tapi Bonita tidak pernah sangat peka dan sangat peduli kepada Lorena sampai tahu Lorena telah menangis. Bonita masih mudah dibodohi oleh Lorena. Lorena tinggal membasuh mukanya dan setelahnya ia keluar dari kamar mandi dengan senyuman palsunya yang ia berikan sebaik mungkin. Setelahnya, ia tin

    Last Updated : 2023-03-01
  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 9. Kesempatan Sempurna

    Hari terus berlanjut. Esoknya, jam tujuh malam, di halaman parkir saat Alberto sedang berjalan ke motornya yang ia parkirkan tadi pagi, ia melihat Vega yang sedang berjalan menuju mobilnya. Saat itu, Alberto baru saja pulang dari kelas malam dengan Professor Hugo sementara Vega baru saja selesai mengajar untuk mahasiswa yang berkuliah kelas malam. Sontak Alberto langsung menyapa Vega dengan ramah.“Malam, Vega!” sapanya dan setelahnya ia tersenyum.“Malam, Alberto!” sapa Vega kembali kepadanya sembari Vega berjalan ke arah Alberto.“Alberto, kamu lagi sibuk enggak?” Vega menanyakan kondisi Alberto terlebih dahulu, karena ia khawatir Alberto sedang sibuk.“Enggak, Vega.” Alberto menjawab dengan singkat.“Kamu mau ke mana?” Vega menanyakan tujuan Alberto.“Mau ke rumah.” Alberto menjawab pertanyaan Vega dengan singkat.“Oh begitu.” Vega menganggukkan kepalanya, karena ia mulai merasa segan untuk meminta tolong kepada Alberto.“Ada apa, Vega?” Alberto mulai curiga dengan sikap Vega yang

    Last Updated : 2023-03-02
  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 10. One Night Stand

    Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di lampu merah. Tidak jauh dari mereka, mereka melihat nama “Hotel Avenue” yang berkelap-kelip berwarna putih. Tidak hanya itu, mereka juga melihat banyak kelap-kelip berwarna putih yang mengelilingi gedung hotel tersebut beserta pepohonan-pepohonan yang berada di sekitarnya.“Sayang, sebentar lagi kita sampai!” Vega langsung memijat-mijat dada karena ia merasa sangat senang.“Ya, Sayang.” Alberto hanya mengiyakan saja. Di dalam hatinya, ia merasa senang karena ia bisa kabur dari jebakan Vega. Tidak lama kemudian, lampu telah menjadi hijau. Alberto langsung mengendarai mobil tersebut ke hotel tersebut.Setelah di dekat hotel tersebut, Alberto melihat di depannya terdapat Hotel Avenue dan restoran Avenue yang merupakan cabang dari Hotel Avenue. Dari posisi Alberto, Hotel Avenue terletak di depan sebelah kanan dan Restoran Avenue terletak di depan sebelah kiri.Di sebelah kanan Alberto terdapat kursi-kursi dan meja yang terletak di Restoran Avenu

    Last Updated : 2023-03-02
  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 11. Berjuang

    Pagi-pagi sekali, Vega sudah rapi-rapi untuk pergi ke kampus menemui Alberto. Tetapi, tiba-tiba saja ia langsung merasa mual. Ia segera pergi ke kamar mandi. Lalu, setelahnya ia muntah.Setelah itu, ia minum dan membersihkan bekas muntahannya. Tetapi, ia malah muntah lagi dan lagi hingga tiga kali.Sementara itu, di ruang dosen, Alberto sudah menunggu kehadiran Vega untuk mengajar di kelasnya. Banyak teman Alberto yang telah mengirimkan pesan kepada Alberto baik di grup chat ataupun melalui chat pribadi.“Alberto! Professor Vega, hari ini mengajar tidak?” tanya Dario.“Ya. Hari ini, Professor Vega mengajar tidak?” tanya Nicolas. “Aku tidak tahu. Belum ada balasan dari Professor Vega sampai saat ini. Padahal, pagi-pagi sekali aku sudah menghubunginya,” keluh Alberto.“Tetapi, kita ini sudah menunggu terlalu lama, Alberto! Kita tidak kuat untuk menunggu lebih lama lagi. Jangan buat kita menunggu, dong! Ini sudah telat lima menit. Pasti Professor Vega ada sesuatu. Dia tidak pernah seper

