Home / Romansa / My Ex Boss / Kedatangan Mama dan Papa

Share

Kedatangan Mama dan Papa

Author: Yuli F. Riyadi
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Herdy keluar dari sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari apartemen milik Reksa, diikuti seorang wanita di belakangnya. 

"Itu mobil Reksa 'kan?" tanya wanita yang kini sedang berada di samping Herdy.

Herdy kontan menoleh, mengikuti arah pandang wanita itu. Iya, itu betul mobil Reksa yang baru keluar dari tower apartemennya. 

"Eh, sama cewek, siapa ya? Pacarnya? Wah, ada kemajuan si bos," celetuk wanita itu lagi. Mata Herdy kembali menajam ke arah mobil Reksa. Wanita yang ada di samping kemudi Reksa itu... Lyra. Refleks tangannya mengepal. Entah kenapa ia tidak suka melihatnya. 

"Habis ngapain ya mereka di sana? Wah, Reksa sekali dapat cewek mainnya langsung ke apartemen." Wanita itu terus berkomentar dan tertawa. 

Mendengarnya membuat telinga Herdy memanas. 

"Bisa diam nggak kamu, Syilla?!" bentak Herdy. Wanita yang dipanggil Syilla itu segera menghentikan tawanya. 

"Cepat masuk mobil," perintah Herdy. yang lang

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • My Ex Boss   Bekal Makan Siang

    Lyra menatap sebuah tas bekal makanan yang kini sudah ia letakkan di atas meja. Menimang-nimang, apa yang sudah ia lakukan? Pagi tadi sebelum berangkat bekerja, ia menyibukkan diri membuat bekal makan siang juga sarapan pagi. Dan kali ini, ada mama yang membantu.Meskipun ia masih terus tidak habis pikir pada dirinya sendiri, tak ayal dirinya sangat menikmati mengingat wajah Reksa saat lelaki tampan itu dengan lahap memakan hasil masakannya.Hingga kini, dua kotak bekal makanan telah saling bertumpuk di meja kerjanya. Satu untuk dirinya, dan satu untuk GM berparas menawan itu.Bunyi interkom di meja kerja Lyra berdering, membangunkan lamunannya. Ia segera meraih gagang telepon."Ya, Pak," jawabnya."Ke ruangan saya sekarang." Herdy di sana memerintah."Baik."Ada apa lagi ini? Apa laporan tadi pagi yang ia serahkan salah? Laporannya kemarin yang mengerjakan GM-nya langsung, mana mungkin salah? Lyra mengetuk pintu r

  • My Ex Boss   Perjodohan

    Malam ini, gara-gara Alfa yang tidak bisa ikut makan malam, mood mama jadi kacau. Sepanjang jalan mengomel tak mau berhenti. Lyra sampai bingung karena mama juga selalu bilang ini acara penting. Mama mau bertemu sahabat lama mama katanya. Awalnya, Lyra pikir cuma makan malam bersama keluarganya saja, ternyata mama juga mengundang temannya.Mereka bertiga sudah berada di meja makan yang bisa menampung delapan orang. Meja itu sudah direservasi terlebih dahulu oleh orang bernama ... tadi mama bilang siapa? Ira kalau tak salah.Wajah mama kembali sumringah, saat tak berapa lama ada seseorang yang menyapanya. Lyra sendiri masih sibuk membuka buku menu bergambar makanan yang kelihatannya lezat-lezat, sambil berpikir bagaimana cara membuat masakan seperti itu? Huh, dasar tukang masak."Lyra bangun. Lihat! siapa yang datang. Tante Ira. Kamu masih ingat 'kan?" tanya mama meraih lengan Lyra. Gadis itu refleks berdiri menyambut kedatangan I

  • My Ex Boss   Dewa Penolong

    Di dalam kamarnya, Lyra masih tidak habis pikir dengan rencana orang tuanya. Masih bertanya-tanya, kenapa Herdy? Kenapa harus orang yang selalu mengintimidasinya tiap hari itu?Bagaimana mungkin orang sepertinya bisa menjadi suami yang baik bagi Lyra? Tiap harinya saja pasang muka jutek dan horor. Menuntut ini itu. Gimana Lyra kalau jadi istrinya? Habislah ia kena omelan tiap waktu. Apalagi kalo didapatinya kerjaan yang tidak beres.'Lyra ini debunya masih menempel di jariku!''Lyra kamu ini bagaimana? masak aja keasinan!''Hey kamu dengar tidak? anakmu nangis. Bisa urus anak tidak?!'"Tidaaaaaakkkkk...!"Ia redamkan kepala ke dalam bantal. Tak mau teriakannya mengganggu penghuni lain di rumah ini. Sepertinya, hari-hari akan menjadi tambah ruwet gara-gara perjodohan ini.Lyra bangkit dari tempat tidur. Membuka pintu kamar, lalu mengendap-endap keluar rumah. Tak ada sinyal kehidupan di rumah selai

