“Tunggu dulu Sayang, ak–Sayang?” panggil Gery, tetapi sambungan telepon sudah benar-benar terputus. “Sial!” rajuk Gery.Gery membanting pot bunga yang ada di hadapannya dengan kencang, ia benar-benar marah pada Cheryl. Ya, karena semua ini pasti rencana perempuan itu, karena tidak berhasil membuat Gery dan Eve salah paham makanya ia memanfaatkan kepolosan Eve untuk membuat mereka semakin jauh.“Apa sebenarnya yang diinginkan perempuan itu? Mengapa dia ingin sekali mengacaukan hubunganku!” teriak Gery frustrasi.Arnold yang berada di sebelah Gery hanya bisa menunduk takut, ia juga tidak berani mengatakan sesuatu, tetapi Arnold pun tidak tega melihat keadaan Gery seperti ini.“Kamu dengar apa yang Eve katakan tadi Arnold? Dia menyuruhku untuk tidak mengganggu Clark! Padahal jelas-jelas pria itu adalah orang suruhan Cheryl!” seru Gery sembari mengacak rambutnya. “Aku harus bagaimana? Kalau Eve terbujuk oleh rayuan manis Clark lalu ... tidak! Aku tidak akan membiarkan hal itu!” sambung Ge
Setelah mengumpulkan semua bukti yang Gery dapatkan, Robert kembali ke rumah Nyonya Emily dan meminta izin untuk berbicara Eve, awalnya gadis itu menolak dan menyuruh Robert serta para bodyguard yang lain pergi dari rumah neneknya, akan tetapi Robert tidak menyerah begitu saja.“Maafkan saya atas tindakan kami yang berbuat seenaknya tanpa izin darimu Nona, tetapi mohon izinkan saya menyampaikan sebuah berita penting. Jika memang berita ini tidak penting bagi Nona, maka tanpa menunggu lagi kami akan segera angkat kaki dari rumah ini dan tidak akan muncul di hadapan Nona lagi,” ungkap Robert.Eve menatapnya penuh selidik, mengapa Robert sangat bersikeras? Berpikir sebentar, akhirnya Eve memutuskan. “Baiklah aku akan mengizinkanmu mengatakannya, tapi jika itu berita tidak penting maka enyahlah dari hadapanku!” putus Eve.“Terima kasih atas kesempatannya Nona. Saya tidak ingin banyak berbicara, tolong lihatlah semua ini. Ini bukti yang sudah Pak Gery kumpulkan tentang Clark yang selama in
Sekembalinya Eve dan Gery dari New York, Oma berinisiatif untuk menemui keluarga Eve sambil makan malam di salah satu restoran ternama di kota New York. Keputusan itu dia ambil agar permasalahan kemarin tidak terjadi lagi di masa depan atau menjadi salah paham.Pukul tujuh malam, rombongan keluarga Eve mendatangi tempat yang telah dijanjikan. Sebuah restoran berlantai dua dengan hiasan pohon-pohon kecil ditaruh di pot. Lampu-lampu gantung bersinar menyemarakkan malam seperti kunang-kunang. Saat turun dari mobil taksi, semua mata tertuju pada Eve. Bibir berhias lipstik nude itu menampakkan kealamian. Tak lupa hiasan manik-manik di gaun yang dia kenakan sangat serasi.Semua mata tertuju pada Eve. Tentu saja orang yang memilih gaun itu adalah Gery. Saat menatapnya untuk pertama kali di butik kepercayaan keluarganya, dia langsung membayangkan betapa cantik dan indah jika pakaian itu dikenakan oleh Eve.Semula Eve menggeleng saat melihat motif yang Gery inginkan. Namun, karena Gery mengata
Cukup satu telepon dari Clark mampu menumbangkan seluruh rencana yang telah Cheryl susun dalam kepalanya. Wanita itu memasuki kamar dengan air mata yang menganak sungai di wajahnya. Dia menutup pintu hingga berdebam dan merasakan hatinya tersayat-sayat dan setelah itu ditabur garam. Perih mengusik jiwanya.Gery! Dia menggilai lelaki itu.Semua rencananya telah hancur! Tak ada lagi yang bisa dia lakukan kecuali berteriak-teriak sekencang-kencangnya di kamarnya. Dadanya naik-turun. Tangisnya masih menggantung di sudut mata dan tak peduli seserak apa pun suaranya, dia terus mencoba mengeluarkan segala perih yang dia rasakan.“Kenapa, Gery?! Kenapa?! Kenapa kamu lebih memilih wanita itu daripada aku? Lihatlah aku, Gery! Aku adalah wanita yang kamu puja. Dia hanyalah orang baru di asmara kita!” Dia membuang semua riasan wajah di depan cermin ke lantai hingga berhamburan.Dadanya sesak seolah-olah seluruh oksigen di dunia ini habis. Tanpa disadari dia mulai membenci cermin. Bukan tanpa alas
