Home / Romansa / My Love From Thames / Fighting For Love

Share

Fighting For Love

Author: Ayaya Malila
last update Last Updated: 2021-07-11 18:42:56
Brandon mendengus kesal saat melihat Daisy dan Liam asyik bercanda di sofa ruang tamu. Entah apa yang mereka bicarakan sampai-sampai Daisy tertawa lepas.

"Bukannya kau sedang banyak pekerjaan, Liam? Kapan kau akan pulang ke London?" sindir Brandon.

"Oh, sepertinya aku akan menginap malam ini," balasnya ringan, tanpa beban.

Brandon menggeram. Baru delapan jam bertemu dengan Daisy saja, Liam sudah berani menempel seperti perangko. Apalagi jika Brandon mengijinkannya menginap? Sejak dulu, Liam selalu lebih berpengalaman dalam hal perempuan. Brandon hanya punya seorang mantan saja selama hidupnya, yaitu Camilla. Sedangkan Liam, dia bahkan tak sanggup menghitung berapa gadis yang sudah pernah menjalin hubungan dengannya.

"Ayo, ikut aku!" ajak Brandon tiba-tiba sembari menarik pergelangan tangan Daisy.

"Kemana?" tanya Daisy kebingungan.

"Membeli baju!" Jawab Brandon sekenanya.

"Baju siapa?" Cecar Daisy.

"Bajumu, Daisy! Selama tiga hari di rumah ini, kau memakai baju-baju kakakku. Terlalu be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Love From Thames   Last Day With Brandon

    Daisy membalas lambaian tangan Liam sebelum pria itu memasuki mobilnya. Liam memutuskan untuk kembali ke London malam ini. Brandon yang berdiri di samping Daisy tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya saat mobil milik Liam meninggalkan halaman rumah peninggalan orang tuanya."Aku akan memasak makan malam spesial untuk kita malam ini," Brandon tersenyum manis pada Daisy."Kau akan memasak apa?" tanya Daisy seraya melingkarkan tangannya pada lengan Brandon."Masakan kesukaan ibuku, ayam panggang madu. Kau mau membantuku?" tawar Brandon."Sure!" Mata Daisy berbinar. Baginya aktivitas apapun asalkan bersama Brandon adalah menyenangkan.Dengan hati-hati, Brandon mengeluarkan ayam potong dari dalam kulkas, sementara Daisy mengikuti instruksi Brandon untuk membuat bumbu tabur.Daisy sedikit kesulitan saat memotong paprika yang agak licin, hingga tanpa sengaja pisaunya malah menggores telunjuknya. "Ouch," pekiknya kesakitan."Hey, be careful!" Brandon refleks meraih telunjuk Daisy dan menghi

    Last Updated : 2021-07-11
  • My Love From Thames   Is This Goodbye?

    Daisy mengamati pria itu mulai dari ujung kepala hingga kaki. Mencoba menggali ingatan yang mungkin saja masih tersisa dari masa lalunya. "Aku sama sekali tak bisa mengingatnya," bisik Daisy lirih pada Brandon. "It's okay. Jangan dipaksakan," hibur Brandon sembari mengusap lembut punggung gadis itu. "Maafkan om yang terlambat menjemputmu, Nak," ucap pria asing itu dalam bahasa Indonesia. Rautnya terlihat sedih dan memelas. Brandon menautkan alisnya tak mengerti, "I beg you pardon?" "Sudah berminggu-minggu saya mencari keponakan saya ini," ujar pria itu. "Dia menghilang begitu saja setelah pamit berangkat kerja paruh waktu." Daisy beringsut. Mencengkeram lengan kaos Brandon erat. Ketakutan terpancar dari wajahnya. "Dia terkena amnesia, Sir ..." nada kalimat Brandon menggantung. "Hendra! Hendra Wasesa!" Pria itu mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Brandon. Tangan pria itu terasa kasar, seperti telah melakukan pekerjaan berat selama bertahun-tahun. "Silakan masuk. Have a sea