  • My Ex Boss   Apartemen Reksa

    Reksa diam menatap Lyra. Dirinya ingin bertanya mengapa. Tapi ia lebih memilih diam mengamati manik hitam wanita di depannya yang tadi sempat membuatnya sangat khawatir. Pelan ia menarik napas. Lalu tangan besarnya menarik Lyra, melangkah."Kita mau ke mana, Pak?" tanya Lyra."Ke apartemenku.""Tapi, Pak–" susah payah Lyra mengimbangi langkah Reksa yang lebar.Dengan gesit Reksa menyeberang jalanan menuju mobilnya. Lyra terkejut saat melihat pintu mobil terbuka."Pak, mobilnya–""Nggak apa-apa. Aku tadi buru-buru jadi nggak sempat menutup pintunya."Lyra merasa menyesal. Lagi-lagi ia merepotkan Reksa. Kali ini dengan tindakan teramat bodoh, sampai-sampai Reksa harus meninggalkan mobil dengan kondisi sembarang seperti ini.Reksa membuka pintu mobil sebelah kiri dan menyuruh Lyra masuk."Maafkan saya, Pak. Gara-gara saya Bapak jadi meninggalkan mobil sembarangan."Reksa ya

  • My Ex Boss   Peristiwa Pagi

    Yang pertama kali Lyra rasakan saat baru pertama kali masuk kamar yang luasnya bisa tiga kali lipat dari kamar rumahnya di kampung itu adalah ... kehangatan. Entahlah, wangi maskulin khas lelaki. Aromanya begitu menenangkan. Beda dari aroma kamar milik Alfa, abangnya.Meski abangnya juga wangi, tapi aromanya tidak semenenangkan ini. Lyra merasa nyaman.Lyra mendekat ke sebuah sofa putih di sudut kamar. Dekat dengan kaca besar yang memperlihatkan lanskap kota Jakarta dari atas sini. Luar biasa indah jika dipandang malam hari seperti sekarang.Sebuah tempat tidur king size dengan duvert cover berwarna putih yang terbentang rapi. Sangat empuk, hingga Lyra merasa tenggelam saat berbaring di atasnya. Aroma woody kembali menusuk indera penciumannya. Lyra beringsut masuk ke dalam duvert cover. Ia benar-benar merasa nyaman dengan aroma ini. Sama seperti aroma tubuh Reksa.Lyra menarik selimut menutupi tubuh. Matanya terpejam. Begit

  • My Ex Boss   Masa Lalu

    "Pagi, Mbak," sapa Lyra mendekati seorang wanita muda yang menjaga kasir restoran di mana ia dan Reksa kini sedang sarapan.Tadi ia pamit ke toilet sebentar dan mampir ke meja kasir ketika melihat ada pesawat telepon di sana."Pagi, Mbak. Ada yang bisa dibantu?" tanya petugas kassa ramah."Boleh nggak, Mbak, saya pinjam teleponnya sebentar?"tanya Lyra menunjuk pesawat telepon."Oh iya, boleh, Mbak. Silahkan.""Wah, terima kasih, ya, Mbak."Lyra segera meraih gagang telepon dan menekan nomor ponsel Alfa. Sembari sesekali melirik meja di mana Reksa berada.Terdengar suara sambungan dari sana dan tak lama suara Alfa terdengar."Halo. Siapa nih?"Ih, galak banget, nih, orang. Dasar! pantas kalau jomlo akut."Abang, ini gue Lyra.""Ebuset bocah semprul! Di mana lu?! Ya ampun, nih anak bener-bener dah! Kabur nggak bilang-bilang. Lu bikin mama kejer tau

