Share

Mulai curiga

Penulis: Byul
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-05 14:25:37

"Silv, pulang sekolah kamu ada acara nggak?". Kata ruben setelah itu memasukan batagor ke dalam mulutnya. Saat ini mereka berdua sedang berada di kantin karena jam istirahat sedang berlangsung.

"Hmm,,saya mau pergi sama ayah. Memangnya kenapa ben?". Amara menyeruput jus alpukat yang telah ia pesan sebelumnya.

"Niatnya gue mau ajak lo jalan. Tapi ya sudah kalau lo ada acara. Kapan kapan aja kalau lo senggang". Ruben menyandarkan dagunya di kedua telapak tangan di atas meja.

"Iya boleh". Jawab amara singkat.

'saya ingin mencari senjata saya yang jatuh di gang semalam. Semoga benda itu masih berada disana'. Amara tidak tenang jika benda itu belum ketemu.

*Flashback on

Selesai membersihkan diri setelah melaksanakan operasi penyergapan tadi, amara teringat akan senjata apinya yang terjatuh ketika melawan lima pelaku penyerangan yang mengeroyok dirinya.

'Astaga, senjata saya masih ada di sana. Semoga tidak ada yang menyadarinya'. Batin amara merutuki dirinya kenapa dia bisa lupa dengan benda sepenting itu.

Amara bergegas menelepon AKP budi selaku pimpinannya tentang kejadian yang menimpanya semalam termasuk senjatanya yang terjatuh. Tapi tidak dengan kejadian memalukan bersama valdo tentunya. Apa kata pimpinannya jika ia mengetahui hal itu.

AKP budi langsung memerintahkan Iptu wahyu untuk menemani amara untuk mencari senjatanya. Sepulang sekolah, mereka akan bertemu di halte dekat lokasi penyergapan semalam.

*Flashback off

Iptu wahyu sedang duduk di halte dengan menggunakan pakaian casual menunggu kedatangan amara yang masih mengenakan seragam sekolah.

"Kamu memang masih cocok banget pakai seragam itu amara". Goda Iptu wahyu yang membuat amara mengerucutkan bibirnya.

"Ish...saya merasa berdosa tau nggak. Kesannya jadi kayak nggak inget umur". Amara sudah berada di depan Iptu wahyu.

"Tapi bener loh,,kamu itu imut. Jadi pakai seragam begini tetap cocok".

"Udah ah, saya udah kenyang makan gombalan setiap hari. Belum dari anak anak SMA. kalau tahu identitas asli saya, mereka pasti terkejut". Amara dan wahyu tertawa membayangkan jika hal itu benar benar terjadi.

"Ya udah ayo kita cari senjata kamu. Semakin cepat ketemu makin bagus kan". Ajak wahyu berjalan menuju arah penyergapan semalam. "Dimana lokasinya?".

"Di dalam gang yang itu". Amara menunjuk sebuah gang kecil yang tak jauh dari lokasi penyergapan.

"Serius kamu sampai ngejar para pelaku sampai sini?". Wahyu menatap heran ke arah temannya. punya nyali besar juga amara, padahal jika diliat siang hari saja lokasi itu terlihat sangat tidak bersahabat. Apalagi kalau malam.

Setelah sampai, mereka mulai mencari senjata api milik amara yang terjatuh. Sudah satu jam mereka menyisir lokasi tersebut, tapi tidak menemukan keberadaan senjata yang jatuh semalam.

"Duuh, kok nggak ada ya. Saya yakin semalam saya menjatuhkannya di sekitar sini. Lokasi waktu saya berkelahi saja disini". Amara frustasi dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Coba kita cari sekali lagi, jika tidak ketemu juga kita harus melaporkannya segera". Amara mengangguk tanda setuju.

Berkali kali mencari tetap tidak ketemu. Amara benar benar frustasi. Apakah setelah ia menjatuhkan senjatanya, masih ada orang lain yang datang kesini dan mengambilnya. Ah tidak, semoga kalaupun ada yang mengambilnya senjata itu tidak salah dipergunakan dan dikembalikan ke pihak yang berwajib.

Mereka berdua memutuskan kembali, karena setelah berjam jam mencari tidak juga menemukan 'benda itu'. Tak terasa sore menjelang, amara dan wahyu berjalan menyusuri trotoar jalanan ibukota yang mulai ramai karena jam pulang kerja.

"Silvie...". Panggil seseorang dari arah belakang membuat amara menoleh ke sumber suara.

