Beranda / Romansa / My Mafia / Bab 7 : Gadis Aneh Di Cafe

Share

Bab 7 : Gadis Aneh Di Cafe

Penulis: Elsyazalea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebelum datang ke Indonesia, Caesar sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Ia kabur dari London dengan menyamarkan indentitasnya, agar tidak ada yang bisa mencari tau keberadaannya. Membuat semua CCTV di jalan dan tempat-tempat yang ia lalui mati, agar tak seorang pun yang bisa meretas keberadaannya. Terakhir, ia meninggalkan kartu ATM, kartu kredit, dan black card-nya. Terlalu beresiko membawa semua kartu itu. Karena bisa saja orang-orang suruhan John meretas kartu tersebut dan menemukan dimana dirinya. 

Caesar benar-benar sudah meninggalkan kota tersebut tanpa membawa gelarnya sebagai Mafia. Meninggalkan semua hal yang ia miliki di London. Dan memulai hidup baru yang nyaman di Indonesia. 

"Kukira alasan kau datang ke Indonesia karena ada sesuatu yang kau rencanakan di negara ini. Aku tidak menduga kau datang ke sini diam-diam dan bahkan... Resign dari pekerjaanmu. Why? Apa alasanmu melakukan semua itu?" 

Caesar teringat dengan percakapannya dengan Ali tadi pagi. Dia sudah menceritakan kisahnya yang kabur dari London. Dan tentu saja Ali langsung bertanya karena penasaran. 

Tapi, dia terlalu malas untuk menceritakan alasan kenapa dia melakukan semua itu. Jadi, yang dia katakan hanyalah, "Ku dengar Indonesia terkenal dengan sebutan negara seribu pulau. Jika dilihat dari foto-fotonya nampaknya semua pulau itu sangat indah. Aku penasaran apakah aslinya sama cantiknya dengan yang difoto. Karena itu aku datang ke mari." 

Caesar tidak peduli apakah Ali percaya atau tidak dengan jawabannya itu. Tidak mungkin juga Ali percaya dengan jawaban asalnya itu. Tapi Ali tidak mengatakan apa-apa setelahnya. Dan itulah salah satu sifat Ali yang disukainya. Ali adalah tipe orang yang tidak terlalu penasaran atau kepo dengan urusan orang lain. Dia hanya akan bertanya sekali lalu tidak akan bertanya lagi. Dia tidak peduli apakah pertanyaannya dijawab serius atau hanya asal-asalan. 

Jam sudah menunjukkan pukul 16.32. Masih sore. Tapi Caesar sudah merasa lapar. Ia memutuskan untuk keluar dan mencari makanan. Dan mungkin dia akan berjalan-jalan sebentar. 

Caesar mengambil dompetnya yang berisi beberapa lembar uang. Sebagai ganti semua kartu yang ditinggalkannya, Caesar membawa uang yang selama ini ditabungnya, untuk membeli semua keperluannya. Dan uang tabungannya itu jelas tidak sedikit. 

Hei, Caesaria tidak akan menjadi orang miskin di negara ini. 

*** 

One Fifteenth coffee. Itu adalah nama cafe yang Caesar tujui. Tempatnya sangat cocok untuk duduk sejenak sambil minum segelas kopi panas. 

Caesar masuk ke dalam cafe lalu duduk di meja yang berada di pojok. Setelah itu, datang seorang pelayan membawa buku dan pena untuk mencatat pesanan. Caesar membaca semua menu dalam buku lalu mengatakan pesanannya, "Hot Cappucino dan scrambled eggs. " 

Pelayan itu dengan sengaja mencatat pesanan dengan lambat. Diam-diam pelayan itu mengagumi wajah rupawan Caesar. Dalam hati pelayan itu, dia berteriak girang melihat wajah tampan Caesar. Pelayan itu bahkan tidak sadar jika dia sudah berdiri selama 2 menit seperti orang bodoh. 

Caesar yang jengah karena pelayan itu terus menatapnya dengan tatapan kagum, langsung melayangkan tatapan tajam ke arahnya. Pelayan yang mendapat tatapan tajam itu langsung menduduk ketakutan dan segera lari ke dapur.