    Last Updated : 2021-07-13
  • My Love From Thames   Leaving You

    "Dari kecil dia sudah tomboy. Saya yang ikut merawatnya saat kedua orang tuanya sibuk bekerja," tutur Hendra sambil matanya tak lepas dari Daisy.Sersan Johnson mendengarkan sembari memeriksa surat-surat dan foto-foto yang dibawa oleh Hendra. Surat keterangan itu menunjukkan bahwa Daisy adalah benar-benar keponakannya. Bahkan alamat gadis itu di Inggris sama dengan alamat pamannya."Saya yang membawanya kemari. Dia gadis yang sangat cerdas. Baru tahun lalu dia lulus kuliah, cumlaude," ujar Hendro bangga."Dimana dia berkuliah?" Selidik Sersan Johnson."Royal Holloway, London," Hendra mengeluarkan kartu mahasiswa milik Daisy. Di situ tertera nama Zivanna Malila Dinata.Sersan Johnson mengamati kartu itu, menyamakan foto yang ada pada kartu identitas dengan wajah Daisy. "It's you," polisi itu menyodorkan kartu mahasiswanya pada Daisy. Gadis itu menerimanya dan terpaku."Di saat dia hilang, Zizi tidak membawa apapun. Bahkan tas dan kartu identitasnya tertinggal di kamar," tutur Hendra."A

    Last Updated : 2021-07-13
  • My Love From Thames   The Second Life

    Sepanjang perjalanan dari Bristol menuju London, Daisy sama sekali tak bersuara. Dia hanya memalingkan wajah ke arah jendela, melihat pepohonan yang seakan bergerak mundur melewatinya. "Sudah mengantuk belum, Zizi? Tidur saja nggak apa-apa," ujar Hendra dalam bahasa Indonesia. Daisy menggeleng lemah, lalu kembali memandang keluar jendela. "Kamu beneran nggak ingat apa-apa?"Hendra sesekali melirik pada Daisy sambil memegang kemudinya. Gadis cantik itu menggeleng lagi. "Sama om, kamu sama sekali nggak ingat?" cecar pria itu. "Maaf, tapi saya benar-benar tidak ingat," jawab Daisy dengan nada suara agak tinggi. Sekilas, dia melirik pada Hendra. Entah mungkin Daisy salah lihat, namun dia seakan melihat raut Hendro yang malah terlihat lega dan bahagia. Perasaan Daisy makin tak menentu. Takut, was-was dan sedih bercampur menjadi satu. Apalagi ketika dia melihat wajah Hendra pertama kali, Daisy seakan melihat sekelebat bayangan menakutkan yang mengganggu tidurnya itu menjadi nyata. "J

    Last Updated : 2021-07-14
  • My Love From Thames   Painful Thoughts

    Bau aneh dan menyengat memasuki indra perciumannya. Daisy terbelalak dan terduduk. Dia memandang nanar di sekitar dan melihat seorang wanita mengoleskan suatu cairan dari botol hijau transparan ke hidungnya. "Tante Maria," ucap Daisy begitu saja. Wanita itu membeku. "Ka-kamu ingat?" Tanyanya tergagap. Daisy menggeleng pelan. "Kemarin cowok yang di panggilan video itu memanggil tante demikian," terangnya. Wanita itu seakan mendesak lega. "Baguslah," gumamnya. "Bagus kenapa?" "Tante lebih senang memorimu hilang. Kalaupun memorimu kembali, pura-pulalah tidak ingat, ya! Tante mohon." Kalimat yang dilontarkan wanita itu membuat Daisy semakin kebingungan. Tiba-tiba saja dia merindukan Brandon. Perasaannya saat ini sungguh tak enak. "Maria!" Teriakan kencang terdengar dari luar kamar. "Itu om Hendra. Tante keluar dulu, mau menyiapkan sarapan," pamitnya seraya beranjak pergi. Pandangan Daisy kembali ke arah nakas. Dia mencari-cari ponsel yang kemarin sempat dipakainya. Yang ia cari

