Sungguh jika ada pria baik-baik di dunia ini yang masih tersisa, Richie adalah salah satunya. Meskipun besar dan lahir di tengah keluarga yang kaya raya. Dia sama sekali tidak pernah arogan apa lagi membangga-banggakan hartanya. Memakai mobil, baju bahkan bergonta-ganti jam tangan mewah adalah hal yang biasa untuknya, karena sejak lahir dia juga sudah bergelimang harta, apa yang dia kenakan dan apa yang dia tampilkan jelas sesuai dengan kemampuan finansialnya. Dan gadis yang beruntung mendapatkan pria itu sebagai suaminya adalah Kimi Zia Azzahra, dokter cantik yang sudah dari setengah jam yang lalu mengurung dirinya di dalam kamar mandi.“Kim… sayang!” panggil Richie dari atas ranjang, sesekali bibirnya tersenyum sambil memutar-mutar kotak tisu galon dan mengingat bagaimana isinya tersipu malu ketika dia meledeknya tadi. “Enyahkan dulu barang laknat itu dari tanganmu,” teriak Kimi dari dalam kamar mandi, gadis itu duduk di atas closet yang tertutup dan enggan untuk keluar dari sana.
Kimi menatap villa milik Richie yang terlihat sangat megah. Malu-malu ia menerima uluran tangan suaminya yang sudah membukakan pintu untuknya. Setelah menempuh kurang lebih dua jam perjalanan, mereka tiba di sana. Karena akan ditinggali sang pemilik selama dua hari tiga malam, penjaga villa pun sudah membersihkannya. Bahkan, kamar utama yang akan ditempati sang tuan terlihat sangat bersih dan romantis. Aroma vanilla menusuk indera penciuman Kimi saat pintu dibuka, benar-benar menenangkan. Lelahnya bahkan sedikit berkurang karena keindahan villa ditambah dengan hijaunya hamparan kebun teh yang menyejukkan mata. Kimi memilih berdiri di teras samping. Menarik napas dalam-dalam karena udara begitu segar. Paru-parunya terasa sangat dimanjakan. Gadis itu hampir merentangkan ke dua lengan saat Richie tiba-tiba memeluknya dari belakang. Keduanya tersenyum, Richie menggelayuti Kimi manja dan membisikkan kata-kata cinta. "Jadilah milikku seutuhnya," bisik Richie mesra. Kimi pun menganggu
Seolah tenaganya dikuras dan dihisap oleh sang suami, Kimi benar-benar lemas. Bahkan untuk beranjak dari atas ranjangnya saja dia seperti tidak memiliki daya. Udara dingin masih terasa meskipun matahari sudah sedikit meninggi. Richie kembali berbaring di samping sang istri, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Kimi dan memberikan kecupan di kening. “Terima kasih istriku,” ucap Richie mulai mencoba menggoda lagi. Kimi benar-benar membuatnya merasa menjadi laki-laki paling bahagia di dunia ini.Sepertinya Kimi gampang sekali tersipu malu dengan ucapan pria itu, terbukti pipinya kini merona merah kembali. Terlebih Richie mengangsurkan tangan untuk membelai-belai perutnya.“Apa akan langsung jadi dedek bayi?” harapnya.“Apa kamu ingin kita segera memiliki bayi?”Kimi kini tak memikirkan rasa malu lagi, semalam bahkan Richie sudah melihat apa yang ada di dirinya tanpa terkecuali. Ia mengangkat ke dua lengannya dan meminta suaminya itu untuk memeluknya. Kimi mencurukkan kepalanya ke leher R
