Ketika Alex mengunjungi dunia internet dan mencari tahu tentang Universitas Imperial, dia menemukan sebuah artikel yang menarik dari media sosial seseorang. Artikel yang diposting mengatakan kalau kantin pusat yang ada di kampus itu adalah tempat yang perlu untuk dikunjungi bila mereka datang mengunjungi Universitas Imperial.
Universitas Imperial merupakan kampus terbaik di San Forcio dan memiliki grade paling tinggi di Negara A. Mereka yang berkuliah di Universitas Imperial bisa dikatakan sebagai orang pilihan, tidak hanya mereka memiliki prestasi tinggi di dunia akademisi, kebanyakan dari mereka juga berasal dari keluarga kalangan atas. Uang gedung kampus ini tergolong cukup tinggi, akan tetapi semua itu sangat sepadan dengan pelayanan yang pihak kampus berikan kepada mahasiswanya.
Gedung-gedung perkuliahan di Universitas Imperial sangatlah bagus dengan model bangunan yang begitu modern, fasilitas yang kampus miliki juga masuk ke dalam kelas atas dan bisa
Hari ini saya cukup bersemangat untuk menulis chapter ini, semoga kalian menyukainya. Terima kasih karena sudah mampir dan membaca chapter 20, sampai bertemu lagi di chapter selanjutnya ^^
Apabila ada orang yang bertanya mengenai bagaimana bakat akting dari seorang Alexandra Klein, maka mereka akan mengatakan bakat akting gadis itu cukup bagus dan mengesankan. Setidaknya tanpa latihan secara profesional Alex bisa mengelabui orang dengan ekspresi serta perkataan yang dia berikan. Alex sebenarnya tidak tahu siapa itu Sara, meskipun orang yang bersangkutan sedari tadi mengucapkan kalau dia adalah teman baik Alex yang sudah lama berpisah sejak keduanya lulus dari SMA. Kekurangan Alex ketika dia tinggal di dunia ini sebagai Alexandra adalah ingatan pemilik tubuh asli tidak diwariskan kepada dirinya, sehingga Alex hanya bisa menerka serta berakting seolah-olah dia mengerti akan sesuatu padahal dia tidak memiliki ide sama sekali mengenai hal itu. Sama seperti sekarang ini, walaupun intuisi Alex mengatakan Sara memiliki maksud tidak baik ketika mendekati dirinya, Alex bersikap seolah-olah di sana tidak terjadi apapun. Dia bertingkah layaknya Sara adalah teman
Di dalam sebuah bilik yang ada di toilet lantai tiga kantin pusat, Sara terlihat begitu antusias dengan senyuman lebar di bibir. Seperti mendapat durian runtuh, Sara merasa dirinya begitu beruntung karena Mary mau meneleponnya hari itu. Mary adalah orang yang begitu populer di kampus, banyak orang mengenal dirinya dan mengelu-elukan kecantikan yang Mary miliki. Kepopuleran Mary ini membuat gadis itu sebagai sosok yang menonjol dan berpengaruh, tidak hanya cantik dia juga diberkati dengan otak cerdas serta berasal dari keluarga terpandang. Banyak orang ingin masuk ke dalam grup yang Mary dirikan, termasuk Sara sendiri. Apabila dia bisa bergabung dengan grup Mary, Sara bisa menjadi populer di kalangan kampus dan ada banyak keuntungan yang akan dia dapat nantinya. Untuk itulah Sara selalu berusaha untuk mendekati Mary maupun anggota grup tersebut, akan tetapi perbedaan status di antara mereka terlalu jauh. Sehingga sekeras apapun Sara berusaha untuk masuk ke dalam kelom
Ketika malam menggantikan siang, kota San Forcio terlihat begitu berbeda. Lampu-lampu yang menghiasi jalanan dan juga gedung tinggi di kota ini mulai dinyalakan dan membuat gemerlap malam bertambah ramai. Kesibukan di siang hari berlanjut di malam dengan sentuhan hiburan di mana-mana. Meskipun San Forcio masih tidak ada bedanya dengan di siang hari, di mana kota ini memiliki julukan sebagai kota yang tidak pernah tidur, tetapi di malam hari San Forcio memiliki aura yang lebih berwarna. Bagi sebagian orang khususnya anak muda, di waktu seperti ini menandakan kehidupan malam baru saja dimulai. Banyak tempat hiburan malam mulai buka, tempat-tempat seperti ini ramai diserbu oleh mereka yang ingin menikmati gemerlap malam serta petualangan seru untuk mencari hiburan yang menantang. San Forcio selain sebagai kota yang menjadi pusat ekonomi dan bisnis di Negara A, kota ini juga mendapatkan julukan sebagai kota dengan dunia hiburan terbesar. Alex mengikuti Sara berja