    Last Updated : 2021-07-19
  • My Love From Thames   Saviour

    Daisy menuruti permintaan Maria. Dia harus berpura-pura tidur dan berdiam di kamar. Daisy juga ingin mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya di rumah ini. Siapakah sosok paman sebenarnya dan siapakah dirinya. Lalu tiba-tiba terdengar jeritan seorang wanita dari lantai bawah. Daisy yakin itu suara Maria yang seperti sedang kesakitan. Hati nurani Daisy memberontak. Ingin sekali ia turun dan membantu wanita itu sebisanya. Kemudian samar-samar ia mendengar suara Hendra bicara. Pelan-pelan, Daisy menempelkan telinganya di pintu. Pria itu seperti sedang mengumpat dan membanting sesuatu. "Kalau sampai terbongkar, kau juga akan masuk penjara!" Pekiknya. Daisy tak tahan lagi, dia tak bisa menuruti keinginan Maria. Dia harus keluar kamar dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Namun langkahnya terhenti saat dia mendengar suara baru yang belum pernah ia dengar sebelumnya. "Tenang dulu, Pa! Kasihan mama," ujar suara itu. "Lagian, Zizi amnesia. Dia nggak ingat apa-apa. Itu sebuah keuntung

    Last Updated : 2021-07-21
  • My Love From Thames   See You Again

    Baru semalam Daisy pergi meninggalkan rumahnya, namun mood Brandon langsung memburuk seketika. Dia kembali merasakan keheningan yang tidak ia suka. Dua tahun lamanya ia tinggal di sini, seorang diri, kecuali saat weekend atau saat Liam menjenguknya. Namun, dia tak pernah merasa setersiksa ini. "What did you do to me, Daisy?" Gumam Brandon, lebih kepada bicara pada diri sendiri. Dia meraup kasar mukanya dan berjalan ke halaman belakang rumah. Tak ada satu bulan dia bertemu gadis itu. Akan tetapi, rasanya seperti sudah bertahun-tahun mengenalnya. "Daisy," Brandon sudah sangat merindukan wajah cantik itu. Masih terasa jelas bibirnya yang bersentuhan dengan bibir Daisy, begitu hangat dan memabukkan. Keinginannya kini tak terbendung untuk kembali bertemu dengan gadis itu. Segera diraihnya ponselnya dan ia mulai menghubungi Liam. "Aku akan ke London sekarang," hanya itu saja pesannya namun sudah pasti akan membuat Liam terkejut bukan kepalang. Pasalnya, Brandon trauma dengan London. Dia

    Last Updated : 2021-08-04
  • My Love From Thames   Reunite

    "Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Brandon dan Daisy bersamaan, sebelum akhirnya berpelukan. "Aku lari dari rumah. Aku ketakutan," isak Daisy yang semakin mengencangkan pelukannya. "It's okay. Ada aku di sini. Aku juga hendak membuat laporan," Brandon mengusap-usap punggung Daisy lembut. "Melaporkan apa?" Daisy mendongak menatap Brandon curiga. "Aku sendiri juga tidak tahu, tapi feelingku mengatakan ada yang salah dengan pamanmu," jawab Brandon. Daisy memundurkan badannya agar dapat bicara dengan nyaman sambil memandang wajah Brandon. "Kau tahu? Aku juga berpikiran seperti itu. Omku tampaknya mempunyai niat jahat." "Aku tadi juga singgah di alamat yang diberikan oleh pamanmu, Daisy. Seorang wanita yang agak mirip denganmu membuka pintunya. Wajahnya terlihat babak belur dan tampak sangat ketakutan," timpal Brandon antusias. "Tante Maria," Gumam Daisy pilu. "Apa kau mau membuat laporan bersamaku?" Brandon menggenggam tangan Daisy erat. "Tapi aku tidak memiliki bukti apapun,"

