Hari semakin sore, Bintang sudah selesai menyusun pakaian Gala yang akan dibawa besok. Gala dengan setia menunggu istrinya berkemas sambil memeriksa beberapa email yang dikirim oleh sekertarisnya.
Ketika hendak menutup lemari, Bintang melihat sebuah benda yang bergantungan disalah satu hanger. Hanya terlihat ujungnya karena tertutup oleh baju lainnya. Bintang mengambil barang tersebut dan ternyata itu adalah dasi yang dulu pernah ia berikan pada Gala. Bintang tersenyum melihat barang yang ada dalam genggamannya itu.
“Kamu masih simpan ini?” tanya Bintang.
Gala mendongak kearah istri tercinta. Kemudian bangkit dari duduknya mendekati Bintang. “Iya, aku menyimpannya. Beberapa kali pernah aku pakai dulu.”
“Aku ingin selalu pakaikan untuk kamu. Tapi ternyata nggak bisa.”
Gala tersenyum dan memeluk Bintang yang kini sudah duduk ditepi ranjang. “Sekarang kamu bisa memakaikannya setiap hari. Sampai kamu bosan.&rdq
Sejak tadi Gala hanya senyum-senyum saja memandangi wajah istrinya. Sedangkan Bintang terus mengamati barang-barang yang ada dihadapannya.“Sayang, ini apa? Kenapa Mondy dan Abang kasih ini? Banyak banget lagi!” tanya Bintang polos.“Itu obat kuat sayang. Ada yang diminum, ada yang dioles. Tapi tanpa itu juga aku udah kuat. Kamu kan udah buktiin sendiri.” Gala menaik turunkan kedua alisnya berulang kali. “Yuk! Kamu mau berapa ronde?” tanya Gala dengan senyum jahilnya.“O..obat kuat?” Bintang tergagap. Wajahnya mulai memerah.Gala mengangguk dan memainkan rambut Bintang yang terurai, membuat Bintang semakin salah tingkah dibuatnya.“Apa sih liat-liat terus?” Bintang merasa risih saat mendapati Gala yang terus menatapnya.“Terus kamu kenapa mukanya ditutup? Kan aku gak bisa liat wajah istriku yang cantik,” ucap Gala mempererat pelukannya ditubuh Bintang yang kini sudah ber
Bintang dan Gala sudah kembali setelah beberapa negara mereka datangi untuk honeymoon.Kamu tahu siapa yang paling bahagia atas kedatangan mereka? Yap, Sam lah orangnya. Bocah itu tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya ketika mendengar Gala dan Bintang akan kembali. Bahkan ia meminta Oma dan Opanya untuk mengantarnya menjemput Gala dan Bintang.“Mama... Papa...” panggil Sam ketika melihat Bintang dan Gala muncul dari pintu kedatangan.“Sam,” panggil Bintang seraya memeluk tubuh bocah kecil dihadapannya.“Sam kangen sama Mama Papa.”Gala mengacak rambut Sam dengan gemes.“Pa, rambutku jadi berantakan. Nanti dilihat gadis-gadis itu bagaimana?” Sam kesal dengan ulah sang papa.“Hei, siapa yang mengajarkan itu padamu?” tanya Gala.“Om Bara bilang kita harus selalu terlihat keren didepan orang lain, terutama di depan para gadis. Aku jadi tidak terlihat keren Barau r
Satu tahun sudah berlalu. Bintang dan Gala hidup bahagia. Canda dan tawa selalu menghiasi hari-hari mereka. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Gala tidak lagi menjadi seseorang yang gila kerja. Jika bisa memilih, ketika jam kantor selesai ia akan kembali ke rumah dan segera berkumpul bersama keluarga kecilnya.Sejak Sam kelas 1 sekolah dasar beberapa bulan yang lalu Bintang memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia ingin fokus mengurus keluarganya.Pagi ini, mata Bintang mulai terbuka. Masih pukul empat pagi memang, tapi Bintang harus segera bangun untuk menyiapkan sarapan. Namun niatnya terhalang ketika tangan besar Gala masih melingkar diperutnya. Bintang tersenyum, kemudian mengangkat tangan Gala untuk membebaskan dirinya dari pelukan posesif sang suami. Alih-alih bisa terbebas, Bintang malah semakin dipeluk oleh Gala. Seperti tidak ingin ditinggalkan.“Mau kemana?” tanya Gala sambil bergumam dengan mata terpejam.“Aku harus kedapu
