Sore ini Sandra pulang sedikit terlambat, banyak pekerjaan yang harus dirinya kerjakan. Apalagi desas desus, CEO lama yang akan pensiun dan digantikan dengan CEO baru membuat banyak devisi harus bekerja keras.
Pak Tommy pemilik Perusahan ini, akan segera pensiun dan di gantikan dengan anaknya banyak orang yang tidak mengetahui siapa anak dari pemilik perusahaan ini.
Karena sang anak, tidak mau terekspos di media masa.
"Katanya anak Pak boss ganteng loh," ucap Anggun.
"Mungkin," sahut Sandra.
Mereka berdua sedang menunggu di halte bus, lebih tepatnya menemani Sandra karena Anggun akan dijemout oleh pacarnya.
"Gue udah gak sabar pengen lihat wajahnya ndra. Pasti cute deh, aduh pengen gue culik."
Sandra hanya bisa geleng-geleng kepala melihat, sang sahabat sudah mau menikah tapi tingkah lakunya masih sangat labil.
Keduanya pun menunggu, hingga tak lama calon suami Anggun datang menjemput. Wanita itu tidak enak meninggalkan Sandra sendirian, tetapi Sandra tidak mau membuat mereka jadi repot. Apalagi melihat raut wajah Mas Galang calon suami Anggun terlihat lelah.
"Beneran ini atau kita antar aja iya kan Mas," tawar Anggun.
"Iya kami antar saja Sandra, hari sudah mau gelap."
"Tidak apa apa Mas, sebentar lagi pasti sudah ada bus nya," tolak Sandra dengan halus wanita itu tidak mau merepotkan apalagi jarak antara rumah mereka sangat berbeda dan bertolak belakang.
"Ya sudah kalau seperti itu, kamu hati-hati ya. Aku pergi duluan," ujarnya. Sandra hanya tersenyum, begitulah sang sahabat jika ada Mas Galang di sampingnya dia akan berbicara dengan sopan.
"Siap. Kalian juga hati-hati di jalan ya."
Anggun dan Mas Galang pun segera beranjak dari tempat itu, Sandra tetap menunggu Bus yang tumben hari ini datang terlambat. Wanita itu sendirian, dan tidak biasanya juga tempat itu tiba tiba sepi seperti saat ini.
Sandra yang masih asyik dengan lagu yanh ia putar agar tidak bosan pun di kejutkan dengan seorang pria yang tiba tiba duduk di sampingnya.
"Astaga, siapa dia. Semoga bukan orang jahat," gumamnya dalam hati.
Sandra masih saja fokus dengan kegiatannya sendiri tanpa melihat orang tersebut. Tak lama orang itu pun segera pergi dari tempat itu, Sandra sedikit bernapas lega. Sejujurnya dirinya juga takut, tetapi Sandra tidak memperlihatkan hal tersebut.
***
Hingga pukul enam sore bus yang biasanya lewat belum juga Sandra yang haus mengambil minuman yang memang sudah ia siapkan ketika wanita itu merasa haus.
"Leganya," ucap Sandra. Karena terlalu bosan menunggu, Sandra memainkan kaleng bekas minumannya itu. Hingga tanpa di sengaja kaleng itu terlempar hingga mengenai seseorang yang sedang berdiri tak jauh dari Sandra.
"Awh," ringis orang tersebut. Laki-laki yang berdiri di sana segera mendekat kearah Sandra meminta penjelasan.
Sandra yang sudah takut lebih dulu, segera berlari menghindari tapi karena jalanan sepi dan langkah sang pria itu lebih cepat akhirnya lengan sebelah kanan Sandra dicekal oleh pria tersebut.
"Mau kemana kamu?" tanya Pria itu, dengan tatapan seperti akan membunuh. Hal tersebut makin membuat Sandra takut, dan kalut dengan segera Sandra berteriak.
Beberapa orang yang sedang berjalan kearah mereka pun segera menghampiri Sandra.
"Tolong aku, tolong!!" teriak Sandra itu semakin membuat Pria tersebut mengencangkan cekalan tangannya.
"Hei kamu yang salah kenapa kamu yang meminta tolong. Bukannya meminta maaf," ujar pria itu dengan sangat kesal.