    Last Updated : 2021-08-04

Latest chapter

  • My Love From Thames   Happiness Is Real

    "Namun, sebelum itu, kami harap anda hadir ke kantor untuk memberikan sedikit kesaksian," sela salah seorang polisi yang berdiri di samping Hendra."Iya, tentu," Zivanna mengangguk. Meskipun matanya lembab dan pipinya basah oleh air mata. Akan tetapi, dia merasa sangat lega saat itu."Bagaimana, Daisy? Apakah kau bersedia pulang ke London bersamaku? Ataukah Raja ...."Zivanna langsung menghentikan kalimat Brandon dengan menempelkan telunjuknya di bibir tipis kemerahan pria asli Inggris tersebut. "Aku tidak akan kembali pada Raja, Brandon. Sedari awal, aku sudah jatuh cinta padamu," tutur Zivanna."Benarkah?" Brandon menatap paras cantik itu lekat-lekat. "Katakan sekali lagi," pintanya."Aku mencintaimu, Brandon. Aku sangat mencintai dan merindukanmu," ucap Zivanna penuh keyakinan."Apakah itu artinya ... kau bersedia menikah denganku?" tanya Brandon lagi dengan sorot tak percaya.Zivanna mengangguk kuat-kuat."Ya, Tuhan. Ini seperti mimpi," Brandon mengangkat tubuh Zivanna tinggi-ting

  • My Love From Thames   Free Life

    "Tidak," wajah Zivanna memucat. Dia mundur perlahan sampai punggungnya menabrak sandaran kursi makan. Dia berniat untuk melarikan diri. Namun, sebelum hal itu terjadi, para pengawal Wiyasa sudah lebih dulu menangkap dan mencekal tubuh rampingnya."Menyerah saja, Nak. Tak ada gunanya kamu melawan. Kita akan mati bersama-sama di rumah tua ini," Atmariani memiringkan kepala. Dia memperhatikan kecantikan paras Zivanna yang berada di atas rata-rata. "Sebenarnya aku merasa sayang jika gadis secantik kamu harus berakhir mengenaskan. namun, ini adalah harga yang wajib kamu bayar karena telah menghancurkan kehidupan kedua putri kami.""Aku cucumu, Nek," Zivanna mulai terisak. Dia tak dapat menerima kegilaan ini. Tak pernah Zivanna sangka bahwa dia akan mati di tangan orang-orang yang seharusnya menyayangi dan menjaganya setulus hati."Tidak," Wiyasa menggeleng. "Dari awal, kami tidak pernah mengakui kebodohan Rosanna yang memilih untuk kawin lari ke luar negeri. Dia bahkan hamil dan melahirkan

  • My Love From Thames   End of The Line

    Zivanna terbangun ketika cahaya matahari menerobos masuk melalui lubang kecil di jendela kamar yang berlubang. Sudah tiga malam dia tidur di rumah tua yang terkesan aneh tersebut. Selama rentang waktu itu, dia tak bisa berhubungan dengan dunia luar. Entah bagaimana kabar Raja beserta keluarganya.Zivanna menguap, lalu bangkit perlahan seraya mengamati daun jendela yang berlubang di sana-sini. Penasaran, Zivanna beringsut turun dari ranjang dan mendekat ke daun jendela. Lubang-lubang kecil itu membentuk lingkaran sempurna. "Jendela itu terkena peluru," ujar seseorang secara tiba-tiba. Sontak Zivanna berjingkat saking terkejutnya, lalu membalikkan badan. Tampak Atmariani tengah berdiri di ambang pintu sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan semangkuk bubur ayam."Sarapan dulu," ujarnya datar. Atmariani melangkah masuk dengan gayanya yang selalu terlihat anggun. Dia meletakkan nampan tadi ke atas nakas. "Setelah itu, bersiap-siaplah. Kami akan membawamu berjalan-jalan keluar.""K