"Eh ruben...ada apa? Kamu kok bisa ada disini?". Ruben berlari kecil menghampiri amara dan wahyu.

"Harusnya gue yang nanya, lo ngapain disini? Masih pakai seragam sekolah pula. Bukannya tadi lo bilang ada acara sama ayah kamu?". Ruben melihat sekilas ke arah wahyu.

"Oh...iya...tadinya begitu. Tapi ternyata ayah ada rapat mendadak. Jadi sebagai gantinya, sepupu saya yang menemani. Ngomong ngomong kenalin, ini wahyu. Sepupu saya". Amara mengenalkan wahyu sebagai sepupunya.

"Wahyu...".

"Ruben...".

"Kalau gitu, kami duluan ya. Saya takut kelamaan nanti ayah bisa marah". Amara meminta izin untuk pamit.

"Oke... Sampai ketemu besok di sekolah silv".

"Iya...hati hati di jalan ruben". Amara melambaikan tangannya.

"Pasti".

VALDO POV

Setelah melihat silvie semalam pulang menaiki ojek online, saya bergegas menuju keramaian tempat yang katanya terjadi penyergapan oleh pihak kepolisian. Ternyata sudah selesai. Saya memutuskan untuk kembali ke gang tempat saya bertemu dengan silvie.

Saya penasaran, kenapa seorang gadis bisa berada di jalanan yang gelap itu sendirian di tengah malam pula.

Saya menyusuri jalanan gelap, terlihat bekas perkelahian yang sepertinya belum lama terjadi. Beberapa langkah dari sana, saya melihat sesuatu yang mengkilat sekilas. Karena penasaran, saya mendekati benda apa itu. Alangkah terkejutnya ternyata itu adalah senjata api. Dengan menggunakan alas, saya memutuskan untuk mengambil benda itu.

'Siapa dirimu sebenarnya silv'. Valdo memikirkan hal ganjil yang ia temukan.

Setelah sampai di kos, valdo meletakkan benda itu di dalam nakas kamarnya. Ia jadi semakin memikirkan gadis yang tiba tiba hadir membuat hidupnya jadi tidak tenang.

Sejak pertemuan pertamanya di taman, valdo sudah bisa merasakan sesuatu yang lain. Mata gadis yang terlihat percaya diri, ceria, pintar tapi menyimpan beban yang sangat berat membuat valdo terus memikirkannya. Itu bukan seperti tatapan seorang gadis sekolah, melainkan orang yang telah merasakan pengalaman tak terlupakan seperti dirinya.

'Gue akan mencari tahu siapa silvie sebenarnya'. Valdo bertekat di dalam hati.

***

"Pak, maaf. 'benda itu' tidak ada meski saya dan wahyu telah berulang kali mencarinya"

Amara segera melaporkan kehilangan senjatanya kepada AKP budi selaku pimpinannya.

"Begitu ya...kalau begitu kamu akan diberikan senjata baru tapi kamu harus menyelesaikan beberapa administrasi untuk mengurusnya".

"Baik... Terima kasih pak". Amara sedang berada di kantor polisi untuk laporan.

"Pak... Boleh saya mengajukan sedikit permohonan?". Amara memperlihatkan ekspresi seperti anak anjing yang ingin merayu pemiliknya.

"Permohonan... Apa itu?". Tanya AKP budi melihat keseriusan di mata amara.

"Bisakah kita berpura pura sebagai ayah dan anak? Kalau bisa dengan rumah tinggal". Amara tersenyum malu malu. AKP budi mengerutkan dahinya, lalu amara melanjutkan kalimatnya.

"Hanya untuk menciptakan alibi. Kalau saya benar benar pindahan dari semarang. Saya hanya meminjam wajah bapak untuk menjadi ayah saya. Bagaimana?".

AKP budi memikirkan hal yang diutarakan amara. Ternyata masuk akal juga. Akhirnya ia pun menyetujui ide tersebut.

"Baiklah... Saya setuju dengan ide itu".

"Terima kasih pak. Kalau begitu saya permisi". Amara merasakan kelegaan akrena atasannya menyetujui ide yang ia katakan.

Segera, gadis itu meninggalkan ruangan atasannya dan mengurus administrasi tentang kehilangan senjata api miliknya.

'kapan lagi kerja sambil ngerjain atasan. Hihihi'. Amara tersenyum sendiri dengan pikirannya.