Akan tetapi, kehidupan berlangsung sangat ajaib. Kadang kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Ada pula yang katanya sehat dan kuat ternyata di sore hari dia mendatangi Tuhan. Lalu, ada pula yang seberuntung Cheryl. Penanganan yang tepat dan cepat mampu membuatnya selamat dari maut.Salah satu dari pengendara mobil yang berhenti di tempat kejadian ternyata adalah Lucas. Dia menangani salah satu agency di mana Cheryl menjadi model. Sebagai salah satu anak kesayangan dan paling dia anak emaskan, tentu saja Cheryl seperti berlian di tengah lautan baginya.Saat turun dari mobil, dia langsung mendatangi ambulans yang akan mengangkut Cheryl ke rumah sakit. Dia mendekati supir ambulans.“Beri dia penanganan terbaik. Aku akan mengikuti kalian.”Setelah itu, dia benar-benar mengikuti ke mana mobil ambulans itu berjalan. Dengan rasa khawatir karena ladang emasnya kini sedang sekarat, Lucas sepertinya perlu memberitahu ini pada kedua orang tua Cheryl. Dia baru saja menyelesaikan s
Nyonya Andrews masih menangis di pundak sang suami. Dalam hati dia menyesali perbuatannya karena telah meninggalkan anak satu-satunya di kota New York sendiri. Walaupun, dengan fasilitas lengkap dan pembantu yang mengurusi segala kebutuhannya, tetapi rasa bersalah itu cepat sekali menggerogoti hatinya.“Cheryl pasti akan baik-baik saja, Sayang.” Tuan Andrews mencoba mengelus pundak sang istri. Dalam hal ini hatinya juga sama-sama runtuh. Langit seolah-olah ambruk mengenai kepalanya, tetapi dia berusaha tegar agar istrinya selalu kuat.“Seharusnya kita tidak membiarkan Cheryl di sini, Baby! Seharusnya dia terus bersama kita.” Nyonya Andrews mengusap air matanya dengan tisu yang tadi dia simpan di dalam tas.Lucas dan bodyguard mereka masih berdiri, tak tahu harus melakukan apa. Lucas masih bingung bagaimana agar ladang uangnya kembali subur, sementara lelaki berbadan kekar dengan setelan baju safari di sampingnya hanya menatap bingung. Mungkin baru kali ini dia melihat sang majikan men
Orang tua Cheryl kebingungan, karena dia tak bisa membujuk Gery untuk menjenguk putrinya. Kondisi Cheryl yang masih belum juga sadar tentu membuatnya khawatir.Ny. Andrews mondar-mandir seraya menggigit jarinya. Dia memikirkan bagaimana caranya supaya Gery bisa memenuhi permintaannya. Seketika pikirannya tertuju pada satu nama yang diyakini bisa membantunya.“Eve,” ucapnya seraya tersenyum tipis.Tidak ada cara lain, Ny. Andrews harus menghubungi Eve. Wanita paruh baya itu menyuruh asistennya untuk mencari tahu nomor telepon Eve.“Cari tahu nomor telepon Eve, sekarang!” perintahnya.“Baik, Nyonya,” jawab asistennya.Asisten Ny. Andrews langsung bekerja menuruti perintahnya. Dia mulai mencari tahu nomor telepon Eve. Tak perlu waktu lama untuk mengetahuinya, nomor telepon Eve pun berhasil ditemukan.“Sudah ada, Nyonya,” ujarnya melapor.“Bagus,” puji Ny. Andrews.Ny. Andrews menyalin nomor telepon Eve ke dalam ponselnya. Setelahnya, Ny. Andrews segera menekan icon telepon untuk menghubu
“Eve!” panggil Bu Kate seraya mengetuk pintu kamar putrinya.“Iya, Ibu,” sahut Eve dari dalam.“Ibu boleh masuk?” tanya Bu Kate.“Masuk saja, Ibu,” balas Eve.Eve sedang merias wajahnya dengan sedikit polesan make up. Gadis itu duduk di hadapan cermin, wajahnya tampak sangat cantik. Bu Kate tersenyum ketika melihat putrinya.“Gery sudah menunggu di depan,” ujar Bu Kate.“Benarkah?” tanya Eve.Bu Kate mengangguk, Eve segera merampungkan riasan pada wajahnya. Eve tak mau Gery terlalu lama menunggunya. Eve mengambil tas selempangnya, lalu memakai sepatu.“Kalau begitu, Eve pergi dulu,” pamit Eve.Eve berpamitan pada Bu Kate, dia berjalan menuju depan rumahnya. Ternyata benar saja, Gery sudah duduk ditemani secangkir kopi.“Sudah selesai?” tanya Gery.Eve mengangguk, Gery tersenyum tipis. Gery masuk ke dalam terlebih dahulu untuk berpamitan pada Bu Kate. Setelahnya, Gery dan Eve berjalan menuju mobil yang telah terparkir.Gery membukakan pintu mobil untuk Eve. Setelah itu, dia mengitari m