Menjadi nyonya besar menurut sebagian orang mungkin enak, tinggal duduk, suruh ini dan itu pada orang lain sudah beres dan langsung tersedia. Tapi tidak dengan Bintang.Ia yang biasa mengerjakan sesuatu sendiri, merasa ada yang hilang ketika rutinitasnya dibatasi oleh sang suami. Tidak salah memang, tapi yang namanya sudah jadi kebiasaan dan itu harus dihilangkan akan membuatmu menjadi bingung bukan?Dan lagi Gala belum menjelaskan secara detail alasan yang membuatnya melakukan keputusan seperti itu. Tadi ia berjanji untuk menelfon lagi, tapi sampai jam makan siang berlalu, Gala belum juga menelfonnya.Bintang baru saja memarkirkan mobilnya dimansion setelah menjemput Sam. Bocah itu sangat riang sekali karena tugas yang diberikan oleh sang guru bisa dikerjakannya dengan baik.“Mau makan apa sayang?” tanya Bintang.“Aku ingin makan sop ayam, Ma.”“Oke. Ayo kita turun. Mama akan buatkan sop untukmu.”
Flasback OnBebetapa hari yang lalu, Gala, Bintang dan Sam sedang berkumpul dirumah orang tua Bintang. Secara rutin, Bintang, Gala dan juga Sam berkunjung satu bulan sekali kesana. Bara dan Mondy pun selalu menyempatkan datang ketika Bintang ke Jakarta.Yap, Bara dan Mondy sudah resmi menikah enam bulan yang lalu. Dan memilih untuk tinggal dirumah sendiri yang tak jauh dari rumah orang tuanya.Mereka baru saja selesai makan malam. Seperti biasa, mereka menghabiskan waktu dimalam hari untuk berbincang.“Besok kita ke Dufan yuk. Sam pasti seneng,” ajak Mondy.“Dufan, tan? Mau.. Sam mau ke sana,” jawab Sam Antusias.“Senangnya yang mau jalan-jalan. Memangnya gak takut naik wahana? Sama loh kayak di Trans Mart. Terakhir kita ke sana Sam cuma naik komedi putar.” Bintang mengacak rambut Sam.“Mom lupa? Waktu itu aku masih kecil, dan sekarang aku sudah besar dan berani. Kata papa laki-laki tidak boleh
Setelah selesai mandi, kini Gala dan Bintang membaringkan diri ditempat tidur. Gala berbaring dengan tangan dibawah kepalanya, sedangkan Bintang berbaring nyaman didada Gala. Mereka sedang berbincang sembari menunggu kantuk.“Sayang, hari ini aku mendapat sebuah surat undangan pernikahan dari Bali. Kamu tahu dari siapa?”“Bali? Hmmmm... Apakah dari Dion dan Aqila?” tebak Bintang dan mendapat anggukan dari Gala.“Ya, dari mereka. Aku lupa membawanya pulang tadi. Acaranya malam minggu weekend ini. Bagaimana?”“Apa nggak masalah kalau kita datang?” tanya Bintang ragu. Dion adalah sosok yang pernah dekat dengannya. Bahkan dulu mereka sempat hampir menikah. Bintang tak mau Gala salah paham untuk hal ini karena hanya dirinya ingin datang tanpa mempertimbangkan pendapat Gala.“Aku rasa tidak masalah. Mereka juga datang dihari pernikahan kita dulu. Ada apa sayang? Sepertinya kamu ragu?” tanya Gala y