Kimi masih merasa kesal karena Richie menerima telepon dari Abel, entah kenapa dia merasa perbincangan Richie dan Abel itu menunjukkan kedekatan yang lebih dari sekadar teman. Bahkan kini Kimi sampai tidur memunggungi Richie dan enggan melihat wajah suaminya."Kimi." Richie mencoba memanggil tapi diabaikan. Pria itu nekat memeluk dari belakang, meski Kimi berusaha menepis, tapi bukan Richie namanya jika dengan mudah berhenti berusaha. "Kamu marah ya? Masa aku mau ditukar tambah sama oppa Korea."Sudah tahu dia marah, tapi masih saja bertanya. Itulah yang ada dipikiran Kimi sekarang, gadis itu masih berusaha melepas lengan Richie dari pinggangnya tapi tak berhasil juga. Suaminya itu malah semakin memeluk dan malah mencurukkan kepalanya ke punggung sang istri. ---Pagi harinya, Kimi terkejut melihat Richie sudah rapi. Ia pun bergegas bangun dan pergi mandi, tidak ada ucapan selamat pagi atau apa pun yang terucap dari bibirnya meski hanya sekadar berbasa-basi. Richie mendesau karen
Melihat Kimi terus saja marah dan tak segan mencubit lengan uncle mereka, Segara dan Biru pun melakukan drama kembali. Kedua bocah itu berlutut dan menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan meminta Onikim mereka untuk berhenti memukuli Richie.“Onikim, maafkan Uncle!” ucap Segara yang langsung diamini oleh sang saudara kembar.Melihat tingkah dua keponakannya yang membelanya mati-matian, Richie pun melompat dari atas sofa dan berlutut di samping Biru. “Onikim, ampuni aku!” ucapnya.“Kalian kenapa sih?” teriak Kimi frustrasi.Sementara Sara yang melihat tingkah konyol dua bocah laki-laki dan satu pria dewasa itu hanya bisa geleng-geleng kepala, bibirnya tersenyum karena rumahnya terasa ramai dan penuh kebahagiaan semenjak bertambahnya anggota keluarga.Richie pun meminta maaf lagi ke Kimi, dia berjanji tidak akan membuat istrinya itu marah lagi. Kimi pun perlahan mulai tersenyum dan memukul dada suaminya. Setelah melihat Kimi bersikap seperti itu barulah Richie merasa lega, keduan
“Tapi aku benar-benar tidak ingin menemuinya Rich, tidak siap.” Kimi lagi-lagi gamang dengan apa yang akan dia lakukan, padahal kini dia dan Richie sama-sama sudah berdiri di luar pintu kamar. “Temui dia sekali supaya dia tidak mengganggumu lagi jika kamu memang tidak menginginkannya.” Sisi dewasa Richie kini terlihat mendominasi, meskipun keras kepala Kimi pun sadar kalau dia mempunyai kewajiban untuk menghormati dan mengikuti apa yang suaminya ucapkan. Gadis itu akhirnya menganggukkan kepalanya dan memantapkan diri untuk menuruni setapak demi setapak anak tangga ke lantai bawah. Mina yang melihatnya pun menganggukkan kepala-menyemangati, yang dia tahu Kimi sangat merindukan sosok papa kandungnya, dan yang semua orang tahu Kimi membenci Dimas hanya karena tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan pria itu ke Sara, padahal lebih dari itu. Kimi memiliki kenangan buruk tersendiri yang hanya dia ceritakan pada suaminya. Selama ini, ternyata Kimi adalah sosok pemendam rahasi
Dimas akhirnya pulang dengan menanggung rasa malu, tidak ada sedikitpun rasa tulus di hatinya saat meminta maaf ke putrinya sendiri. Pria itu malah kesal karena Kimi ternyata berhati batu. Dia pun membanting pintu mobilnya setibanya di rumah, membuat Jerry yang menunggunya terkena pukulan membabi buta di pipinya. “Lakukan rencanaku, aku tidak peduli di anakku atau bukan, salah siapa dia menikahi musuh putra kesayanganku,” gerutunya sambil masuk ke dalam rumah. Jerry hanya bisa terpaku, jika saja dia memiliki keberanian lebih, sudah tentu pria itu akan habis di tangannya. Pria itu pergi dari sana, membicarakan urusan perusahaan jika Dimas seperti itu pun tentu tak ada gunanya. - - - Melupakan masalah sang papa yang datang tak diundang dan pulang tidak diantar seperti jelangkung, hari itu Kimi sibuk dengan pengambilan gambar iklan di T Factory. Dokter cantik itu sedikit heran, kenapa konsep iklan wafer saja dibuat seperti koboi-koboian. Tim produksi iklan sebenarnya sudah membawa