Beberapa orang sudah mulai mendekat, dari arah belakang. Sandra yang melihat bus mendekat dengan segera dirinya mengigit tangan pria tersebut, membuat pria itu mengadu kesakitan dan cekalan tangan tersebut terlepas.
Dengan napas yang hampir habis, Sandra duduk di kursi penumpang pengalaman hari ini membuatnya spot jantung wanita itu pun menyandarkan kepalanya di kaca jendela. Menikmati udara malam yang sangat sejuk, mata Sandra tertutup hal ini selalu dirinya lakukan ketika pulang.
Suara alunan lagu, di dalam bus itu semakin mengingatkan Sandra akan satu hal di masa lalu. Seorang laki-laki yang pernah menjadi orang yang penting untuk Sandra
***
Di tempat tadi pria yang tadi bersama Sandra menahan emosinya, akibat perbuatan Sandra tadi dirinya hampir saja jadi bulan bulanan orang yang berada di sekitar sana.
"Perempuan sialan, siapa dia bisa memperlakukan aku seperti itu. Sialan.. sialan..sialan."
Drt drt drt
(Hallo)
(Dimana) tanya pria tersebut dengan nada ketus.
(Sebentar lagi sampai boss)
(Cepat, kalau 10 menit kau tidak sampai. Jangan berharap masih bisa bekerja dengan gue lagi)
Tut
Panggilan telpon tersebut terputus, membuat orang yang di ujung sana hanya mampu menghembuskan napasnya panjang.
10 menit berlalu, mobil tersebut sudah sampai di depan pria tersebut.
"Silakan boss," ucap seorang pria berkacamata.
"Hem."
Mobil tersebut, berjalan dengan kecepatan sedang dari arah kemudi sang pria berkacamata bisa melihat sang boss dalam kondisi yang tidak baik.
"Tidak usah melirik gue seperti itu," ucapnya ketus. Pria berkacamata itu segera memalingkan pandangannya.
"Aldo," panggil sang boss.
Pria berkacamata yang bernama Aldo itu melirik sang boss dari balik kaca spion yang berada di tengah.
"Iya Boss," jawabnya.
"Kapan gue mulai masuk kantor."
"Kalau tuan besar meminta anda besok sudah bisa ke kantor boss. Tetapi kalau anda masih belum mau, tuan besar memberikan waktu sampai Minggu depan," jelasnya.
Pria itu hanya diam, mendengar ucapan yang terlontar dari bibir sang asisten.
***
Sandra sudah sampai di rumahnya, wanita itu segera membersihkan dirinya. Tak membutuhkan waktu lama, urusan Sandra sudah selesai. Lalu wanita itu masuk ke dalam kamar sang Nenek.
"Nenek belum tidur?" sapa Sandra.
Nenek Sandra melihat kearah sang cucu, dengan senyum tipis yang tak pernah luntur di bibir tersebut.
"Belum mengantuk Nak," jawabnya. Sandra pun, mendekat dan duduk di samping sang Nenek.
"Nenek udah makan?" tanya Sandra sambil memberikan beberapa pijatan kepada tubuh sang Nenek.
"Sudah tadi Siska sudah mengantarkan makan untuk Nenek. Kamu juga sudah makan kan Nak? Jangan terlalu sibuk, harus ingat makan dan istirahat," ucap Nenek Sri.
Sandra tersenyum kearah sang Nenek, dirinya sangat beruntung masih memiliki Nenek seperti Nenek Sri. meskipun saat ini keadaan Nenek Sri sedang tidak baik tetapi perhatian sang Nenek tidak pernah luntur kepada Sandra.
"Iya Nek, Sandra udah makan tadi sebelum pulang. Makan sama teman-teman Nenek nggak usah, khawatir," ujar Sandra.
"Kamu juga jangan terlalu banyak bekerja ya Nak. Pikirkan juga kesenangan kamu, Nenek ini sudah tua dan sudah waktunya akan pergi. Dan tidak akan bisa sembuh lagi," ucap Nenek Sri.
"Nenek gak boleh bicara seperti itu, pokoknya Nenek harus sembuh. Sandra mau ajak Nenek jalan-jalan, kan Sandra udah janji sama Bunda untuk bisa buat Nenek bahagia," ujar Sandra dengan air mata yang akan mengalir.