Pagi hari di Bali...Bintang dan Gala sudah bangun terlebih dahulu. Mereka sudah jogging berkeliling kompleks hotel yang langsung terhubung langsung dengan pantai. Sam masih tertidur lelap saat mereka pergi. Namun Bintang sudah meninggalkan note jika nanti Sam bangun sebelum mereka kembali. Namun ternyata sampai mereka selesai joggingpun Sam masih tidur pulas.“Good morning sleepyhead.. ayo bangun.. kita sarapan dan jalan-jalan.. pemandangannya sangat indah, sayang untuk dilewatkan..” Gala membangunkan Sam yang masih meringkuk dibawah selimut.Sam mulai menggeliat, mencari posisi nyamannya. Matanya mulai terbuka perlahan. Sam menyunggingkan senyum melihat Gala ada dihadapannya.“Papa jogging?” tanya bocah itu dengan suara serak khas bangun tidur.“Iya, papa dan mama jogging dipantai tadi. Mama tadi membangunkanmu tapi kamu malah semakin menggulung selimut. Sekarang bangun dan cuci muka. Kita sarapan. Mama udah menunggu
“Gala, apa kabar?” tanya wanita itu.Merasa ada yang memanggil, Gala memutar tubuhnya. “Angelica.” Seulas senyum terbit dari bibirnya. “Seperti yang kamu lihat. Kabarku baik. Bagaimana denganmu?”“Aku juga baik. Apa aku sedang bermimpi?”“Kenapa?”“Kamu baru saja tersenyum. Dan itu langka banget. Kayaknya harus dimuseumkan.” Goda Angelica.Gala tergelak mendengar ucapan wanita yang berdiri dihadapannya itu. “Kamu ini bisa aja.”“Kamu kelihatan sangat bahagia.” Angelica mengamati wajah Gala yang berseri.“Iya dong, dihari bahagia kakakmu nggak mungkin aku cemberut.”Angelica mengiyakan ucapan Gala dengan anggukan. “Datang sendiri?”“Nggak. Kesini bawa Istri dan anakku, mereka lagi ketoilet.” Gala mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Bintang dan Sam yang belum juga kembali.Angel
Bintang pun turut memejamkan mata manakala bibir Gala menyentuh dahinya. Ia meneteskan airmata mendengar doa dan ucapan cinta dari lelakinya. Bukan hal mudah sampai mereka ada dititik ini. Penuh jalan terjal dan lika-liku, tapi Bintang yakin dan percaya jika dirinya dan Gala bisa melewati ini semua. Ini kejutan yang tak pernah Bintang bayangkan sebelumnya. Sungguh rasanya sangat bahagia bisa dicintai begitu dalam dari seseorang yang ia cintai pula. “Sayang, terima kasih. Aku.... Eh... ini apa?” Bintang terbelalak kaget ketika sebuah kotak beludru jatuh dipangkuannya dari buket bunga yang kini berada dalam pangkuannya. Ia membuka kotak beludru hitam tersebut dengan hati-hati. Dan didalamnya terdapat kalung berlian berwarna biru. “Gala, ini terlalu berlebihan.. aku.. aku tidak pantas untuk mendapatkannya.” “Kamu pantas mendapatkannya. Bahkan jika seisi dunia ini bisa aku beli, aku akan membelinya untukmu. Terimalah. Kamu sudah melalui banyak hal dengank
Setelah dirawat beberapa hari dirumah sakit, akhirnya Bintang bisa pulang kerumah. Kondisinya sudah benar-benar membaik saat ini. Gala yang setia menemaninya selama berada dirumah sakit kini duduk disampingnya sambil menggenggam tangan Bintang erat. Saga yang memang sudah pulang terlebih dahulu tetap tinggal dirumah bersama yang lainnya. Bintang melangkah pelan memasuki rumah dituntun oleh Gala yang berdiri disebelahnya. Sebenarnya Gala ingin menggendong Bintang jika masih terasa sakit, namun Bintang menolak dan tetap ingin berjalan sendiri. Didalam rumah tampak dekorasi mini dengan tulisan 'Welcome home, Mama!' didinding ruang tamu. Keluarga besar juga sudah menunggunya disana. Mereka menyambut kepulangan Bintang dengan penuh suka cita. Bintang duduk di kursi yang disediakan untuknya. Kemudian Mondy yang tengah menggendong Saga datang menghampiri Bintang dan memberikan Saga padanya. “Saga gemesin banget. Lihat pipinya, bulat seperti bakpau,” ujar Mondy sambi