Marahnya Richie membuat Kimi sadar bahwa suaminya itu benar-benar pecemburu buta, hanya karena dia menyentuh pria lain dalam kapasitasnya sebagai dokter, suaminya itu kesal sampai mendiamkannya. “Makan yuk! Aku udah masakin makanan kesukaan kamu,” ajak Kimi. Dia membuka pintu kamar dan menatap Richie yang diam sambil melepat tangannya di depan dada.“Ga mau makan? Ya sudah aku makan sendiri.” Kimi hampir menutup pintu kamar saat suaminya itu bangun dan berjalan ke arahnya. Ia pun tersenyum meskipun Richie masih menunjukkan muka masam. Jika saja sang tamu bulanan tidak datang di saat yang tak tepat tadi, sungguh Richie pasti kini sudah kembali normal. Namun, sayang asupan gizi yang seharusnya dia dapatkan terhalang dan membuatnya semakin kesal.Kimi dengan telaten menyendokkan nasi dan lauknya ke piring Richie, meskipun suaminya itu terlihat sangat malas tapi dia dengan sabar terus melayani, bahkan menawarinya jus buah kesukaannya. Namun, masih tidak ada satu patah kata pun yang kelu
Malam itu rumah Richie terlihat ramai dengan pria dan wanita yang berpakaian pelayan, rapi dan seragam. Mereka tampak mondar-mandir mengeluarkan makanan juga minuman kemudian menatanya di meja-meja yang terdapat di ruang tamu yang disulap menjadi tempat pesta.Richie dan Kimi ternyata merayakan Anniversary pernikahan mereka yang ke 19. Mereka kali merayakan dengan cara hal yang tidak biasa karena Richie ingin menyenangkan Kimi.“Hati-hati membawa kuenya.” Seorang pelayan terlihat mengomando beberapa pelayan pria yang sedang membawa masuk kue anniversary Kimi dan Richie.Kue dengan tinggi satu meter itu, terlihat cukup mewah dan indah.Orang-orang di sana sibuk ke sana-kemari mengatur tempat pesta itu, mereka harus sudah siap sebelum tamu undangan datang.Di kamar, Kimi baru saja selesai berdandan. Wanita itu terlihat masih cantik dan anggun di usianya saat ini.“Kamu sangat cantik.” Puji Richie sambil memeluk Kimi dari belakang.“Aku memang cantik sejak dulu, jangan merayu,” balas kim
Hari itu Kimi pergi ke tempat Sara, entah kenapa dia ingin sekali datang ke sana setelah beberapa hari ini keluar kota dan sibuk dengan pekerjaan. Dia juga sekalian ingin memberikan oleh-oleh yang dibelinya saat pergi bersama Richie.“Tumben kamu pagi-pagi sudah ke sini, ga ke rumah sakit?” tanya Sara saat melihat Kimi datang sendiri.“Habis ini mau ke rumah sakit, tapi aku memang sengaja ingin mampir ke sini,” jawab Kimi.Kimi masuk dan meletakkan barang bawaannya ke meja makan, sedangkan Sara memperhatikan apa yang dibawa putrinya itu.“Kamu bawa apa?” tanya Sara.“Kemarin aku ikut Richie ke luar kota karena ada urusan bisnis, aku belikan sedikit oleh-oleh buat Mami sama Papi,” jawab Kimi kemudian merekahkan senyum.Sara senang karena Kimi masih memberinya banyak perhatian meski sibuk dengan urusan keluarga dan pekerjaan.Kimi merangkul lengan Sara, lantas mengajak sang mami berjalan menuju sofa. Dia hendak bermanja ke sang mami, meski sadar jika sudah bukan lagi anak-anak.Kimi me