Sandra membaringkan tubuhnya di samping sang Nenek, memeluk Nenek Sri dengan erat tak lupa tangan yang sudah rentah miliki Nenek Sri mengusap kepala Sandra dengan penuh kasih sayang.
"Nenek akan selalu bahagia, apa pun yang sudah kamu lakukan Nak. Dan Bunda kamu juga pasti, akan bangga memiliki anak seperti kamu."
Sandra dan Nenek Sri tidur sambil berpelukan, malam ini Sandra akan tidur di kamar Neneknya. Memeluk erat, wanita yang sudah sangat tua itu setiap Sandra memeluk Nenek Sri, Sandra seperti sedang memeluk Bundanya yang sudah lama meninggal.
##
Bab 4 meluncur ya, terima kasih buat yang sudah baca. Jangan lupa untuk ditambahkan ke rak kalian ya, i love you guys.
Bintang saat ini sedang berada di Black Devil, pikirannya sedang tidak baik laki-laki itu melampiaskan semuanya ke minuman keras, selalu saja seperti itu. Drt drt drt Ponsel Bintang bergetar, di sana tertera nama sang Papi Bintang langsung meriject telpon tersebut, anak laki laki itu tidak mau mengangkat telpon tersebut, setiap kali Papinya menelpon dapat dipastikan Bintang akan selalu bertengkar. "Boss angkat dulu telponnya mungkin saja penting," ujar seorang bantender yang saat ini ada di dekat Bintang. Pria itu sudah jengah mendengar ponsel Bintang yang berbunyi sejak tadi. "Biarkan saja, aku malas mengangkatnya. Itu pasti si tua bangka itu. Dia selalu saja membuat aku menderita, selalu memaksakan kehendaknya," ujar Bintang. Sang bantender itu hanya bisa diam, tetapi tangan mengetikan sesuatu di dalam handphone nya. "Maaf boss," gu
Mami dan Papi Bintang sudah menunggu anak laki-laki mereka itu datang, malam ini sang Mami meminta Bintang untuk pulang ke rumah. Mami Bintang tahu jika anak dan suaminua itu baru saja bertengkar karena Perusahaan.Mami Alana juga kaget saat tahu dari sang asisten bahwa Bintang menyalakan kematian Reyhan karena ulah sang suami. Padahal yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang di pikirkan Bintang."Mbok ayam gorengnya di goreng sangat garing ya. Bintang suka sekali dengan ayam goreng, apa lagi bagian sayapnya.""Siap nyonya. Pasti mbok akan buat yang spesial untuk tuan muda.""Sudah lama Bintang tidak kemari kan Mbok. Saya jadi merindukan anak itu," ucap Mami Alana dengan nada sedih."Tuan muda sibuk nyonya, makanya belum sempat untuk mampir ke sini," ucap si mbok menenangkan majikannya itu. Mbok tahu betul perubahan sikap, tuan muda-nya itu karena apa. Sikap ayah dan anak itu, Memeng bertolak belakang i
Hari ini merupakan pertama kalinya bagi Cassandra Putri atau sering di panggil dengan nama Sandra untuk bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kotanya. Sangat sulit bagi orang-orang yang ingin bekerja di tempat itu, tapi karena kecerdasan yang dimiliki oleh Sandra membuatnya dengan mudah masuk dan bergabung di sana."Semoga hari ini indah," gumamnya dalam hati. Dengan perasaan yang bahagia, Sandra pergi menggunakan bus antar kota.Hidup hanya bersama sang Nenek membuat Sandra harus lebih berhemat, apalagi neneknya itu sedang sakit sakitan. Sejak berusia 7 tahun Sandra tinggal bersama Neneknya, karena sang ibu meninggal dunia sedangkan sang Ayah entah dimana keberadaannya.Ibunya hanya berkata jika Ayah Sandra pergi dan tidak akan pernah kembali sejak saat itu Sandra tidak pernah ingin tahu dimana keberadaan sang Ayah.Baginya hidup bersama sang Ibu dan juga Neneknya sudab cukup lebih ba