    Last Updated : 2023-03-02
  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 12. Semakin Parah

    Sesampainya di kampus, Professor Vega langsung memarkirkan mobilnya. Lalu, ia berjalan ke ruang dosen dengan terburu-buru. Sesampainya di depan ruang dosen, Professor Vega langsung melakukan absensi dan pergi ke kursinya dengan terburu-buru. Sesampainya di kursinya, ia mendapati Alberto yang sedang menunggu di depan kursinya sembari membaca handout darinya."Pagi, Alberto!" Professor Vega menyapa Alberto sembari ia terburu-buru menyiapkan untuk kelas hari itu. Ia langsung menyalakan laptop, mengambil buku-buku, dan alat tulis dengan cepat. Alberto melihat muka Professor Vega yang pucat dan badannya yang terus berkeringat."Pagi, Prof!" sapa Alberto."Kamu sudah menunggu saya agak lama, ya?" Professor Vega merasa tidak enak dengan Alberto yang telah menunggunya dari tadi."Tidak lama juga, sih, Prof!" Alberto sengaja berkata seperti itu, meskipun ia merasa dirinya telah menunggu agak lama. Karena ia tahu bahwa, Professor Vega adalah orang yang mudah panik. Ia tidak ingin membuat Profes

    Last Updated : 2023-03-02

Latest chapter

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 60. Memulai Semuanya (21+)

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alberto pergi berjalan-jalan mengitari kompleks dengan berjalan kaki. Dilihatnya beberapa bunga yang indah di taman. Lalu, dia memetik beberapa bunga itu. Lalu, ia mengikatnya menjadi satu ikatan. Lalu, dia membeli sebuah kartu ucapan, sebuah pita berwarna merah dan sebuah spidol berwarna emas.Lalu, dia menuliskan kata-kata "Untuk Vegaku tercinta, maafkan aku karena aku telah menyakitimu. Dari: Alberto”Lalu, ia menempelkan pita di atas ikatan bunga dan menaruh kartu ucapan di bawah pita itu. Setelah menata bunga, lalu ia pulang ke rumah dan memberikannya kepada Vega. Vega yang saat itu masih tidur di kamar langsung dibangunkan oleh Alberto dengan kecupan di pipinyayang lembut.“Bangun, Sayang!” ucapnya dengan lembut.Vega langsung mengucek matanya sembari ia mencoba untuk bangun. “Ada apa, Sayang?”“Ini!” Alberto langsung memberikan Vega seikat bunga dan Vega mengambil bunga yang diberikan Alberto.“Bunga? Untuk apa?” Vega mengernyitkan dahi, karen

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 59. Buku Harian Vega

    Setelahnya, Alberto menutup pintu dengan kencang. Vega merasa sangat lemah di saat itu. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya. Setelahnya, ia mengambil pena dan buku diary yang ia letakkan di samping rak buku.Lalu, ia berjalan ke tempat belajarnya yang berada di dalam kamarnya. Setelahnya, ia menaruh pena dan buku tersebut di atas meja. Lalu, ia mulai melihat buku diary. Covernya berwarna merah muda dengan sebuah pita yang dilekatkan di atas cover buku itu dan ada gambar hati yang bertuliskan “Vega dan Alberto” dengan warna tulisan emas. Ia masih ingat saat ia menuliskan nama “Dan Alberto” setelah ia menikah dengan Alberto.Ia teringat dengan momen-momen bahagia saat itu yang telah sirna. Setelahnya, ia langsung menghapus tulisan “Dan Alberto”.“Tidak ada lagi Alberto dalam kehidupanku. Hanya ada aku. Aku sendiri di sini,” keluh Vega dalam hati.Setelahnya, ia membuka lembar demi lembar dengan cepat, karena ia tidak ingin membaca momen-momen bahagianya dulu dengan Alberto. Baginya, unt

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 58. Pertengkaran Vega dengan Alberto

