Hari ini merupakan pertama kalinya bagi Cassandra Putri atau sering di panggil dengan nama Sandra untuk bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kotanya. Sangat sulit bagi orang-orang yang ingin bekerja di tempat itu, tapi karena kecerdasan yang dimiliki oleh Sandra membuatnya dengan mudah masuk dan bergabung di sana.
"Semoga hari ini indah," gumamnya dalam hati. Dengan perasaan yang bahagia, Sandra pergi menggunakan bus antar kota.
Hidup hanya bersama sang Nenek membuat Sandra harus lebih berhemat, apalagi neneknya itu sedang sakit sakitan. Sejak berusia 7 tahun Sandra tinggal bersama Neneknya, karena sang ibu meninggal dunia sedangkan sang Ayah entah dimana keberadaannya.
Ibunya hanya berkata jika Ayah Sandra pergi dan tidak akan pernah kembali sejak saat itu Sandra tidak pernah ingin tahu dimana keberadaan sang Ayah.
Baginya hidup bersama sang Ibu dan juga Neneknya sudab cukup lebih baikz walaupun saat itu usia Sandra masih sangat kecil.
Perjalanan dari rumahnya sampai ke tempat dirinya bekerja hanya membutuhkan waktu 35 sampai 40 menit jika lancar tapi ketika jam kantor pulang, Sandra bisa menghabiskan waktu selama 1 jam hingga 2 jam diperjalanan.
***
Sesampainya di kantor Sandra segera masuk keruangan yang kemarin sudah diberitahukan. Saat akan masuk ke ke dalam lift pegawai Sandra bertemu, dengan sahabatnya yang juga diterima di tempat itu.
"Sandra," panggil orang itu. Sandra yang merasa namanya di panggil segera melihat kearah belakang, senyumnya terukir indah dibibir gadis itu.
"Baru datang?" tanya Sandra kepada Anggun. Sahabatnya sejak SMA hingga kuliah dan sampai saat ini.
"Iya, kamu juga Sandra?" tanya Anggun, Sandar hanya menganggukkan kepalanya. Keduanya pun berjalan menuju lift tersebut, setelah masuk di dalam kotak besi itu kedua gadis itu mulai bercerita lebih tepatnya Anggun yang selalu menceritakan tentang kehidupannya saat ini.
Gadis itu selalu menceritakan tentang keharmonisan keluarganua, dimana Ayahnya yang seorang pemilik sebuah Cafe dan Ibunya yang hanya Ibu Rumah Tangga serta kesehariannya di rumah bersama keluarganya.
Sandra bahagia mendengar semuanya apa yang diceritakan oleh sahabatnya itu, Sandra akan jadi pendengar yang baik. Itulah kenapa Anggun nyaman berteman dengan Sandra.
Ting
Pintu besi itu terbuka tepat di lantai ke 23 dimana staf keuangan berada. Anggun dan Sandra pun keluar sama-sama sebagai sarjana Ekonomi membuat keduanya berada di divisi yang sama.
"Selamat pagi," sapa Sandra, dimana pun tempat Sandra selalu dikenal sebagai orang yang sangat ramah dan baik.
"Pagi Neng Sandra, makin cantik aja."
Sandra hanya bisa tersenyum, sejak kemarin dia dipanggil untuk wawancara dan perkenal semua mata laki-laki diruangannya ini selalu mengimbau.
Aturan di perusahaan ini setiap karyawan yang baru masuk akan diperkenalkan sehari sebelum mereka mulai berkerja, itu dikarenakan agar saat sudah masuk tidak ada alasan untuk memperkenalkan diri lagi.
Sandra pun segera duduk di mejanya, tempat yang akan menjadi tempat dirinya bertarung dengan sebuah masa depannya.
"Pagi," sapa seorang wanita yang berusia hampir 40 an tahun di depan meja kerja Sandra.
"Pagi Ibu Siska, ada yang bisa saya bantu."
Siska tersenyum, wanita itu mendekat dan segera memberikan sebuah map file kepada Sandra.
"Ini tugas kami hari ini, selesaikan semua hitung-hitungan di dalam sana. Nanti setelah makan siang, kamu kasih sama saya bisa kan?" tanya Ibu Siska. Sandra pun menganggukkan kepalanya.