Langit sepertinya sedang tidak mendukung, awan hitam menyelimuti sore hari ini saat Sandra sedang menunggu bus di halte hujan deras itu turun membasahi tanah. Aroma tanah yang tercampur dengan air hujan, sungguh sangat nikmat, dan hal itu sungguh di sukai oleh Sandra."Hujan kenapa setiap engkau turun, aku selalu ingin bersama mu karena hanya kehadiran mu yang mampu membuatku merasa tenang."Sandra adalah orang yang sangat menyukai Hujan, pernah suatu ketika Sandra kecil menangis karena dipaksa pulang oleh sang Ibu.Saat itu hujan bahkan petir sangat keras terdengar, bukannya takut Sandra malah asyik bermain hujan di depan rumahnya."Bu Sandra rindu," gumamnya dalam hati. Gadis itu menangis dalam diamnya, setiap mengingat tentang Ibunya Sandra pasti akan berubah menjadi seseorang yang cengeng.Bus yang akan Sandra naiki akhirnya datang, gadis itu segera masuk ke dalam Bus. Udara dingin di dalam sana membuat Sandra mengeratkan pak
Siapa yang tidak mengenal seorang Bintang Alexander seorang pria yang tidak akan pernah puas jika tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.Setiap hari Bintang habiskan hanya dengan menikmati setiap jenggal tubuh seorang wanita, uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya dihabiskan hanya untuk kesenangan.Seperti saat ini Bintang sedang berada di salah satu club' malam yang terkenal di ibu kota, club' yang hanya bisa diakses oleh orang orang tertentu."Welcome brother gue kira loe gak akan datang."Bintang hanya menatap orang tersebut, lalu duduk di sampingnya, belum ada satu menit Bintang di sana beberapa orang wanita berdatangan mendekati Bintang."Hallo sayang," ucap wanita tersebut, sambil mengelus lengan Bintang.Bintang hanya diam, hari ini dia sedang tidak ingin bermain dengan para wanita murahan. Saat ini Bintang sedang kesal dengan perintah sang Papi, itulah membuat moodnya menjadi kacau sepe
Mami dan Papi Bintang sudah menunggu anak laki-laki mereka itu datang, malam ini sang Mami meminta Bintang untuk pulang ke rumah. Mami Bintang tahu jika anak dan suaminua itu baru saja bertengkar karena Perusahaan.Mami Alana juga kaget saat tahu dari sang asisten bahwa Bintang menyalakan kematian Reyhan karena ulah sang suami. Padahal yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang di pikirkan Bintang."Mbok ayam gorengnya di goreng sangat garing ya. Bintang suka sekali dengan ayam goreng, apa lagi bagian sayapnya.""Siap nyonya. Pasti mbok akan buat yang spesial untuk tuan muda.""Sudah lama Bintang tidak kemari kan Mbok. Saya jadi merindukan anak itu," ucap Mami Alana dengan nada sedih."Tuan muda sibuk nyonya, makanya belum sempat untuk mampir ke sini," ucap si mbok menenangkan majikannya itu. Mbok tahu betul perubahan sikap, tuan muda-nya itu karena apa. Sikap ayah dan anak itu, Memeng bertolak belakang i
Bintang saat ini sedang berada di Black Devil, pikirannya sedang tidak baik laki-laki itu melampiaskan semuanya ke minuman keras, selalu saja seperti itu. Drt drt drt Ponsel Bintang bergetar, di sana tertera nama sang Papi Bintang langsung meriject telpon tersebut, anak laki laki itu tidak mau mengangkat telpon tersebut, setiap kali Papinya menelpon dapat dipastikan Bintang akan selalu bertengkar. "Boss angkat dulu telponnya mungkin saja penting," ujar seorang bantender yang saat ini ada di dekat Bintang. Pria itu sudah jengah mendengar ponsel Bintang yang berbunyi sejak tadi. "Biarkan saja, aku malas mengangkatnya. Itu pasti si tua bangka itu. Dia selalu saja membuat aku menderita, selalu memaksakan kehendaknya," ujar Bintang. Sang bantender itu hanya bisa diam, tetapi tangan mengetikan sesuatu di dalam handphone nya. "Maaf boss," gu