Caesar berdecak kesal melihat itu. Lain kali dia akan membawa topi saat keluar. Caesar menunggu pesanannya tiba. Tapi instingnya tiba-tiba merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Atau lebih tepatnya mengawasinya. 

Dari arah jam 3 tempatnya saat ini, Caesar melirik seorang gadis berambut pendek yang ternyata sedang memperhatikannya. Caesar pikir itu adalah mata-mata rupanya hanya seorang anak remaja yang menatap kagum ke arahnya. Lagi-lagi Caesar mendengus kesal. 

Tak lama setelah itu, gadis yang sejak tadi memperhatikannya berjalan pelan ke mejanya. 

Ck, untuk apa gadis itu ke sini?! 

"Em, permisi tuan." Ujar gadis itu sopan. Dia berdiri di depan meja Caesar sambil menggengam erat handphone di tangannya. 

Caesar tidak mengatakan apapun. Bahkan melirik pun tidak. Ia sungguh merasa malas berbicara dengan gadis asing itu. Tapi walaupun tidak mendapat respon darinya, gadis itu tidak kunjung pergi. 

"Tuan, maaf mengganggu tapi boleh kah saya mengambil foto tuan." Ujar gadis itu dengan sopan. Tapi bagi Caesar itu sangat lancang. 

Caesar langsung mendongakkan kepalanya. Menatap gadis yang dengan beraninya meminta izin untuk mengambil fotonya. Setelah gadis aneh yang kemarin dia temui. Sekarang muncul lagi gadis aneh satunya. 

"Tidak dan pergilah." Tugas Caesar dengan wajah cool-nya. 

Tapi gadis itu bukannya pergi justru menatapnya dengan mata yang berbinar. "Astaga! Tuan orang yang sangat cool. Benar-benar tipe Camelia!" Seru gadis itu girang. 

Caesar memejamkan matanya kesal. Ternyata gadis itu benar-benar aneh. 

Apa di Indonesia semua gadisnya seperti ini?! Batin Caesar tidak habis pikir. 

Sudah cukup! Caesar sudah tidak berselera lagi makan di cafe ini. Dia benar-benar badmood! Caesar langsung berdiri dan berniat pergi dari tempat ini, tapi gadis itu tiba-tiba menghadangnya dengan wajah terkejut. 

"Maaf tuan, maaf... Saya sudah menggangu tuan. Oke, tuan. Saya akan pergi. Sekali lagi saya minta maaf. Permisi... " Setelah mengatakan itu gadis aneh itu langsung pergi dari cafe. 

"Ck, dasar gadis aneh!" Umpat Caesar kesal. 

Caesar kembali duduk ke kursinya. Tapi tiba-tiba dia mendengar suara potret kamera. Dia langsung menoleh ke asal suara itu dan menemukan gadis aneh tadi sedang mengarahkan kamera handphone-nya ke arahnya. 

Saat Caesar hendak berteriak marah gadis itu langsung lari ketakutan. 

BUK! 

Caesar memukul meja cafe dengan marah. Dua kali dia telah dibuat kesal oleh seorang gadis! Benar-benar menyebalkan! Jika tidak mengingat dia sedang ada di cafe, dia pasti akan menembak kepala gadis itu! 

Sialan! 

***

"Camelia!!!" Teriak Alisya lantang saat membuka kamar Camelia. Camelia yang sedang tidur langsung terlonjak kaget mendengar teriakan dalam kamarnya. Saat membuat mata ia menemukan Alisya berada di kamarnya dengan wajah yang berseri-seri. 

"Alisya? Ternyata lo? Kenapa lo teriak-teriak sih?!" Sahut Camelia kesal. 

"Ca, gue udah nemuin cowok ganteng yang sesuai tipe lo!" Pekik Alisya heboh. 

Demi mendengar itu, kekesalan Camelia langsung hilang. Berganti dengan wajah yang berseri-seri. 

"Serius? Secepat ini? Cepet banget lo nemuin cowoknya." Ucap Camelia terkejut dengan wajah yang bahagia.

Alisya tersenyum bangga lalu menepuk dadanya dengan angkuh. "Jelas! Alisya gitu lo." Ucapnya pede.

"Iya, iya, cowoknya yang mana?" Tanya Camelia penasaran. 