  • My Ex Boss   Diantar Pulang

    Pak Herdy?"Lyra agak sedikit kaget. Manajer sekaligus lelaki pilihan mamanya kini berdiri di hadapannya dengan gaya yang sangat menyebalkan.Kenapa dia ada di sini? Sedang apa?"Merasa hebat, ya, sudah membuat orang rumah cemas?" suara berat Herdy terdengar seperti membelah bumi.Lyra melirik sekilas mata dingin itu yang entah menyiratkan apa."Maksudnya apa, ya, Pak?" tanya Lyra menaikkan sebelah alisnya."Ada tiga kesalahan yang kamu buat. Pertama, kabur dari rumah saat malam hari. Kedua, menginap di tempat lelaki asing. Ketiga, tidak masuk kerja."Lyra terbeliak mendengarkan ucapan bosnya yang dirasa sangat berlebihan. Dan gadis itu sama sekali tidak mengerti mengapa manusia di hadapannya itu begitu sangat kepo dengan urusannya sekarang.Apa tadi? Menginap di tempat lelaki asing? Bagaimana ia bisa tahu itu?"Bapak Manajer yang terhormat, Anda sama sekali tidak tahu apa-apa. Jadi, lebih baik

  • My Ex Boss   Nasturtium Flower

    Dua minggu setelah kejadian Lyra menginap di apartemen Reksa, wanita itu belum sama sekali melihat batang hidung pria itu.Lyra juga tenggelam dalam pekerjaannya yang dirasa semakin membuat pusing kepala. Apalagi dengan ulah Herdy. Sejak ultimatum pertunangan itu, makin intens saja pria itu mengganggu hidup Lyra. Kerap Lyra diberi tugas yang sama sekali bukan jobdesc-nya.Ada saja perintah yang bagi Lyra tidak masuk akal. Bukannya empati, Lyra malah semakin kesal. Memang, sih, tampang Herdy tidak buruk. Ia memiliki postur tubuh yang nyaris sama seperti Alfa. Memiliki garis rahang yang tegas dengan dagu jirus dan berbelah. Pupil mata berwarna coklat terang yang lagi lagi sama dengan yang dimiliki Alfa. Tapi Lyra sudah terlanjur mematri dalam hati jika tipikal pria seperti Herdy harus dijauhi."Selamat siang semua."Suara Herdy memecahkan konsentrasi para staf yang ada di ruangan ini. Hampir semua mata tertuju ke arahnya tak terkecuali Lyra.&n

Pinakabagong kabanata

  • My Ex Boss   Welcome to the world

    Reksa melipat lengan kemejanya hingga siku. Dasi yang tadi pagi siang masih melekat sempurna di lehernya entah ke mana sekarang perginya. Pelipisnya terus mengucurkan buliran keringat. Mulutnya tidak berhenti mengucapkan kata-kata penyemangat untuk istrinya yang masih menahan sakit pada perutnya. Tangannya juga menggenggam tangan Lyra menyalurkan kekuatan. Sebelah tangan yang lain mengusap berulang kepala Lyra yang sesekali meringis kesakitan."Reksa, ini sakit banget," keluh Lyra lirih. Wajahnya memucat."Sabar, ya, Sayang. Sebentar lagi ini akan selesai. Kamu pasti kuat." Reksa terus meyakinkan.Lyra menahan napas kuat-kuat saat kontraksi semakin menguat. Rasanya ingin ia keluarkan segera isi di dalam perutnya. Ia benar-benar tidak tahan.Jeda kontraksi semakin sering. Rasa sakit yang mengiringi kini berdampingan dengan rasa mulas yang luar biasa. Sekuat tenaga Lyra menahan agar tidak mengejan kare

  • My Ex Boss   Kontraksi

    Derap langkah terdengar keras dan cepat. Reksa dan Bastian baru saja melakukan meeting dengan E.R Grup terkait kerjasamanya dalam pembangunan sebuah hotel di Pulau Maluku.Ini merupakan proyek pertamanya di bidang perhotelan. Ia menanamkan lima puluh persen sahamnya pada bisnis itu. Ia dan Bastian sudah memperhitungkan matang-matang sebelum memutuskan merambah ke bisnis perhotelan dan pariwisata jauh sebelum mega proyek kota mandiri baru di-release.Mega proyek kota mandiri, masih dalam tahap pembangunan. Akan memakan waktu yang lumayan lama untuk menjadikan kota itu sesuai dengan rancangan. Saat ini pengembang sedang membangun 58 tower, dengan total unit mencapai 23.500. Dari tower yang sedang dibangun tersebut, pihak pengembang mengaku telah menjual 70 persen unit. Ini pencapaian yang fantastis."Kita harus menghubungi pihak pengembang kembali. Usahakan akhir tahun ini kita bisa melakukan topping off dan serah terima kunci," uja