“Kamu seharusnya tidak seperti itu, Sya.”Richie bicara setelah Kimi pergi, ditatapnya Marsha yang terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.“Tidak seperti itu apa sih, Pi? Bukankah aku sudah bilang jika memang punya pacar, papi dan mami juga tidak protes. Kenapa sekarang marah?” Marsha tidak mau disalahkan soal dirinya yang pergi berpacaran.“Mami dan Papi memang tidak protes kamu berpacaran, tapi bukan berarti kami akan diam kalau kamu berbohong. Mamimu hanya mempermasalahkan kenapa kamu berbohong, apa karena kini punya pacar, jadi membuatmu juga suka berbohong?” Richie bicara sambil menatap tajam Marsha, agar putrinya itu tahu kalau dirinya tidak bercanda.Marsha terlihat bingung mendengar ucapan ayahnya, hingga kemudian membalas, “Aku ‘kan takut kalau kalian marah.”“Sekarang kami semakin marah karena sikap kamu ini. Kamu tidak memikirkan perasaan dan kecemasan kami, Sya. Misal kamu berbohong pergi bersama Zie, tapi kenyataannya tidak, lalu terjadi sesuatu kepadamu, kami bisa ap
Marsha sangat terkejut melihat Kimi yang berjalan cepat ke arahnya bersama sang ayah. Baru saja Kimi berkata kalau masih di luar kota, bagaimana bisa sekarang sudah berada di sana.“Mati aku,” gumam Marsha ketakutan.Andro terlihat bingung melihat Marsha yang ketakutan, hingga menoleh ke arah Marsha memandang dan melihat orangtua Marsha yang sedang mendekat.“Ndro, kamu kabur saja dulu. Takutnya Mami nanti ngamuk! Perintah Marsha sambil mendorong lengan Andro agar segera pergi meninggalkan dirinya.Andro panik saat Marsha memintanya pergi, dia pun berpikir untuk kabur agar tidak mendapatkan masalah.“Baiklah, kamu tidak apa-apa menghadapi kedua orangtuamu sendirian?” tanya Andro yang sudah bersiap pergi.“Tidak apa-apa, buruan sana!” Marsha mendorong tubuh Andro agar segera pergi.Andro pun akhirnya pergi sebelum Kimi dan Richie sampai di sana. Namun, dia pun berjalan seolah sedang menikmati suasana car free day dan tidak berlari karena takut mencurigakan.Kimi menyipitkan mata saat
Kimi benar-benar kebingungan karena Marsha pergi tanpa izin dan berani berbohong. Dia pun akhirnya mencoba menghubungi Zie untuk bertanya apakah Marsha ada di sana.“Halo, Zie.”“Halo, Tan. Ada apa Tan pagi-pagi telepon?” tanya Zie dari seberang panggilan.“Zie, apa Marsha ada di rumahmu?” tanya Kimi dengan wajah panik.“Enggak Tan,” jawab Zie jujur. “Memangnya Marsha bilang kalau mau ke sini?” tanya Zie balik.Kimi langsung memegangi kening saat mendengar jawaban Zie, kepalanya berdenyut ngilu karena putrinya pergi entah ke mana.“Tidak, ya sudah Zie. Makasih infonya,” ucap Kimi kemudian mengakhiri panggilan itu.“Bagaimana?” tanya Richie saat melihat Kimi sudah selesai bicara dengan Zie.“Dia tidak ada di tempat Zie,” jawab Kimi semakin merasa kepalanya pening. “Kita harus mencarinya, Rich.” Kimi pun mengajak Richie untuk mencari Marsha.Di sisi lain. Marsha sedang jalan-jalan bersama Andro di car free day. Gadis itu hanya memanfaatkan kesempatan saat kedua orangtuanya pergi, Marsha
Setelah urusan pekerjaan selesai, Richie pun menepati janji untuk mengajak Kimi jalan-jalan. Seperti sore itu, keduanya pergi ke tempat bernama Kota Lama, di mana banyak bangunan tua dari zaman penjajahan, terjaga dengan baik sampai sekarang. Kimi berjalan sambil merangkul lengan Richie, melangkah sambil menikmati bangunan di sana.“Beli itu, Rich.” Kimi menunjuk ke arah pedagang yang berjualan di luar area kota lama.Pedagang kaki lima yang menjajakan jualannya dengan cara berkeliling, penjual itu kini sedang berhenti karena ada yang beli.“Apa itu higienis? Bagaimana kalau makanan yang dibuat itu tidak sehat?” tanya Richie cemas.Kimi mencebik lantas menoleh suaminya, wajahnya cemberut seperti anak kecil yang sedang merajuk.“Kalau mikirnya ke sana, kita tidak akan menikmati apa yang ada. Pasrah saja, misal ga higienis terus sakit, ya nasib,” ujar Kimi karena terlanjur ingin mencoba jajanan yang dijual di sana.Richie sudah tidak bisa berkata-kata, hingga akhirnya menuruti keinginan