"Bagus silakan kamu kerjakan jika ada yang tidak dimengerti kamu bisa tanyakan sama saya atau ke Luki ya. Saya pergi dulu." Ibu Siska pun segera masuk ke dalam ruangannya. Sandra dengan semangat yang tak pernah luntur segera mulai melaksanakan tugas yang sudah diberikan.
Sandra mengerjakannya dengan penuh konsentrasi dirinya, tidak terganggu dengan obrolan gosip yang sedang dilakukan oleh kedua rekannya didekatnya itu.
"Loe tahu gak boss baru kita nanti, ganteng banget sumpah."
"Masa sih Mbak?" sahut Lulu.
"Iya Lu, loe harus cek group kantor deh. Katanya sih nama tunggal pemilik perusahaan ini. Dia sih selama ini tinggal di Prancis buat kuliah cuma karena Bapak Alexander mau pensiun jadi anaknya deh yang menggantikan."
"Mbak Sofi gercep sekali ya soal ini," sambung Anggun.
Sofia staf keuangan yang paling tahu tentang gosip apapun di kantor ini. Sandra hanya menatap sejenak lalu, melanjutkan tugasnya.
"Iya dek, Mbak Sofi mah pasti bakalan tahun semua tentang kantor."
"Aku tuh bukan tukang gosip ya, cuma kan namanya info kalau gak di kasih tahu takutnya jadi fitnah."
Obrolan mereka makin berlanjut hingga waktunya makan siang pun tiba. Pekerjaan yang dilakukan oleh Sandra pun, selesai dalam tempat waktu. Jangan ragukan kemampuan Sandra, gadis itu saja menyelesaikan skripsi hanya satu bulan. Semua itu karena otak yang dimiliki Sandra sangat pintar.
"Makan siang ke kantin yok," ajak Mbak Sofi.
"Ayo Mbak," sahut mereka bertiga.
Mbak Sofi, Lulu, Anggun dan Sandra keempatnya berjalan ke kantin, perusahaan ini menyiapakan makan siang g****s untuk para pegawainya. Tapi masih banyak juga karyawan di sini yang tidak mau makan di kantin, dengan berbagai alasan yang tidak sesuai.
"Gue bingung, kantor udah siapin kantin. Makanannya g****s, tapi kenapa mereka gak mau makan di sini. Malahan beli di luar kan, sayang duitnya."
"Biarlah Mbak bukan seperti kita pengiritan," sambung Lulu.
"Mungkin pengen suasana yang beda Mbak," balas Anggun.
Mbak Sofi hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan Sandra hanya diam ia bersyukur di dalam hati jika perusahaan menyiapkan makan siang untuk para karyawan, karena hal itu membuat Sandra bisa lebih hemat.
Sandra hanya memiliki sedikit lagi tabungan, selama satu bulan ini untuk ongkos dirinya pergi dan pulang kantor, selebihnya untuk makan tidak akan cukup. Karena pengobatan sang Nenek yang saat ini sedang sakit-sakitan menjadi prioritas utama untuk Sandra.
Keempatnya pu segera mengantri untuk mengambil jatah makan siangnya.
"Duduk di sana aja ya," ajak Lulu. Mereka pun akhirnya duduk diarah pojokan. Tapi sebelum ke sana ada 2 orang wanita yang dengan sengajanya menabrak bahu Sandra hingga hampir membuat makanan yang dipegang oleh Sandra terjatuh.
"Hei loe apa apaan?" marah Mbak Sofi.
"Kenapa dengan gue? Temen loe itu yang jalannya gak lihat-lihat."
Sandra segera memotong "Udah Mbak, aku gak apa-apa, kita lansung dudik aja," ajak Sandra.
"T-tapi Sand, orang itu..."
Sandra menggelengkan kepalanya, Mbak Sofi pun akhirnya menurut walaupun terdengar helaan napas panjang oleh wanita itu.
"Harusnya loe hajar aja mereka Sand," ucap Anggun berapi-api.
"Emang kenapa bisa mereka seperti benci banget sama loe Sand?" tanya Lulu.