  • My Ex Boss   Pulang Terlambat

    Kuy sebelum baca vote dulu.Berasal dari mana aja nih kalian?_________________Lyra menggeliat dari tidurnya. Mengucek mata yang masih terpejam. Bangkit perlahan dan duduk di tepi sofa. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Tidak ada siapa-siapa. Hanya ada suara detak jarum jam yang terdengar.Sudah pukul delapan malam. Reksa belum juga pulang. Tadi Lyra sedang menonton televisi sembari menunggu suaminya pulang, malah dia ketiduran.Akhir-akhir ini Reksa sering pulang malam. Kerjaannya sedang padat dan mengharuskan ia lembur. Lyra hampir mati kebosanan menjadi penunggu rumah sejak dirinya resign dari kantor. Apalagi dalam keadaan Reksa yang sering pulang malam. Padahal usia kandungannya sudah menginjak sembilan bulan. Pergerakan Lyra mulai terbatas. Harusnya Reksa mengurangi kegiatannya di kantor. Bagaimana jika sewaktu-waktu istrinya melahirkan? Reksa sudah mengusulkan agar Lyra tinggal di rumah Mami Loui untuk sementara, tap

  • My Ex Boss   Happy Birthday, My Ex Boss

    Happy Reading gaess...Jangan lupa tinggalkan jejak dan vote-nya yaa 😉______________Ada banyak makanan yang tertata di meja makan saat Reksa baru sampai rumah, setelah pulang kantor.Istrinya, Lyra. Sudah terlebih dulu pulang. Usia kehamilannya menginjak bulan ke enam. Reksa memaksanya hanya boleh bekerja sampai pukul empat sore."Sayaaaang ... Aku pulang...." Reksa menghidu aroma masakan. Ia mempercepat langkah ke dapur. Dan benar seperti dugaannya, istrinya sedang bergulat dengan wajan dan sodet. Memindahkan masakannya ke piring."Sayang, apa yang kamu lakukan? Mana Bibi?"Reksa segera mengambil alih sodet dan piring yang ada di tangan Lyra. "Kan sudah aku bilang, kamu itu nggak boleh capek. Sekarang, lihat! Apa yang kamu lakukan? Memasak segini banyaknya? Buat apa?"Lyra menatap kesal suaminya yang baru datang sudah mengomel tidak jelas. Bukannya berterima kasih, malah mer

  • My Ex Boss   Ngidam

    BEBERAPA BULAN KEMUDIAN"Reksa," panggil Lyra.Yang dipanggil menegakkan badan kembali. Matanya mengerjap. Kali ini apalagi keinginan istrinya beralibi calon bayinya? Mata Reksa melirik ke jam dinding di sudut kanan. Sudah hampir pukul dua belas malam. Sumpah, ia sudah sangat mengantuk. Sudah seharian ini ia dikerjai keinginan istrinya yang aneh-aneh. Kalau bukan karena calon bayi yang Lyra kandung, ia tidak mau bersusah payah seperti itu."Iya, Sayang," jawab Reksa mempertahankan senyum."Cuanki bandung enak kayaknya."Glek!"Sayang, ini udah hampir tengah malam. Gimana kalau makan cuankinya besok aja. Pasti aku cariin sampe ketemu. Oke, ya?""Aku tuh penginnya sekarang." Lyra mencebikkan bibir. Mata bulatnya masih selebar purnama.Lyra memunggungi Reksa. Suaminya itu hanya bisa menghela nafas, selalu saja begitu."Kan kamu juga yang bikin aku jadi kayak gini. Ingat Re