Alisya langsung membuka handphone-nya lalu menunjukkan sebuah foto pria yang sedang berdiri. Pria itu menatap ke arah camera dengan wajah datar. Wajahnya benar-benar tampan dan seperti bule. Jelas sekali jika pria itu bukan orang Indonesia. Lalu, alis matanya tebal dan menukik tajam. Sorot matanya dingin ke arah camera. Bibirnya tebal dan menggoda. Rambutnya sangat hitam. Dan yang paling keren adalah postur tubuhnya benar-benar seperti seorang atletik. 

Sangat tampan dan berkharisma. 

Alisya tersenyum senang menunjukkan foto itu. Tapi berbeda dengan Camelia yang justru terkejut begitu melihat foto itu. Alisya mengerutkan dahinya saat melihat respon Camelia yang tidak sesuai ekspetasinya. 

"Kenapa, Ca? Ekspresi lo kok gitu sih?" Tanya Alisya bingung. 

"Dia... Dia om tampan yang pernah gue cium." 

"WHAT?!" 

Bab terkait

  • My Mafia    Bab 8 : Pertemuan Kedua

    "Dia... Dia om tampan yang pernah gue cium.""WHAT?!" Alisya syok. Kaget dengan ucapan Camelia barusan."Lo bercanda, kan? Jangan ngeprank gue, Ca!" Sambung Alisya berpikir jika Camelia hanya ingin mengerjainya saja. Tapi Camelia justru menggeleng."Enggak, Alisya. Gue serius! Gue pernah cium om ini." Tukas Camelia serius. Seketika wajahnya berubah malu mengingat dirinya yang dengan tidak sopan mencium orang asing. Ah, memikirkan itu membuatnya ingin membenturkan kepalanya saat ini juga! Bagiamana bisa dia melakukan hal seperti itu pada orang asing?!"Setau gue lo nggak pernah mau cium orang. Bahkan sama kak Angga aja lo nggak pernah cium dia. Jangankan sama kak Angga, gue aja nggak pernah lihat lo cium papa lo. Gimana ceritanya lo bisa sampai cium om ganteng ini?" Tanya Alisya sulit percaya.Camelia menatap Alisya dengan cemberut. Memang benar apa yang di

  • My Mafia    Bab 9 : Camelia Yang Bodoh

    "Kau tau, aku ingin sekali membunuhmu." Ujarnya mencekik leher jenjang dan putih Camelia. Dia menyeringai saat melihat wajah Camelia yang sudah pucat karena ulahnya. Bukannya berhenti, dia justru semakin berbuat lebih. Camelia merasa oksigen di sekitarnya semakin menipis. Lehernya terasa sakit akibat cengkraman kuat dari Caesar. Camelia harus melepaskan diri sebelum ia benar-benar mati. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk melepaskan tangan Caesar dari lehernya. Tapi posisinya yang terpojok dan kekuatannya yang lemah membuat usahanya sia-sia. Caesar justru semakin berbuat lebih. Membuat Camelia meneteskan air matanya. Seharusnya, air mata itu bukan apa-apa bagi seorang Mafia sepertinya. Dia sudah terbiasa membunuh seseorang dengan tangannya. Tapi saat air mata itu menetes, ingatan akan sosok ibunya yang meneteskan air mata di detik-detik kematiannya hadir di benaknya. Ingatan yang membuat hati nurani Caesar muncul.

  • My Mafia    Bab 10 : Temui Aku Di Cafe

    Apa yang aku lakukan? Kenapa aku menolongnya? Sejak tadi, pikiran itu terus menganggunya. Dia merasa bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa dia tiba-tiba ingin menolong gadis asing itu? Setelah gagal membunuh gadis itu, sekarang dia malah menolong gadis itu. Ini sangat konyol. Entah apa yang terjadi pada dirinya. Jika ingatan sialan itu tidak tiba-tiba muncul dan mengganggunya, maka gadis itu pasti sudah mati beberapa menit yang lalu. Baiklah, anggap saja itu adalah hari keberuntungan gadis itu. Karena bisa selamat dari iblis sepertinya. Dia pikir hanya dirinya saja yang bertindak bodoh dengan menolong gadis itu dari para preman. Tapi ternyata gadis itu juga sama bodohnya. Dengan sikap kurang ajar dan tidak warasnya, gadis itu menarik tangannya dan mengajaknya lari dari para preman-preman itu. Yang benar saja! Seorang mafia seperti dirinya, lari di tengah-tengah pertarungan seperti seorang pengecut! Harga dirinya sebagai seor