  • My Love From Thames   Seek of Revenge

    Hendra tersenyum puas karena berhasil mengajak ayah kandung Zivanna untuk bertemu di London. Sekarang giliran Brandon yang dia tuju. Brandon Gallagher memiliki kekuatan dan pengaruh yang cukup besar untuk membantu Hendra menjemput Zivanna. Dengan langkah terburu-buru, Hendra berjalan menuju apartemen mewah Brandon. Sayangnya, pria yang hendak ditemuinya itu sedang mengadakan pertemuan di sebuah restoran dengan mantan kekasih yang kini menjadi saingan bisnisnya, yaitu Camilla."Katakan apa keperluanmu. Aku tidak punya banyak waktu," ujar Brandon dingin dan datar."Aku hanya ingin mengajukan kerja sama. Kudengar, kau kembali aktif dalam perusahaanmu," tutur Camilla, masih dengan gayanya yang tampak selalu percaya diri."Aku tidak tertarik untuk bekerja sama dengan siapapun. Aku hanya berfokus pada memperbaiki sistem dan rencana bisnis ke depannya," tolak Brandon tanpa basa-basi."Selama ini perusahaanmu dalam posisi autopilot dan dikendalikan sesekali oleh Liam. Kau pasti mengetahui ji

  • My Love From Thames   Danger

    "Apa cuma ini barang-barangmu?" tanya Atmariani dingin. Zivanna menjawabnya dengan anggukan pelan."Ya, sudah. Kebetulan, di rumah nanti, kamu akan mendapat barang-barang dan pakaian baru. Ditinggal di sini juga tidak apa-apa," saran Wiyasa. Raut ramah yang senantiasa ditampakkan di hadapan keluarga Atmaja, seolah sirna. Ekspresinya saat menghadapi Zivanna, terlihat begitu dingin dan datar."Ayo, jangan buang-buang waktu," Atmariani menyodorkan koper Zivanna pada salah seorang anak buahnya sambil memberikan isyarat pada anak buahnya yang lain untuk mengapit Zivanna agar tak melarikan diri.Zivanna sendiri sudah pasrah atas semua yang akan dilakukan oleh Atmariani dan suaminya. Dia juga tak mengucapkan sepatah katapun sampai dia memasuki mobil SUV keluaran lama.Di dalam kendaraan, Zivanna hanya terdiam, sampai mobil itu berhenti di sebuah rumah tua di pinggiran kota Jakarta."Rumah siapa ini?" tanya Zivanna pelan.Wiyasa tak segera menjawab. Dia malah membantu Atmariani untuk turun da

  • My Love From Thames   Wrong Path

    "Apa mereka menyakitimu, Nak?" Hana mulai was-was dengan keadaan Zivanna. "Tidak, Tante. Hanya saja saya kecewa ketika Tuan dan Nyonya Gumilar mengatakan bahwa Raja tidak akan datang kemari. Dia juga membatalkan rencana pernikahan kami," jawab Zivanna lesu. "Itu yang terbaik untuk kalian, Zi," sahut Hana dengan segera. "Bolehkah tante menanyakan sesuatu padamu?" "Silakan, Tante." "Apakah kamu mencintai Raja ataukah hanya merasa berutang budi padanya?" tanya Hana lugas. "Saya ...." Hening sejenak. Zivanna tak melanjutkan kata-katanya. Hana hanya dapat mendengar desah napas gadis cantik itu. "Raja melakukan segalanya demi saya. Sekarang saatnya saya membalas semua kebaikan Raja. Apapun yang dia inginkan, akan saya lakukan," lanjut Zivanna pada akhirnya. "Jadi, apakah kamu mencintai Raja?" Hana mengulang pertanyaannya. Zivanna kembali terdiam, sampai-sampai Hana harus menunggu beberapa saat lamanya. "Cinta bisa tumbuh seiring waktu. Tidaklah sulit untuk mencintai Raja, Tante," jaw