  • My Ex Boss   Resepsi

    "Aku pikir semua kemewahan yang kamu beri sudah berakhir Reksa, tapi aku sama sekali tidak menyangka kalau resepsi pernikahan ini juga tak kalah mewah. Apa tidak sayang menghamburkan banyak uang begini?" bisik Lyra di telinga suaminya.Reksa menggeleng. "Untuk urusan ini aku tidak tau, Sayang. Semua yang mengatur Mami dan adik-adikku. Kamu tau sendiri seperti apa semangatnya mereka dengan pernikahan ini.""Di sini aku sudah seperti seorang ratu saja." Lyra mencebikkan bibirnya."Kamu memang seorang ratu, sangat cantik dan memesona.""Berhenti menggodaku Reksa."Sebuah cubitan kecil mendarat di pinggang Reksa membuat lelaki itu meringis."Aku tidak menggodamu. Melihatmu yang sangat cantik seperti ini, aku jadi tak sabar membuatmu mendesah di bawahku lagi malam ini."Kali ini pukulan Lyra mendarat di bahu Reksa agak keras. Matanya melotot. Tidak sepatutnya Reksa bicara vulgar di suasana seperti ini.

  • My Ex Boss   Kaum Nyirnyir

    Lyra masuk ke ruangan Reksa dengan wajah sebal. Sengaja ia hentakkan kaki agar orang di meja kebesarannya itu sadar."Hai, Sayang," sapa Reksa sekilas, lalu melanjutkan pekerjaannya."Aku laper." Lyra langsung menjatuhkan diri di sofa."Oh, ya. Kamu mau makan apa? Kita bisa delivery.""Aku udah bawa bekal kalau kamu lupa."Reksa menutup fail yang ada di depannya. Lalu beranjak dari kursinya dan menghampiri Lyra yang sudah duduk di sofa."Oke, kita makan. Aku selalu suka masakan yang kamu buat."Lyra masih menampakan wajah kesal saat ia membongkar bekal makanan yang ia bawa. Kejadian di toilet rasanya ingin ia adukan pada Reksa."Kamu nggak pernah menyeleksi dengan baik calon karyawanmu di sini, ya?" tanya Lyra dengan bibir berkerut."Maksudnya?""Nggak pa-pa." Lyra menyerahkan satu kotak bekal pada Reksa. Rasanya terlalu kekanakan kalau harus mengadukannya langsung."Kamu mengalami hal ya

  • My Ex Boss   Seserahan yang Tertunda

    Mobil Reksa memasuki gerbang dan berhenti di halaman sebuah rumah mewah yang Lyra tidak tahu siapa pemiliknya. Bahkan dari sejak mengajaknya, Reksa tidak memberitahu tujuan jelasnya.Mungkin ini adalah salah satu rumah milik saudara atau temannya. Entahlah. Reksa masih saja bungkam saat dirinya menyuruh Lyra untuk turun.Lyra mengedarkan mata, menyapu semua sudut yang bisa ia jangkau. Halaman rumah ini cukup luas dengan sebuah taman yang tertata rapi dan indah. Ada sebuah kolam ikan kecil di sudut taman itu. Sebuah carport yang lumayan besar kira-kira bisa menampung tiga sampai empat mobil. Di sisi kanan rumah ada sebuah jalan terbuka yang sepertinya menghubungkan halaman samping dan belakang.Biarpun rumah berlantai dua ini terlihat megah dan indah, Lyra merasa rumah ini sepi penghuni. Bahkan sejak Lyra berdiri di sini beberapa menit lamanya, pemilik rumah belum menampakan batang hidungnya."Bagaimana menurutmu?"Lyra

  • My Ex Boss   Sah!

    Rumah masih nampak ramai. Sisa-sisa kegaduhan karena kedatangan keluarga Reksa juga masih ada. Pasalnya keluarga mempelai pria datang dengan membawa seserahan yang mengundang kehebohan. Baik dari keluarga Lyra sendiri maupun para tetangga yang turut menyaksikan itu.Lyra sendiri tidak menyangka semua permintaan yang hanya diucapkan dengan mode bercanda itu malah diwujudkan oleh Reksa. Lyra bukan wanita sematre itu. Ia hanya mengerjai Reksa padahal, tidak serius sama sekali.Lupakan soal itu. Karena Reksa sendiri bilang ada kejutan lain di Jakarta sana. Padahal ini cukup membuat Lyra dan keluarganya terhenyak.Kini Reksa dan Alyra sudah sah menjadi sepasang suami istri. Dan sekarang mereka sedang menjadi raja dan ratu sehari di sebuah gedung serba guna sederhana yang tidak jauh dari rumah orang tua Lyra. Karena ini di Palembang, maka kebanyakan tamu yang hadir memang dari keluarga dan teman-teman orang tua Lyra. Karena ini sejatinya

DMCA.com Protection Status