Gala terduduk lemah dikursi depan ruangan ICU. Tiga hari sang kekasih hati tertidur didalam sana, tidak pernah sedikitpun Gala pergi meninggalkannya. Meski ia dilarang masuk, Gala tetap menunggu Bintang diluar ruangan. Siang ini, mama dan papanya baru saja tiba dan langsung menjenguk Bintang. Mereka sudah meminta Gala pulang dan istrirahat, biar mereka yang bergantian menjaga Bintang. Tapi tetap saja Gala tidak mau. Dia takut jika Bintang sadar dan dia tidak ada disana. Gala ingin menjadi orang pertama yang menemui Bintang setelah sadar nanti. “Pergilah istirahat. Tubuhmu juga membutuhkan itu. Setelah Bintang sadar nanti kamu juga harus merawatnya. Jangan Bintang sakit dan kamu juga ikut-ikutan sakit.” Ibunya mengomeli Gala. “Mama.. Gala nggak apa-apa.. mama dan papa pulanglah..” “Iya, kami juga berencana pulang setelah kamu istirahat. Tapi ternyata tetap saja berkeras ingin disini. Kamu tetap harus jaga kesehatan.” Ayah Gala juga mengingatkan.
Gala terus menggenggam erat tangan Bintang. Gala terus mendampingi Bintang yang sedang merintih diruang bersalin. Setelah diperiksa, jalan lahir sudah pembukaan penuh. Artinya Bintang sudah siap untuk menjalani persalinan.Gala berdiri disamping Bintang. Lengannya sudah memerah akibat beberapa cakaran sang istri karena menahan sakit selama menuju pembukaan penuh tadi. Bunda juga ada disana, menemani Bintang.“Ayo sayang, kamu pasti bisa. Aku mencintaimu..” ucap Gala menyemangati istrinya.“Ayo ibu, tarik nafas.. keluarkan lewat tenaga perut ya bu..” sang dokter cantik memberi aba-aba kepada Bintang.Bintang mengikuti arahan dokternya, menarik nafas dalam dan mengumpulkan seluruh tenaganya diperut. 'sayang.. Kita berjuang bersama ya.. mama ingin bertemu denganmu,' ucap Bintang dalam hati.“Ayo bu, dorong..”“Heeeeeeeeemmmmpp....” Bintang berusaha sekuat tenaga. Namun dipercobaan pertama sang bay
Beberapa bulan kemudian...Perut Bintang sudah semakin besar, tidak hanya perut tapi kakinya juga ikut membesar. Ia sering kesulitan berjalan saat ini. Sesekali Gala harus memapahnya. Galapun lebih siaga, jika berada dikantor ia akan memasang telinga lebar-lebar jika handponenya berbunyi. Gala membuka semua akses yang bisa memudahkan Bintang menghubunginya jika mereka sedang berjauhan.Malam ini mereka sedang berkumpul diruang keluarga, Bintang duduk bersandar disofa dengan kaki berada dipangkuan Gala yang duduk disebelahnya. Gala memijit kaki Bintang, sambil sesekali mengelitiki telapak kaki sang istri. Ada Sam dan juga Ibu Bintang yang setia mendampingi. Ibunda Bintang datang karena menurut prediksi satu minggu lagi Bintang akan melahirkan. Bunda ingin mendampingi putri semata wayangnya itu dalam proses persalinan.Kedua orang tua Gala pun sedang dalam perjalanan. Mereka juga ingin turut serta memberi support pada sang menantu dihari bersejarahnya.&ldq