  • My Mafia    Bab 11 : Kagum

    Apa Camelia akan langsung percaya dengan perkataan Caesar? Yang katanya ingin bertemu dengannya di cafe. Membantunya membalas mantan pacarnya dengan berpura-pura menjadi sepasang kekasih. Tidak. Camelia tidak ingin percaya. Tapi... Siang ini, jam ini, detik ini, sekarang, tiba-tiba sebuah nomor asing mengirimkannya pesan. Aku menunggumu sekarang! Datang atau kau akan kehilangan kesempatan untuk membalas mantan pacarmu!! Dari pesannya saja Camelia langsung tau siapa yang mengirimkannya pesan bertanda seru itu. Tapi, darimana dia bisa tau nomornya? Sejak tadi itu yang mengganggu pikirannya. Dan akhirnya, setelah mendapat pesan itu tanpa berpikir panjang ia langsung bergegas menemui orang 'itu'. Dalam hati Camelia terus bertanya. Akan seperti apa pertemu

  • My Mafia    Bab 12 : Ucapan Selamat

    Sebuah pesta pernikahan digelar dengan megah di sebuah hotel bintang lima. Tamu-tamu undangan berbondong-bondong memasuki aula pesta. Semuanya menggunakan jas dan gaun pesta yang mewah. Berbaur dengan sesama tamu undangan yang ikut menikmati pesta. Sepasang pengantin berdiri di pelaminan sambil menyalami para tamu undangan. Sepasang pengantin itu adalah Angga dan Jian. Kedua pengantin yang baru menikah itu menampilkan senyum ramah saat menyalami para tamu undangan. Atau lebih tepatnya, hanya Jian saja yang selalu menampilkan senyum ramah dan bahagianya. Sedangkan Angga malah sebaliknya. Berusaha menampilkan senyum ramah yang justru berbanding terbalik dengan sorot matanya yang redup. Jian bukannya tidak menyadari ekspresi ganjil itu. Dia tentu saja tau jika Angga sama sekali tidak bahagia dengan pernikahan ini. Tapi, dia tidak peduli. Keegoisan hatinya untuk bisa memiliki Angga mengalahkan hati nuraninya sendiri. Apapun akan

  • My Mafia    Bab 13 : Calon Suami

    "Selamat atas kehamilannya, kak Jian." Deg! Semua orang yang berada di pesta terkejut mendengarnya. "KAU!" Tuan Thomas berteriak marah, "Beraninya gadis rendahan sepertimu mengatakan omong kosong seperti itu!!" Tuan Thomas mengangkat tangannya dengan tinggi bersiap menampar Camelia. "Dasar gadis rendahan!" Drep! Sebuah tangan lebih dulu menahan tangan kasar tuan Thomas. Bahkan tangan itu sekarang mencengkram tangan tuan Thomas dengan kuat. Pemilik tangan itu menatap dengan tajam dan dingin pada tuan Thomas. Aura tidak menyenangkan keluar dari tubuhnya membawa ketakutan pada sosok tua di depannya. "Mengangkat tangan pada seorang perempuan, bukankah itu kasar?" suara dingin Caesar terdengar sangat menakutkan. Siapa yang tidak akan merasa merinding saat mendengar suaranya. Ta

  • My Mafia    Bab 14 : Rumah Sakit

    Sepasang kekasih yang tengah bergandengan tangan itu akhirnya melepaskan tautan tangan mereka saat tiba di parkiran. Camelia berjalan mundur ke samping begitu juga dengan Caesar."Kenapa tiba-tiba rencananya berubah?" Caesar bertanya sambil bersedekap dada menatap Camelia dengan tajam.Rencana mereka Camelia akan memperkenalkannya sebagai seorang kekasih. Tapi mendadak Camelia mengganti kata-kata itu menjadi 'calon suami'. Bahkan mengatakan mereka sudah bertunangan. Benar-benar tidak seperti yang direncanakan.Camelia berdeham singkat. "Karena pria brengsek itu aku jadi tidak dapat mengontrol ucapanku. Melihat wajahnya langsung membuatku jengkel. Saat melihat tatapan cemburunya aku merasa senang lalu mengatakan kalimat itu tanpa pikir panjang," jelas Camelia sedikit gugup.Tatapan mata Caesar masih tajam. Camelia mendesah kesal melihat itu. "Mau aku bilang pacar atau calon suami, itu tidak ada bedanya. Tujuannya kan sama. Yaitu membuat pria brengsek itu cemburu.""Ngomong-ngomong, ken