  • My Love From Thames   Secret Agreement

    "Astaga, bisa tidak kalian berhenti bercanda," Raja terkekeh. Namun, sorot matanya menunjukkan rasa sedih yang mendalam. "Tolong, berhentilah, Raja. Sudah cukup kamu mati-matian berkorban untuk Zivanna. Sekarang, saatnya fokus pada keluargamu. Berapa lama keluarga ini ditinggalkan saat kamu didakwa sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Rosanna? Pernah tidak, sekali saja, kamu berpikir tentang perasaan mama yang hancur melihat putranya duduk di kursi pesakitan?" ujar Hana panjang lebar. "Pernah tidak, kamu memikirkan kondisi mama yang benar-benar sedih dan terluka? Apakah sepenting itu Zivanna buatmu, Nak? Sampai-sampai kamu menepiskan keberadaan kami?" tampak jelas raut kecewa dari wajah Hana. Sementara Raja hanya bisa terdiam. Dia terpekur memikirkan ungkapan hati sang ibu. Selama ini memang dia terlalu fokus pada Zivanna, hingga melupakan keberadaan keluarganya. "Ah, sudahlah. Aku istirahat dulu. Kepalaku pusing sekali," tanpa menunggu tanggapan Raja, Hana segera berlalu dari

  • My Love From Thames   Raja's Choice

    "Apa maksudnya dengan melepaskan mama?" sentak Raja. Tangannya terkepal kuat sembari melangkah mendekat. Diliriknya sang ayah yang lebih banyak menunduk dan tak banyak bicara. "Lelucon macam apa lagi ini, Pa?" geram Raja. "Mama harap kamu bisa mengerti, Raja. Perusahaan kita dalam bahaya. Tak hanya itu, nyawa mama juga terancam. Kamu lihat sendiri, tak ada siapapun di rumah kita selain pengawal Ibu Gumilar dan Pak Wiyasa. Sebesar itulah pengaruh mereka dalam keluarga ini," tutur Hana dengan raut pilu. "Tidak! Ini semua sama sekali tidak masuk akal," Raja menggeleng kuat-kuat. "Sejak kecil sampai sekarang, aku tidak pernah mendengar nama Atmariani dan Wiyasa. Mama dan papa tidak pernah menyebut nama itu satu kalipun," tolaknya. "Itu karena kedua orang tua kita menyembunyikan semuanya dari kita," sahut Dewa. "Suka atau tidak, inilah kenyataannya, Raja. Tuan dan Nyonya Gumilar hendak membawa ibu kita." "Ananda pasti sudah pernah mengenal Rosanna dan Maria, dua putri kami. Nak Raja bi

  • My Love From Thames   Worried

    "Apa kamu suka?" tanya Raja lembut seraya memijit pundak Zivanna. "Suka," Zivanna mengangguk sambil tersenyum samar. Suasana dan desain interior apartemen itu mengingatkannya akan rumah Brandon di desa. Raja bukannya tak tahu perubahan air muka Zivanna, tetapi dia berusaha untuk tidak menghiraukan itu semua. "Memang semuanya membutuhkan proses, Zi. Kamu sudah terbiasa tinggal di Inggris," tuturnya lembut. "Iya," Zivanna memaksakan tawa. "Terima kasih, ya. Kamu pengertian sekali," kedua tangannya terulur, menangkup paras rupawan Raja. "Aku mencintaimu, Zi," Raja mendekatkan wajah, hendak mencium bibir gadis yang telah membuatnya tergila-gila. Namun, dering telepon genggam miliknya lebih dulu menggagalkan niat Raja. "Ah, tunggu sebentar. Ini nada dering khusus milik Papa," ujar pria tampan itu sebelum meraih ponsel dan menerima panggilan. "Ya, halo," sapa Raja dengan raut kalem. Sesaat kemudian, raut wajah kalem itu berubah tegang. Raja diam mendengarkan tanpa mengucapkan sepatah k

DMCA.com Protection Status