Sore ini Sandra pulang sedikit terlambat, banyak pekerjaan yang harus dirinya kerjakan. Apalagi desas desus, CEO lama yang akan pensiun dan digantikan dengan CEO baru membuat banyak devisi harus bekerja keras.Pak Tommy pemilik Perusahan ini, akan segera pensiun dan di gantikan dengan anaknya banyak orang yang tidak mengetahui siapa anak dari pemilik perusahaan ini.Karena sang anak, tidak mau terekspos di media masa."Katanya anak Pak boss ganteng loh," ucap Anggun."Mungkin," sahut Sandra.Mereka berdua sedang menunggu di halte bus, lebih tepatnya menemani Sandra karena Anggun akan dijemout oleh pacarnya."Gue udah gak sabar pengen lihat wajahnya ndra. Pasti cute deh, aduh pengen gue culik."Sandra hanya bisa geleng-geleng kepala melihat, sang sahabat sudah mau menikah tapi tingkah lakunya masih sangat labil.Keduanya pun menunggu, hingga tak lama calon suami Anggun datang menjemput. Wanita i
Siapa yang tidak mengenal seorang Bintang Alexander seorang pria yang tidak akan pernah puas jika tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.Setiap hari Bintang habiskan hanya dengan menikmati setiap jenggal tubuh seorang wanita, uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya dihabiskan hanya untuk kesenangan.Seperti saat ini Bintang sedang berada di salah satu club' malam yang terkenal di ibu kota, club' yang hanya bisa diakses oleh orang orang tertentu."Welcome brother gue kira loe gak akan datang."Bintang hanya menatap orang tersebut, lalu duduk di sampingnya, belum ada satu menit Bintang di sana beberapa orang wanita berdatangan mendekati Bintang."Hallo sayang," ucap wanita tersebut, sambil mengelus lengan Bintang.Bintang hanya diam, hari ini dia sedang tidak ingin bermain dengan para wanita murahan. Saat ini Bintang sedang kesal dengan perintah sang Papi, itulah membuat moodnya menjadi kacau sepe
Langit sepertinya sedang tidak mendukung, awan hitam menyelimuti sore hari ini saat Sandra sedang menunggu bus di halte hujan deras itu turun membasahi tanah. Aroma tanah yang tercampur dengan air hujan, sungguh sangat nikmat, dan hal itu sungguh di sukai oleh Sandra."Hujan kenapa setiap engkau turun, aku selalu ingin bersama mu karena hanya kehadiran mu yang mampu membuatku merasa tenang."Sandra adalah orang yang sangat menyukai Hujan, pernah suatu ketika Sandra kecil menangis karena dipaksa pulang oleh sang Ibu.Saat itu hujan bahkan petir sangat keras terdengar, bukannya takut Sandra malah asyik bermain hujan di depan rumahnya."Bu Sandra rindu," gumamnya dalam hati. Gadis itu menangis dalam diamnya, setiap mengingat tentang Ibunya Sandra pasti akan berubah menjadi seseorang yang cengeng.Bus yang akan Sandra naiki akhirnya datang, gadis itu segera masuk ke dalam Bus. Udara dingin di dalam sana membuat Sandra mengeratkan pak
Hari ini merupakan pertama kalinya bagi Cassandra Putri atau sering di panggil dengan nama Sandra untuk bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kotanya. Sangat sulit bagi orang-orang yang ingin bekerja di tempat itu, tapi karena kecerdasan yang dimiliki oleh Sandra membuatnya dengan mudah masuk dan bergabung di sana."Semoga hari ini indah," gumamnya dalam hati. Dengan perasaan yang bahagia, Sandra pergi menggunakan bus antar kota.Hidup hanya bersama sang Nenek membuat Sandra harus lebih berhemat, apalagi neneknya itu sedang sakit sakitan. Sejak berusia 7 tahun Sandra tinggal bersama Neneknya, karena sang ibu meninggal dunia sedangkan sang Ayah entah dimana keberadaannya.Ibunya hanya berkata jika Ayah Sandra pergi dan tidak akan pernah kembali sejak saat itu Sandra tidak pernah ingin tahu dimana keberadaan sang Ayah.Baginya hidup bersama sang Ibu dan juga Neneknya sudab cukup lebih ba