  • My Mafia    Bab 15 : Saran Alisya

    "Really?? Hanya segini pembacaku?!" Camelia berteriak frustasi melihat layar laptopnya. Ini sudah hampir setengah tahun tapi ceritanya selalu sepi pembaca. Yah sepi bukannya tidak ada pembaca maksudnya hanya puluhan orang yang tertarik membaca ceritanya. Tapi tetap saja puluhan itu sangat sedikit! "Perasaan cerita gue bagus, malahan bagus banget. Update juga nggak lama-lama banget. Tapi kenapa jumlah pembacanya sedikit begini?" Tanya Camelia bingung. Camelia mengetuk meja sembari memikirkan ceritanya. "Gue harus apa coba? Promosi? Udah. Apa lagi??" Menjatuhkan kepalanya di meja, Camelia menatap sendu tong sampah yang penuh oleh kertas-kertas. Itu semua adalah cerita buatannya yang ia ajukan kepada penerbit. Tapi satupun tidak ada yang lolos. Benar-benar menyebalkan. "Tunggu, Alisya mungkin bisa membantu." Camelia meraih hp nya dan mulai menelpon temannya. "Alisyaaa..." Bukan sapaan halo melainkan suara rengekan yang keluar. Tampaknya Camelia benar-benar putus asa. "Lo, kenapa?"

Bab terbaru

  • My Mafia    Bab 17 : Perjanjian

    "Ini cek lima ratus juta. Kau bisa mendapatkannya sekarang jika menyetujui kontrak ini." "Aku tidak yakin lima ratus juta hanya untuk berpura-pura sebagai sepasang kekasih." Kenapa dia sangat pintar? Batin Camelia. Dia benar-benar tidak bisa ditipu. Baiklah, lebih baik mengatakan yang sebenarnya. Camelia menyandarkan punggungnya. "Yah, baiklah. Sebenarnya aku ingin hubungan ini berlanjut bukan hanya untuk balas dendam. Tapi karena hal lain..." Bagaimana mengatakan hal itu? Camelia ragu. Caesar menyeringai. Sudah ia duga, uang sebanyak itu hanya untuk melakukan hal konyol ini? Itu tidak mungkin. Apa yang diinginkan gadis ini darinya? "Apa yang kau inginkan?" Berdeham canggung dengan ragu Camelia menjawab, "Aku ingin kau bersikap sebagai kekasih yang baik dan emm... romantis?" "Romantis?" Bingung Caesar. Camelia menghela napas pasrah. Sepertinya ia harus menjelaskannya dari awal. Mengambil napas dalam-dalam Camelia pun menjelaskan mulai dari cita-citanya yang ingin menjadi p

  • My Mafia    Bab 16 : Cek Lima Ratus Juta

    Sore hari terasa begitu terik. Apalagi saat berada di luar ruangan yang dekat dengan jalanan aspal tempat kendaraan berlalu lalang. Tidak hanya panas tapi juga polusi yang kotor.Diatas semua itu gadis ini justru menunggu di depan cafe sambil memakan es krim rasa coklatnya. Mungkin rasa dingin pada es krim membuatnya mengabaikan terik matahari yang menyengat dan polusi yang bertebaran.Tepat disuapan terakhir, pria yang gadis ini tunggu akhirnya datang. Begitu selesai menelan suapan terakhir es krim miliknya, ia langsung mencampakkannya dengan sedikit keras di tong sampah."Sopankah anda membuat seorang gadis cantik menunggu lama di depan cafe sendirian?" Sindir Camelia."Aku sibuk," jawab Caesar singkat. Tanpa minta maaf. Tentu saja itu membuat Camelia kesal.Tapi lupakan itu, ada hal yang lebih penting yang harus ia bicarakan."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.""Kita bicarakan di dalam," ujar Caesar bergerak ingin masuk ke dalam cafe tapi Camelia buru-buru menarik tangannya. "