***

Amara baru saja sampai di sekolah. Seperti biasa, ia datang lebih awal dibanding siswa lain. Lalu bergegas menuju taman. Berpikir mungkin dengan begitu ia bisa menemukan petunjuk suara misterius yang didengarnya tempo hari.

Tiba di taman, amara melihat kursi yang biasanya valdo duduki. 'Tumben ni anak belum datang. Biasanya sudah sampai duluan'.

Lama duduk di situ, siswa lainpun perlahan berdatangan. Ada yang langsung menuju kelas, tapi ada juga yang ke kantin dulu untuk sekedar sarapan.

Terdengar beberapa siswa yang lewat berbicara dengan kehebohan mereka sendiri. "Ya ampun, untuk gue dateng lebih awal ya. Beruntung banget bisa liat kak valdo di kantin". Seorang siswi berbicara dengan temannya.

"Iya gue juga. Nggak nyangka pagi pagi udah liat yang seger seger. Gue sampai nggak jadi lapar". Siswi lain menimpali.

"Coba tiap hari ya dia ada di sana. Aaaaaa". Teriak para siswi tersebut.

'heboh banget, ada apa sih'. Amara penasaran dengan obrolan beberapa siswi yang kebetulan sedang lewat. 'saya cek dulu deh'.

Amara berjalan menuju kantin, karena baru kali ini terjadi kehebohan di pagi hari. Ternyata alasan dibalik kehebohan itu adalah kehadiran valdo yang sedang duduk di kantin. Amara lalu berjalan mendekati valdo.

"Tumben kamu ada di sini".

Valdo yang sedang duduk sendirian, langsung melihat ke arah amara dan berkata, "Gue lagi nungguin lo"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bow Satriani
good job.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Cute Spy   Ungkapan Cinta Yang Tersembunyi

    "Gue lagi nungguin lo".Ucapan valdo barusan membuat amara tersentak. Ada apa dengan orang ini? Apa ada yang salah? Setahu amara seorang rivaldo vinza aditya tidak pernah menunggu seseorang seperti sekarang. Ruben yang tidak lain adalah temannya saja tidak pernah diperhatikan. Sekarang seorang silvie, siswi baru justru telah menarik perhatian lelaki dingin itu."Nu... Nungguin saya? Ada apa ya?". Amara penasaran menunggu jawaban valdo."Bisa kita bicara berdua sebentar?". Amara berpikir sejenak, lalu menyangggupi permintaan orang itu."Bisa saja sih...tapi kalau boleh saya tahu, apa ada hal penting yang mau kamu bicarakan sampai mengajak saya bicara berdua?"."Gue mau memastikan sesuatu. Ikut gue". Valdo melangkahkan kakinya menuju perpustakaan sambil amara mengekori."Saya pikir kamu bakal ngajak ke taman". Melihat valdo memasuki ruang perpustakaan yang diketahui masih sepi karena jarang para siswa datang kesini sebelum jam masuk sekolah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • My Cute Spy   Amara Ternyata ...

    Akhirnya amara dapat keluar dari kediaman lelaki itu dengan aman setelah sebelumnya valdo beranjak masuk ke dalam toilet untuk membersihkan dirinya. Berjalan menyusuri jalanan ibu kota di tengah malam sambil memikirkan perkataan yang keluar dari mulut lelaki introvert itu. Siapa lagi kalau bukan rivaldo vinza aditya. Seketika jantung amara terasa begitu menggebu. Amara meletakkan satu tangannya di dada yang berdetak sangat cepat, menghembuskan nafasnya perlahan. 'ini nggak bagus untuk kesehatan jantung saya'. Batin amara karena terus teringat dengan wajah valdo. Apalagi setelah kejadian first kissnya dengan valdo. Tak bisa dipungkiri, sebenarnya amara jadi suka dengan momen tersebut. Eh, suka? *** Pagi ini amara sedang berjalan menuju sekolahnya. Seperti biasa, ia berangkat lebih pagi daripada siswa lain. Berjalan melewati rute berbeda dari biasanya. Hari ini rencananya sepulang sekolah, amara akan mencari rumah yang akan di sewa untuk tempat