    Setelah beberapa saat, emosi dan pikirannya menjadi stabil. Apa yang harus Vega lakukan agar Alberto mengakui perselingkuhannya? Jangan sampai ia bercerita ke semua orang bahwa, Vega yang memaksanya. Itulah yang dipikirkan Vega.Setelahnya, ia berpikir mencari cara agar Alberto mengakui perselingkuhannya.“Oh. Jadi alasannya enggak mood. Padahal, dia jelas-jelas berselingkuh. Aku harus terus mengungkit masalah itu sampai dia mengakuinya. Kalau tidak, dia tidak akan pernah mengaku sampai kapanpun,” ucapnya dalam hati.Sejak saat itu, Vega sering mencoba membangkitkan masalah perselingkuhan Alberto dan Lorena kepada Alberto. Alberto sering meyakinkan Vega bahwa, ia tidak berselingkuh. “Aku enggak begitu, Sayang!”Ataupun Alberto pergi meninggalkan Vega. Tetapi, pada akhirnya amarah Alberto memuncak yang membuat Alberto marah besar kepada Vega dan mengatakan bahwa dia tidak pernah mencintai Vega.“Sayang, kamu selingkuh sama Lorena?” Pertanyaan Vega untuk kesekian kalinya.“Ya. Aku meman

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 57. Perlakuan Istimewa Vega

    Hari terus berlangsung dengan Vega yang memperlakukan Alberto lebih istimewa. Ia memperlakukan Alberto seperti raja. Pagi-pagi, ia telah menyiapkan sarapan dan bekal untuk Alberto. Tidak hanya itu, ia juga selalu menyiapkan air hangat untuk Alberto mandi.Selain itu, ia mengantarkan Alberto setiap hari ke kampus dengan mobilnya. Ia sering mengajak Alberto berjalan-jalan. Setiap Alberto pulang sekolah, ia sudah menyiapkan teh manis hangat untuk Alberto. Ia juga memijat badan Alberto saat Alberto merasa tidak enak badan.Ia selalu mengajak Alberto berbincang-bincang sebelum tidur. Semua tingkah tersebut bukan membuat Alberto tambah mencintai Vega. Yang ada ia malah risih dengan sikap Vega.Pada akhirnya, Alberto yang merasa terheran-heran dengan tingkah istrinya yang tiba-tiba berubah kepadanya. “Tumben banget kamu kayak begini. Enggak biasanya kamu kayak begini.” “Ada apa?” Alberto mengernyitkan dahi, karena ia merasa bingung.“Sayang, aku tahu, aku salah. Please, maafin aku!” Vega la

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 56. Perasaan Vega

    Sementara itu, Vega masih terdiam dan berdiri di tempat itu. Ia ingin mengetahui mengenai hal yang sebenarnya terjadi, karena ia merasa sangat yakin jika Alberto tidak akan berselingkuh dengan Lorena di belakangnya. Hal itu karena baginya tidak mungkin Alberto berselingkuh! Baginya juga, Alberto itu orang yang sangat sulit untuk menutupi kebohongannya dan orang yang sangat jujur. Jadi sangat tidak mungkin hal itu terjadi.Tetapi, bukti-bukti dari Detektif Jim dan Isabel mengatakan bahwa, suaminya berselingkuh. Karena itu, ia harus mengetahui suaminya sendiri telah berselingkuh dengan berdiri dan membiarkan mereka di dalam. Tidak lama kemudian, ia mendengar suara desahan-desahan dari Lorena dan Alberto. “Ah! Ah!” desah mereka.“Pelan-pelan, Sayang! Jangan cepat-cepat!” pinta Lorena.“Ah, Sayang! Sebentar! Aku enggak sabar. Aku pusing banget, Sayang,” keluh Alberto. Setelahnya, mereka mendesah. “Ah! Ah!”Mendengar kata-kata dan desahan-desahan tersebut, hatinya langsung merasa sangat h

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 55. Perselingkuhan Alberto Terungkap

    Setelahnya, Vega langsung mengambil teleponnya. Setelahnya, ia mencari kontak Detektif Jim dan meneleponnya. Detektif Jim adalah detektif yang biasa Vega pinta tolong setiap ia ada kasus. Detektif Jim sendiri merupakan seorang agen detektif terkenal di kotanya. Setelahnya, Vega menelepon Detektif Jim. "Selamat sore, Detektif Jim!" sapa Vega."Selamat sore, Vega! Ada masalah apa?" tanya Detektif Jim.“Saya punya sebuah kasus dan saya ingin Anda mencari bukti dari kasus tersebut,” jawab Vega.“Oke. Bisa dijelaskan dulu kasusnya?” Detektif Jim meminta Vega untuk memberitahu masalahnya. “Sebenarnya, masalahnya panjang. Cuman intinya saya mendapatkan laporan bahwa, suami saya berselingkuh.” Vega langsung menjawab kepada intinya. “Oh. Begitu, Vega. Bagaimana kalau kita bertemu di Ja Ja Cafe jam tujuh malam atau kamu langsung pergi ke kantorku sekarang nanti sekalian Anda bisa memberikan foto dari bukti-bukti tersebut?” Detektif Jim menawarkan ke Vega.“Oke.” Vega setuju dengan Detektif J

