Hallo All Der (All Reader) kesayangan MDW, Baca terus kelanjutan kisah ini yaa ...
"Leo, sekarang juga datanglah ke Hermast!" Ucap Xander melalui sambungan telponnya kepada sahabatnya itu. "Ada apa? Kau terdengar sangat gusar." Jawab sahabatnya itu menimpali. "Datang saja dulu." Jawab Xander seraya menutup panggilan teleponnya. Didepannya kini terlihat Shilla yang sudah berdiri
Tak dapat menemukan Shilla dimanapun sepanjang hari ini, Xander memilih diam dirumah menunggu istrinya pulang. "Ayah, bagaimana ini?" Tanya Dinda kepada suaminya. "Puteri kita salah Bu, Ayah tak bisa menahan Xander." Ucap Ghani seraya mengaduk kopinya yang mulai dingin. Di ruang tengah, Xander ma
'Kriiing' 'Kriing' Suara dering telepon terdengar sejak tadi, namun Shilla memilih mengabaikannya. Meja makan dirumahnya pagi ini mendadak menjadi sebuah meja hijau untuknya. Dimana tatapan Dinda dan Ghani juga sama tajamnya dengan tatapan sang suami. "Kenapa tak diangkat?" Tanya Xander kemudian
"Apa lagi Tauffan? Apa masih belum cukup yang kukatakan di telepon tadi?" Ucap Shilla sambil melangkah meninggalkan dapurnya. "Shilla, tak baik kepada tamu seperti ini, sejak kapan kau bersikap kasar kepada tamu kita?" Ucap Dinda meradang. 'Degg' Shilla menghentikkan langkahnya, wanita ini menghe
"Kenapa?" Tanya Xander saat melihat Shilla sejak tadi terus memandanginya. "Tidak apa-apa." Ucap Shilla meski dengan dada menyesak oleh bongkahan rasa kecewa. Lelaki didepannya itu tengah melepaskan kaosnya, dan Shilla kembali menangkap dengan jelas garis-garis kemerahan di dada juga leher bawah s
Lelaki didepannya itu tengah melepaskan kaosnya, dan Shilla kembali menangkap dengan jelas garis-garis kemerahan di dada juga leher bawah suaminya itu. Pemandangan yang membuat bathinnya mnejerit dipenuhi rasa penasaran. "Sial! Bajingan itu memberikkan jejaknya!" Ucap Xander cukup kencang hinga le
"Tidak, lepaskan aku!" teriak seorang wanita terdengar sangat nyaring dari luar kamarnya membuat Shilla melangkah ke gordyn dan langsung menyibakkan tirai mencoba mencari tahu apa yang terjadi di luar. "Tidaak! Kau tak bisa menahanku seperti ini! Aku bukan anak buahnya, aku mohon lepaskan aku!" Ter
Dom terhenyak mendengar kalimat yang diucapkan oleh Shilla barusan, lelaki itu sejenak menghentikkan langkahnya. Namun tanpa menjawab sepatah katapun Dom memilih kembali berjalan meninggalkan Shilla tetap dengan sejuta pertanyaannya. 'Semua ini menjadi sangat misterius!' Umpat Shilla yang merasaka
"Demi Tuhan, Shilla, aku memohon padamu," ujar Xander dengan nada serius, "Leona adalah segalanya bagiku. Aku tahu kamu juga merasakannya begitu. Tolong, jagalah dia dengan sepenuh hati. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa kehadirannya."Shilla merasakan beratnya permintaan Xander. Dia mengangguk
Xander tengah berada di Bandung untuk menghadiri sebuah acara bisnis penting ketika ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dengan cepat, berharap mendapatkan kabar baik dari rumah atau mungkin dari Shilla, kekasihnya."Tuan Xander, ini Shilla," suara cemas Shilla terdengar di ujung telepon.Xander b
Perjalanan dari bandara ke Bogor memakan waktu beberapa jam, terlebih karena lalu lintas yang cukup padat. Namun, semangat Shilla dan Xander tidak sedikit pun kendur. Mereka terus bercerita tentang pengalaman mereka di Malaysia, mulai dari keindahan alam hingga keramahan penduduk setempat yang membu
Baru saja kedamaian rumah tangga Shilla dan Xander kembali direguk, sebua insiden tak mengenakan kembali terjadi saat Xander berada di Malaysia. Shilla yang sedang makan malam bersamanya mendadak hilang. Hal ini membuat Xander frustasi. Ya,malam ini di tengah hiruk-pikuk dan keindahan panorama urb
Hujan rintik-rintik membasahi jendela kamar Shilla, membawa suasana melankolis ke dalam hatinya. Shilla memandang keluar, matanya berkaca-kaca. Dia menghela nafas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian yang telah lama dia simpan. Shilla tahu, ini saatnya dia berubah, menjadi lebih kuat, demi cinta
Maka, dengan payung besar membentang di atas mereka, mereka berjalan-jalan di taman yang basah, menikmati suara hujan dan udara segar malam itu. Langkah mereka seirama, menandakan kekompakan keluarga itu. Sesekali, mereka berhenti, menatap keindahan taman yang diterangi lampu-lampu taman, menciptaka
Meninggalkan kisah mengegerus hatinya mengenai Sarah, Shilla tak ingin terus berlarut dalam kecemburuannya itu. Hujan di Jakarta pada awal Februari ini masih begitu intens, membuat jadwal padat Xander pun terkendala karenanya. Sebagai seorang eksekutif muda di salah satu perusahaan teknologi terdep
Di tengah hiruk pikuk kantor yang sibuk dengan berbagai proyek dan deadline, ada satu cerita yang tak kalah menyita perhatian para pegawai. Kisah ini berputar pada tiga tokoh utama: Shilla, Xander, dan Sarah. Shilla, seorang wanita yang elegan dan penuh karisma, merupakan istri dari Xander, seorang
Di kantor yang selalu ramai, Xander duduk sambil menatap layar komputer yang menunjukkan betapa suksesnya bisnis mereka akhir-akhir ini. Sinar matahari sore yang masuk lewat jendela memberikan suasana yang cerah, tapi ada satu hal yang terus bermain di pikiran Xander—bagaimana cara yang tepat untuk