"Tuh sih cabe itu iri selalu sama Sandra, biasa lah karena mantannya Intan mutusin dia karena pengen dekat sama Sandra. Padahal Sandra gak tertarik," jelas Anggun.
"Cowok aja gak mau dekat sama itu nenek lampir, udah Sand loe jangan takut sama itu orang. Mbak pasti bakalan bantuin loe kalau dia buat hal yang macam-macam."
Sandra hanya tersenyum, dia tidak mau memikirkan soal Intan toh mau seperti apa sikapnya kepada Intan. Wanita itu masih saja seperti itu, padahal dulu Intan dan Sandra cukup dekat sebagai teman.
***
Langit sepertinya sedang tidak mendukung, awan hitam menyelimuti sore hari ini saat Sandra sedang menunggu bus di halte hujan deras itu turun membasahi tanah.
Aroma tanah yang tercampur dengan air hujan, sungguh sangat nikmat.
"Hujan kenapa setiap engkau turun, aku selalu ingin bersama mu."
To be Continued .....
Langit sepertinya sedang tidak mendukung, awan hitam menyelimuti sore hari ini saat Sandra sedang menunggu bus di halte hujan deras itu turun membasahi tanah. Aroma tanah yang tercampur dengan air hujan, sungguh sangat nikmat, dan hal itu sungguh di sukai oleh Sandra."Hujan kenapa setiap engkau turun, aku selalu ingin bersama mu karena hanya kehadiran mu yang mampu membuatku merasa tenang."Sandra adalah orang yang sangat menyukai Hujan, pernah suatu ketika Sandra kecil menangis karena dipaksa pulang oleh sang Ibu.Saat itu hujan bahkan petir sangat keras terdengar, bukannya takut Sandra malah asyik bermain hujan di depan rumahnya."Bu Sandra rindu," gumamnya dalam hati. Gadis itu menangis dalam diamnya, setiap mengingat tentang Ibunya Sandra pasti akan berubah menjadi seseorang yang cengeng.Bus yang akan Sandra naiki akhirnya datang, gadis itu segera masuk ke dalam Bus. Udara dingin di dalam sana membuat Sandra mengeratkan pak
Siapa yang tidak mengenal seorang Bintang Alexander seorang pria yang tidak akan pernah puas jika tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.Setiap hari Bintang habiskan hanya dengan menikmati setiap jenggal tubuh seorang wanita, uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya dihabiskan hanya untuk kesenangan.Seperti saat ini Bintang sedang berada di salah satu club' malam yang terkenal di ibu kota, club' yang hanya bisa diakses oleh orang orang tertentu."Welcome brother gue kira loe gak akan datang."Bintang hanya menatap orang tersebut, lalu duduk di sampingnya, belum ada satu menit Bintang di sana beberapa orang wanita berdatangan mendekati Bintang."Hallo sayang," ucap wanita tersebut, sambil mengelus lengan Bintang.Bintang hanya diam, hari ini dia sedang tidak ingin bermain dengan para wanita murahan. Saat ini Bintang sedang kesal dengan perintah sang Papi, itulah membuat moodnya menjadi kacau sepe
Sore ini Sandra pulang sedikit terlambat, banyak pekerjaan yang harus dirinya kerjakan. Apalagi desas desus, CEO lama yang akan pensiun dan digantikan dengan CEO baru membuat banyak devisi harus bekerja keras.Pak Tommy pemilik Perusahan ini, akan segera pensiun dan di gantikan dengan anaknya banyak orang yang tidak mengetahui siapa anak dari pemilik perusahaan ini.Karena sang anak, tidak mau terekspos di media masa."Katanya anak Pak boss ganteng loh," ucap Anggun."Mungkin," sahut Sandra.Mereka berdua sedang menunggu di halte bus, lebih tepatnya menemani Sandra karena Anggun akan dijemout oleh pacarnya."Gue udah gak sabar pengen lihat wajahnya ndra. Pasti cute deh, aduh pengen gue culik."Sandra hanya bisa geleng-geleng kepala melihat, sang sahabat sudah mau menikah tapi tingkah lakunya masih sangat labil.Keduanya pun menunggu, hingga tak lama calon suami Anggun datang menjemput. Wanita i