Malam ini adalah malam yang sibuk bagi Denis Meyer. Dia yang seharusnya mengejar dunia dan menikmati masa mudanya di usianya yang baru menginjak angka dua puluh delapan malah sekarang terlibat dalam kemelut dunia bisnis yang pelik. Pada pukul sebelas malam seperti ini Denis barusan menyelesaikan pertemuan dengan partner bisnis, dengan tubuh yang sedikit berat dan wajah yang begitu lelah Denis menyeret tubuhnya untuk keluar dari dalam hotel. Dia ingin pulang ke rumah, mandi menggunakan air hangat, dan kemudian tidur layaknya kerbau. Tidak ada yang mengatakan pada Denis kalau mengambil alih tampuk kekuasaan tertinggi dan menjadi kepala keluarga akan membuat Denis kehilangan masa muda. Dia harus pergi ke perusahaan di pagi hari dan kemudian pulang paling akhir, menjadi seorang social animal benar-benar sebuah pengalaman yang tak terlupakan serta penyesalan yang Denis rasakan. Pemuda berwajah tampan itu mengendurkan knot dasi dan menurunkannya sedikit, tak lupa
Kevin, Rei, dan Sean membawa Alex yang tidak sadarkan diri ke sebuah hotel bintang lima. Meskipun mereka bertiga ingin melakukan hal bejat kepada seorang gadis, mereka bertiga adalah anak orang kaya yang sejak kecil selalu mendapatkan barang-barang serta pelayanan terbaik, oleh karena itu mereka pun memilih untuk bermalam di sebuah hotel bintang lima untuk kenyamanan mereka. Karena status yang Kevin miliki mengingat dia dari Keluarga Maes, dengan mudah ketiganya pun menyewa sebuah kamar di Hotel Lington. Kevin yang tadi menggendong Alex kini telah membaringkan tubuh gadis cantik itu di atas sebuah kasur berukuran king size. “Aku sangat berterima kasih karena Mary benar-benar mengirimkan seorang gadis cantik ke sini,” ujar Sean. Kedua mata Sean menatap sosok Alex yang masih tidak sadarkan diri di atas tempat tidur dengan tatapan panas, seolah-olah dia tengah menelanjangi gadis itu menggunakan matanya. “Alexandra pasti berada dalam catatan hitam Mary sehingga d
Gadis itu datang ke Ginerva bersama Sara karena dia ingin tahu jebakan apa yang telah disiapkan Mary untuk dirinya. Alex percaya diri dengan kemampuan yang dia miliki, untuk itu Alex tidak merasa takut ketika hal seperti ini terjadi dan dia memilih untuk mengikuti alur permainan yang mereka miliki. Sayangnya Alex menilai Mary terlalu tinggi, kualitas permainan yang gadis itu rancang tidak sesuai dengan ekspektasi yang Alex miliki. Ketika Sara pergi ke toilet di kantin pusat untuk menerima telepon siang tadi, Alex yang sebenarnya sudah merasa curiga pun menyadap handphone milik Sara menggunakan light brain, dia mendengarkan percakapan yang Sara miliki dengan Mary. Dari sanalah Alex tahu kalau Mary memiliki rencana tidak baik yang berkaitan dengan dirinya, karena merasa penasaran dengan plot selanjutnya Alex pun memilih untuk mengikuti jaring-jaring alur permainan mereka. Tidak ada yang menyangka kalau Alex akan merasa bosan dengan rencana jahat yang Mary raju
Sosok Vincent yang masih tampan di mata Alex terlihat sedikit gusar, ada kekhawatiran di balik sepasang mata biru milik Vincent. Apakah pemuda itu mengkhawatirkan keadaan Alex? Ada sedikit keraguan yang terlintas di dalam benak Alex. Tidak mungkin Vincent mengkhawatirkan Alex, pemuda itu terlalu dingin dan tidak peduli dengan status hubungan yang mereka miliki selama ini. Mungkin saja ini semua hanya kebetulan belaka, begitulah yang Alex pikirkan sekarang ini. Walaupun Alex memiliki keraguan terhadap Vincent, akan tetapi emosi yang terlintas dalam sorot mata biru safir milik sang pemuda begitu rumit dan membuat Alex kembali meragukan pemikirannya sendiri. Vincent mengedarkan pandangan ke dalam ruangan, ketika matanya melihat sosok Alex tengah duduk di sebuah kursi dan gadis itu tidak terlihat baik-baik saja (di matanya), Vincent langsung mengambil langkah cepat untuk menghampiri Alex. Pemuda itu menghiraukan Kevin yang ada di sana, matanya hanya melihat Alex dari atas sampai bawah u
Rintikan air yang keluar dari shower kamar mandi mengguyur tubuh Alex mulai dari rambut sampai ujung kaki. Rambut panjang gadis itu menempel lekat pada punggung putihnya, tubuhnya yang tak mengenakan sehelai kain itu pun juga basah total tatkala air dingin mengguyur. Namun dari semua itu Alex merasa pikirannya menjadi semakin jernih dan dia bisa bernapas lega setelah seharian penuh mengalami kejadian yang tidak mengenakan. Lebih dari sepuluh menit Alex berdiri di bawah guyuran air dingin tersebut. Dia bergeming di tempat seperti sebuah patung, dinginnya air di malam hari itu pun Alex abaikan. Jangankan merasa kedinginan, Alex merasa guyuran air yang membilas tubuhnya bukanlah apa-apa baginya. Buliran air yang menghalangi pandangan gadis itu membuatnya memejamkan mata untuk sementara. Alex menengadahkan kedua telapak tangan ke atas untuk menangkap air yang mengalir sebelum mempertemukan telapak tangan itu dengan wajahnya, membersihkan aliran air yang menghalangi pandangan gadis itu. D