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • My Cute Spy   Raja Gombal

    Saat ini amara sedang berada di depan sebuah rumah yang tidak bisa dibilang besar tapi sangat asri karena memiliki halaman dengan beberapa pohon. Gadis itu tersenyum karena akhirnya menemukan rumah impiannya. Rumah impian? Ya, seperti inilah rumah yang selalu dibayangkan oleh gadis itu.Rumah satu lantai dengan dekorasi ala pedesaan. Di halaman rumah tumbuh pohon mangga, rambutan dan beringin ukuran sedang. Membuat rumah itu terasa bukan seperti di wilayah ibukota.Setelah sebelumnya amara telah sepakat dengan pemilik rumah untuk disewakan kepada dirinya. Gadis itu kini memasuki rumah itu, membawa beberapa barang barangnya. Mendekorasi sesuai keinginannya. Tak lupa memajang foto foto dengan 'ayah'nya. Amara teringat dengan perbincangan ia dengan atasannya. Meminta izin untuk menjadikannya sebagai ayah palsu demi alibi.Saat ini sekitar jam 07.00 malam akhirnya amara selesai membereskan barang barangnya karena memang tidak terlalu banyak yang ia miliki. Amara mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • My Cute Spy   Mulai cemburu

    Di perumahan kosong yang telah lama ditinggalkan, beberapa anak buah killian sedang menyiksa seorang polisi yang berhasil mereka culik. Seperti diketahui sebelumnya, polisi tersebut tergabung dalam operasi penyergapan beberapa waktu lalu. "Katakan, siapa mata-mata kalian yang ada di SMA Cahaya Hati?". Tanya lelaki bertato berperawakan tinggi besar. Kondisi polisi tersebut bisa di bilang sudah tidak baik. Wajah lebam, ujung bibir dan hidung sudah mengeluarkan darah segar. Ia diam mendengar pertanyaaan lelaki tersebut. "Buug..." Lelaki itu memukul perut polisi sampai kembali mengeluarkan darah segar. "Jawab..!! Gue nggak suka ngulang ngulang pertanyaan". Lelaki itu emosi karena polisi tersebut masih diam tidak menjawab. "Saya... Tidak... Tahu... Apa... Apa". Polisi itu menjawab dengan suara terbata-bata. Lelaki itu menarik kerah polisi tersebut "Bohong...!! Ngomong yang bener". "Benar... Saya... Tidak... Bohong. Saya.. ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • My Cute Spy   Kenangan Pahit

    Saat ini seorang remaja lelaki sedang merenungi kalimat yang ia lontarkan tadi di sekolah. Tidur terlentang menatap langit kamarnya yang dominan dengan warna biru.'Kenapa gue bisa ngomong gitu cuma karena tau silvie abis jalan sama ruben'. Valdo memejamkan matanya dalam, Tangan kanan memegang dada yang telah berdetak tak karuan sejak gadis bernama silvie hadir di kehidupannya.Sejenak melupakan tujuannya untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah merenggut nyawa kedua orangtuanya.*Flashback onDi sebuah rumah megah berlantai dua, memiliki tangga melingkar di tengah ruangan menambah kesan mewah bagi siapapun yang melihatnya. Di bagian belakang rumah ada kolam renang pribadi berdampingan dengan taman yang asri.Kehidupan bahagia sepasang suami istri dan putra tunggal mereka. Devi, nyonya rumah itu walau sudah tidak bisa dibilang muda, namun masih memancarkan aura keanggunan. Pagi ini ia berada di dapur untuk memasak dibantu oleh asisten

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • My Cute Spy   Dendam di Mulai

    "Bagaimana kalau mereka kenapa kenapa?". Valdo berbicara dengan nada tinggi tak peduli dengan siapa ia berbicara karena khawatir akan keselamatan kedua orangtuanya."Mohon maaf sebelumnya. Orangtua anda telah meninggal di tempat. Saat ini tim kami telah berkoordinasi dengan rumah sakit terdekat untuk mengevakuasi jenazah keduanya".Sontak kaki valdo tidak bisa menahan bobot tubuhnya saat mendengar penjelasan polisi tentang kondisi orangtuanya.Melihat tidak percaya ke arah jenazah devi dan richard, tak terasa kedua mata valdo telah mengeluarkan bulir air mata. Ia tidak menyangka, baru tadi sore mereka berbincang melalui saluran telepon, tapi saat ini mereka harus berpisah dengan cara yang tidak diinginkan."Aaaaaaaaaaa......." Valdo berteriak mengeluarkan seluruh perasaannya. Sedih, kaget, kehilangan seluruh orang yang sangat dicintainya dalam waktu yang sangat mendadak. Baru tadi pagi ia masih sarapan dan mendebatkan hal hal tidak penting bersama mama da