  • My Mafia    Bab 15 : Saran Alisya

    "Really?? Hanya segini pembacaku?!" Camelia berteriak frustasi melihat layar laptopnya. Ini sudah hampir setengah tahun tapi ceritanya selalu sepi pembaca. Yah sepi bukannya tidak ada pembaca maksudnya hanya puluhan orang yang tertarik membaca ceritanya. Tapi tetap saja puluhan itu sangat sedikit! "Perasaan cerita gue bagus, malahan bagus banget. Update juga nggak lama-lama banget. Tapi kenapa jumlah pembacanya sedikit begini?" Tanya Camelia bingung. Camelia mengetuk meja sembari memikirkan ceritanya. "Gue harus apa coba? Promosi? Udah. Apa lagi??" Menjatuhkan kepalanya di meja, Camelia menatap sendu tong sampah yang penuh oleh kertas-kertas. Itu semua adalah cerita buatannya yang ia ajukan kepada penerbit. Tapi satupun tidak ada yang lolos. Benar-benar menyebalkan. "Tunggu, Alisya mungkin bisa membantu." Camelia meraih hp nya dan mulai menelpon temannya. "Alisyaaa..." Bukan sapaan halo melainkan suara rengekan yang keluar. Tampaknya Camelia benar-benar putus asa. "Lo, kenapa?"

  • My Mafia    Bab 14 : Rumah Sakit

    Sepasang kekasih yang tengah bergandengan tangan itu akhirnya melepaskan tautan tangan mereka saat tiba di parkiran. Camelia berjalan mundur ke samping begitu juga dengan Caesar."Kenapa tiba-tiba rencananya berubah?" Caesar bertanya sambil bersedekap dada menatap Camelia dengan tajam.Rencana mereka Camelia akan memperkenalkannya sebagai seorang kekasih. Tapi mendadak Camelia mengganti kata-kata itu menjadi 'calon suami'. Bahkan mengatakan mereka sudah bertunangan. Benar-benar tidak seperti yang direncanakan.Camelia berdeham singkat. "Karena pria brengsek itu aku jadi tidak dapat mengontrol ucapanku. Melihat wajahnya langsung membuatku jengkel. Saat melihat tatapan cemburunya aku merasa senang lalu mengatakan kalimat itu tanpa pikir panjang," jelas Camelia sedikit gugup.Tatapan mata Caesar masih tajam. Camelia mendesah kesal melihat itu. "Mau aku bilang pacar atau calon suami, itu tidak ada bedanya. Tujuannya kan sama. Yaitu membuat pria brengsek itu cemburu.""Ngomong-ngomong, ken

  • My Mafia    Bab 13 : Calon Suami

    "Selamat atas kehamilannya, kak Jian." Deg! Semua orang yang berada di pesta terkejut mendengarnya. "KAU!" Tuan Thomas berteriak marah, "Beraninya gadis rendahan sepertimu mengatakan omong kosong seperti itu!!" Tuan Thomas mengangkat tangannya dengan tinggi bersiap menampar Camelia. "Dasar gadis rendahan!" Drep! Sebuah tangan lebih dulu menahan tangan kasar tuan Thomas. Bahkan tangan itu sekarang mencengkram tangan tuan Thomas dengan kuat. Pemilik tangan itu menatap dengan tajam dan dingin pada tuan Thomas. Aura tidak menyenangkan keluar dari tubuhnya membawa ketakutan pada sosok tua di depannya. "Mengangkat tangan pada seorang perempuan, bukankah itu kasar?" suara dingin Caesar terdengar sangat menakutkan. Siapa yang tidak akan merasa merinding saat mendengar suaranya. Ta