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 54. Informasi dari Isabel

    “Hai, Vega!” sapa isabel dengan ramah di telepon.“Hai, Isabel!” sapa Vega dengan ramah.“Apa kabar, Vega?” Isabel menanyakan kabar Vega terlebih dahulu, karena ia merasa tidak enak jika ia langsung memberitahu ke Vega mengenai perselingkuhan suami Vega.“Baik, Isabel," jawab Vega."Isabel, bagaimana?” Vega menanyakan kabar Isabel lagi.“Baik, Vega. Vega, bagaimana suami?""Baik.""Oh ya, by the way, kapan kita bisa hangout? Aku rasa, kita sudah lama enggak hangout." Isabel langsung menanyakan waktu kapan mereka bisa hangout. Karena memang sejak Vega menikah dengan Alberto, mereka tidak pernah hangout lagi. "Enggak tahu. aku sibuk banget!" Vega memang tidak tahu, kapan ia bisa hangout lagi dengan teman-temannya seperti dulu sebelum ia menikah dengan Alberto. Biasanya, dulu sebelum menikah, Vega dan teman-temannya selalu hangout setiap minggu di kafe Brazon yang berada di Brazon Hospital ataupun Kafe Rege yang berada di rumah sakit Rege."Sekali-kali hangout, yuk! Sekalian aku mau kas

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 53. Ketagihan (21+)

    Dua hari setelahnya, ketika di kampus, Alberto tidak sengaja berpapasan dengan Lorena. Di saat itu, Alberto langsung menepuk pundak Lorena dan mengajak Lorena untuk bermain dewasa seusai dari kampus.“Lorena, ayo bermain dewasa habis kelas selesai!” Ajakan Alberto yang membuat mata Lorena langsung melotot, karena ia merasa sangat kaget.“Apa aku tidak salah dengar?” Lorena bertanya ke dirinya sendiri dalam hati, karena ia merasa tidak percaya jika Alberto bertingkah seperti itu kepadanya.“Apa?” Lorena meminta Alberto untuk mengulangi pertanyaannya lagi sembari ia berbalik ke arah Alberto.“Ayo habis dari kampus kita bermain dewasa!” ajak Alberto lagi dengan manja.“Kamu yakin, kamu mau bermain dewasa sama aku?” Lorena mengernyitkan dahi, karena ia merasa bingung. Ia takut Alberto tidak yakin untuk bermain dewasa dengannya. Ia masih tidak percaya jika Alberto ingin bermain dewasa dengannya.“Yakin!” jawab Alberto dengan bersemangat.“Memangnya, kamu enggak yakin?” Alberto langsung men

  • My Obsessive Lecturer (ID)   Bab 52. Godaan Lorena (21+)

    Setelah peristiwa itu, Lorena langsung mencari cara dengan pikirannya sendiri. Tidak lama kemudian, ia berpikir untuk menggoda Alberto.“Aku harus menggodanya lebih sensual dan lebih menggairahkan lagi agar ia tertarik denganku dan mau berkencan denganku. Aku harus tidak boleh gagal kali ini. Aku harus mendapatkan cintanya kembali!” pikir Lorena.“Tetapi, bagaimana kalau dia tidak mau digoda olehku dan tidak tertarik olehku?” Lorena bertanya ke dalam hatinya sendiri. Setelahnya, ia berpikir untuk mencari cara alternatif yang akan dilakukan jika Alberto tidak tertarik dengannya. Tidak lama kemudian, ia menemukan ide untuk mengancam Alberto agar Alberto mau bermain dewasa dengannya. Setelahnya, ia berpikir dan mencari cara untuk menggoda Alberto. Yang jelas, ia akan melakukannya di kampus saat mereka sedang berdua saja.Ia mencoba mencari referensi-referensi cara menggoda pasangan di internet. Setelahnya, ia menemukan beberapa cara seperti mengenakan parfum dengan wangi yang merangsang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status