Hallo All Der kesayangan MDW, Lanjut terus membaca kisah Shilla ini yaa, Silahkan kirim vote yang banyak dan juga nyalakan bintangnya dong please. Happy Reading.
Dom terhenyak mendengar kalimat yang diucapkan oleh Shilla barusan, lelaki itu sejenak menghentikkan langkahnya. Namun tanpa menjawab sepatah katapun Dom memilih kembali berjalan meninggalkan Shilla tetap dengan sejuta pertanyaannya. 'Semua ini menjadi sangat misterius!' Umpat Shilla yang merasaka
"Apa yang terjadi?" Tanya Xander kebingungan melihat Shilla sejak tadi hanya bolak-balik ke kamar kecil. "Aku merasa sangat mual sekali Mas." Ucap Shilla sambil bersandar di sofa. Keringat dingin membasuh wajah Shilla membuatnya menjaid sangat pucat. Hal ini membuat Xander menjadi sangat cemas. "
"Dom, siapkan kursi roda dan meja di taman." Ucap Xander dengan suara baritonnya. Shilla tergelitik sepanjang hari setelah kepulangannya dari klinik karena perubahan drastis suaminya yang demikian over protective. "Mas, aku bisa jalan sendiri tanpa kursi roda." Ucap Shilla sambil melangkah kelua
"Silahkan tanda tangani Nyonya." Ucap dokter yang duduk didepan Shilla sambil menyerahkan lembaran dokumen yang harus ditanda tanganinya sebagai bentuk persetujuan untuk tindakan operasi kepada Xander. Air mata Shilla mengalir semakin deras, wanita ini tak bisa membayangkan jika pagi manisnya tadi
"Nyonya, minumlah dulu." Ucap Dom sambil menyodorkan sebotol minuman kepada Shilla. "Tidak usah Dom, aku tak haus." Ucap Shilla sambil menepiskan botol air mineral yang berada di depannya. "Nyonya, ingat dengan kandungan anda." Ucap Dom menasihati. "Hallah, justru bagus kalau bayimu itu mati seka
"Tidak Ma, jangan pisahkan aku dari suamiku!" Ucap Shilla smabil menahan bangsal pasien dimana Xander terlelap. "Pilih, ceraikan Xander atau kau menerimanya melakukan pengobatan di Amerika, hanya seperti itu saja kau tak bisa mengambil keputusan." Ucap Dellina di depan pintu ruangan perawatan Xande
Dua pekan berlalu, sejak Xander dibawa pergi ke Amerika. Entah bagaimana kabarnya disana, Shilla tak mendapatkan sebuah informasi apapun. Dua pekan yang terasa lebih panjang dari biasanya dihabiskan Shilla dengan berdiam diri di mansionnya saja. Satu-satunya tempat yang tak akan bisa dijangkau oleh
Di mansion yang sangat besar ini, Shilla bersama dua pelayan wanita dan Dom juga puluhan pengawal yang terus berjaga tanpa jeda berada sangat jauh dari hingar bingar kota. Meskipun lokasinya berada di pusat kota, namun sangat jarang yang bisa mengakses tempat tinggalnya ini. Hal ini sangat memungki
"Demi Tuhan, Shilla, aku memohon padamu," ujar Xander dengan nada serius, "Leona adalah segalanya bagiku. Aku tahu kamu juga merasakannya begitu. Tolong, jagalah dia dengan sepenuh hati. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa kehadirannya."Shilla merasakan beratnya permintaan Xander. Dia mengangguk
Xander tengah berada di Bandung untuk menghadiri sebuah acara bisnis penting ketika ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dengan cepat, berharap mendapatkan kabar baik dari rumah atau mungkin dari Shilla, kekasihnya."Tuan Xander, ini Shilla," suara cemas Shilla terdengar di ujung telepon.Xander b
Perjalanan dari bandara ke Bogor memakan waktu beberapa jam, terlebih karena lalu lintas yang cukup padat. Namun, semangat Shilla dan Xander tidak sedikit pun kendur. Mereka terus bercerita tentang pengalaman mereka di Malaysia, mulai dari keindahan alam hingga keramahan penduduk setempat yang membu
Baru saja kedamaian rumah tangga Shilla dan Xander kembali direguk, sebua insiden tak mengenakan kembali terjadi saat Xander berada di Malaysia. Shilla yang sedang makan malam bersamanya mendadak hilang. Hal ini membuat Xander frustasi. Ya,malam ini di tengah hiruk-pikuk dan keindahan panorama urb
Hujan rintik-rintik membasahi jendela kamar Shilla, membawa suasana melankolis ke dalam hatinya. Shilla memandang keluar, matanya berkaca-kaca. Dia menghela nafas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian yang telah lama dia simpan. Shilla tahu, ini saatnya dia berubah, menjadi lebih kuat, demi cinta
Maka, dengan payung besar membentang di atas mereka, mereka berjalan-jalan di taman yang basah, menikmati suara hujan dan udara segar malam itu. Langkah mereka seirama, menandakan kekompakan keluarga itu. Sesekali, mereka berhenti, menatap keindahan taman yang diterangi lampu-lampu taman, menciptaka
Meninggalkan kisah mengegerus hatinya mengenai Sarah, Shilla tak ingin terus berlarut dalam kecemburuannya itu. Hujan di Jakarta pada awal Februari ini masih begitu intens, membuat jadwal padat Xander pun terkendala karenanya. Sebagai seorang eksekutif muda di salah satu perusahaan teknologi terdep
Di tengah hiruk pikuk kantor yang sibuk dengan berbagai proyek dan deadline, ada satu cerita yang tak kalah menyita perhatian para pegawai. Kisah ini berputar pada tiga tokoh utama: Shilla, Xander, dan Sarah. Shilla, seorang wanita yang elegan dan penuh karisma, merupakan istri dari Xander, seorang
Di kantor yang selalu ramai, Xander duduk sambil menatap layar komputer yang menunjukkan betapa suksesnya bisnis mereka akhir-akhir ini. Sinar matahari sore yang masuk lewat jendela memberikan suasana yang cerah, tapi ada satu hal yang terus bermain di pikiran Xander—bagaimana cara yang tepat untuk