Kimi dan Richie pergi ke Semarang sesuai jadwal yang sudah ditentukan, meninggalkan Marsha di rumah tanpa pengawasan karena mereka percaya jika putrinya sudah tidak melakukan hal aneh-aneh lagi seperti dulu.Begitu tiba di kota itu, Kimi dan Richie langsung pergi ke hotel tempat mereka akan menginap selama di sana, juga hotel itu nantinya akan jadi tempat pertemuan rapat antara Richie dan perusahaan yang akan bekerjasama dengan pabriknya.“Mungkin dua hari ini aku akan disibukkan dengan rapat dan juga peninjauan lokasi pembangunan pabrik, apa kamu tidak apa-apa misal belum bisa ke mana-mana?” tanya Richie sambil menatap Kimi yang sedang memasukkan koper ke lemari.Kimi menoleh, lantas menggelengkan kepala pelan. “Tidak apa-apa, yang penting bisa refreshing.”**Richie langsung dihadapkan dengan rapat di sore hari, sedangkan Kimi memilih berada di kamar menunggu Richie rapat. Mereka berniat makan malam di luar setelah Richie selesai rapat.Kimi menyalakan televisi yang ada di kamar hot
“Aku ada urusan bisnis ke luar kota selama beberapa hari.”Richie yang baru saja pulang dan kini sedang melepas manik kemejanya, langsung mengungkapkan perjalanan bisnis yang harus dilakukannya.“Ke mana?” tanya Kimi.“Ke Semarang,” jawab Richie.Kimi terlihat berpikir, kemudian kembali memandang Richie.“Berapa hari?” tanya Kimi kemudian.“Mungkin lima atau enam hari. Soalnya mau peninjauan lokasi pabrik baru di sana,” jawab Richie.Kimi tiba-tiba bangun dari duduknya, lantas berjalan dengan cepat ke arah Richie berdiri.Richie mengerutkan dahi, menatap Kimi yang tersenyum-senyum.“Kenapa kamu tersenyum seperti itu?” tanya Richie dengan satu alis tertarik ke atas.“Rich, aku boleh ikut nggak?” Kimi bicara dengan manja, bahkan memainkan jari di dada suaminya.Richie merasa aneh karena Kimi mau ikut, tapi kemudian tersenyum dan mengangguk.“Boleh, sekalian honeymoon lagi. Kita sudah lama tidak pergi bersama,” ujar Richie, dia ingin memanfaatkan waktu bersama.Kimi mengangguk-angguk set
Hari itu Nova mengadakan pesta di rumahnya. Richie, Kimi, dan Marsha pun hadir di pesta itu. Banyak teman Nova yang datang, termasuk teman Nova yang ingin menjodohkan cucunya dengan Marsha.“Richie, Kimi, ini Cantika teman Mama.” Nova memperkenalkan temannya.Richie dan Kimi tentunya bersikap sopan dengan menyapa dan memperkenalkan diri.“Ini Jeremy. Cucunya Cantika.” Nova lantas memperkenalkan seorang pria yang berdiri di samping temannya.“Dia itu yang Mama ceritakan kemarin dan mau Mama jodohkan sama Marsha,” bisik Nova ke telinga Richie.Richie langsung menoleh sang mama karena kembali membahas masalah perjodohan Marsha.“Selamat malam, Om, Tante.” Jeremy menyapa dengan sopan, sedikit membungkukkan badan untuk memberi hormat.Kimi sedikit terkesima dengan sikap Jeremy yang ramah dan sopan, jarang ada pria seumuran Jeremy yang bisa menghargai orang yang lebih tua darinya.Setelah berkenalan, Richie meminta bicara berdua dengan Nova, sedangkan Kimi memilih menemani Cantika dan Jerem