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • My Cute Spy   Titah Almarhumah Ibu

    Balas dendam atau mengejar cintanya?. Dua hal itu membuat valdo bimbang. Disatu sisi ia ingin sekali membalaskan dendam atas kematian kedua orangtuanya sampai tuntas. Tapi disisi lain, ia tak tahan jika terus melihat gadis yang disukainya terus didekati pria lain.Akhirnya kedua mata tajam itu memejam, pergi ke peraduannya. Meninggalkan lelah yang teramat sangat. Semoga esok hari akan ada secercah cahaya dalam kehidupannya yang kelam."Valdo..." Panggilan suara wanita yang selama ini ia rindukan. Bertempat di hamparan rumput yang luas sepanjang mata memandang. Dihiasi oleh sunset dan angin sepoi sepoi membuat tempat itu terasa nyaman. Dengan memakai kemeja dan celana putih, valdo terus mencari sumber suara yang memanggilnya.Valdo melihat sosok wanita yang sangat ia rindukan. Dengan raut wajah teduh khas ibunya yang selalu membuat perasaan nyaman saat memandangnya."Jangan bersedih nak, jalani hidupmu dengan bahagia. Lepaskan semua dendammu". Lanjut wanit

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • My Cute Spy   Risih

    "hahahaha... Oh jadi mereka tuh lagi debatin lo silv". Martin tak bisa menahan tawanya, baru tahu penyebab kenapa silvie tiba tiba ingin pindah duduk di samping dirinya."Gue ngenes banget sama lo berdua, selama ini nggak pernah ngeh sama cewek. Sekalinya suka malah rebutan". Martin menunjuk ke arah valdo dan ruben.Perkataan martin barusan membuat kedua mata silvie membulat.'saya kesini buat nyari tersangka. Bukannya buat direbutin sama dua berondong gini'. Batin amara sambil memijat pelipisnya.Triing...Sebuah pesan masuk di ponsel amara.Valdo[Pulang sekolah mau kemana?][Pulangnya bareng gue, ada yang mau gue omongin sama lo]Amara hanya membaca pesan tanpa membalasnya. Masih kesal dengan kelakukan kekanak kanakan valdo barusan.Triing...Pesan kembali masuk ke ponsel amara. Amara bisa menebak jika yang mengirim pesan itu adalah valdo. Amara melihat ponselnya, tapi ternyata sekarang bukan valdo yang meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13

Bab terbaru

  • My Cute Spy   Chapter 59 - Ending

    “jangan melihatku kayak gitu” valdo merasa kurang nyaman karena terus ditatap oleh amara. Berjalan menuruni anak tangga di Gedung SMA Cahaya Hati dengan valdo berada di depan sedangkan amara hanya mengekori. Entah apa alasannya, yang jelas amara memilih untuk berjalan di belakang valdo. Mereka berdua hendak keluar dari tempat itu sedangkan wahyu tetap berada di atas untuk membantu tim forensik sekaligus mengamankan TKP. “terima kasih” akhirnya amara berani mengeluarkan kata kata yang sedari tadi bermain di kepala namun tak berani ia utarakan. “terima kasih untuk apa?” valdo bertanya. “karena kamu sudah membantu saya” jawab amara. “walau dengan cara yang tidak terduga sama sekali” lanjutnya dengan suara pelan. Valdo menghentikan langkahnya membuat amara tak sengaja menabrak tubuh bagian belakang kekasihnya. Kebetulan mereka sudah berada di koridor sekolah sehingga tak ada yang membahayakan saat amara menabrak tubuhnya. “aduh, kenapa tiba tiba kamu berhenti?” amara mengusap dahinya

  • My Cute Spy   Chapter 58

    “diam” gumam amara sehingga ruben perlu bertanya kembali apa yang gadis itu ucapkan.“saya bilang diaaamm” amara berteriak lalu dengan cepat menyerang kedua orang lelaki yang ternyata adalah anak buah ruben atau killian.Ruben terkejut melihat kedua anak buahnya dilumpuhkan dengan mudah. Ia tahu jika kedua lelaki itu tak kuasa menahan gerakan amara yang lincah dan mematikan. Ia berpikir jika dalam waktu dekat amara pasti langsung menghajar dirinya juga.Ruben pun keluar, berlari ke arah tangga. Menaiki banyaknya anak tangga menuju atas Gedung sekolah tersebut. Benar saja, belum lama ruben berlari, amara telah bisa melumpuhkan seluruh anak buahnya.“cepat, keluar dari sini” amara memerintahkan seluruh siswa untuk segera meninggalkan Gedung sekolah.Merasa situasi sudah aman, semua siswa pun berduyun duyun berlari keluar mengikuti perintah amara. Tak sedikit yang mengucapkan terima kasih karena telah membebaskan mereka semua.Amara berlari mengikuti ruben. Ia yakin ruben menuju atap Ged