Bintang saat ini sedang berada di Black Devil, pikirannya sedang tidak baik laki-laki itu melampiaskan semuanya ke minuman keras, selalu saja seperti itu. Drt drt drt Ponsel Bintang bergetar, di sana tertera nama sang Papi Bintang langsung meriject telpon tersebut, anak laki laki itu tidak mau mengangkat telpon tersebut, setiap kali Papinya menelpon dapat dipastikan Bintang akan selalu bertengkar. "Boss angkat dulu telponnya mungkin saja penting," ujar seorang bantender yang saat ini ada di dekat Bintang. Pria itu sudah jengah mendengar ponsel Bintang yang berbunyi sejak tadi. "Biarkan saja, aku malas mengangkatnya. Itu pasti si tua bangka itu. Dia selalu saja membuat aku menderita, selalu memaksakan kehendaknya," ujar Bintang. Sang bantender itu hanya bisa diam, tetapi tangan mengetikan sesuatu di dalam handphone nya. "Maaf boss," gu
Mami dan Papi Bintang sudah menunggu anak laki-laki mereka itu datang, malam ini sang Mami meminta Bintang untuk pulang ke rumah. Mami Bintang tahu jika anak dan suaminua itu baru saja bertengkar karena Perusahaan.Mami Alana juga kaget saat tahu dari sang asisten bahwa Bintang menyalakan kematian Reyhan karena ulah sang suami. Padahal yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang di pikirkan Bintang."Mbok ayam gorengnya di goreng sangat garing ya. Bintang suka sekali dengan ayam goreng, apa lagi bagian sayapnya.""Siap nyonya. Pasti mbok akan buat yang spesial untuk tuan muda.""Sudah lama Bintang tidak kemari kan Mbok. Saya jadi merindukan anak itu," ucap Mami Alana dengan nada sedih."Tuan muda sibuk nyonya, makanya belum sempat untuk mampir ke sini," ucap si mbok menenangkan majikannya itu. Mbok tahu betul perubahan sikap, tuan muda-nya itu karena apa. Sikap ayah dan anak itu, Memeng bertolak belakang i
Mami dan Papi Bintang sudah menunggu anak laki-laki mereka itu datang, malam ini sang Mami meminta Bintang untuk pulang ke rumah. Mami Bintang tahu jika anak dan suaminua itu baru saja bertengkar karena Perusahaan.Mami Alana juga kaget saat tahu dari sang asisten bahwa Bintang menyalakan kematian Reyhan karena ulah sang suami. Padahal yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang di pikirkan Bintang."Mbok ayam gorengnya di goreng sangat garing ya. Bintang suka sekali dengan ayam goreng, apa lagi bagian sayapnya.""Siap nyonya. Pasti mbok akan buat yang spesial untuk tuan muda.""Sudah lama Bintang tidak kemari kan Mbok. Saya jadi merindukan anak itu," ucap Mami Alana dengan nada sedih."Tuan muda sibuk nyonya, makanya belum sempat untuk mampir ke sini," ucap si mbok menenangkan majikannya itu. Mbok tahu betul perubahan sikap, tuan muda-nya itu karena apa. Sikap ayah dan anak itu, Memeng bertolak belakang i
Bintang saat ini sedang berada di Black Devil, pikirannya sedang tidak baik laki-laki itu melampiaskan semuanya ke minuman keras, selalu saja seperti itu. Drt drt drt Ponsel Bintang bergetar, di sana tertera nama sang Papi Bintang langsung meriject telpon tersebut, anak laki laki itu tidak mau mengangkat telpon tersebut, setiap kali Papinya menelpon dapat dipastikan Bintang akan selalu bertengkar. "Boss angkat dulu telponnya mungkin saja penting," ujar seorang bantender yang saat ini ada di dekat Bintang. Pria itu sudah jengah mendengar ponsel Bintang yang berbunyi sejak tadi. "Biarkan saja, aku malas mengangkatnya. Itu pasti si tua bangka itu. Dia selalu saja membuat aku menderita, selalu memaksakan kehendaknya," ujar Bintang. Sang bantender itu hanya bisa diam, tetapi tangan mengetikan sesuatu di dalam handphone nya. "Maaf boss," gu