Akhir-akhir ini Gala dipusingkan dengan tingkah istrinya. Ia harus ekstra sabar menghadapi masa trisemester pertama dikehamilan Bintang ini. Menurut dokter, hal semacam itu sangat biasa. Terkadang ibu hamil muda memiliki keinginan diluar nalar. Biasanya tidak suka jadi suka, dan begitu juga sebaliknya. Dulu sebelum hamil, Bintang akan ngomel jika sebelum mandi Gala memeluknya. Tapi sekarang, Bintang sangat suka bau keringat suaminya itu. Bahkan Gala dilarang mandi. Bintang pun sama, jadi jarang mandi. Jika Bintang mandi, maka perutnya akan mual dan muntah. Dulu Bintang sangat suka wewangian, sekarang sebaliknya. Gala tidak boleh memakai parfum. Bahkan ketika selesai mandipun Bintang akan marah-marah karena wangi harum sabun mandi yang digunakan Gala. Jika Gala selesai mandi atau menggunakan parfum, Bintang akan tidur dengan Sam. Mau tidak mau, Gala mengalah. Selama dirumah, ia akan mencium bau kecut keringatnya dan juga istrinya. Dan kebiasaan
Gala baru saja pulang ketika didapatinya Bintang tengah menonton Drama favoritnya. Disambutnya laki-laki kesayangannya itu dan dipeluknya erat.“Sayang, aku mau buah mangga,” pinta Bintang tiba-tiba seraya bergelayut pada sang suami.“Iya, besok aku belikan ya.” Gala tersenyum pada istrinya lalu menangkup pipi yang mulai terlihat gembil itu. Dikecupnya dahi Bintang dengan penuh penghayatan.“Nggak mau besok. Maunya sekarang.” Bintang memohon dengan manjanya.“Aku mandi dulu ya, nanti aku carikan mangga buat kamu.”Dengan berat hati Bintang mengangguk setuju. Ia duduk di sofabed sambil menunggu suaminya mandi. Entah kenapa tiba-tiba ia menginginkan buah tersebut lebih dari apapun saat ini. dan tak bisa ditolak.“Sayang..” panggil Bintang dari balik pintu kamar mandi. “Jangan lama-lama.”“Iya.. Ini lagi elap-elap. Sebentar ya Cintaku.”Bintang men
Dari kejauhan Bintang dapat melihat sosok kecil yang sudah satu minggu ini tidak dijumpainya. Bintang rindu dengan ocehan si bocah super lincah itu. Sebelumnya Gala sudah memberitahunya bahwa Bintang jangan terkejut melihat kondisi Sam dan Bintang sudah siap untuk itu. Sam sedang membelakangi Bintang dan asyik bermain.“Sam... Sayang..” panggil Bintang sendu.Mendengar namanya dipanggil, Sam memutar tubuhnya 180 derajat. Matanya membulat. “Mama,” ucap Sam tak kalah sendu.Hatinya bergetar melihat Bintang, orang yang sangat dirindukannya. Kemudian dengan jalan tertatih Sam mendekati Bintang dan memeluk sang mama.Meski sudah ditahan-tahan namun air mata Bintang tetap tumpah, ia tidak menyangka akan melihat bocah kesayangannya ini dengan wajah penuh lebam.“Sayang, maafin mama. Maaf karena Mama pergi dan nggak menjagamu dengan baik. Maaf karena mama tidak ada saat kamu membutuhkan mama.” Bintang menangis sambil mem
Gala melepas pelukannya dan tertawa mendengar ucapan Bintang. “Dia senang kalau yang datang menjepitnya adalah orang yang sejak lama ditunggu kehadirannya. Iya kan sayang?” Gala membungkukkan tubuhnya, berbicara pada perut Bintang.Kemudian mengusap lembut tempat dimana darah dagingnya bersemayan. Dan mengecupnya berulang kali. “Papa senang akhirnya kamu datang, Nak. Sampai bertemu sembilan bulan lagi ya..”“Delapan bulan lagi, Papa,” ralat Bintang sambil tersenyum melihat Gala.“Wah, lebih cepat satu bulan ternyata. Ah, papa udah nggak sabar.” Gala kembali berdiri dan mengecup dahi Bintang. Kemudian Gala memetik buah strawberry dan menyuapkannya pada Bintang. “aaaaaa....”“aaaa...” Bintang menyambut strawberry dari tangan Gala.“Manis?” tanya Gala.“Manis.” Jawab Bintang sambil tersenyum.Lalu Gala memetik satu buah strawberry lagi, kemudi