  • My Cute Spy   Chapter 57

    amara berlari secepat mungkin menuju sumber suara minta tolong dari para siswa. melihat dari lokasinya, ia yakin jika kelasnya lah yang menjadi sasaran penyerangan. namun langkahnya terhalangi ketika banyak siswa dari kelas lain yang berhamburan untuk segera keluar dari gedung sekolah."silv, ngapain lo kesana?! cepat ikut keluar, disana berbahaya. kita harus menyelamatan diri" ujar maya langsung menarik pergelangan tangannya ketika melihat sahabatnya hendak menerobos masuk melawan arus kerumunan para siswa."apa yang terjadi di dalam?" amara balik bertanya."kelas lo. kelas lo diserang sama orang orang bersenjata. pokoknya cepet lo ikut keluar biar nggak dijadikan sandera juga sama mereka" maya terus menarik tangan sahabatnya namun posisi amara masih tak bergeming.sambil mengepalkan tangannya, amara melampiaskan rasa marahnya. apakah pelakunya merupakan sisa gerombolan tersangka pengrusakan? rasanya masih mengganjal karena pimpinan mereka telah tiada."saya harus masuk. kamu tetap d

  • My Cute Spy   Chapter 56

    tindakan yang harus diambil saat ada tersangka yang melawan saat penangkapan benar benar telah amara lakukan. terutama dalam keadaan genting seperti tadi, dimana valdo sempat menodongkan senjata ke arahnya. apalagi senjata yang dipegang merupakan pistol milik amara yang pernah hilang.suara deburan ombak dan hembusan angin laut yang menghujam tubuh menemani kesedihan yang amara rasakan. dikala kedua tangannya masih memeluk tubuh tak bergerak yang penuh dengan darah akibat luka tembak yang tepat mengenai jantungnya.rasa kehilangan menyelimuti gadis itu hingga udara dingin yang menusuk sampai ke tulang sampai tak terasa sama sekali."AMARA..." panggil seseorang dari kejauhan.seorang lelaki yang sengaja menyusul sedang berlari mendekat ke arah amara dan valdo. dengan menahan rasa sakit di lengan yang telah diperban, wahyu sangat terkejut dengan pemandangan yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. amara sama sekali tak menjawab panggilannya, sedari tadi ia hanya memeluk dalam diam.

  • My Cute Spy   Chapter 55

    baik amara maupun valdo sama sama terkejut dengan pertemuan tak terduga saat ini. tak terbayangkan jika hanya dengan bertatapan langsung bisa membongkar semua hal yang selama ini disembunyikan.dengan begini, identitas amara sebagai polisi juga langsung ketahuan oleh valdo. begitupun sebaliknya, amara tahu siapa lelaki yang dipanggil 'bos' oleh para tersangka yang berhasil mereka lumpuhkan lebih dulu.tiba tiba semua konsentrasi pun pecah, amara tak tahu harus bersikap seperti apa menghadapi situasi seperti ini. hal ini dimanfaatkan oleh valdo untuk membalikkan keadaan yang tadinya amara berada di atas tubuhnya, kini pemuda itu dengan cepat mendorongnya sehingga amara terhuyung ke belakang.valdo mengunci gerakan amara dengan cara menggenggam erat kedua tangan gadis itu. "biar aku jelaskan" valdo berkata dengan tatapan tak terbaca."jelaskan apa!? buktinya sudah sangat jelas kalau kamu pimpinan mereka" amara langsung menyimpulkan begitu karena tidak ada orang lain di tempat itu selain