Sore ini Sandra pulang sedikit terlambat, banyak pekerjaan yang harus dirinya kerjakan. Apalagi desas desus, CEO lama yang akan pensiun dan digantikan dengan CEO baru membuat banyak devisi harus bekerja keras.Pak Tommy pemilik Perusahan ini, akan segera pensiun dan di gantikan dengan anaknya banyak orang yang tidak mengetahui siapa anak dari pemilik perusahaan ini.Karena sang anak, tidak mau terekspos di media masa."Katanya anak Pak boss ganteng loh," ucap Anggun."Mungkin," sahut Sandra.Mereka berdua sedang menunggu di halte bus, lebih tepatnya menemani Sandra karena Anggun akan dijemout oleh pacarnya."Gue udah gak sabar pengen lihat wajahnya ndra. Pasti cute deh, aduh pengen gue culik."Sandra hanya bisa geleng-geleng kepala melihat, sang sahabat sudah mau menikah tapi tingkah lakunya masih sangat labil.Keduanya pun menunggu, hingga tak lama calon suami Anggun datang menjemput. Wanita i
Siapa yang tidak mengenal seorang Bintang Alexander seorang pria yang tidak akan pernah puas jika tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.Setiap hari Bintang habiskan hanya dengan menikmati setiap jenggal tubuh seorang wanita, uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya dihabiskan hanya untuk kesenangan.Seperti saat ini Bintang sedang berada di salah satu club' malam yang terkenal di ibu kota, club' yang hanya bisa diakses oleh orang orang tertentu."Welcome brother gue kira loe gak akan datang."Bintang hanya menatap orang tersebut, lalu duduk di sampingnya, belum ada satu menit Bintang di sana beberapa orang wanita berdatangan mendekati Bintang."Hallo sayang," ucap wanita tersebut, sambil mengelus lengan Bintang.Bintang hanya diam, hari ini dia sedang tidak ingin bermain dengan para wanita murahan. Saat ini Bintang sedang kesal dengan perintah sang Papi, itulah membuat moodnya menjadi kacau sepe
Langit sepertinya sedang tidak mendukung, awan hitam menyelimuti sore hari ini saat Sandra sedang menunggu bus di halte hujan deras itu turun membasahi tanah. Aroma tanah yang tercampur dengan air hujan, sungguh sangat nikmat, dan hal itu sungguh di sukai oleh Sandra."Hujan kenapa setiap engkau turun, aku selalu ingin bersama mu karena hanya kehadiran mu yang mampu membuatku merasa tenang."Sandra adalah orang yang sangat menyukai Hujan, pernah suatu ketika Sandra kecil menangis karena dipaksa pulang oleh sang Ibu.Saat itu hujan bahkan petir sangat keras terdengar, bukannya takut Sandra malah asyik bermain hujan di depan rumahnya."Bu Sandra rindu," gumamnya dalam hati. Gadis itu menangis dalam diamnya, setiap mengingat tentang Ibunya Sandra pasti akan berubah menjadi seseorang yang cengeng.Bus yang akan Sandra naiki akhirnya datang, gadis itu segera masuk ke dalam Bus. Udara dingin di dalam sana membuat Sandra mengeratkan pak
Hari ini merupakan pertama kalinya bagi Cassandra Putri atau sering di panggil dengan nama Sandra untuk bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kotanya. Sangat sulit bagi orang-orang yang ingin bekerja di tempat itu, tapi karena kecerdasan yang dimiliki oleh Sandra membuatnya dengan mudah masuk dan bergabung di sana."Semoga hari ini indah," gumamnya dalam hati. Dengan perasaan yang bahagia, Sandra pergi menggunakan bus antar kota.Hidup hanya bersama sang Nenek membuat Sandra harus lebih berhemat, apalagi neneknya itu sedang sakit sakitan. Sejak berusia 7 tahun Sandra tinggal bersama Neneknya, karena sang ibu meninggal dunia sedangkan sang Ayah entah dimana keberadaannya.Ibunya hanya berkata jika Ayah Sandra pergi dan tidak akan pernah kembali sejak saat itu Sandra tidak pernah ingin tahu dimana keberadaan sang Ayah.Baginya hidup bersama sang Ibu dan juga Neneknya sudab cukup lebih ba