  • My Mafia    Bab 12 : Ucapan Selamat

    Sebuah pesta pernikahan digelar dengan megah di sebuah hotel bintang lima. Tamu-tamu undangan berbondong-bondong memasuki aula pesta. Semuanya menggunakan jas dan gaun pesta yang mewah. Berbaur dengan sesama tamu undangan yang ikut menikmati pesta. Sepasang pengantin berdiri di pelaminan sambil menyalami para tamu undangan. Sepasang pengantin itu adalah Angga dan Jian. Kedua pengantin yang baru menikah itu menampilkan senyum ramah saat menyalami para tamu undangan. Atau lebih tepatnya, hanya Jian saja yang selalu menampilkan senyum ramah dan bahagianya. Sedangkan Angga malah sebaliknya. Berusaha menampilkan senyum ramah yang justru berbanding terbalik dengan sorot matanya yang redup. Jian bukannya tidak menyadari ekspresi ganjil itu. Dia tentu saja tau jika Angga sama sekali tidak bahagia dengan pernikahan ini. Tapi, dia tidak peduli. Keegoisan hatinya untuk bisa memiliki Angga mengalahkan hati nuraninya sendiri. Apapun akan

  • My Mafia    Bab 11 : Kagum

    Apa Camelia akan langsung percaya dengan perkataan Caesar? Yang katanya ingin bertemu dengannya di cafe. Membantunya membalas mantan pacarnya dengan berpura-pura menjadi sepasang kekasih. Tidak. Camelia tidak ingin percaya. Tapi... Siang ini, jam ini, detik ini, sekarang, tiba-tiba sebuah nomor asing mengirimkannya pesan. Aku menunggumu sekarang! Datang atau kau akan kehilangan kesempatan untuk membalas mantan pacarmu!! Dari pesannya saja Camelia langsung tau siapa yang mengirimkannya pesan bertanda seru itu. Tapi, darimana dia bisa tau nomornya? Sejak tadi itu yang mengganggu pikirannya. Dan akhirnya, setelah mendapat pesan itu tanpa berpikir panjang ia langsung bergegas menemui orang 'itu'. Dalam hati Camelia terus bertanya. Akan seperti apa pertemu

  • My Mafia    Bab 10 : Temui Aku Di Cafe

    Apa yang aku lakukan? Kenapa aku menolongnya? Sejak tadi, pikiran itu terus menganggunya. Dia merasa bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa dia tiba-tiba ingin menolong gadis asing itu? Setelah gagal membunuh gadis itu, sekarang dia malah menolong gadis itu. Ini sangat konyol. Entah apa yang terjadi pada dirinya. Jika ingatan sialan itu tidak tiba-tiba muncul dan mengganggunya, maka gadis itu pasti sudah mati beberapa menit yang lalu. Baiklah, anggap saja itu adalah hari keberuntungan gadis itu. Karena bisa selamat dari iblis sepertinya. Dia pikir hanya dirinya saja yang bertindak bodoh dengan menolong gadis itu dari para preman. Tapi ternyata gadis itu juga sama bodohnya. Dengan sikap kurang ajar dan tidak warasnya, gadis itu menarik tangannya dan mengajaknya lari dari para preman-preman itu. Yang benar saja! Seorang mafia seperti dirinya, lari di tengah-tengah pertarungan seperti seorang pengecut! Harga dirinya sebagai seor

  • My Mafia    Bab 9 : Camelia Yang Bodoh

    "Kau tau, aku ingin sekali membunuhmu." Ujarnya mencekik leher jenjang dan putih Camelia. Dia menyeringai saat melihat wajah Camelia yang sudah pucat karena ulahnya. Bukannya berhenti, dia justru semakin berbuat lebih. Camelia merasa oksigen di sekitarnya semakin menipis. Lehernya terasa sakit akibat cengkraman kuat dari Caesar. Camelia harus melepaskan diri sebelum ia benar-benar mati. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk melepaskan tangan Caesar dari lehernya. Tapi posisinya yang terpojok dan kekuatannya yang lemah membuat usahanya sia-sia. Caesar justru semakin berbuat lebih. Membuat Camelia meneteskan air matanya. Seharusnya, air mata itu bukan apa-apa bagi seorang Mafia sepertinya. Dia sudah terbiasa membunuh seseorang dengan tangannya. Tapi saat air mata itu menetes, ingatan akan sosok ibunya yang meneteskan air mata di detik-detik kematiannya hadir di benaknya. Ingatan yang membuat hati nurani Caesar muncul.

DMCA.com Protection Status