  • My Cute Spy   Chapter 54

    "kamu sudah datang" wahyu baru saja ingin masuk ke ruangan AKP Budi saat melihat kedatangan amara yang masih memakai seragam sekolahnya."iya. bagaimana situasinya?" tanya amara cepat."kita masuk dulu" akhirnya amara dan wahyu masuk bersama ke dalam ruangan yang telah ada beberapa rekan mereka."akhirnya kalian tiba. ada pergerakan yang dicurigai sebagai gerombolan para pengrusak. lokasinya di perumahan yang telah lama terbengkalai. malam ini bergeraklah kesana dan tangkap para pelaku teror itu" perintah dari atasannya dijawab serempak oleh semua anggota tim."siap.""saya akan kembali dulu ke rumah untuk mengganti pakaian dan mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk operasi malam ini" amara berkata kepada wahyu setelah mereka semua keluar dari ruangan atasannya."aku juga akan kembali dulu" wahyu terlihat memikirkan sesuatu sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berbicara lagi. "apa kamu yakin akan ikut penangkapan malam ini?"."memangnya kenapa?" amara mengerutkan keningnya."entahla

  • My Cute Spy   Chapter 53

    "target kita kali ini berubah" seperti biasa, killian menghubungi anak buahnya melalui sambungan telepon dengan nomor yang selalu berbeda."jadi, tempat apa yang akan kita serang selanjutnya bos?" tanya pria berbadan besar itu."target kita selanjutnya adalah SMA Cahaya Hati. tapi kapan waktunya, tunggu kabar dari saya dulu" salah satu sudut bibir killian terangkat membentuk sebuah seringai yang mengandung arti tak baik.lelaki bertubuh besar itupun mengerutkan keningnya. apa telinganya tak salah mendengar perihal perubahan target penyerangan kali ini. "ma... maksudnya kita akan menyerang sekolah bos?.""iya. kenapa?" tanya killian dengan nada datar."bukannya itu sekolah bos sendiri? kenapa..." tiba tiba kalimatnya terputus karena langsung dipotong oleh killian."bukan urusan lo. tugas kalian cuma jalanin semua yang saya perintahkan.""baik bos. kami tunggu kabar selanjutnya" panggilan pun terputus.beberapa hari sudah amara terus memperhatikan gerak gerik kekasihnya. tak ada yang an

  • My Cute Spy   Chapter 52

    amara membaca selembar kertas yang sengaja ditinggalkan oleh valdo saat ia bertamu ke rumahnya. sebelum pulang, pemuda itu sempat memberinya sepucuk surat."ini ungkapan isi hatiku. kamu tahu aku bukan orang yang bisa menyampaikan dengan kata kata. jadi aku memutuskan untuk menulisnya agar kamu tahu bagaimana perasaanku padamu" pesan yang valdo tinggalkan sesaat sebelum lelaki itu mengendarai motornya.saat membacanya, amara merasa sangat tersentuh karena ia bisa merasakan ketulusan yang valdo katakan walau bukan keluar langsung dari mulutnya. kata demi kata ia resapi ke dalam sanubari, tak ada satupun yang terlewat.tak terasa setetes air mata jauh membasahi pipi ranumnya, sebegitu tuluskan perasaan yang valdo miliki untuknya. sekejap amara merasakan perasaan bersalah yang teramat sangat karena telah membohongi kekasihnya selama ini.amara memeluk erat surat tersebut. dalam hatinya, ia berjanji setelah kasus yang ditanganinya selesai, amara akan langsung memberitahukan semua rahasia

  • My Cute Spy   Chapter 51

    "silv, pulang sekolah aku main ke rumah kamu ya" pinta valdo saat jam istirahat tengah berjalan.suasana riuh menyelimuti seluruh ruangan di sekolah tak terkecuali dengan taman tempat valdo dan amara tengah duduk. ya, sesaat bel istirahat berbunyi, valdo mengajak kekasihnya untuk ke taman sekolah tempat ia biasanya duduk seorang diri."boleh" tanpa curiga sedikitpun amara mempersilahkan valdo untuk berkunjung ke rumahnya.'seperti ada yang berbeda dengannya. tapi kenapa ya?' amara memang merasa semenjak hari ini ada yang berbeda dengan pemuda itu. padahal kemarin masih tidak menunjukkan gejala apapun. seperti ada yang tengah dipikirkan oleh valdo tapi ia belum tahu apa."gue cari kemana mana nggak tahunya kalian ada di sini" tiba tiba ruben datang menghampiri mereka berdua di taman.kompak amara dan valdo saling mengerutkan keningnya. saling bertatapan mencari tahu kenapa ruben tiba tiba mencari mereka berdua."nggak harus ada alasan buat nyari kalian kan. gue udah

DMCA.com Protection Status